Share

Why?

Author: Andromeda
last update Last Updated: 2021-07-15 23:15:13

Gadis itu berjalan dengan langkah gontai. Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya penuh kebencian.

Terutama para murid perempuan.

Namun kali ini Mereka tidak bisa melakukan sesuatu pada Elenora. Mereka ingat jika ancaman Presiden Direktur Hoffman tidak pernah main-main, apalagi enam pengawal yang selalu mengikuti gadis itu, membuat nyali Mereka seketika menciut.

"Elenora."

Merasa namanya dipanggil, gadis itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik untuk menoleh ke belakang.

Seorang pemuda sedang berlari ke arahnya sembari tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi, "Untukmu."

Sebotol susu strawberry.

Ragu. Elenora melirik para pengawal itu karena Ia takut jika Mereka melaporkan hal ini pada suaminya.

Dinding pun bisa berbicara.

Pada akhirnya tidak ada pilihan lain, gadis itu menggeleng pelan, "Aku sudah sarapan dan maaf, Aku harus pergi."

Tatapan pemuda itu berubah sendu. Ia sudah melihat berita tentang pernikahan Presiden Direktur Hoffman dengan gadis pujaannya tersebut.

Sungguh kabar yang menyakitkan. Bahkan Ia sampai tidak masuk selama dua hari karena memikirkan hal itu.

"Sampai kapan Kau akan terus menghindariku, El."

******

"Apa? Pergi berbulan madu?"

"Pewaris Hoffman harus secepatnya hadir diantara Kita, J! Madre sudah semakin tua dan menginginkan seorang cucu darimu."

"Tapi Madre ..."

"Kalau begitu tanda tangani dokumen yang sudah Madre berikan padamu sekarang." Final.

Jackson terdiam ketika Frau Anna beranjak pergi. Pria itu menghela napas lelah, kepalanya berdenyut nyeri memikirkan semua ini.

Tidak sulit bagi Jackson membuat istrinya hamil tapi mengingat bahwa Elenora menyimpan sesuatu darinya .... Keraguan itu kembali muncul!

Sevanya.

Siapa Dia?

Dan apa hubungannya Sevanya dengan istrinya?

******

Pukul satu siang ..

Selesai makan siang, Jackson berencana menjemput istrinya dan membicarakan masalah tadi tapi langkahnya harus terhenti saat Alexis memanggilnya.

"Ada apa?"

"Kita harus bicara, J."

"Hm, bicaralah!"

Alexis menatap ke sekeliling, "Kita bicara di ruanganmu?"

"Aku harus menjemput istriku. Katakan, ada apa?" Jackson melirik sekilas jam ditangannya, memastikan bahwa Ia tidak terlambat menjemput gadis itu dan membuatnya menunggu lama.

Entahlah! Kenapa Jackson jadi peduli padanya?

"Tadi pagi Frau Anna mengatakan jika Dia memberimu hadiah pernikahan. Kau sudah tahu?"

"Apa itu penting? Kupikir ini tentang pekerjaan."

"Jadi menurutmu ini tidak penting?"

"Aku sibuk, Al. Tidak mudah mengatur ulang jadwalku dengan klien dan ...."

"Tidak apa, Bos! Anda bisa pergi berlibur dengan Frau Hoffman."

'Sialan sekali Max ini,' umpat Alexis dalam hati.

Pria Dutchman itu datang dan langsung menyela obrolan Mereka serta memberikan beberapa dokumen yang harus diperiksa oleh Jakson, "Tidak ada rapat minggu ini. Anda bisa pergi, Herr."

"Disini Bosnya Aku atau Kau?"

Max berdehem sebentar mendengar nada tak bersahabat yang keluar dari bibir Jackson dan menegaskan jika pria itu tidak suka diperintah oleh siapapun termasuk sahabat dekatnya sendiri.

"Pardon, Herr."

"Jadi Kau tidak ingin pergi 'kan?" Alexis kembali menginterupsi. Wanita itu berharap jika Jackson tidak menyetujui rencana konyol ibunya.

"Aku harus menjemput istriku."

