Share

Sevanya

Penulis: Andromeda
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-16 14:24:54

Sendiri itu sepi dan berdua itu menyenangkan.

Mungkin kebersamaan Mereka sebagai pasangan suami dan istri menumbuhkan perasaan baru bagi Elenora. Yang semakin lama tidak mungkin bisa Ia tepis keberadaannya.

Elenora hanya seorang gadis polos yang bahkan memikirkan cinta pun― Tidak pernah.

Baginya, bekerja dan bisa mencukupi semua kebutuhannya, itu sudah lebih dari cukup.

Obsidian birunya menatap lurus ke depan dengan semilir angin barat yang berhembus, menerpa kulit.

Dinginnya udara malam tidak membuatnya bergegas masuk. Pandangannya justru menyipit ketika melihat siluet seseorang berdiri disana.

Jackson.

Sedang apa pria itu disana?

Ah, Elenora lupa!

Disanalah makam gadis yang begitu dicintai oleh suaminya berada. Seharusnya Ia tahu diri dan tidak mengharapkan lebih.

'Kau pasti cemburu melihat suamimu lebih memperhatikan batu nisan itu daripada Kau.'

Bukan hal mengejutkan jika Sevanya muncul. Ia selalu datang saat hatinya merasa sedih dan sepi bukan hanya ketika ada bahaya datang menghampiri.

"Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu."

'Lalu? Membiarkanmu melompat dari balkon ini, begitu?'

"Pikiranmu terlalu sempit! Aku tidak akan bunuh diri hanya melihat Herr Hoffman disana."

'Pembohong! Kau payah, El!'

"Hm, terserah Kau, Sevanya. Aku mengantuk, ingin tidur."

Sementara dibawah sana, amber Jackson tidak pernah lepas menatap sang istri yang sedang berdiri di balkon kamarnya.

Sejak awal, Jackson merasa curiga jika istrinya menyembunyikan sesuatu dan sebaiknya, Jackson harus mengetahui itu.

Ia pun beranjak pergi menemui Elenora di kamarnya.

"Herr-"

"Bukan hanya sekali, tapi berulang kali Aku melihatmu bicara seorang diri."

"Itu.. Sebenarnya Saya sedang-"

"Bicara yang benar, Elenora!"

"Herr, sebenarnya Saya memiliki alter ego." Cicitnya.

Ucapan gadis itu mengundang kernyitan didahi Jackson― "Alter ego? Maksudmu seperti kepribadian ganda, begitu?"

Gadis itu mengangguk. Sejujurnya Ia takut jika Jackson akan marah dan tidak bisa menerima kekurangannya.

'Bagus jika Kau sudah mengetahuinya!'

"Apa maksudmu?"

Gadis itu menyeringai, jelas bukan Elenora yang sedang berada dihadapan Jackson sekarang.

'Aku Sevanya. Dan akhirnya istrimu yang lemah ini mengatakan kebenarannya dan tentu, Aku bisa bicara padamu sekarang― Jackson!'

Lagi.

Sevanya menyeringai dan mulai mendekat ke arah Jackson. Membuat pria itu semakin kebingungan ketika sikap 'Sevanya' begitu agresif, berbanding terbalik dengan Elenora.

"Jadi Dia tidak berbohong saat mengatakan memiliki alter ego?"

Sevanya mengangguk, 'Kau keberatan?'

"Tapi bagaimana bisa? Kalian adalah orang yang sama?"

'Orang yang sama dengan kepribadian yang berbeda! Aku yang melindunginya semenjak orangtua Elenora meninggal. Dan Kau! Jangan coba-coba menyakitinya atau Kau akan berhadapan denganku!'

"Kau mengancamku?"

'Tidak! Hanya memperingatimu.' Sevanya begitu mudah mengatakan sebuah kalimat ancaman pada Jackson tanpa berpikir jika bisa saja Jackson menyakiti Elenora meski itu tidak mungkin terjadi.

'Sudahlah! Aku pergi! Temani Elenora disini. Dia kesepian asal Kau tahu.'

Benar saja.

