Chapter: (113)Mal pinggir kota"Tapi ternyata Fafa malah tambah rewel, banyak menuntut, dan lainnya, karena Kalil menghilang gitu saja setelah memutuskan Fafa sepihak," tutur Tomi tidak mendapat reaksi apapun dari Rana yang menatap lurus ke danau buatan, "aku tambah muak sama semuanya, aku capek sama kelakuan cewek kayak gitu. Aku putus sama dia tapi aku juga minta dia ke kantormu, aku mempersilakan dia buat kasih tahu semua kisah yang berkaitan tentang aku dan Jessica.""Biar apa suruh dia ke kantorku?" tukas Rana menoleh ke arah Tomi dan menatapnya tajam."Aku masih sayang Fafa tapi aku juga enggak mau terus-terusan berada di dekatnya. Aku tahu dia enggak punya kompetensi, dan aku tahu kamu individualis tapi cukup punya empati." Terhenti sejenak Tomi dalam ucapannya, menatap Rana lekat dan menunduk, "jadi aku suruh Fafa begitu biar setidaknya dia punya teman, atau bahkan pekerjaan buat pemasukan dia karena selama ini dia hidup dari uangku atau uang Kalil," lanjutnya berhasil membuat Rana kehilangan selera makan.
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: Omongan"Hah?" pungkas Rana terkejut mendengar ujaran kakak iparnya itu.Bukankah Tomi bekerja sama dengan Fafa untuk banyak tujuan? Seperti harta, tahta, sampai dendam dalam obsesi yang tidak berkesudahan. Tapi kenapa sekarang ada pernyataan baru? Ataukah ini bagian dari rencana baru antara Tomi dan Fafa juga?"Ikut aku!" tukas Rana setelah terdiam sejenak menunggu kelanjutan hal yang akan Tomi ceritakan, tapi pria itu secara konyol juga ikut terdiam bersama Rana yang terkejut.Digenggam tangan yang jelas lebih besar dari tangannya, dalam pikir Rana kini peduli setan dengan kekonyolan yang akan timbul dalam diri Tomi setelah berpegangan tangan. Rana hanya ingin tahu lebih lanjut dan lebih di jelas di tempat yang tenang, berjalan cepat ia sambil tetap memegang tangan kakak ipar mencari berbagai restoran dalam mal yang memiliki area makan dengan pemandangan indah.Dari ramainya konten media sosial tentang pembukaan mal pinggir kota ini, tak sedikit juga konten yang menunjukkan adanya beberapa
Last Updated: 2025-04-22
Chapter: (111) Obrolan TomiLangit jingga menghiasi sebagian langit di muka bumi, kicauan burung tak perlu diharapkan jika tinggal di pusat kota. Bagi penghuni pusat kota, langit jingga yang indah bisa menjadi suram dengan sejuta drama pekerjaan yang harus dibawa pulang, jadwal lembur yang mendadak, permasalahan di tempat kerja, permasalahan di rumah yang sudah menanti, dan kekonyolan banyak orang di jalan yang macet.Dimana tawa dan senyum bagi penghuni pusat kota kala jingga itu mewarnai langit dengan gembira? Mungkin ada, tapi tidak banyak, dan semakin tidak banyak saat akhir bulan setelah libur panjang."Hai, Rana," sapa seorang pria setelah menekan klakson mobilnya di pinggir jalan dekat area kantor Rana.Tersenyum kecil wanita yang disebut namanya itu, bergerak anggun ia membuka pintu mobil untuk masuk dan duduk di samping pengemudi. Ada kecanggungan dan rasa enggan yang luar biasa, tapi tujuan hidup tetaplah menjadi fokus utama untuk hidup yang lebih tenang."Hai," kata Rana menjawab sapaan ringan itu sam
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: (110) Keputusan satu"Jadi menurut kamu gimana?"Empat kata dalam pertanyaan pertama, empat kata yang diharap cemas berhasil memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti, dan empat kata yang sangat membingungkan."Aku enggak sangka ternyata secepat ini," tanggap Kalil masih enggan menatap istrinya, ada perasaan lain yang semakin menggelora dalam dirinya, perasaan yang menuntut untuk lebih sering bersama Rana, perasaan yang terus ingin tahu semua hal yang Rana lakukan.Hanya dua harapan Kalil pada Rana kini. Tidak gagal memiliki secara utuh, dan ini bukanlah perasaan obsesi, Kalil tidak ingin memiliki obsesi seperti Tomi, yang bisa menjadi dendam hingga merepotkan banyak pihak, "sama," jawab Rana pelan penuh kepasrahan."Sebelum aku berpendapat, menurut kamu gimana?" tanya Kalil menanggapi pertanyaan Rana sebelumnya dengan serius."Aku?" kata Rana menoleh ke suaminya yang sedang mengemudi, tersenyum kecut ia sebelum menghela napas panjang, "aku agak malas sih ya, lagi pula cewek bodoh mana selain kakakk