******

Sekolah sudah hampir sepi namun Jackson tak kunjung datang.

Beruntung, Elenora tidak sendiri. Gadis itu ditemani oleh selusin pengawal di sini.

"Paman Cloe, tidak bisakah Anda saja yang mengantarku pulang?"

Gadis itu berusaha membujuk salah seorang pengawal. Berharap Mereka mau menuruti permintaannya.

"Maaf, Frau. Sesuai perintah Herr Hoffman jika Anda harus menunggunya sampai datang."

"Tapi Aku bosan berada disini. Aku ingin pulang, Paman."

"Apa Aku membuatmu menunggu lama?"

Terkejut.

Elenora tidak tahu sejak kapan suaminya datang dan berdiri disana.

Wajah gadis itu menunduk, tak berani bertatap langsung dengan Jackson.

"Kemana arah pandangan matamu saat seseorang mengajak bicara .... Frau Hoff?"

"Maafkan Saya, Herr. Anda orang sibuk dan maaf sudah membuat Anda repot harus menjemput Saya."

"Sudahlah. Kita pulang."

Sepanjang perjalanan, Mereka tak saling bicara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

******

Sudah terhitung satu bulan Mereka menjadi pasangan suami dan istri.

Selama itu juga, Jackson tidak lagi bertanya tentang Sevanya.

Dan tentang malam itu ... Ada kekhawatiran yang mengusik hati Elenora.

Gadis itu ingat jika Jackson tidak memakai pengaman saat bercinta dengannya karena pria itu sedang emosi dan bukan hal yang mustahil jika bisa saja Ia hamil.

'Mungkinkah?'

Terlalu sibuk melamun sampai Ia tak menyadari jika Jackson berdiri disampingnya, menatap kagum pada wajah cantik yang selalu mengganggu pikirannya setiap saat, "Memikirkan sesuatu?"

"Herr ..."

"Kau bahkan tidak menyadari kehadiranku."

"Maafkan Saya." Wajah gadis itu menunduk.

Jackson semakin mendekat lalu mengapit dagu si cantik diantara telunjuk dan ibu jarinya. Mencuri satu kecupan dari bibir manis sang istri, "Cherry lips ... Aku menyukainya!"

Semburat merah itu terlihat diwajah Elenora saat Jackson mengusap sisa saliva pada bibir tipis itu dengan ibu jarinya.

Ya Tuhan, jantungku berdebar!

"H-herr .."

"Aku hanya ingin mengatakan padamu jika Madre meminta Kita pergi berbulan madu."

"Maaf?"

"Aku tidak mengulang ucapanku, El! Persiapkan dirimu, Kita akan pergi lusa."

Pria itu pergi meninggalkan Elenora yang masih termangu di sana. Sebenarnya Jackson tak masalah dengan permintaan Ibunya.

Jackson membutuhkan seorang pewaris untuk melanjutkan J.H Corporation di masa depan.

******

Tidak seperti makam pada umumnya.

Jackson membuat tempat peristirahatan gadis yang Ia cintai tampak seperti sebuah taman kecil dengan bunga peony yang ditanam di sana.

"Sayang .."

Ada banyak kenangan pahit di masa lalu yang masih tersimpan dihatinya. Jackson mengusap lembut batu nisan milik Rachel.

"Apa yang harus Aku lakukan? Madre menginginkan seorang cucu dari gadis itu, Sayang." Pria itu menatap dalam, seolah Rachel berada dihadapannya, "Seandainya jika gadis yang Kunikahi adalah Kau .... Aku tidak akan berpikir dua kali untuk melakukannya."

"Kau tidak pernah berubah, Jackson!"

Tanpa menoleh ke belakang, Jackson sudah hafal dengan pemiliki suara tersebut.

Langkahnya begitu tegas dan angkuh. Dia berjalan mendekat dengan mata berkaca-kaca.

Jika waktu bisa diputar kembali, maka Dia berharap saat itu bisa membawa Rachel pergi.

"Kapan Madre pulang ke Jerman?"

"Kau mengusir Ibumu?"

"Aku hanya bertanya."

Hening.

