Share

Chapter 17.

"Pagi, Kak."

"Hem," jawab Sean singkat sambil mengoles selai kacang di rotinya. Dengan lincah Natasya menghampiri untuk sarapan bersama seperti biasanya.

Sesekali Sean melirik penuh tanda tanya kenapa sepupunya ini terlihat berbeda.

"Ada apa denganmu?"

"Hem?" Natasya menjawab sambil mengangkat alisnya.

"Aku lihat-lihat sepertinya kau sedang bahagia?"

"Ah, biasa aja." Tapi tak semudah itu Sean untuk percaya. Dia bukan tipe orang yang bisa dibohongi begitu saja.

"Aku berangkat dulu, kak. Bye." Natasya beranjak dari tempat duduknya bahkan setumpuk roti pun tidak dia habiskan. Tasya pergi dari hadapan Sean.

Wanita itu bersenandung saat menyetir mobil menuju kampus. Sesampainya di sana satu orang yang menjadi tujuan utama dia cari, siapa lagi kalau bukan si gadis bercadar yang kini tengah duduk sambil membaca buku.

"Hai, Nau."

"Kamu baru sampai?" Karena biasanya Natasya yang lebih dulu sampai di ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status