Home / Pernikahan / Duda Tampan Canduku / 6 Tatapan penuh cinta

Share

6 Tatapan penuh cinta

Author: Chaerani T
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selama perjalanan pulang  Ayu terlihat diam dan memandang ke luar jendela mobil Ardian.

Pria yang sedang menyetir pun tengah menerka-nerka, apa sebenarnya yang dibicarakan Ayu dengan pria tadi? Sedikit demi sedikit, ia merasa terusik dengan kehidupan Ayu dengan Dika.

'Apakah dia menyesal jika terpaksa menikah denganku? Justeru meninggalkan pria yang begitu tulus mencintainya, disini aku seperti peran jahat yang tega mengambil wanita orang lain!'

Pria itu pun asik dengan pemikirannya sendiri. Saat ini yang harus ia lakukan adalah menebus kesalahan akibat perbuatannya. 'Bagaimana bisa jika nanti aku menyukai anak kecil seperti dia?'

Bertahan di suasana sunyi membuat Ardian gundah, sesekali ia berusaha memikirkan sesuatu ungkapan agar gadis itu mau berbicara. Namun, rasa gugupnya terus membuat semuanya menjadi kacau. Pada akhirnya, Ayu memejamkan kedua matanya yang sudah memaksanya sedari tadi.

Sesampainya di rumah Ayu ia membangunkan gadis itu. "Sudah sampai, ayo turun! Hujan sudah reda!" ujarnya.

Ayu terbangun, kedua tangannya mengusap wajahnya. Terlihat ada bekas air mata yang masih basah nampak pada penglihatan Ardian.

Tanpa basa-basi ia turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Mungkin karena baru terbangun, Ayu tidak melirik Ardian yang terus memandangnya dari dalam mobil.

Dengan mudahnya, ia meninggalkan Ardian tanpa ucapan terima kasih.

Ardian tertawa kecil melihat tingkah calon istrinya yang sedikit menyebalkan. Sedikit demi sedikit, ia tertarik melihat bagaimana tingkah Ayu padanya. 'Mungkin hari ini aku akan membiarkan kamu dengan perasaanmu, tetapi setelah menikah, aku akan buat kamu tidak akan melepaskan aku!'

Ia pun bergegas pulang dan menyiapkan diri untuk pernikahannya besok malam.

Ayu masuk ke kamarnya dengan perasaan sedih karena belum bisa mengungkapkan perasaannya terhadap Dika.

"Ya Tuhan, apa aku sanggup untuk melupakan kak Dika? Jujur aku tidak mau kehilangan dia!"

Rasa Dilema menerjang hatinya, pasca pertemuannya dengan Dika. Mampu membuat hatinya bergejolak kembali, pria itu masih memberikan senyum dan kata-kata yang indah yang telah disampaikan tadi.

Tetapi, ia tidak mau kalah dengan permainan bejat temannya. Masih ada luka atas peristiwa kemarin, dan itu tentu belum membuat dirinya merasa puas dan tenang.

Ia mencoba memakai gaun pengantinnya. Cermin besar di kamarnya seakan sedang memujinya. Pernikahan, satu kalimat yang tidak pernah terpikirkan olehnya saat ini, menginjak usia remaja menjadi dewasa.

Seperti kisah di novel, ada kekhawatiran jika ia tidak menikah. Ada benih yang berkembang, ada nyawa yang harus ia kandung selama sembilan bulan. 'Pasti aku akan menderita, jika nantinya aku hamil dan anak itu tidak mengetahui siapa ayahnya.'

***

"Benarkah besok kau akan menikah?!" Dika bertanya, keduanya netranya mencari kejujuran di mata wanita yang ia cintai.

Ayu mengangguk lemah, sekuat tenaga ia berusaha tidak meneteskan bulir air matanya dihadapan pria idamannya.

Dika merasa lemas, pupus sudah harapannya membangun mimpi untuk menikah dengan Ayu, jika gadis itu lulus mengejar cita-citanya.

"Apa kamu mencintainya? Apa kalian saling mencintai?!" tanya Dika. Pertanyaan itu hampir membuat Ayu ingin mematahkan keputusannya menikah dengan duda itu.

"Aku ... aku, hanya menuruti titah ayah kak! Mungkin ini pertemuan terakhir kita, semoga kakak bisa datang ke pernikahanku ini!" jelasnya, sungguh membuat hati Dika semakin hancur.

"Kau yakin Ayu? Apa dia bisa mencintaimu seperti aku?!" tanyanya geram.

Ayu terdiam, pendengarannya belum tuli. Ia melihat sorot tajam bola mata Dika. 'Apakah dia juga mencintaiku?'

"Dengar Yu! Batalkan pernikahan ini, hidup kamu masih panjang! Aku akan menunggu kamu, kita bisa menikah nanti setelah kamu lulus dan ... a--aku akan bicara dengan ayahmu!"

Ayu menggeleng, pertahanannya gagal untuk tidak menangis. Ada kekecewaan di manik bola mata pria itu. "Ini tidak semudah itu kak! Ada masalah dibalik pernikahan ini, sekalipun kakak memaksa aku atau ayah untuk membatalkan ini, tetap saja aku tidak akan pernah bisa menikah dengan kakak!" Bulir air matanya membanjiri wajahnya. Penyesalan dan rasa kecewa membuat keduanya terdiam menikmati rasa hancur yang hadir lebih dulu sebelum memulainya.

Dika memeluk Ayu, ia tidak sanggup melepaskan pelukan ini. 'Haruskah dengan cara ikhlas, ia bisa melepaskan Ayu?'