Hanya suara hembusan angin sore menyapa pendengaran. Keduanya sama-sama terluka atas kepergian Rachel.

"Frau, lima belas menit lagi penerbangan Anda ke Rusia. Semua sudah siap menunggu Anda."

Setelah membuat gestur melalui anggukan kepala, pengawal tersebut pergi.

"Madre sudah menyiapkan hadiah pernikahan untuk Kalian. Ingat, Jackson! Jangan pernah mengecewakan Madre lagi."

******

Makan malam terasa sepi. Hanya suara dentingan sendok dan garpu saling beradu.

Elenora memuji sikap tenang yang dimiliki oleh Jackson. Dalam situasi apapun, pria itu mampu mengendalikan dirinya dengan baik.

"Herr, ada kiriman hadiah untuk Anda."

Perjalanan ke Jerman.

Pria itu langsung mengernyit dan berpikir; Kenapa harus Jerman?

"Ada apa, Herr?"

"Terkadang banyak bertanya itu tidak baik! Habiskan makan malammu."

Jackson pergi setelah mendorong kasar kursi miliknya hingga Elenora berjingkat kaget.

Gadis itu tidak mengerti dengan sikap Jackson yang selalu berubah.

"Sampai kapan Anda bersikap seperti ini, Herr?"

'Dasar gadis, Bodoh!'

Sevanya.

Sial! Dia tidak boleh muncul di sini.

"Apa yang Kau lakukan?"

'Memperingatimu, El! Bajingan itu hanya ingin mempermainkanmu saja, sadarlah!'

"Terserah Kau! Aku lelah dan ingin tidur!"

Elenora tidak menyadari jika semenjak tadi seseorang memperhatikan dirinya dibalik dinding dengan seringaian dibibirnya.

"Sangat menarik!"

******

touch vote and like, please!

Related chapters

  • Elenora And Her Alter Ego   Sevanya

    Sendiri itu sepi dan berdua itu menyenangkan.Mungkin kebersamaan Mereka sebagai pasangan suami dan istri menumbuhkan perasaan baru bagi Elenora. Yang semakin lama tidak mungkin bisa Ia tepis keberadaannya.Elenora hanya seorang gadis polos yang bahkan memikirkan cinta pun― Tidak pernah.Baginya, bekerja dan bisa mencukupi semua kebutuhannya, itu sudah lebih dari cukup.Obsidian birunya menatap lurus ke depan dengan semilir angin barat yang berhembus, menerpa kulit.Dinginnya udara malam tidak membuatnya bergegas masuk. Pandangannya justru menyipit ketika melihat siluet seseorang berdiri disana.Jackson.Sedang apa pria itu disana?Ah, Elenora lupa!Disanalah makam gadis yang begitu dicintai oleh suaminya berada. Seharusnya Ia tahu diri dan tidak mengharapkan lebih.'Kau pasti cemburu melihat suamimu lebih memperhatikan batu nisan itu daripada Kau.'Bukan hal mengejutkan jika Sevanya muncul

    Last Updated : 2021-07-16
  • Elenora And Her Alter Ego   Dont Touch Her!

    Pulang sekolah, Bill terus berusaha mengajak Elenora untuk pergi. Entah apa yang ada didalam pikiran pemuda itu.Beruntung Elenora mampu membuat kedua pengawal yang selalu mengikutinya mau menurut, menunggunya di gerbang depan selagi Ia bicara dengan Bill."Tolong jangan seperti ini, Bill.""Sejak menikah Kau semakin menghindariku. Kau banyak berubah, El!" Pemuda itu mencibir.Sebenarnya tak benar-benar melakukannya, hanya saja Bill tahu bahwa gadis itu akan merasa tak enak hati jika terus menolak ajakannya ini.Ia tidak berpikir lebih jauh jika gadis yang diajak pergi bukanlah milik sembarang orang."Mau ya, please?""Tidak bisa, Bill. Herr Hoffman menjemputku. Sudah ya."Elenora berusaha menolak selembut mungkin, namun Bill tidak mau mendengar. Ia justru menghalangi jalan Elenora dengan kedua tangannya merentang― "Kali ini saja. Aku janji setelah itu tidak akan pernah mengganggumu lagi, El." Wajahnya memohon dan itu mem