Tubuh mungil itu limbung dan Jackson berhasil menahannya sebelum gadis itu terjatuh diatas lantai.

Bodohnya, Jackson tidak menutup pintu kamar Elenora dengan benar. Membuat seseorang yang semenjak tadi menguping pembicaraan Mereka menyeringai.

'Jadi Elenora memiliki alter ego.'

******

Pagi ini suasana Mansion Hoffman terlihat ramai.

Max, Sean dan Alexis terlihat menikmati sarapannya dengan tenang. Begitu juga dengan Elenora dan Jackson.

Pria itu sulit ditebak. Elenora tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh suaminya.

Pagi ini Ia terbangun dalam pelukan hangat sang suami dan berpikir jika sesuatu telah terjadi tadi malam.

Tapi mengingat saat Ia bangun dan baju yang Ia kenakan masih lengkap― Elenora segera menepis semua pikiran buruknya tersebut.

"Kau sudah selesai? Kutunggu di mobil."

"Ya, Herr."

Mereka selesai. Membiarkan ketiga sahabatnya saling menatap disana.

"Kau tidak merasa jika sikap Jackson aneh?"

"Bukankah bajingan itu selalu bersikap begitu?" Sean berucap sangat santai hingga Max mendengus sebal.

"Terserah. Tapi Kuperingatkan padamu jangan pernah membahas Dia. Kau seperti membangunkan iblis yang tertidur!"

"Siapa yang membicarakan siapa?" Sebenarnya Alexis enggan untuk bertanya namun jika ini tentang Jackson, maka Ia tidak bisa diam begitu saja.

"Kau tidak mendengarnya, Al? Kami sedang membicarakan Jackson dan Rachel."

"Kenapa Kalian mengungkitnya lagi? Jackson sudah menikah dengan Elenora jika Kalian lupa!"

Wanita itu berdiri dengan mendorong kasar kursinya ke belakang. Membuat kedua pria disana tersentak kaget.

"Jadi itu wanita yang Kau cintai?"

"Tutup mulutmu! Kau tidak tahu rasanya mencintai sendiri. Aku selesai."

******

Sepanjang perjalanan Jackson hanya diam saja, pikirannya kalut ketika mengetahui bahwa istrinya memiliki 'sosok lain' dalam dirinya.

Gadis mungil yang telah menyandang status sebagai Frau Hoffman itu memang terlihat biasa saja, namun mengingat ucapan Sevanya, membuat Jackson tidak tahan untuk bertanya― "Kupikir Kau tidak serius saat mengatakan Kau memiliki alter ego." Pandangannya masih fokus, menatap lurus ke depan.

Ia melirik Elenora melalui ekor matanya ketika gadis yang Ia ajak bicara hanya diam saja, tidak merespon apapun.

"Elenora-"

"Maaf, Herr. Saya tidak pernah bermaksud menyembunyikan ini. Apa Sevanya mengatakan sesuatu? Atau Dia menyakiti Anda? Demi Tuhan! Sevanya sulit ditebak." Wajah cantik itu menunduk, tangannya memilin ujung rok seragam sekolahnya.

Ia takut jika Sevanya melakukan hal yang diluar batas, seperti; menyakiti Jackson, misalnya.

Pria itu terkekeh ketika melihat betapa menggemaskan sikap Elenora ini. Apa selama ini Ia terlihat sangat menakutkan dimatanya?

Well, jika boleh jujur― Memang perbedaan usia diantara Mereka terpaut cukup jauh tapi bukan berarti Elenora harus takut dan benar-benar tunduk pada suaminya tersebut.

"Tidak. Dia― Baik."

"Maaf?"

"Selain Aku, apa ada orang lain yang tahu tentang ini? Misal, ketiga sahabatku?"

Gadis itu menggeleng pelan seiring mobil berhenti tepat didepan gerbang sekolah.

"Kita sudah sampai."

"Danke, Herr. Sudah mengantar Saya." Jemari lentik itu hendak membuka pintu namun urung sebab Jackson lebih dulu keluar dan membuka pintu untuknya.

