Share

PENOLAKAN ANA

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tanpa menunggu pendapat Joko lagi. Tiba-tiba Ana langsung menelepon nomer misterius. Membuat Joko melongo dan semakin terdengar napas yang memburu.

"An ... Ana! Jangan kamu telpon. Siapa tahu itu rekan kerja aku dari perusahaan lain."

Ana tak menggubris. Dia terus melanjutkan untuk menelepon. Reaksi Joko hanya bisa mengkeret dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali. Hanya bisa terpaku dengan pandangan kosong.

Segera Ana menekan panggilan keluar tertuju nomer misterius. Suasana sesaat hening dan sunyi. Hanya terdengar detak jarum jam dinding.

Sesekali Ana melirik pada Joko yang terus memandang ke arahnya. Tiba-tiba, tangan Ana bergerak menunjuk ke arah ponsel Joko. 

"Diangkat Mas!" Suara Ana berbisik. "Tapi, enggak ngomong sama sekali. Kayaknya cuman didengerin aja," ucap Ana tanpa bersuara sama sekali.

Joko pun memahami apa yang dikatakan oleh Ana.

'Semoga Ana Dolly enggak ngomong. Kalau sampai dia jawab, bisa mati aku,'

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • GARA GARA G-STRING   RAYUAN WULAN

    _Rumah Wulan_Tiga puluh menit sebelumnya."An ... ihhh, kamu kelihatan konyolnya deh.""Hussst! Mau coba aku telpon lagi.""Jangan, An. Entar istri Mas Joko telpon lagi lho."Mendengar Wulan yang protes. Ana tergelak."Kenapa sih?""Udah, ahhh! Kasihan Mas Joko, paling sekarang dia enggak dapat jatah dari istrinya.""Apa Ana begitu mencintai Mas Joko?"Wulan mengerutkan dahinya."Kenapa kamu tanya begitu? Emangnya aku ini Mbah dukun yang bisa menerawang."Sontak Ana tertawa keras. "Kali aja, Lan. Lagian kamu cocok kok."Saat mereka saling bersenda gurau. Ponsel Wulan berbunyi.Ting!Sebuah pesan masuk. Yang membuat wanita cantik ini semakin mengernyit. Sampai Ana Dolly keheranan memandang wajah temannya ini."Kamu ... dapat WA dari siapa?""Mas Beny.""Mas Beny? Yang tadi minta nomer kamu?"Wulan menjawab dengan anggukan."Memangnya japri

  • GARA GARA G-STRING   GOMBAL

    "Yakin, nih Pak?" Sembari Wulan sedikit mendoyongkan wajahnya, mendekat pada lelaki berusia sekitar 50 tahun. Aksi Wulan membuat dada Pak RT semakin berdebar-debar. Pandangan mata tak mampu berkedip walau sekejap."Pak RT kok lihatin Wulan kayak nafsu gitu?""Ehhh ... ehhh, bisa aja nih Dek Wulan. Kok bisa tahu gitu? Pinter banget.""Saya 'kan udah pengalaman Pak RT. Apalagi sama buaya."Pak RT langsung menelan saliva."Buaya? Apa ada model yang seperti itu?""Banyak dong Pak RT. Pokoknya model sekebun binatang lah. Terlebih hewan melata.""Hoooohhh ... aku kira cuman gajah aja. Karena ada belalainya, Dek Wulan. Hemmm ... ternyata banyak model lain."Seketika Wulan mengernyit. Membuat dahinya sampai berkerut keras."Memangnya Pak RT enggak ngerasa apa?""Ngerasa opo toh Dek?"Wulan mencebik dan tersungging masam."Memangnya Pak Rt mikir apaan sih?""Ya, mikirin G-string!"Sontak ucapan

  • GARA GARA G-STRING   OBAT OLES

    "Wahhh, ini bener-bener keren sekali, Pak RT. Berarti kalau banyak piring terbang, gelas terbang, wajan terbang, itu berarti sedang latihan ya?" Sembari terkikik lucu."Benar sekali.""Ohhh ...."Kedua mata Wulan hanya membulat lebar. Sengaja dia berpura-pura tak tahu, hanya untuk menjaga perasaan Pak RT."Coba dibuka Dek Wulan! Kado terindah dan terspesial hanya untuk Dek Wulan seorang.""Wowww, khusus buat Wulan nih Pak RT?""Iya dong," tandas Pak Rt, sembari menggerakkan kumisnya berulang-ulang."Emang kumisnya kenapa sih Pak RT? Gatel ya? Mau aku garukin?"Seakan banyak burung merpati terbang mengelilingi kepala Pak RT Senyum manis dan cantik Wulan begitu menggoda. Apalagi desah suara Wulan, yang begitu menyayat seakan merobek dinding kesetiaannya."Ma-mau lah, Dek Wulan. Sini dong deket-deket duduknya!""Sabar, Pak RT. Katanya tadi disuruh buka kadonya. Iya 'kan?""I-iya, sih. Mungkin aja D

