Share

Chapter 21.

"Nau, Nau tolong maafkan aku! Aku nggak bisa terus seperti ini." Sesekali Adnan berusaha meraih tangan Naura tapi selalu dia tepis sambil bersungut-sungut masuk ke dalam kamar.

Sama sekali Naura tak mau dengar alasan apapun yang keluar dari mulut Adnan.

Brak!

Dia menutup pintu dengan sedikit keras sebagai bentuk protesnya, Naura membelakangi pintu sambil menghela nafas panjang. Tubuhnya serasa kotor terkena sentuhan dari beberapa orang saat mereka memaksanya untuk ikut.

Naura membersihkan diri di kamar mandi, membasuh dari ujung rambut sampai telapak kaki dia gosok dengan sangat bersih.

Matanya berkaca-kaca, kenapa dia harus dihadapkan dengan kondisi saat ini.

Tok! Tok!

"Nau," panggil bu Ningrum karena merasa putrinya sudah lama berada di kamar mandi.

"Iya, Bu."

Panggilan itu menandakan dia harus menyudahi mandinya. Beberapa menu makan sudah tersaji di atas meja sengaja bu Ningrum masakan untuk putrinya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status