Sejenak, Jackson menahan tubuh ringkih Elenora dan gadis itu terkesiap ketika suaminya menarik pinggang rampingnya untuk mendekat― "A-apa yang Anda lakukan, Herr?"

Pertanyaan yang sama, yang membuat Jackson ingin tertawa keras.

Betapa polosnya gadis ini. Pikirnya.

"Aku selalu menyukai reaksimu yang dipicu olehku. Elenora― Selamat belajar dan jangan nakal. Aku akan menjemputmu nanti." Tangan besarnya terulur mengusak gemas rambut brunette milik istrinya tersebut.

Si cantik lagi-lagi tersipu dengan hal kecil yang dilakukan oleh Jackson padanya.

Seperti ada jutaan kupu-kupu terbang diatas perutnya.

"D-danke. Saya harus masuk, Herr. Permisi."

Ia berlari kecil ketika Jackson melonggarkan dekapannya dan buru-buru masuk ke dalam sebelum banyak mata yang melihat.

******

Bill menatap datar ketika melihat iringan mobil porsche milik Presiden Direktur Hoffman itu pergi. Ia menterawai dirinya sendiri sebab gadis pujaannya telah menjadi istri seorang Aristokrat Jerman.

"Elenora, wait!"

"Ada apa, Bill?"

Sebenarnya Elenora ingin mengabaikan eksistensi pemuda Bill itu namun Ia tidak bisa. Bagaimana pun, Bill sudah baik padanya selama ini.

Lelaki itu juga menjaganya dari gangguan siswi penggosip seperti Britney dan teman-temannya.

"Pulang sekolah nanti Kita pergi bersama ya?"

Dan sial. Bill membuatnya dalam masalah besar jika para pengawal yang bertugas menjaganya mendengar hal ini.

Ia takut jika Jackson mengetahuinya. Pria diktator itu sulit ditebak.

Kadang bisa bersikap manis, kadang juga sangat mengerikan.

******

Touch vote and like, please!

Bab terkait

  • Elenora And Her Alter Ego   Dont Touch Her!

    Pulang sekolah, Bill terus berusaha mengajak Elenora untuk pergi. Entah apa yang ada didalam pikiran pemuda itu.Beruntung Elenora mampu membuat kedua pengawal yang selalu mengikutinya mau menurut, menunggunya di gerbang depan selagi Ia bicara dengan Bill."Tolong jangan seperti ini, Bill.""Sejak menikah Kau semakin menghindariku. Kau banyak berubah, El!" Pemuda itu mencibir.Sebenarnya tak benar-benar melakukannya, hanya saja Bill tahu bahwa gadis itu akan merasa tak enak hati jika terus menolak ajakannya ini.Ia tidak berpikir lebih jauh jika gadis yang diajak pergi bukanlah milik sembarang orang."Mau ya, please?""Tidak bisa, Bill. Herr Hoffman menjemputku. Sudah ya."Elenora berusaha menolak selembut mungkin, namun Bill tidak mau mendengar. Ia justru menghalangi jalan Elenora dengan kedua tangannya merentang― "Kali ini saja. Aku janji setelah itu tidak akan pernah mengganggumu lagi, El." Wajahnya memohon dan itu mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16
  • Elenora And Her Alter Ego   Protect Her

    'Tidak perlu terkejut, brengsek! Beraninya Kau membuat Elenora hampir pingsan, sialan!'******Tiba-tiba, Sevanya mengambil pistol yang berada dibalik ikat pinggang milik Jackson dan menodongkan benda berbahaya itu tepat diwajahnya.Kilatan obsidian birunya terlihat penuh amarah.Dan Jackson tahu jika itu bukan tatapan Elenora, gadisnya."Berikan itu padaku!"'Tidak! Kau- Beraninya membuat Elenora ketakutan!'"Ini bukan urusanmu! Sevanya, berikan!"Gadis itu menarik pelatuk pistolnya dan― DORR! Peluru melesat keluar. Semua pengawal tergopoh melindungi Tuan Mereka."APA YANG KAU LAKUKAN?"Dalam sekali sentak, pistol itu terlepas. Perebutan senjata antara Sevanya dan Jackson terjadi. Keduanya berguling diatas tanah ruangan tersebut hingga Jackson berhasil menindih tubuh gadis itu dan mencengkeram kedua tangannya ke atas― 'Lepaskan Aku, brengsek!'"Borgo