  • GARA GARA G-STRING   SERANGAN MAUT SANDAL TERBANG

    "Ini Mas, mau bantu aku kan?""A-apa ini?""Ini minyak oles buat kaum lelaki. Mas RT bisa beli dari Wulan. Terus habis itu promoin dong sama Bapak-bapak yang lain, Mas." Sambil mencebik manja. Bibir Wulan sengaja dimonyongkan, berniat menggoda Pak RT."Dek ... Dek Wulan, jangan kayak gitu dong. Bisa enggak kuat aku nanti," bisik Pak RT kluget-kluget. (Kluget = menggeliat)"Enggak kuat kenapa toh, Mas? Kayak orang lagi mules gitu.""Dek Wulan ... ehhh!""Apa sih Mas RT?""Ehhh ... nganu, Dek Wulan."Pak RT menggeser duduknya hingga merapat pada Wulan. Yang masih membiarkan lelaki berkumis tebal itu, merapat pada dirinya."Mas RT, kalau mau deket-deket gini. Harus mau beli jamu dan obat oles di aku!""Semuanya akan aku beli, Dek Wulan.""Yang bener. Mahal lho, kalau Wulan yang jual.""Enggak masalah. Boleh cium rambut kamu?"Wulan tak menjawab. Dia juga tak mengangguk. Namun membiarkan saja Pak

  • GARA GARA G-STRING   OBAT OLES

    "Apa kalian ini enggak lihat jam berapa sekarang?" Pak RT menggeleng.Spontan dengan gerakan yang sangat cepat. Sepertinya Bu RT mengeluarkan jurus ajian penjepit maut. Hanya sekali jurus, dia bisa menangkap telinga Pak RT, yang mulai nyengir kesakitan."Adooohhh, sakit Bu!""Kamu mau nginep di sini, apa pulang?!""Ya, pulang dong Bu. Masa kamu bolehin aku nginep di sini.""Apa? Coba ulang lagi!" sentak Bu RT semakin berang. Jemari tangannya bergerak cepat dan sangat kuat, memelintir Telinga Pak RT."Adoh ... adoohhh! Ampun, Bu!""Hei! Sundel, beraninya kamu merayu suami aku!""Loh, Bu RT salah paham. Wong Pak RT mau beli jamu kuat dan obat oles."Bukan malah membuat wanita bertubuh subur itu, tenang. Dan redam amarahnya. Dia semakin naik pitam."Kamu jangan kira aku ini wong bodoh lho!" (Wong = orang)"Sa-sabar, Bu!"Tiba-tiba dari arah dalam. Ana Dolly muncul."Bu RT sabar

  • GARA GARA G-STRING   TERJUNGKAL

    "Soalnya aku nih curiga juga sama kamu. Ngapain tuh ya, Pak RT kamu kasih obat begituan segala. Kalau sama Mas yang ganteng tadi enggak soal lah.""Mas Dony maksud kamu?""Iya. Mau yang mana lagi? Jangan Mas Joko aku, yang manisnya maksimal lho ya! Pokok e ... i love you Mas Joko!"Wulan hanya nyengir. Dia masih terbayang dengan sosok Bu RT yang tiba-tiba hadir. Membuyarkan rayuan mautnya pada Pak RT."Kok, melamun gitu? Jangan bilang lagi kebayang Pak RT lho ya. Entar kamu bisa jatuh cinta beneran!""Emangnya, aku bisa jatuh cinta?""Jangan bilang begitu. Entar beneran lho!""Lagian, An. Aku juga kalau cinta, milih yang ganteng dikitlah."Ana Dolly menghentikan langkahnya. Lalu terkikik geli. Sambil membayangkan wajah Pak RT yang terlihat buas, tapi hati Hello Kity."Kenapa ketawa sendiri gitu?""Aku bayangin Pak RT. Katanya sih, kalau jempol sama telunjuk cowok itu, @#@#@#," bisik Ana Dolly pada Wula