Last Updated: 2025-04-20
Chapter: (109) Pesan di pagi hariLagi, lagi, dan lagi. Seolah kesunyian menjadi pihak ketiga dalam hubungan Kalil Nayaka dan Kirana Zendaya, terikat pernikahan selama lebih dari satu tahun dan tinggal satu atap bersama meski berbeda kamar, tidak membuatnya dapat menjauhkan kesunyian dalam hubungan.Menguatkan komunikasi, katanya. Bertekad saling percaya, katanya. Tapi kenyataan yabg terjadi? Masih saling curiga, menyembunyikan hal yang dirasa dan dipikirkan, dan hanya mengurangi filter pembatas masing-masing, hingga terlihat dekat walau masih tidak terlihat seperti suami istri."Kamu kenapa?" tanya Rana pada suaminya yang sedari tadi hanya bermain ponsel, sekian menit sejak tiba di rumah, sekian waktu sejak keluar dari rumah Jessica, dan untuk ke sekian kalinya hanya kesunyian menjawab pertanyaan yang sama, "ya sudahlah, dari tadi aku nanya tapi enggak dijawab sama sekali, mending istirahat," ketusnya beranjak dari duduk."Aku cemburu," gumam Kalil menjawab singkat, jawaban yang tentu berhasil membuat Rana sontak me
Last Updated: 2025-04-19
Chapter: (108) Rumah Kak Jess"Kandungan?" tukas Rana dan Kalil serempak, "Kak Jess hamil?" lanjut Rana masih terkejut."Iya, sudah empat bulan," jawab pria bernama Tomi Uraga itu, pria yang berstatus sebagai kakak ipar Rana tapi pria yang juga pernah menjadi penguntitnya.Terasa aneh, kadang menakutkan, seringkali juga membingungkan. Tapi bagi Rana, namanya bukan hidup jika tidak dipenuhi berbagai hal tidak terduga. Sederhananya, seorang Kirana Zendaya jadi menikah hanya karena selalu didesak dan diganggu orang tua?"Dan badannya sekarang jelek banget, mukanya kusam, susah makan, pemalas juga," lanjut Tomi melambatkan langkahnya agar berjalan di samping Rana, secara sadar memaksa Kalil untuk berjalan di belakang Rana, "dia juga emosian, kalau mau bicara atau dia bicara kasar, bentak saja, biasanya bakal nangis doang," ucapnya lagi lalu berjalan cepat meninggalkan Rana dan Kalil yang sontak berhenti melangkah.Menyipit perlahan mata Rana mendengar ucapan kakak iparnya, sangat ingin dirinya untuk bertanya ulang dan
Last Updated: 2025-04-18
Chapter: (125) Terima Kasih!Bergegas tiga wanita itu memasuki area gedung sekolah, menerima jalan di antara banyaknya orang dalam satu tempat, agar mereka cepat berada pada posisinya yaitu di barisan terdepan, terutama Erina yang harus berada di tengah. Hitungan mundur dari sepuluh terdengar dari balik tirai, entah sosok yang berhitung. Namun hanya satu hal yang Erina tahu kini, bahwa dirinya telah memulai jalan hidup baru dengan pandangan yang menarik terhadap sosial.Tirai besar yang sengaja disewakan Dika untuk semakin meriahkan acara peresmian dan pembukaan sekolah gratis, terbuka lebar bersamaan dengan musik khas kebebasan dan konfeti ditembakan dari sisi kanan dan kiri. Melangkah maju orang-orang itu perlahan sampai pada garis yang telah ditentukan, sambutan kehangatan dan kemeriahan acara dengan puluhan anak-anak jalanan yang akan menjadi siswa, sangat menggambarkan betapa antusiasnya Dika mendukung jalan hidup yang Erina inginkan.Sampai pada momen Erina akan menyampaikan isi pikirannya, wanita itu melan
Last Updated: 2024-05-07
Chapter: (124) Menjelang PeresmianAntusias masyarakat pada iklan yang hampir ada di setiap penjuru jalan kota dengan spanduk maupun baliho, imbauan untuk hadir yang banyak berseru di berbagai media sosial influenser dan artis, dan ajakan bergabung menjadi tenaga kepedulian dari berbagai komunitas kemanusiaan seolah menjadi penghias hidup masyarakat sebulan terakhir. Terutama sejak salah satu perusahaan besar pusat kota mengumumkan ikut andil dengan keberadaan sekolah gratis, dan pemerintah pada bidang pendidikan pun turut bersuara akan hal itu.'Ini berita lanjutan dari Erina yang pernah di penjara karena bantai satu desa, kan?''Dia aslinya orang baik dong kalau begitu?''Berarti benar dugaanku, orang-orang yang laporkan dia waktu itu cuma mau panjat sosial sama kejadiannya enam mahasiswa.''Kalau begini caranya sih, dia segera bebas dari status tahanan kota juga enggak masalah.''Bisa saja enggak sih ini cuma akal-akalan keluarganya, biar nama Erina jadi baik di mata masyarakat? Secara kan banyak saham perusahaan ya
Last Updated: 2024-05-06