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Elenora And Her Alter Ego   Alexis

    *Tulisan bercetak tebal adalah flashback******Dua hari Elenora berada di rumah sakit. Ia merasa bosan sebab diluar sana enam orang pengawal ditugaskan oleh suaminya untuk menjaganya selama disini."Dokter, kapan Saya bisa pulang?"Dokter dengan name tag; Shawn Wang― Hanya tersenyum sembari memeriksa selang intravena yang terpasang dipunggung tangan gadis itu, "Dokter-""Maafkan Saya, Frau. Saya hanya melakukan tugas sesuai perintah Herr Hoffman, permisi."Lagi. Selalu saja suaminya bersikap otoriter padanya. Padahal saja, Elenora sudah lebih baik dan Ia ingin cepat pulang.Bau obat-obatan membuat kepalanya terasa pening.'Haruskah Aku menghubungi, Herr Hoffman? Tapi dimana ponselku?'Elenora melihat ke arah sekeliling. Tak menemukan benda persegi tersebut sejauh matanya memandang."Mencari sesuatu, Sayang?""Herr, Saya-""Seseorang memberi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Elenora And Her Alter Ego   Okay!

    "Awasi Alexis. Laporkan semua kegiatannya padaku dan jangan sampai siapapun tahu masalah ini." "Baik, Herr. Sesuai perintah Anda. Permisi." Seth menatap sekeliling, memastikan jika tidak ada orang lain yang melihatnya. Saat Ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Jackson yang menghubunginya. "Ya, Herr-" "Datang ke kantor sekarang!" Lalu panggilan tersebut ditutup secara sepihak oleh Jackson. Kekehan ringan terdengar. Seth sudah terlalu hafal dengan sifat Bosnya tersebut. Jadi Ia segera bergegas menuju kantor. ****** Tatapan sendu milik Elenora memunculkan Sevanya; Sang Alter Ego― Sudah beberapa hari ini Dia tidak muncul. 'Pentingnya tidak menilai seseorang dari penampilan saja.' "Kau kembali?" 'Kenapa? Kau berusaha menyingkirkanku karena Aku hampir membuat suamimu terluka?' Elenora terdiam. Bukan. Gadis itu tidak bermaksud membuat san

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • Elenora And Her Alter Ego   Honey Moon

    Entah keberanian itu muncul begitu saja hingga Elenora mengatakan kalimat itu.Ucapan Elenora mengundang decihan dari Alexis yang kini menghampirinya― "Kau terlalu percaya diri, bocah! Hubungan Kalian hanya tertulis diatas kertas! Jackson tidak mencintaimu!""Terserah Kau!"Hanya itu.Demi Tuhan! Elenora sedang tidak berselera untuk beradu mulut dengan wanita ular ini.Ia lelah dan membutuhkan ruang untuk sendiri.Dengan langkah setengah gontai, Ia berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Alexis dibelakang sana dengan sumpah serapah yang tidak jelas.******"Apa yang Dia lakukan sekarang?"Pandangan Jackson masih terfokus pada kertas putih diatas meja namun telinganya masih menunggu Seth memberinya laporan tentang istri mungilnya."Pardon, Herr. Sebenarnya Frau Hoffman ingin pergi ke toko buku namun Saya melarangnya.""Kenapa?"Amber Jackson menatap tajam pada Seth yang masih berdiri dihadapannya. Kepa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Elenora And Her Alter Ego   Cast-Prolog

    Main Cast : - Elenora Rebecca Alarice, 17 - Jackson Hoffman, 27 Support Cast : - Alexis Jade Voscotte, 26 - Sean James Buyyer, 27 - Maximus Gray, 26 - Kimmie Jordano, 27 [Other cast akan muncul seiring berjalannya cerita ini] ****** (Scollife-Violence-Hurt-Mature-Marriedlife)