    Last Updated : 2021-07-16
  • Elenora And Her Alter Ego   Protect Her

    'Tidak perlu terkejut, brengsek! Beraninya Kau membuat Elenora hampir pingsan, sialan!'******Tiba-tiba, Sevanya mengambil pistol yang berada dibalik ikat pinggang milik Jackson dan menodongkan benda berbahaya itu tepat diwajahnya.Kilatan obsidian birunya terlihat penuh amarah.Dan Jackson tahu jika itu bukan tatapan Elenora, gadisnya."Berikan itu padaku!"'Tidak! Kau- Beraninya membuat Elenora ketakutan!'"Ini bukan urusanmu! Sevanya, berikan!"Gadis itu menarik pelatuk pistolnya dan― DORR! Peluru melesat keluar. Semua pengawal tergopoh melindungi Tuan Mereka."APA YANG KAU LAKUKAN?"Dalam sekali sentak, pistol itu terlepas. Perebutan senjata antara Sevanya dan Jackson terjadi. Keduanya berguling diatas tanah ruangan tersebut hingga Jackson berhasil menindih tubuh gadis itu dan mencengkeram kedua tangannya ke atas― 'Lepaskan Aku, brengsek!'"Borgo

    Last Updated : 2021-07-17
  • Elenora And Her Alter Ego   Alexis

    *Tulisan bercetak tebal adalah flashback******Dua hari Elenora berada di rumah sakit. Ia merasa bosan sebab diluar sana enam orang pengawal ditugaskan oleh suaminya untuk menjaganya selama disini."Dokter, kapan Saya bisa pulang?"Dokter dengan name tag; Shawn Wang― Hanya tersenyum sembari memeriksa selang intravena yang terpasang dipunggung tangan gadis itu, "Dokter-""Maafkan Saya, Frau. Saya hanya melakukan tugas sesuai perintah Herr Hoffman, permisi."Lagi. Selalu saja suaminya bersikap otoriter padanya. Padahal saja, Elenora sudah lebih baik dan Ia ingin cepat pulang.Bau obat-obatan membuat kepalanya terasa pening.'Haruskah Aku menghubungi, Herr Hoffman? Tapi dimana ponselku?'Elenora melihat ke arah sekeliling. Tak menemukan benda persegi tersebut sejauh matanya memandang."Mencari sesuatu, Sayang?""Herr, Saya-""Seseorang memberi

    Last Updated : 2021-08-04
  • Elenora And Her Alter Ego   Okay!

    "Awasi Alexis. Laporkan semua kegiatannya padaku dan jangan sampai siapapun tahu masalah ini." "Baik, Herr. Sesuai perintah Anda. Permisi." Seth menatap sekeliling, memastikan jika tidak ada orang lain yang melihatnya. Saat Ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Jackson yang menghubunginya. "Ya, Herr-" "Datang ke kantor sekarang!" Lalu panggilan tersebut ditutup secara sepihak oleh Jackson. Kekehan ringan terdengar. Seth sudah terlalu hafal dengan sifat Bosnya tersebut. Jadi Ia segera bergegas menuju kantor. ****** Tatapan sendu milik Elenora memunculkan Sevanya; Sang Alter Ego― Sudah beberapa hari ini Dia tidak muncul. 'Pentingnya tidak menilai seseorang dari penampilan saja.' "Kau kembali?" 'Kenapa? Kau berusaha menyingkirkanku karena Aku hampir membuat suamimu terluka?' Elenora terdiam. Bukan. Gadis itu tidak bermaksud membuat san