  • GARA GARA G-STRING   PERTARUNGAN YANG BATAL

    "Hehhh!" sentak Bu RT, berang. Matanya melotot mengarah pada seseorang. "Ohhh, Mbok Super Kepo rupanya!" Suara Bu RT terdengar parau. Menandakan dia sedang menahan kemarahannya. "Bantuin!!!" teriak Bu RT pada wanita itu, yang tak lain si Mbok Lasmi."Ehhh, i-iya Bu RT."Langkah Mbok Lasmi mendekati Bu RT yang masih dalam posisi semula. Perlahan dia menarik tangan Bu RT yang berat."Erghhhh, ayo Bu RT!" Dengan intonasi suara sangat lambat dan penuh tekanan. "Ayo ... Bu!!!""Ehhhhh!" Suara Bu RT mencoba untuk bangun. Dengan bersusah payah akhirnya dia berhasil bangun. Sekilas dia melihat suaminya, yang masih tergeletak di jalan."Sini, Pak RT! Saya bantuin," cetus Mbok Lasmi seraya mengerling genit.Sontak Bu RT menceolek lengannya dengan kasar. Sampai membuat tubuh Mbok Lasmi yang kerempeng hampir tersungkur."Enggak usah sampean bantu, Mbok! Biar aku saja."Hanya sekali tarikan, Pak RT langsung bangkit. Da langsung

  • GARA GARA G-STRING   GHIBAH

    _Balai RT Kawasan Absurd_Tampak Ibu-ibu sudah berkumpul di balai. Mereka langsung berkasak kusuk heboh. Apalagi saat Bu RT baru datang."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," sahut Jenny yang langsung duduk di lantai."Kayaknya semalam habis ada yang perang ya Jeng RT?" celetuk Binti, istri Beny."Perang Jeng Binti? Maksudnya gimana toh?" sahut Jeng Tami pemilik warung."Ada deh. Tanya langsung aja sama Jeng RT," sahut Binti sembari mengerling.Sedangkan Bu RT hanya diam tak menanggapi canda gurau mereka."Memangnya ada apa sih Jeng RT? Kok bisa sampai ada perang? Apa ... Pak RT punya orang ketiga?"Sontak Bu RT mendongak, menatap tajam pada Fatma. Yang tak lain istri dari Sitompul."Ibu-ibu ini kok pada kepo ya. Emang pada tahu dari siapa?" tanya Bu RT dengan mata yang melotot. Saat Binti hendak menjawab. "Stop! Saya sudah tahu orangnya. Pasti ini si biang kerok Mbok Lasmi. Iya 'kan Jeng Binti?"

Latest chapter

  • GARA GARA G-STRING   ANA MENCARI TAHU

    "Wulaaan???" ulang Bu RT dengan gigi yang berbunyi gemertak. Semakin membuat Pak RT salah tingkah dan kelimpungan."Modyarrrr!" bisik Pak RT. "Bagaimana bisa aku kelepasan omong. Kenapa aku harus bilang rumahnya Wulan?" Masih berbisik."Dari ... mana Bapak bisa tahu aku cariin Bapak di rumah janda gatel itu?""Ehhh, perasaan aku tadi enggak bilang. Ibu saja kali yang kedengerannya kayak gitu.""Pak, aku serius. Kupingku ini masih jangkep, enggak bakalan salah denger!""Yaaaa, aku tadi 'kan cuman nebak. Ibu 'kan biasanya memang suka ke situ."Pak RT menjawab enteng, pura-pura tenang dan santai, seolah tidak ada yang terjadi. Mendengar jawaban suami yang seperti itu, Bu RT hanya bisa manyun satu meter. Wanita bertubuh subur itu, berlalu meninggalkan suaminya yang senyum-senyum sendiri.'Aku mau kirim pesan sama Dek Wulan. Pokoknya aku enggak bisa terima dia jalan sama si Beny itu!' bisik Pak RT dalam hati.Tangannya b

  • GARA GARA G-STRING   KETAHUAN YA, PAK (?)

    "Tuh, Pak. Pakai tali itu, kayak Tom Cruise di Mission Impossible. Ngerti Pak?""Ta-tali?"Wulan manggut-manggut. Lalu, dia maju beberapa langkah. Menarik kain panjang dan mengikatnya pada salah satu sisi pagar besi."Ayo sekarang Bapak naik, dan pegang tali ini!""Se-sekarang aku harus naik pagar ini, terus melompat ke bawah, Wulan?""Iya, enggak ada pilihan!""Waduuhhh!"Wulan bergerak cepat. Dia mengikat ujung kain dan melingkarkan di perut buncit Pak RT."Sekarang juga Pak RT turun, atau Bu RT akan keluarkan jurus lemparan maut. Bisa bendol dahi Bapak nanti.""I-iyaaa ...."Dengan berhati-hati, Pak RT mulai menaiki pagar. Sesekali dia melongok ke bawah."Dek, aku takut.""Pegang yang kencang, Bapak!"Wulan mengeluarkan tenaganya untuk menghentakkan kain tersebut."Loh ... loh, Dek Wulan! A-apa yang mau kamu lakukan?""BIar Bapak cepat mendarat di bumi!