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Elenora And Her Alter Ego   The Wedding

    *Krionika(n); pembekuan dalam suhu rendah untuk mayat ****** "APA? Kau sudah gila ya? Kami tidak mau membantumu, J!" Mereka berada di ruang kerja Jackson, melanjutkan diskusi yang sempat tertunda. "Gadis itu membutuhkanku dan Aku menginginkannya. Tidak ada yang salah dengan itu." Bukan hanya itu saja alasan Jackson menjadikan Elenora sebagai miliknya. "Kau ingin menikahi gadis dibawah umur dan menjadi seorang pedofil? Gunakan akal sehatmu, J!" Kali ini Alexis paling keras menentang keputusan Jackson. Ia tidak ingin melihat gadis sepolos Elenora menjadi objek pelampiasan Jackson atas masa lalunya yang kelam. Alexis tahu bahwa Jackson tidak pernah menggunakan hatinya dalam bercinta tapi Ia memiliki firasat buruk jika pria itu tetap memaksa akan menikahi Elenora.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Elenora And Her Alter Ego   Agreement

    "Kau baik-baik saja?" Elenora tertegun saat melihat tubuh jangkung Suaminya menghilang dibalik pintu kamar. Gadis itu merasa iba dan takut secara bersamaan. Perasaan ini membuatnya tak nyaman dan serba salah. Ia tidak tahu rasanya jatuh cinta itu seperti apa dan bagaimana? Hanya saja, melihat Jackson pergi tanpa mengucapkan apapun, membuat sudut lain didalam hatinya terasa kosong. "Elenora ..." Sean berusaha merebut atensi gadis itu ketika tak menemukan jawaban darinya semenjak lima detik yang lalu, "Saya baik-baik saja." lirihnya. "Kau tidak usah khawatir. Kami akan selalu melindungimu. Kami berjanji." Max berusaha meyakinkannya. Dan Alexis menambahi, "Ya. Kami selalu berada di sini untukmu. Sekarang istirahatlah, Kau pasti butuh waktu untuk terbiasa dengan suasana di sini." Seharusnya kalimat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05

Bab terbaru

  • Elenora And Her Alter Ego   Honey Moon

    Entah keberanian itu muncul begitu saja hingga Elenora mengatakan kalimat itu.Ucapan Elenora mengundang decihan dari Alexis yang kini menghampirinya― "Kau terlalu percaya diri, bocah! Hubungan Kalian hanya tertulis diatas kertas! Jackson tidak mencintaimu!""Terserah Kau!"Hanya itu.Demi Tuhan! Elenora sedang tidak berselera untuk beradu mulut dengan wanita ular ini.Ia lelah dan membutuhkan ruang untuk sendiri.Dengan langkah setengah gontai, Ia berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Alexis dibelakang sana dengan sumpah serapah yang tidak jelas.******"Apa yang Dia lakukan sekarang?"Pandangan Jackson masih terfokus pada kertas putih diatas meja namun telinganya masih menunggu Seth memberinya laporan tentang istri mungilnya."Pardon, Herr. Sebenarnya Frau Hoffman ingin pergi ke toko buku namun Saya melarangnya.""Kenapa?"Amber Jackson menatap tajam pada Seth yang masih berdiri dihadapannya. Kepa

  • Elenora And Her Alter Ego   Okay!

    "Awasi Alexis. Laporkan semua kegiatannya padaku dan jangan sampai siapapun tahu masalah ini." "Baik, Herr. Sesuai perintah Anda. Permisi." Seth menatap sekeliling, memastikan jika tidak ada orang lain yang melihatnya. Saat Ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Jackson yang menghubunginya. "Ya, Herr-" "Datang ke kantor sekarang!" Lalu panggilan tersebut ditutup secara sepihak oleh Jackson. Kekehan ringan terdengar. Seth sudah terlalu hafal dengan sifat Bosnya tersebut. Jadi Ia segera bergegas menuju kantor. ****** Tatapan sendu milik Elenora memunculkan Sevanya; Sang Alter Ego― Sudah beberapa hari ini Dia tidak muncul. 'Pentingnya tidak menilai seseorang dari penampilan saja.' "Kau kembali?" 'Kenapa? Kau berusaha menyingkirkanku karena Aku hampir membuat suamimu terluka?' Elenora terdiam. Bukan. Gadis itu tidak bermaksud membuat san

