Share

Duda Tampan Canduku
Duda Tampan Canduku
Penulis: Chaerani T

1 Ternodai

Penulis: Chaerani T
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Langkah Ardian terhuyung ketika ia berjalan menuju kamar putrinya. Ia juga mendengar suara bising dari lantai dasar. Suara musik mengalun keras, sebab sebuah pesta yang digelar saat ini sudah direncanakan oleh anaknya.

Selang beberapa menit, Ardian merasakan pusing akibat terlalu berlebihan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Duda berusia lebih dari kepala tiga itu sangat merasa haus. Sehingga ia tidak sengaja mengambil gelas berisi air tawar yang ditaruh di atas meja belajar milik Siska, putri kesayangannya. Tanpa berpikir lama, Ardian segera meminumnya sampai tandas.

Rasa pusing terus membuatnya merasa berat untuk membuka matanya, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan tangannya meraba sesuatu. Ia membuka kedua matanya, lalu tersenyum senang melihat seorang wanita yang sedang tertidur pulas disampingnya.

"Istriku Sekar, apakah kau kembali lagi padaku?" ucapnya dan membuka kancing kemeja miliknya.

Ardian merasakan sesuatu yang menggugah hasratnya, wanita yang terbaring itu hanya terbalut selimut tebal, sehingga Ardian membuka selimut itu dan kedua matanya membulat sempurna. Jelas ia tidak bisa menahan diri lagi untuk menumpahkan segala gairah yang selama ini tidak pernah ia lakukan selain bersama dengan Sekar.

"Sekar, aku sangat merindukanmu, kali ini kau harus kembali menjadi istriku lagi," tuturnya, dan menumpahkan segala rasa rindu terhadap mantan istrinya.

Seketika, ia merasa senang dan puas setelah apa yang dilakukannya bisa membuat Sekar kembali ke dalam pelukannya lagi. Setelah beberapa tahun Sekar menghianati cintanya dan memilih pria idaman lain dan meninggalkan dirinya.

"Aku berjanji akan membahagiakan kamu!" tuturnya, setelah merasa puas menumpahkan hawa nafsunya.

Ayu, gadis itu terbangun lalu merasakan sakit di sekujur badannya. Ia mengedarkan pandangannya, terkejut melihat sosok seorang pria tengah tertidur dan memeluk tubuh polosnya.

Ayu merasakan kulitnya tersentuh hangat, lantas dengan cepat ia melihat tubuhnya yang tertutupi selimut. Cepat-cepat ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pandangan tidak percaya dan spontan berteriak.

"Tidak, tidak mungkin aku ...."

Mendengar suara wanita disebelahnya berteriak histeris, Ardian sontak bangkit terduduk mencari suara wanita yang sudah mengganggu tidurnya. Sama-sama terkejut, Ardian baru menyadari jika wanita yang tidur bersamanya bukanlah Sekar.

"Siapa kamu? berani masuk ke rumahku? Apa yang kamu lakukan di kamar putriku?" tanya Ardian.

Justeru ia baru tersadar dengan jelas jika, dirinya sudah menyetubuhi seorang gadis muda yang tidak ia kenal.

Ayu terus berteriak, air matanya berlinang mengalir, menolak kenyataan yang menimpanya. Ia menangis meratapi kesuciannya yang kini terenggut dalam keadaan yang salah.

"Siska, di mana Siska? Siska dan Sintia mereka yang membawa ku ke kamar ini! Ya, Siska juga yang memberikan minuman kepadaku sehingga aku tertidur disini!" jelasnya, menangis terisak.

"Maaf saya juga tidak tahu kenapa saya bisa melakukan itu semua!" ucap yang mencoba menjelaskan agar tidak terjadi salah paham.

Ayu masih menangis, ia berusaha menutupi. semua urat malunya. Namun, kenyataannya ia sudah terjamah entah dengan pria yang tidak pernah ia kenal.

"Saya mohon maafkan saya! Saya akan bertanggung jawab untuk menikahi kamu, saya janji!" Jelasnya.

"Ini bukan masalah janji, ini masalah harga diri! Apa Anda tahu bagaimana rasa sakitnya di perlakukan seperti ini? Apa yang harus saya katakan kepada orang tua saya? Karena Anda, hidup saya sudah berada dalam ambang kehancuran, hidup saya berakhir!" pekiknya kesal.