    Last Updated : 2021-08-06
  • Elenora And Her Alter Ego   Honey Moon

    Entah keberanian itu muncul begitu saja hingga Elenora mengatakan kalimat itu.Ucapan Elenora mengundang decihan dari Alexis yang kini menghampirinya― "Kau terlalu percaya diri, bocah! Hubungan Kalian hanya tertulis diatas kertas! Jackson tidak mencintaimu!""Terserah Kau!"Hanya itu.Demi Tuhan! Elenora sedang tidak berselera untuk beradu mulut dengan wanita ular ini.Ia lelah dan membutuhkan ruang untuk sendiri.Dengan langkah setengah gontai, Ia berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Alexis dibelakang sana dengan sumpah serapah yang tidak jelas.******"Apa yang Dia lakukan sekarang?"Pandangan Jackson masih terfokus pada kertas putih diatas meja namun telinganya masih menunggu Seth memberinya laporan tentang istri mungilnya."Pardon, Herr. Sebenarnya Frau Hoffman ingin pergi ke toko buku namun Saya melarangnya.""Kenapa?"Amber Jackson menatap tajam pada Seth yang masih berdiri dihadapannya. Kepa

    Last Updated : 2021-08-26
  • Elenora And Her Alter Ego   Cast-Prolog

    Main Cast : - Elenora Rebecca Alarice, 17 - Jackson Hoffman, 27 Support Cast : - Alexis Jade Voscotte, 26 - Sean James Buyyer, 27 - Maximus Gray, 26 - Kimmie Jordano, 27 [Other cast akan muncul seiring berjalannya cerita ini] ****** (Scollife-Violence-Hurt-Mature-Marriedlife)

    Last Updated : 2021-07-03
  • Elenora And Her Alter Ego   The Wedding

    *Krionika(n); pembekuan dalam suhu rendah untuk mayat ****** "APA? Kau sudah gila ya? Kami tidak mau membantumu, J!" Mereka berada di ruang kerja Jackson, melanjutkan diskusi yang sempat tertunda. "Gadis itu membutuhkanku dan Aku menginginkannya. Tidak ada yang salah dengan itu." Bukan hanya itu saja alasan Jackson menjadikan Elenora sebagai miliknya. "Kau ingin menikahi gadis dibawah umur dan menjadi seorang pedofil? Gunakan akal sehatmu, J!" Kali ini Alexis paling keras menentang keputusan Jackson. Ia tidak ingin melihat gadis sepolos Elenora menjadi objek pelampiasan Jackson atas masa lalunya yang kelam. Alexis tahu bahwa Jackson tidak pernah menggunakan hatinya dalam bercinta tapi Ia memiliki firasat buruk jika pria itu tetap memaksa akan menikahi Elenora.

    Last Updated : 2021-07-05

Latest chapter

  • Elenora And Her Alter Ego   Honey Moon

    Entah keberanian itu muncul begitu saja hingga Elenora mengatakan kalimat itu.Ucapan Elenora mengundang decihan dari Alexis yang kini menghampirinya― "Kau terlalu percaya diri, bocah! Hubungan Kalian hanya tertulis diatas kertas! Jackson tidak mencintaimu!""Terserah Kau!"Hanya itu.Demi Tuhan! Elenora sedang tidak berselera untuk beradu mulut dengan wanita ular ini.Ia lelah dan membutuhkan ruang untuk sendiri.Dengan langkah setengah gontai, Ia berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Alexis dibelakang sana dengan sumpah serapah yang tidak jelas.******"Apa yang Dia lakukan sekarang?"Pandangan Jackson masih terfokus pada kertas putih diatas meja namun telinganya masih menunggu Seth memberinya laporan tentang istri mungilnya."Pardon, Herr. Sebenarnya Frau Hoffman ingin pergi ke toko buku namun Saya melarangnya.""Kenapa?"Amber Jackson menatap tajam pada Seth yang masih berdiri dihadapannya. Kepa

  • Elenora And Her Alter Ego   Okay!