  • Elenora And Her Alter Ego   Alexis

    *Tulisan bercetak tebal adalah flashback******Dua hari Elenora berada di rumah sakit. Ia merasa bosan sebab diluar sana enam orang pengawal ditugaskan oleh suaminya untuk menjaganya selama disini."Dokter, kapan Saya bisa pulang?"Dokter dengan name tag; Shawn Wang― Hanya tersenyum sembari memeriksa selang intravena yang terpasang dipunggung tangan gadis itu, "Dokter-""Maafkan Saya, Frau. Saya hanya melakukan tugas sesuai perintah Herr Hoffman, permisi."Lagi. Selalu saja suaminya bersikap otoriter padanya. Padahal saja, Elenora sudah lebih baik dan Ia ingin cepat pulang.Bau obat-obatan membuat kepalanya terasa pening.'Haruskah Aku menghubungi, Herr Hoffman? Tapi dimana ponselku?'Elenora melihat ke arah sekeliling. Tak menemukan benda persegi tersebut sejauh matanya memandang."Mencari sesuatu, Sayang?""Herr, Saya-""Seseorang memberi

  • Elenora And Her Alter Ego   Protect Her

    'Tidak perlu terkejut, brengsek! Beraninya Kau membuat Elenora hampir pingsan, sialan!'******Tiba-tiba, Sevanya mengambil pistol yang berada dibalik ikat pinggang milik Jackson dan menodongkan benda berbahaya itu tepat diwajahnya.Kilatan obsidian birunya terlihat penuh amarah.Dan Jackson tahu jika itu bukan tatapan Elenora, gadisnya."Berikan itu padaku!"'Tidak! Kau- Beraninya membuat Elenora ketakutan!'"Ini bukan urusanmu! Sevanya, berikan!"Gadis itu menarik pelatuk pistolnya dan― DORR! Peluru melesat keluar. Semua pengawal tergopoh melindungi Tuan Mereka."APA YANG KAU LAKUKAN?"Dalam sekali sentak, pistol itu terlepas. Perebutan senjata antara Sevanya dan Jackson terjadi. Keduanya berguling diatas tanah ruangan tersebut hingga Jackson berhasil menindih tubuh gadis itu dan mencengkeram kedua tangannya ke atas― 'Lepaskan Aku, brengsek!'"Borgo

  • Elenora And Her Alter Ego   Dont Touch Her!

    Pulang sekolah, Bill terus berusaha mengajak Elenora untuk pergi. Entah apa yang ada didalam pikiran pemuda itu.Beruntung Elenora mampu membuat kedua pengawal yang selalu mengikutinya mau menurut, menunggunya di gerbang depan selagi Ia bicara dengan Bill."Tolong jangan seperti ini, Bill.""Sejak menikah Kau semakin menghindariku. Kau banyak berubah, El!" Pemuda itu mencibir.Sebenarnya tak benar-benar melakukannya, hanya saja Bill tahu bahwa gadis itu akan merasa tak enak hati jika terus menolak ajakannya ini.Ia tidak berpikir lebih jauh jika gadis yang diajak pergi bukanlah milik sembarang orang."Mau ya, please?""Tidak bisa, Bill. Herr Hoffman menjemputku. Sudah ya."Elenora berusaha menolak selembut mungkin, namun Bill tidak mau mendengar. Ia justru menghalangi jalan Elenora dengan kedua tangannya merentang― "Kali ini saja. Aku janji setelah itu tidak akan pernah mengganggumu lagi, El." Wajahnya memohon dan itu mem