  • GARA GARA G-STRING   LOMPAT PAGAR

    "Pak RT bisa ketahuan lho.""Biarinlah! Aku enggak mau ada masalah sama nih wanita. Bisa-bisa namaku dicatut terus sama dia kalau berurusan pelakor. Belum lagi suaranya yang super kencang itu."Ana hanya bisa menghela napas panjang. Sekilas dia melihat Mbok Lasmi yang berdiri di belakang Bu RT. Dia lebih tertarik menghampirinya, dan menanyakan perihal Joko dan Ana. Wanita cantik itu, meninggalkan Wulan dengan segala keruwetannya bersama Bu RT.Di sisi lain, Bu RT mulai menyusuri segala penjuru ruang. Wulan berusaha untuk tenang, sampai sudut matanya menangkap jempol kaki Pak RT di balik korden."Matek, Pak!" bisik Wulan terkesiap.Segera Wulan berdiri di depan korden, berusaha untuk menutupi jempol kaki Pak RT."Kok, Pak RT enggak ada? Memang kamu sembunyikan di mana ... haaaa?"Wulan menggeleng."Buat apa saya sembunyikan? Ibu bisa cek seluruh isi kamar dari lantai bawah sampai atas. Loh, kurang opo coba?""Kurang ajar!

  • GARA GARA G-STRING   KAMU KETAHUAN LAGI

    "Itu, kayaknya Bu RT? Ngapain mereka berdua?"Ana pun ikut mengikuti mereka. Sengaja dia berjaga jarak, agar tidak ketahuan."Apa, Pak RT bener-bener selingkuh sama Mbak Wulan? Kok sampai Bu RT bawa klompen?"Kedua matanya semakin menyipit tajam. Memperhatikan segala gerak gerik mereka."Bukannya Mbak Wulan itu sama Mas Beny, ya?"Rasa penasaran membuat Ana terus mengikuti kedua wanita itu. Dia mengendap-endap, mirip dengan agen MI (Mission Impossible). Merapatkan tubuhnya ke dinding rumah. Sambil sesekali menyelinap di antara pohon mangga."Loh, mereka main bukapagar aja. Aku harus cepat ke sana!"Ana pun berlari kecil mengejar mereka yang sudah memasuki, halaman rumah Wulan. Teriakan Bu RT mengguncangkan perumahan pagi ini."Bapaaaaaaakkk!!!" Sembari siap melemparkan serangan jurus maut.Klompen di tangan kanan sudah siap melayang."Bapaaaaaakkk!" teriak Bu RT tak peduli didengar oleh tetangga yang lain.

  • GARA GARA G-STRING   MEMBUNTUTI BU RT

    "Mbok Lasmi?!" Tampak raut wajahnya keheranan melihat kedatangannya. "Tumben, Mbok? Ada apa?""Ehhh ... Bu RT. Ini lho, tadi saya masak opor ayam. Mau kasih incip.""Wahhh, kebetulan saya juga belum masuk ini, Mbok. Ayo masuk dulu, Mbok!"Mbok Lasmi langsung terlihat senang. Dia meletakkan mangkoknya di atas meja makan."Opor sukaannya Pak RT, MBok.""Ohhh, sekarang ke mana Pak RTnya, Bu?""Paling di dalam. Sukanya 'kan pelihara kembang-kembang, Mbok."Mbok Lasmi, menyeringai masam. Mmebuat Bu RT menarik dagunya hampir menyentuh leher."Memangnya ada apa sih, Mbok?""Soalnya tadi saya kok melihatnya Pak RT keluar rumah, Bu RT. Jalan ke sana!""Sana, mana toh Mbok?""Sana itu lho, Bu RT. Mosok enggak paham toh?"Ucapan Mbok Lasmi semakin membuat Bu RT penasaran."Maksud Mbok Lasmi ke belakang?" Mbok Lasmi mengangguk. "Rumahnya si janda genit itu?" Hampir berteriak Bu RT mengatakanny