Pria dewasa itu hanya bisa terdiam, ia terus mengutuki dirinya sendiri karena ceroboh.

"Tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskan kepada orang tua kamu! Saya berjanji akan menikahi kamu! Secepatnya."

Ardian segera bangkit dan pergi untuk membersihkan dirinya, ia juga mengganti pakaiannya dan menyuruh Ayu untuk berganti pakaian. Ia berinisiatif untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat, agar tidak melebar ke ranah luar.

Ayu pun segera beranjak untuk melangkah menuju ke kamar mandi, ia merasakan sakit, ketika sedang berjalan.

Hatinya remuk dan pilu. Apa yang akan ia perbuat, jika keluarganya mengetahui kejadian ini. Tidak mungkin, jika selamanya ia menyimpan aib ini dari orang-orang yang mencintainya.

Tentu saja Ardian menjadi prustrasi, ia tidak bisa berbuat apapun saat ini. Gadis itu tetap diam tidak mau memcari jalan keluar bersama.

"Siapa dia? Apa dia teman Siska? Apa semua ini ulah Siska?" pikirnya sesaat.

Ayu merasakan tubuhnya lemas, ia tidak sanggup melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.

Ia sudah tidak gadis lagi, kini hanya penyesalan yang ada atas kebodohannya, tidak bisa menjaga diri.

“Ya Allah, ampuni aku!”

Ardian menahan lengan Ayu, ketika gadis itu ingin pergi dari rumah ini. Kedua netranya berbinar, menyesal untuk dimaafkan. Tentu merasa sangat bersalah telah menodai seorang gadis, teman anaknya sendiri.

"Saya antar pulang, saya akan bertanggung jawab, dan memberitahu hal ini pada keluargamu."

"Tidak perlu, saya bisa mengurusi hidup saya sendiri! Dan Anda, tidak perlu ikut campur!" kelakarnya.

"Dengarkan sebentar! Tolong maafkan saya, saya benar-benar merasa bersalah! Saya harus bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan!"

"Kamu bertanggung jawab pun tidak akan pernah bisa menghapus semua rasa bersalahku kepada kedua orang tua ku!" teriak Ayu menatap bengis ke arah Ardian.

Ayu melangkah pergi, dan terus menangis, disaat itu hujan pun turun membasahi tubuhnya selama ia berjalan.

"Apa yang harus aku katakan? Bagaimana kalau aku hamil? Lalu ayah, dan ibu, apa mereka akan mengusirku dan tidak menganggap aku sebagai anaknya?"

Ardian merasa gusar, ia memukul dinding sehingga tangannya membiru, setelah Ayu pergi.

Hatinya sedang tidak baik-baik saja, hingga bisikan setan merajai pikirannya.

“Apa aku harus mengakhiri hidupku? Dengan cara itu, mungkin ayah, ibu, dan abang tidak pernah tahu tentang aibku ini?!”

Sebuah bisikan berhasil membuatnya pergi melangkah, dan berdiri di tengah jalan. Mau tidak mau, ini jalan yang akan membuatnya terbebas dari aib dan rasa malu. Ia berusaha menguatkan diri untuk mengakhiri hidupnya.

Sampai terlihat lampu mobil truk mengangkut muatan datang melaju dengan kecepatan sedang, karena cuaca begitu gelap gulita. Sehingga sopir tersebut terkejut dengan sosok perempuan yang menghadang mobil truk.

Tiba-tiba ....

Bab terkait

  • Duda Tampan Canduku    2 Benci yang terasa.

