Share

Mendobrak Gerbang Kotaraja

Kirat, Kanteh, dan Kamba tiba di kamar tidur utama sang raja.

Mereka menemukan bahwa Datuak Rajo Tuo berdiri di dekat jendela yang menghadap ke halaman belakang.

“Paduko!”

Sang raja menghela napas dalam-dalam dengan tangan berada di belakang pinggang.

“Firasat itu benar adanya, Kirat,” ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari bayang seratus orang yang bergerak menuju istana di halaman belakang itu. “Entah dosa apa yang telah kuperbuat sehingga bahkan para prajuritku sekalipun, membangkang terhadap istana.”

“Paduko,” Kirat lebih mendekat bersama dua rekannya. “Menjauhlah dari jendela, itu tidak baik bagi keselamatan Anda!”

Kamba melirik pada empat dayang muda yang terlihat cemas di sudut lain kamar.

“Tetaplah kalian di sini,” ucapnya. “Temani Yang Mulia apa pun yang terjadi!”

Dengan ragu-ragu, empat dayang sama menundukkan kepala.

“Jangan pernah meninggalkan Yang Mulia,” ucap Kanteh pula yang ia tujukan pada Kirat dan Kamba.

Kembali pada seratus orang yang semakin mendekat pada romb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status