    "Awasi Alexis. Laporkan semua kegiatannya padaku dan jangan sampai siapapun tahu masalah ini." "Baik, Herr. Sesuai perintah Anda. Permisi." Seth menatap sekeliling, memastikan jika tidak ada orang lain yang melihatnya. Saat Ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Jackson yang menghubunginya. "Ya, Herr-" "Datang ke kantor sekarang!" Lalu panggilan tersebut ditutup secara sepihak oleh Jackson. Kekehan ringan terdengar. Seth sudah terlalu hafal dengan sifat Bosnya tersebut. Jadi Ia segera bergegas menuju kantor. ****** Tatapan sendu milik Elenora memunculkan Sevanya; Sang Alter Ego― Sudah beberapa hari ini Dia tidak muncul. 'Pentingnya tidak menilai seseorang dari penampilan saja.' "Kau kembali?" 'Kenapa? Kau berusaha menyingkirkanku karena Aku hampir membuat suamimu terluka?' Elenora terdiam. Bukan. Gadis itu tidak bermaksud membuat san

  • Elenora And Her Alter Ego   Alexis

    *Tulisan bercetak tebal adalah flashback******Dua hari Elenora berada di rumah sakit. Ia merasa bosan sebab diluar sana enam orang pengawal ditugaskan oleh suaminya untuk menjaganya selama disini."Dokter, kapan Saya bisa pulang?"Dokter dengan name tag; Shawn Wang― Hanya tersenyum sembari memeriksa selang intravena yang terpasang dipunggung tangan gadis itu, "Dokter-""Maafkan Saya, Frau. Saya hanya melakukan tugas sesuai perintah Herr Hoffman, permisi."Lagi. Selalu saja suaminya bersikap otoriter padanya. Padahal saja, Elenora sudah lebih baik dan Ia ingin cepat pulang.Bau obat-obatan membuat kepalanya terasa pening.'Haruskah Aku menghubungi, Herr Hoffman? Tapi dimana ponselku?'Elenora melihat ke arah sekeliling. Tak menemukan benda persegi tersebut sejauh matanya memandang."Mencari sesuatu, Sayang?""Herr, Saya-""Seseorang memberi

  • Elenora And Her Alter Ego   Protect Her

    'Tidak perlu terkejut, brengsek! Beraninya Kau membuat Elenora hampir pingsan, sialan!'******Tiba-tiba, Sevanya mengambil pistol yang berada dibalik ikat pinggang milik Jackson dan menodongkan benda berbahaya itu tepat diwajahnya.Kilatan obsidian birunya terlihat penuh amarah.Dan Jackson tahu jika itu bukan tatapan Elenora, gadisnya."Berikan itu padaku!"'Tidak! Kau- Beraninya membuat Elenora ketakutan!'"Ini bukan urusanmu! Sevanya, berikan!"Gadis itu menarik pelatuk pistolnya dan― DORR! Peluru melesat keluar. Semua pengawal tergopoh melindungi Tuan Mereka."APA YANG KAU LAKUKAN?"Dalam sekali sentak, pistol itu terlepas. Perebutan senjata antara Sevanya dan Jackson terjadi. Keduanya berguling diatas tanah ruangan tersebut hingga Jackson berhasil menindih tubuh gadis itu dan mencengkeram kedua tangannya ke atas― 'Lepaskan Aku, brengsek!'"Borgo

  • Elenora And Her Alter Ego   Dont Touch Her!

    Pulang sekolah, Bill terus berusaha mengajak Elenora untuk pergi. Entah apa yang ada didalam pikiran pemuda itu.Beruntung Elenora mampu membuat kedua pengawal yang selalu mengikutinya mau menurut, menunggunya di gerbang depan selagi Ia bicara dengan Bill."Tolong jangan seperti ini, Bill.""Sejak menikah Kau semakin menghindariku. Kau banyak berubah, El!" Pemuda itu mencibir.Sebenarnya tak benar-benar melakukannya, hanya saja Bill tahu bahwa gadis itu akan merasa tak enak hati jika terus menolak ajakannya ini.Ia tidak berpikir lebih jauh jika gadis yang diajak pergi bukanlah milik sembarang orang."Mau ya, please?""Tidak bisa, Bill. Herr Hoffman menjemputku. Sudah ya."Elenora berusaha menolak selembut mungkin, namun Bill tidak mau mendengar. Ia justru menghalangi jalan Elenora dengan kedua tangannya merentang― "Kali ini saja. Aku janji setelah itu tidak akan pernah mengganggumu lagi, El." Wajahnya memohon dan itu mem