    Ayu lantas berteriak, merasakan seseorang datang meraih tubuhnya. Seseorang memeluk tubuhnya dan membawa Ayu sampai terguling untuk menghindari mobil yang ingin menabrak Ayu.Spontan Ayu meronta, ia memukul tubuh pria yang sudah menolongnya."Ayu!" Suara pria itu membuat gadis itu langsung menoleh dan terkejut melihat kehadiran Dika, guru mengaji Ayu."Kak Dika?" desisnya terisak. Ayu mendorong tubuh Dika, ia mencoba bangkit dan meninggalkan Dika yang terlihat bingung.Pria itu merasa heran dengan keberadaan Ayu, di jalan raya dalam waktu tengah malam seperti ini. Sehingga muncul banyak pertanyaan dalam benaknya, yang tidak mampu ia ungkapkan. "Aku antar pulang ya Yu," ajaknya, berlari sedikit menyamai langkah muridnya itu. Ayu merasa lemas, kakinya sudah tidak kuat untuk berjalan. Dengan sigap ia menopang tubuh Ayu dan menggendongnya lau membawa masuk ke dalam mobilnya. Karena merasa tidak kuat, Ayu pingsan saat Dika membantunya duduk didalam kursi mobil. "Ya Allah, kamu kenap

  • Duda Tampan Canduku    3 Bertanggung jawab

    Kedua tangan yang hampir terlepas dari besi, tertangkap oleh tangan seorang pria yang semalam menolongnya. Dika datang, berniat untuk mencari tahu keberadaan Ayu. Dengan kekuatannya, Dika berhasil membawa Ayu naik dan terduduk kembali di lantai balkon kamarnya. "Kamu nggak waras Yu?" tanyanya dengan hembusan napas yang tersengal-sengal. "Harusnya, kamu jangan menolongku! Biar aku mati saja!" teriak Ayu menatap tajam Dika. Pria itu memeluk Ayu. Gadis yang ia cintai dalam hatinya, benar-benar terlihat hancur. "Sebaiknya tenangkan diri kamu Yu! Aku bantu!" tuturnya. Dika menuntun Ayu masuk kembali ke kamarnya, gadis itu masih menangis tiada henti. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Dika.Ayu menggeleng, ia tidak mau menceritakan masalah yang menimpa dirinya saat ini. Belum lagi, pria yang menolongnya sudah merebut hatinya diam-diam. "Baiklah! Aku tidak akan memaksa hal itu, sekarang kau tenangkan dirimu, beristirahat sejenak. Aku datang karena khawatir melihat keadaanmu semalam. S

  • Duda Tampan Canduku    4 Calon Suamiku

    Ardian datang kembali setelah mengetahui keadaan Ayu sudah berangsur membaik. Segenap hatinya ia mencoba mendekati Ayu secara perlahan. Kedatangannya tentu disambut baik oleh Sandi dan keluarga. Saat ini tidak ada yang perlu disembunyikan, kenyataannya semuanya sudah terlanjur. Pria itu, harus bertanggung jawab menjadi sosok suami yang terpaksa karena perbuatannya di luar kesadaran. Kinji Ayu dan Ardian duduk bersama. Kecanggungan begitu terasa nampaknya pria dewasa itu terlihat gugup saat bersama Ayu. Sedikit salah tingkah Ardian memberikan sebuket bunga yang ia bawa sengaja untuk Ayu. "Maaf ya! Hanya ini yang mungkin bisa kuberikan!" ucapnya. Sungguh sulit rasanya untuk Ardian, ia sudah lupa bagaimana merayu dan menggoda wanita seperti dirinya dulu saat masih remaja. "Ayu! Apakah kau memaafkan aku? Apa kita bisa menikah?!" tanyanya seakan tak sabar. Ayu merasa kesal melihat mimik wajah Ardian, pria itu justeru begitu terburu-buru meminta pernikahan padanya. "Aku belum ikhlas me

  • Duda Tampan Canduku    5 Orang Ketiga

    Ardian melonggarkan dasinya saat tiba dirumah setelah ia kembali menjenguk calon istrinya, ia melepaskan kedua sepatu hitam khas pekerja kantoran. Beberapa hari ini ia merasa lelah untuk mencari jalan keluar atas masalahnya. Ia pun masih teringat sedikit kejadian awal sebelum semuanya terjadi. Sampai saat ini, ia masih begitu ragu untuk menyampaikan pernikahannya kepada orang tuanya dikampung. Hari ini pun suasana terlihat sepi, tidak ada sosok putrinya. "Tidak dijawab! Kemana dia? Hanya Siska yang bisa menjelaskan kesalah pahaman ini, karena dia yang membawa Ayu masuk ke rumah ini, atau mungkin ini rencana Siska, agar aku menikah dengan temannya?" Ia mencoba menerka-nerka. Ia melangkah masuk ke kamar mandi, sungguh ia tidak bisa membayangkan pernikahan esok. Benaknya terus bertanya-tanya. Pria itu pernah gagal dalam membina rumah tangga dulu. Ia takut, hal itu akan terulang kembali pada pernikahan Keduanya ini. Sekar memang belum dapat tergantikan, sosok itu selalu terbayang sela