  • Elenora And Her Alter Ego   Sevanya

    Sendiri itu sepi dan berdua itu menyenangkan.Mungkin kebersamaan Mereka sebagai pasangan suami dan istri menumbuhkan perasaan baru bagi Elenora. Yang semakin lama tidak mungkin bisa Ia tepis keberadaannya.Elenora hanya seorang gadis polos yang bahkan memikirkan cinta pun― Tidak pernah.Baginya, bekerja dan bisa mencukupi semua kebutuhannya, itu sudah lebih dari cukup.Obsidian birunya menatap lurus ke depan dengan semilir angin barat yang berhembus, menerpa kulit.Dinginnya udara malam tidak membuatnya bergegas masuk. Pandangannya justru menyipit ketika melihat siluet seseorang berdiri disana.Jackson.Sedang apa pria itu disana?Ah, Elenora lupa!Disanalah makam gadis yang begitu dicintai oleh suaminya berada. Seharusnya Ia tahu diri dan tidak mengharapkan lebih.'Kau pasti cemburu melihat suamimu lebih memperhatikan batu nisan itu daripada Kau.'Bukan hal mengejutkan jika Sevanya muncul

  • Elenora And Her Alter Ego   Why?

    Gadis itu berjalan dengan langkah gontai. Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya penuh kebencian. Terutama para murid perempuan. Namun kali ini Mereka tidak bisa melakukan sesuatu pada Elenora. Mereka ingat jika ancaman Presiden Direktur Hoffman tidak pernah main-main, apalagi enam pengawal yang selalu mengikuti gadis itu, membuat nyali Mereka seketika menciut. "Elenora." Merasa namanya dipanggil, gadis itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik untuk menoleh ke belakang. Seorang pemuda sedang berlari ke arahnya sembari tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi, "Untukmu." Sebotol susu strawberry. Ragu. Elenora melirik para pengawal itu karena Ia takut jika Mereka melaporkan hal ini pada suaminya. Dinding pun bisa berbicara. Pada akhirnya tidak ada pilihan lain, gadis itu menggeleng pel

  • Elenora And Her Alter Ego   Intervensi

    Intervensi(n); ikut campur ****** Cinta itu seperti pasir; Semakin digenggam maka Dia akan semakin menjauh. Pahami dan mengerti keadaan Dia maka hatinya akan menjadi milikmu. Tidak perlu terburu-buru, nikmati segala proses yang ada. "Aku ingin perjanjian itu diubah!" Mereka datang atas permintaan Jackson. Pria itu memprotes tentang isi perjanjian yang telah dibuat oleh Max, sekretarisnya. "Tidak, Aku tidak bisa mengubahnya." "Kalian harus mengubahnya! Itu merugikanku." Bagaimana pun juga, Jackson seorang pria dewasa yang ingin kebutuhan biologisnya terpenuhi. Married without sex? Yang benar saja! "Dia masih delapan belas tahun jika Kau lupa, J! Gadis itu terpaksa menyetujui tawaranmu karena Dia membut

  • Elenora And Her Alter Ego   School

    Jackson benar-benar menepati janjinya. Ia mengizinkan Elenora pergi ke sekolah namun gadis itu tidak pergi sendiri. Selusin pengawal bersama Elenora. Enam diantaranya ikut masuk ke dalam dan sisanya, Mereka berjaga diluar sekolah. "Lihat gadis itu! Kau dengar berita pernikahannya?" "Ya. Sebenarnya apa yang membuat Presdir Hoffman tertarik dengan gadis bodoh seperti Elenora?" "Dia tidak cantik dan tidak seksi, tapi Herr Hoffman memilihnya sebagai istri, cih!" Bukannya tersinggung, Elenora justru mengabaikan Mereka, berjalan santai melewati gerombolan gadis penggosip yang sedang membicarakan dirinya dan Jackson. Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Mereka. Seperti makanan sehari-hari. Elenora hanya seorang siswi penerima beasiswa di sekolah ini. Dulu, Ia tidak pernah bermimpi bisa bersekolah di sini apalagi sekarang statusnya telah berubah menjadi istri Presiden D

DMCA.com Protection Status