Share

Chapter 85.

"Tidak tau, Tuan. Saya tidak tau! Sejak kapan bunga itu ada di sini?" Sean hanya mencebikan bibirnya. Mau diapakan bunga itu. Dibuang, Sean takut kalau itu pemberian Naura. Tapi jika disimpan mungkin bunga itu dari orang lain, itu artinya Sean menyimpan pemberian orang lain.

"Kau bawa saja bunga itu."

Sambil mengangguk Bertha membawanya keluar. "Aduh!"

"Bertha!"

Tangan wanita itu mengeluarkan sedikit darah kala mawar itu ternyata masih berduri.

"Tidak apa-apa, Tuan. Aku baik-baik saja. Permisi." Sambil meringis Bertha pergi dari hadapan Sean.

Sang mafia kini fokus dengan pekerjaan dia kantornya. Lama-lama dia merasa bosan bergelut dengan banyak kertas di depannya. Sean mengambil ponsel dan menghubungi kekasihnya.

Dirinya yang tengah menyimak pelajaran kuliah tak menghiraukan panggilan itu saat ponselnya berdering.

Kring!

Kring!

Dosen memicingkan mata padanya. "Eh, iya. Maaf, Pak." Naura justr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status