  • Duda Tampan Canduku    6 Tatapan penuh cinta

    Selama perjalanan pulang Ayu terlihat diam dan memandang ke luar jendela mobil Ardian. Pria yang sedang menyetir pun tengah menerka-nerka, apa sebenarnya yang dibicarakan Ayu dengan pria tadi? Sedikit demi sedikit, ia merasa terusik dengan kehidupan Ayu dengan Dika. 'Apakah dia menyesal jika terpaksa menikah denganku? Justeru meninggalkan pria yang begitu tulus mencintainya, disini aku seperti peran jahat yang tega mengambil wanita orang lain!'Pria itu pun asik dengan pemikirannya sendiri. Saat ini yang harus ia lakukan adalah menebus kesalahan akibat perbuatannya. 'Bagaimana bisa jika nanti aku menyukai anak kecil seperti dia?' Bertahan di suasana sunyi membuat Ardian gundah, sesekali ia berusaha memikirkan sesuatu ungkapan agar gadis itu mau berbicara. Namun, rasa gugupnya terus membuat semuanya menjadi kacau. Pada akhirnya, Ayu memejamkan kedua matanya yang sudah memaksanya sedari tadi. Sesampainya di rumah Ayu ia membangunkan gadis itu. "Sudah sampai, ayo turun! Hujan sudah r

  • Duda Tampan Canduku    7 Istri Sah

    Keputusannya sudah bulat, kini balutan kebaya putih dan hiasan bunga di atas kepalanya merubah dirinya yang akan menjadi seorang ratu.Ratu untuk Ardian dan menunggu sang calon suami mengucapkan ijab qabul di depan ayahnya. Sedih itu yang dirasakan, ia sudah tidak bisa menahan bulir air matanya yang terus memaksa untuk keluar. Ia berusaha bertahan untuk menghadapi kenyataan yang saat ini ia hadapi. “Aku harus bisa!” desisnya. Bayangan Dika terus menghantuinya. "Aku mampu, aku harus melupakannya!" Ayu menghapus air matanya. Dewi sudah mengundangnya untuk turun ke bawah, ia pun tersenyum dihadapan cermin besar miliknya, dan beranjak untuk menemui Ardian. Ayu berusaha untuk terlihat Bahagia, ia harus berpura-pura dihadapan semua orang yang hadir, dan bersandiwara menerima Ardian dengan penuh suka hati. Ayu duduk disamping Ardian lalu mencium tangan suaminya itu, kedua netranya sekilas memandang pesona Ardian yang begitu gagah, nampak begitu berbeda seperti sebelumnya. Rambutnya ter

  • Duda Tampan Canduku    8 Jatuh Hati

    Setelah melakukan prosesi yang begitu sederhana, Ardian dan Ayu pamit untuk pergi dari rumah, mengingat mereka sudah menjadi sepasang suami-istri yang sah. Tangisan Dewi pecah, bagian ini menjadi hal terberat untuknya. Hati kecilnya belum bisa menerima semuanya secara ikhlas. Tentu ia masih merasa khawatir, gadis kecilnya itu belum cukup umur untuk mengarungi kehidupan rumah tangga. "Jangan menangis Bu, Ayu tidak pergi jauh, Ayu masih di sekitar Jakarta, kalau ada waktu Ayu akan bermain ke sini!" Senyum yang terbit dari sang putri menguatkan hati sang ibu. Ayu mengusap air mata yang sudah luruh membasahi wajah Dewi. Kenangan bersama sejak dulu seakan menjadi kisah yang tidak bisa dilupakan sampai kapan pun. "Ibu akan merindukan kamu, Nak! Sehat-sehat ya Sayang. Kamu harus kuat Nak, rumah tangga itu tidak mudah seperti jalan yang lurus, kalian harus bisa melewati segalanya bersama. Jangan egois dalam menghadapi masalah. Ingat Nak, jangan Jangan bersikap buruk pada suamimu, sekara