  • GARA GARA G-STRING   SEMANGKOK KARE AYAM

    "Gimana itu, Mbok? Kok, yo bisa-bisanya itu celana belalainya Mas Joko sampai gosong. Mana berlubang lagi. Gimana itu coba?!" sentak Ana dengan kesal."Sa-sabar dulu Mbak Ana. Nanti buntutnya ini, biar Mbok jahit.""Mana bisaaa, Mbok!"Ana sangat kesal, sampai membanting G-string belalai milik Joko. Napasnya memburu seiring amarah yang mau meledak."Mbok itu enggak tahu ini apa?""Ta-tahu, Mbak. I-itu 'kan ... ehhh, buat tempatnya manuk toh Mbak?""Manuk ... manuk opo, Mbok?""Ehhh ...."Mbok Lasmi hanya bisa gigit jari. Setiap jawaban yang dia lontarkan semakin membuat Ana marah dan berteriak. Langkah Ana terdengar menghentak di lantai."Walahhh, cuman tempat manuk gini ae kok yo marah-marah toh Mbak Ana ini."Ana yang mendengar gerutu Mbok Lasmi menghentikan langkahnya. Lalu, berbalik, "Mbok ngomong apa barusan?""E-enggak, ada ngomong Mbak.""Ngomong! Wong aku ini denger Mbok."

  • GARA GARA G-STRING   G-STRING BERLUBANG

    Maya dan Dony tertawa lirih. Terlihat Dony kurang nyaman dengan pengakuan Maya yang blak-blakan."Saya deketin aja, Pak RT. Rumahnya Mas Dony, biar enggak diincar pelakor. Iya 'kan Bu RT?""Wahhh, bener sekali Jeng."Bu RT sepakat dengan ide Maya. Sepertinya mereka pun langsung akrab dan berbagi nomer HP. Setelah mengisi formulir warga, mereka berdua pun berpamitan pulang."Bu ... Bu! Ini nanti bisa terjadi perang dunia ketiga toh, Bu.""Kok bisa?""Lah, rumah yang dikontrak Bu Maya itu 'kan bersebelahan sama Mbak Binti. Apa enggak bakalan rame tuh?""Ehhh, iya juga sih Pak. Cuman, biarin aja deh. BIsa jadi hiburan buat aku." Bu RT tergelak sambil berlalu meninggalkan suaminya."Pak! Aku ke pasar dulu, mungkin agak siangan, sekalian mampir mau ke rumah teman aku sekolah dulu!""Iya!" sahut Pak RT. 'Wahhh, kesempatan emas ini. Aku harus bicara sama Wulan!' batin Pak RT girang.Bergegas lelaki berkumis tebal i

  • GARA GARA G-STRING   TAMU YANG MENGEJUTKAN

    "Apalagi toh, Bu?" "Bapak denger ini, pasti kaget!" "Coba cerita!!!" Jenny membenarkan sikap duduknya, sampai merasa nyaman. "Bapak tahu kalau teman si janda gatel itu, yang namanya sama si Ana, juga lagi ada hubungan sama ... Mas Joko!" "Wahhh, gila benar!" sahut Pak RT spontan. ' Coba aku lebih berani?!' bisiknya dalam hati. 'Kurang ajar benar si Beny, main selonong aja. Pastinya si Wulan lebih milih aku lah!' "Bapak kok malah diem, melamun gitu?" sentak sang istri yang merasa aneh melihat suaminya. "Apa Bapak mikirin Mas Beny yang jalan sama tuh Janda?" "Ehhhh ... Ibu kok makin ngawur ya. Aku tuh berpikir, kok bisa RT kita orang-orangnya begitu." Di saat mereka berbincang serius. Terdengar bel rumah yang berbunyi. Ting tong! Sontak membuat keduanya langsung berpaling ke arah pintu rumah. Ting tong! "Pak! Buka pintunya. Kayaknya ada tamu tuh." "Ibu aja lah! Bapak capek nih. Habi

  • GARA GARA G-STRING   GOSIP MENYEBAR

    Lah, saya ini datang karena ingin tahu kok. Jangan pura-pura lah Jeng Tami. Saya tahu kalau kalian ini gosipnya lewat japrian 'kan, enggak lewat grup." Deg! Jeng Tami agak kelimpungan dibuatnya. Dia tak bisa mengelak lagi, karena tebakan wanita bertubuh subur ini sangat tepat. "Ehhh, iya Bu RT." "Emang ada gosip apa?"Lah, saya ini datang karena ingin tahu kok. Jangan pura-pura lah Jeng Tami. Saya tahu kalau kalian ini gosipnya lewat japrian 'kan, enggak lewat grup." Jeng Tami pun kelimpungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa, pada Bu RT. "Kok malah diam?" "Ehhh, saya bingung Bu." "Apa yang bikin bingung? Jeng Tami tinggal cerita aja, gitu aja kok repot!" Wanita berambut ikal itu, menggaruk kepalanya sendiri. "Ceritanya panjang Bu RT." "Saya punya waktu panjang kok Jeng Tami. Silakan cerita!"

DMCA.com Protection Status