Chapter: (123) Jenguk VinaBerjalan cepat lima insan muda itu memasuki gedung, sedikit mengurangi kecepatan langkahnya demi ketenangan dalam area rumah sakit. Dari pada menggunakan lif, lebih memilih menggunakan anak tangga yang dirasa lebih menyenangkan.Hingga satu undakan anak tangga terakhir membuat mereka kini sudah berada di lantai empat, pemandangan pada lorong panjang dengan berbagai ruang rawat yang tertutup pintunya, dan sebuah meja besar setengah lingkaran menyambut di depan lif. Posisi anak tangga yang memang berada di samping meja resepsionis, dan fungsi lain untuk latihan berjalan bukan untuk kondisi darurat, membuat mereka merasa canggung saat berjumpa tatap dengan seorang perawat yang baru keluar lif."Kenapa enggak pakai lif saja?" tanyanya terdengar berbasa-basi."Iseng, hehe," jawab Erina cepat lalu terkekeh konyol, disambut kekehan ringan pula oleh tenaga kesehatan itu sebelum beranjak pergi."Sudah gue duga kalian pakai tangga," ucap seorang pria bersandar di dinding lorong, terlihat pintu
Last Updated: 2024-05-05
Chapter: (122) Keputusan Hidup Erina"Aku mau urus bagianku, aku juga mau buat jalanku," ucap Erina tegas, menatap Dika dengan keyakinan yang terlihat jelas dari matanya."Yakin?" jawab Dika bertanya lagi terkait keputusan putrinya."Yakin," sambut Erina cepat, "kalau ayah kasih izin, aku mau buat banyak sekolah pinggir jalan. Aku mau semua orang jangan jadi kayak aku yang dulu, kalau bisa juga kita buka jasa pengecekan darah harga murah buat orang yang lagi cari keluarganya," lanjutnya membuat Dika sontak mengatup rapat bibir."Sekolah pinggir jalan itu kayak gimana maksudnya?" tanya Desry mengernyit bingung."Selama di kota, dari sebelum aku masuk penjara itu aku sering lihat anak-anak kayak Galih di pinggir jalan. Muka sama rambutnya acak-acakan, aku kira mereka enggak kepikiran buat belajar, jadi aku mau ajak mereka belajar," jawab Erina menuturkan alasan dan rencana keinginan dalam harapan."Kamu enggak mau buat jalan yang lain? Semua yang kamu sebutkan tadi, kemungkinan besar nanti bersifat gratis atau berbiaya mur
Last Updated: 2024-05-04
Chapter: (121) Pulang Ke RumahPutusan baru telah ditetapkan, tiga ketukan palu pun terdengar dengan kerasnya di ruang yang sunyi, hukuman sepuluh tahun yang sudah dijalankan lebih dari setengahnya mendapat keringanan secara resmi. Melewati lima tahun lebih di balik jeruji, di dalam satu bangunan yang sama, tanpa merasakan dan melihat perkembangan dunia secara langsung."Pakai ini, Kak," ucap seorang wanita berambut ikal menyodorkan topi dan masker hitam ke seorang wanita berbadan mungil, "sini biar aku bantu," katanya lagi memakaikan masker dan topi ke wanita di hadapannya kini.Erina Handayani, pelaku pembantaian di Desa Metanoia yang telah melaksanakan setengah dari tuntutan hukum, mendapat keringanan atas perilaku baik, denda nominal, dan jaminan sosial. Menyandang status sebagai tahanan kota, sekaligus putri pertama dari keluarga konglomerat, membuatnya sangat membutuhkan adaptasi.Bergegas cepat keluarga konglomerat dan beberapa insan yang pernah berstatus sebagai mahasiswa, tiga mobil hitam yang berada tepat
Last Updated: 2024-04-30
Chapter: (120) Berkunjung ke lapasBruk!Bruk!"Hwaaaaa ...." Tangan terangkat ke atas dengan bebas, merenggangkan badan sembari berjingkat dan menguap lebar, "wah, akhir pekan yang mantap setelah lima tahun," lanjutnya mengalihkan pandangan ke dua wanita lain yang baru menutup pintu mobil.Area parkir mobil di rumah tahanan jelas dikelilingi pagar duri, sebelum tembok tinggi menjulang dengan pecahan kaca berukuran sedang di atasnya, "memang selama lima tahun, tiap akhir pekan lo ngapain?""Tidur," jawab wanita berkulit tan itu dengan santainya, "ayo ah, entar kakak gue kelamaan tunggu kalian," lanjutnya bergegas mendahului lima insan yang hendak menjenguk sosok di balik jeruji.Setelah satu hari penuh sebelumnya digunakan untuk bernostalgia, untuk mengenang segala perjuangan pahit, untuk mengingat kembali segala hal mengerikan yang telah dilewati di lokasi KKN dulu, Desa Metanoia. Lokasi yang sebelumnya desa terpencil hampir terlupakan, kini beralih jadi pusat wisata air di pinggir kota dengan segala kelengkapan fasili
Last Updated: 2024-04-29