  • Duda Tampan Canduku    9 Mommy baru Siska

    Kepulangannya dari kota Bali, Siska sengaja mengajak sang ibunda untuk kembali. Niat dari lubuk hatinya adalah menyatukan kembali ayah dan sang ibunda yang sudah lama sekali berpisah sejak dirinya dilahirkan. Alasan mengapa mereka bercerai, Ardian tidak mau membahas, apalagi menceritakan pada anak perempuannya itu. Sambil bergandengan tangan Sekar kembali mengingat memori bersama selama menikah dengan Ardian. "Mah! Mamah tunggu disini ya, pasti Daddy terkejut kalau Mamah datang dan kembali lagi bersama aku juga Daddy," tuturnya, terlihat nampak raut wajah bahagia dari Siska. Sekar hanya tersenyum dan mengangguk, Sambil mengenang rumah lamanya, ia pun menunggu Siska dan meraih majalah yang tergeletak di meja ruang tamu. Sementara itu Siska berlari kecil menuju kamar Ardian, bajunya sedikit basah karena harus terkena tetesan air hujan sesaat dirinya keluar dari dalam mobil taksi. Siska membuka pintu kamar sang ayah yang berada di lantai dua. Rumah ini begitu sunyi, sampai ia berter

Bab terbaru

  • Duda Tampan Canduku    61 Dimana Anakku

    Satya tersenyum saat Sekar sudah kembali sadar. Wanita itu menjadi bingung melihat keberadaanya di rumah sakit. "Aku di mana?" Selang darahnya masih terpasang pada lengannya. "Kau, mengapa kau malah menolongku! Asal kamu tahu, aku ingin mati! Aku tidak ingin hidup, tidak ada yang mengharapkanku! Kenapa lagi-lagi kau membantuku!"Wanita itu meronta-ronta kepada Satya, berusaha mencabut selang transfusinya. "Sadar Sekar! Apa bagusnya kamu menginginkan kematian? Nyatanya Tuhan memberimu kesempatan, semua manusia di takdirkan mati Sekar!""Tapi kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku, jika semua manusia di takdirkan mati!""Belum waktumu! Tuhan menyayangimu, dia ingin kamu bertaubat!""Untuk apa? Semua yang menyayangiku sudah pergi dan melupakan aku!""Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan, hari ini kamu harus bisa membuktikan akan ada kebahagiaan untukmu!"Sekar terdiam, Satya menghapus air matanya perlahan. "Kenapa? Kenapa kau mau menolongku?""Karena aku peduli kepadamu!"Satya terseny

  • Duda Tampan Canduku    Bab 60 Luka Hati Sekar

    Langkah Sekar berhenti di kediaman Ardian, ia hanya bisa melihat betapa mewahnya rumah Ardian. Sungguh banyak sekali dosa yang telah ia lakukan pada pria itu. Dosa besar, menghianati cinta dan pernikahannya, juga mengandung anak perempuan yang nyatanya bukan anak biologis Ardian. Dadanya terasa sesak, ia melepas rompi yang di pakainya, jika dilihat semua yang pernah hadir dalam hidupnya kini perlahan meninggalkannya. Wanita ini menangis tersedu, ia mengingat semua memori cinta dan kasih sayang Ardian. Sikap acuh tak acuhnya kepada Siska, dan bodohnya lagi, ia tertipu akan investasi bodong yang sudah mengkuras seluruh aset miliknya. Hanya mobil ini satu-satunya harta Sekar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari sebagai supir ojek online. "Ya Tuhan, aku kehilangan semua yang menyayangiku, aku terlalu tergiur harta dan kehidupan mewah yang tidak ada artinya, harus dengan siapa lagi aku mengadu! Aku sudah tidak bisa mengharapkan Ardian, apalagi Siska dia sudah bahagia dengan keluarga