  • Elenora And Her Alter Ego   Sevanya

    Sendiri itu sepi dan berdua itu menyenangkan.Mungkin kebersamaan Mereka sebagai pasangan suami dan istri menumbuhkan perasaan baru bagi Elenora. Yang semakin lama tidak mungkin bisa Ia tepis keberadaannya.Elenora hanya seorang gadis polos yang bahkan memikirkan cinta pun― Tidak pernah.Baginya, bekerja dan bisa mencukupi semua kebutuhannya, itu sudah lebih dari cukup.Obsidian birunya menatap lurus ke depan dengan semilir angin barat yang berhembus, menerpa kulit.Dinginnya udara malam tidak membuatnya bergegas masuk. Pandangannya justru menyipit ketika melihat siluet seseorang berdiri disana.Jackson.Sedang apa pria itu disana?Ah, Elenora lupa!Disanalah makam gadis yang begitu dicintai oleh suaminya berada. Seharusnya Ia tahu diri dan tidak mengharapkan lebih.'Kau pasti cemburu melihat suamimu lebih memperhatikan batu nisan itu daripada Kau.'Bukan hal mengejutkan jika Sevanya muncul

  • Elenora And Her Alter Ego   Why?

    Gadis itu berjalan dengan langkah gontai. Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya penuh kebencian. Terutama para murid perempuan. Namun kali ini Mereka tidak bisa melakukan sesuatu pada Elenora. Mereka ingat jika ancaman Presiden Direktur Hoffman tidak pernah main-main, apalagi enam pengawal yang selalu mengikuti gadis itu, membuat nyali Mereka seketika menciut. "Elenora." Merasa namanya dipanggil, gadis itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik untuk menoleh ke belakang. Seorang pemuda sedang berlari ke arahnya sembari tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi, "Untukmu." Sebotol susu strawberry. Ragu. Elenora melirik para pengawal itu karena Ia takut jika Mereka melaporkan hal ini pada suaminya. Dinding pun bisa berbicara. Pada akhirnya tidak ada pilihan lain, gadis itu menggeleng pel

  • Elenora And Her Alter Ego   Intervensi

    Intervensi(n); ikut campur ****** Cinta itu seperti pasir; Semakin digenggam maka Dia akan semakin menjauh. Pahami dan mengerti keadaan Dia maka hatinya akan menjadi milikmu. Tidak perlu terburu-buru, nikmati segala proses yang ada. "Aku ingin perjanjian itu diubah!" Mereka datang atas permintaan Jackson. Pria itu memprotes tentang isi perjanjian yang telah dibuat oleh Max, sekretarisnya. "Tidak, Aku tidak bisa mengubahnya." "Kalian harus mengubahnya! Itu merugikanku." Bagaimana pun juga, Jackson seorang pria dewasa yang ingin kebutuhan biologisnya terpenuhi. Married without sex? Yang benar saja! "Dia masih delapan belas tahun jika Kau lupa, J! Gadis itu terpaksa menyetujui tawaranmu karena Dia membut

  • Elenora And Her Alter Ego   School

    Jackson benar-benar menepati janjinya. Ia mengizinkan Elenora pergi ke sekolah namun gadis itu tidak pergi sendiri. Selusin pengawal bersama Elenora. Enam diantaranya ikut masuk ke dalam dan sisanya, Mereka berjaga diluar sekolah. "Lihat gadis itu! Kau dengar berita pernikahannya?" "Ya. Sebenarnya apa yang membuat Presdir Hoffman tertarik dengan gadis bodoh seperti Elenora?" "Dia tidak cantik dan tidak seksi, tapi Herr Hoffman memilihnya sebagai istri, cih!" Bukannya tersinggung, Elenora justru mengabaikan Mereka, berjalan santai melewati gerombolan gadis penggosip yang sedang membicarakan dirinya dan Jackson. Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Mereka. Seperti makanan sehari-hari. Elenora hanya seorang siswi penerima beasiswa di sekolah ini. Dulu, Ia tidak pernah bermimpi bisa bersekolah di sini apalagi sekarang statusnya telah berubah menjadi istri Presiden D

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status