  • Duda Tampan Canduku    Bab 59 Cinta Keluarga Bahagia

    Ardian berjalan tergesa-gesa mencari ruangan di mana Ayu di rawat. Siska melihat Roman tengah duduk menatap lurus dinding putih yang ada dihadapannya. Senyum Siska merekah setelah melihat pria itu. "Bagaimana keadaan istriku?" "Dokter belum keluar, tolong tunggu sebentar Bang!" Roman melirik ke arah Siska, yang terlihat terdiam. Ardian menjadi resah, kenapa begitu lama sekali Dokter memeriksa istrinya. "Kau sudah kembali? Bagaimana kabarmu? Roman memberanikan diri untuk bertanya kepada Siska, hatinya sungguh tidak karuan sedari tadi, ragu untuk mulai berbicara dengan Siska. "Aku baik Paman, Oh ya, aku ada sesuatu untuk Paman!" Roman mengerutkan keningnya, melihat Siska tengah sibuk mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. "Ini Paman, oleh-oleh dariku!" "Sarung?" "Ya, itu sarung batik dari Pekalongan, aku pas melihat itu teringat Paman, jadi aku beli saja!" Roman menjadi salah tingkah saat Siska mengatakan mengingat dirinya. Dan di saat yang bersamaan Ardia

  • Duda Tampan Canduku    58 Penyesalan di hati

    "Jadi, bisa kau ceraikan Ayu? Aku ingin kita kembali" pinta Sekar. Ardian menggeleng, ia menatap Sekar dan membuang pandangannya. Ingatan masa-masa saat Sekar menghianatinya terulang kembali di memori ingatannya. Ardian sudah melupakan itu semua, dan berharap jika Sekar dapat mengerti perasaannya. "Tidak Sekar, aku bukanlah pria yang jahat, dulu sekali aku mengharapkan kamu kembali. Nyatanya tidak! Sekarang yang harus kau perjuangankan adalah Siska! Putrimu harus tahu jika ayah kandungnya berada di negara ini!""Aku tidak mau kembali pada laki-laki itu! Dia penghianat, aku tidak bisa!" jawab Sekar. "Pilihan ada dirimu Sekar! Setidaknya saat Siska menikah nanti, aku tidak berkewajiban untuk menjadi wali nikahnya!"Sekar kembali terdiam, yang dikatakan Ardian ada benarnya. Seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan hak Siska sebagai seorang anak perempuan dari Aldi. "Hilangkan rasa nafsumu itu! Siska membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya!"Tidak ada jawaban dari bibir Sekar, seb

  • Duda Tampan Canduku    57 Ceraikan Istrimu

    Sekar, wanita itu tampak geram, dari awal ia sudah membenci Ayu, dan tidak menyukai pernikahan Ardian bersama Ayu, ia menyesal tidak melanjutkan rencananya untuk mengambil Ardian dari Ayu, kesibukannya sebagai seorang pengusaha membuatnya buta harta dan tidak peduli lagi kepada Siska, putri kandungnya. Saat ini nasibnya berubah drastis, ia sudah tidak dikelilingi oleh kemewahan yang ia miliki, ia pun sudah menjadi seorang sopir taksi online yang harus menafkahi diri sendiri. Ingin sekali ia bertemu dengan Siska, putri yang sangat ia rindukan selama menjadi Sekar yang memulai hidup sederhana. Hati dan pikirannya kini tengah beradu, ia ingin memulainya kembali bersama Ardian, pria yang pernah mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Setelah sekian lama ia mencari sosok Aldi, pria yang menghianatinya dan meninggalkannya saat ia tengah mengandung Siska. Sekar sudah tidak mau mencari sosok pria tersebut, baginya saat ini Ardian adalah pria terbaik yang pernah hadir di dalam hidupnya, kenang

  • Duda Tampan Canduku    56 Kebaikan Roman

    Pagi ini Ayu merasakan tubuhnya begitu lelah, setiap pagi ia merasa malas untuk melakukan apapun. Ardian tengah bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka, dan mendekati Ayu yang masih meringkuk dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. "Sayang, kamu sakit?" tanya Ardian. "Hem, aku merasa mual, aku sedang malas, huekk ...!" jawab Ayu. Ardian terjengkit, suhu tubuh Ayu begitu hangat, wajahnya sedikit pucat. "Kita periksa saja ya!" ajak Ardian. "Tidak perlu, aku istirahat saja Mas, kamu kan harus bekerja!" jawab Ayu. Ardian tidak bisa memaksa istrinya itu, hari ini ia begitu sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya di kantor. "Baiklah, tetapi jika kamu benar-benar ingin periksa, hubungi aku!" tukas Ardian. "Iya Sayang," jawab AyuArdian bergegas untuk pergi, ada rasa khawatir di benaknya karena harus meninggalkan Ayu. Siska saat ini sedang menjalani KKN di luar kota, sementara Arkana sedang berada di rumah neneknya. Ardian berlari menuruni anak

  • Duda Tampan Canduku    55 Tak Sengaja

    Roman hanya bisa pasrah, namun hidupnya harus terus berjalan sesuai keinginannya, usianya sudah begitu matang untuk memiliki sebuah keluarga. Namun, cintanya kepada Nafa tidak akan pernah pudar sampai detik ini, wajah cantik Nafa terus terbayang di ingatannya, dan sekilas wajah Nafa terlihat sama dengan Ayu di bagian mata, dan senyumnya yang begitu khas. "Ayu, wanita itu yang kemarin mencoba menolongku!" ucapnya. Roman tengah berdiri di balkon ruang tengah, ia tersenyum melihat pemandangan di sekitar teras rumah. "Keluarga yang sempurna!" celetuknya, yang ikut bahagia melihat kebahagiaan sang kakak. Ardian, Arkana dan Ayu tengah asik bermain di taman, mereka begitu ceria dan gembira, sangat serasi ketika Ardian memeluk Ayu dari belakang dan memberikan sebuket bunga mawar merah kesukaan Ayu. "Aku ikut bahagia, jika kau bahagia Bang!" ucap Roman. Roman berjalan menuju dapur, tadi pagi Ayu sudah mengajaknya untuk makan bersama, namun Roman belum merasakan lapar. Beranjak siang, Rom

  • Duda Tampan Canduku     54 Saat Roman kembali

    Ardian dan keluarga kecilnya sudah sampai di rumah mereka, Roman begitu gembira, ia pun masuk lebih dulu dan terpesona melihat seisi rumah mewah sang kakak. "Maaf Roman, kau baru ku ajak ke rumahku!" ucap Ardian, walaupun Roman tidak menanggapi ungkapannya. Ayu mengusap pundak Ardian, ia sendiri merasa iba melihat sang suami yang harus bersabar merawat adik satu-satunya. "Daddy, Mommy, aku bawa Arkana ke kamar ya!" tutur Siska, yang terlihat sudah rindu dengan suasana rumahnya. "Baiklah, hati-hati menggendong Arkana!" timpal Ardian. Ayu pergi menuju dapur, ia mencoba membuat minuman untuk Ardian dan Roman. Ardian terlihat lelah, ia menyandarkan pundaknya di sofa. Sementara Roman sudah berlari ke kolam renang. "Hati-hati Roman, di sana licin!" teriak Ardian. Roman hanya mengangguk, ia merasa senang melihat kolam renang yang luas, tidak lama ia merendamkan kedua kakinya dan bermain air di kolam renang. Ardian melihat ke arah Ayu, ia tersenyum dan berjalan mendekati pujaan hatiny

  • Duda Tampan Canduku    53 Kembali Ke Rumah

    Roman frustasi, wajah Ardian saat ini sungguh menakutkan, di dalam bayangannya Ardian adalah sosok monster yang menyeramkan, namun itu semua berada di dalam benak pikiran Roman yang sudah kacau. Ardian menghela napasnya, sungguh ia tidak bisa membayangkan jika ibu dan bapak begitu lelah menghadapi adiknya yang tiba-tiba memiliki kelainan. "Tenanglah Roman, aku tidak akan menyakitimu, ikuti aku ya, astagfirullah ..., astagfirullah."Roman menggeleng, ia beringsut menaiki kasur lantai dan memeluk dua kakinya dalam posisi duduk. Lagi, Ardian mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia pun membuka lemari yang tidak terlalu besar, namun warna catnya sudah terlihat pudar. "Pakai bajumu, aku berjanji akan membawamu pergi dari rumah ini!" ucap Ardian, membuat Roman menatap kedua matanya lekat-lekat. "Benarkah?" tanya Roman. Ardian mengangguk, memberikan kepastian pada Roman, seperti anak kecil, wajah Roman kembali ceria, ia memakai baju dan celananya lalu menghadap cermin sambil bersiul.

DMCA.com Protection Status