"Ayu apa yang sebenarnya terjadi?!" tanyanya pelan. Ia menghapus bekas air matanya. "Tidak kak, aku lega jika aku tahu perasaan kakak kepadaku, setidaknya aku bisa bahagia ternyata aku tidak sendirian mencintai kakak!" tukasnya.

"Yu! Kita bisa perjuangankan ini, kamu bisa menghentikan semuanya! Hal apa yang menghalangi kamu untuk tidak bisa bersamaku?! " tanyanya, ia masih belum merasa puas akan semua pernyataan Ayu.

“Maaf kak, aku tidak bisa memberitahu kakak! Aku takut kakak akan membenciku!”

Ayu menggeleng lagi, ia hanya bisa tersenyum dan mengenggam erat jemari Dika.

"Tolong ingat ini! Aku mencintai kakak! Tapi, kita tidak akan pernah bisa bersama!"

"Hentikan Yu! Kamu membuat aku bingung!" kilahnya.

Ayu pergi meninggalkan tanda tanya untuk Dika. 'Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kau terlihat sakit seperti itu?'

Ayu menghapus kembali air matanya, sebuah mobil datang menghampiri. Ardian memintanya masuk, ia sudah tidak bisa berlama-lama karena hari semakin gelap.

Ungkapan itu terus terbayang dibenaknya, bagaimana pria itu menyatakan cinta kepadanya. Namun, takdir membawanya ke tempat yang tidak pernah ia inginkan sama sekali.

Berkali-kali pria yang membuat hatinya semu, sesekali mencoba menghubunginya. Terpaksa ia mematikan ponselnya, karena harapan untuk mencintai Dika lebih dalam sudah sirna.

Sementara itu, Ardian yang saat ini tengah bersantai hatinya menjadi gundah, mengingat tadi dirinya melihat kebersamaan Ayu dengan pria itu.

Ada penyesalan baginya telah merusak kisah cinta Ayu dengan Dika. Namun, entah mengapa hatinya merasa iri melihat tatapan Ayu yang penuh cinta kepada pria bernama Dika.

“Tidak mungkin jika saat ini aku sedang cemburu?” tanyanya ragu.

Related chapters

  • Duda Tampan Canduku    7 Istri Sah

    Keputusannya sudah bulat, kini balutan kebaya putih dan hiasan bunga di atas kepalanya merubah dirinya yang akan menjadi seorang ratu.Ratu untuk Ardian dan menunggu sang calon suami mengucapkan ijab qabul di depan ayahnya. Sedih itu yang dirasakan, ia sudah tidak bisa menahan bulir air matanya yang terus memaksa untuk keluar. Ia berusaha bertahan untuk menghadapi kenyataan yang saat ini ia hadapi. “Aku harus bisa!” desisnya. Bayangan Dika terus menghantuinya. "Aku mampu, aku harus melupakannya!" Ayu menghapus air matanya. Dewi sudah mengundangnya untuk turun ke bawah, ia pun tersenyum dihadapan cermin besar miliknya, dan beranjak untuk menemui Ardian. Ayu berusaha untuk terlihat Bahagia, ia harus berpura-pura dihadapan semua orang yang hadir, dan bersandiwara menerima Ardian dengan penuh suka hati. Ayu duduk disamping Ardian lalu mencium tangan suaminya itu, kedua netranya sekilas memandang pesona Ardian yang begitu gagah, nampak begitu berbeda seperti sebelumnya. Rambutnya ter

  • Duda Tampan Canduku    8 Jatuh Hati

    Setelah melakukan prosesi yang begitu sederhana, Ardian dan Ayu pamit untuk pergi dari rumah, mengingat mereka sudah menjadi sepasang suami-istri yang sah. Tangisan Dewi pecah, bagian ini menjadi hal terberat untuknya. Hati kecilnya belum bisa menerima semuanya secara ikhlas. Tentu ia masih merasa khawatir, gadis kecilnya itu belum cukup umur untuk mengarungi kehidupan rumah tangga. "Jangan menangis Bu, Ayu tidak pergi jauh, Ayu masih di sekitar Jakarta, kalau ada waktu Ayu akan bermain ke sini!" Senyum yang terbit dari sang putri menguatkan hati sang ibu. Ayu mengusap air mata yang sudah luruh membasahi wajah Dewi. Kenangan bersama sejak dulu seakan menjadi kisah yang tidak bisa dilupakan sampai kapan pun. "Ibu akan merindukan kamu, Nak! Sehat-sehat ya Sayang. Kamu harus kuat Nak, rumah tangga itu tidak mudah seperti jalan yang lurus, kalian harus bisa melewati segalanya bersama. Jangan egois dalam menghadapi masalah. Ingat Nak, jangan Jangan bersikap buruk pada suamimu, sekara

  • Duda Tampan Canduku    9 Mommy baru Siska

    Kepulangannya dari kota Bali, Siska sengaja mengajak sang ibunda untuk kembali. Niat dari lubuk hatinya adalah menyatukan kembali ayah dan sang ibunda yang sudah lama sekali berpisah sejak dirinya dilahirkan. Alasan mengapa mereka bercerai, Ardian tidak mau membahas, apalagi menceritakan pada anak perempuannya itu. Sambil bergandengan tangan Sekar kembali mengingat memori bersama selama menikah dengan Ardian. "Mah! Mamah tunggu disini ya, pasti Daddy terkejut kalau Mamah datang dan kembali lagi bersama aku juga Daddy," tuturnya, terlihat nampak raut wajah bahagia dari Siska. Sekar hanya tersenyum dan mengangguk, Sambil mengenang rumah lamanya, ia pun menunggu Siska dan meraih majalah yang tergeletak di meja ruang tamu. Sementara itu Siska berlari kecil menuju kamar Ardian, bajunya sedikit basah karena harus terkena tetesan air hujan sesaat dirinya keluar dari dalam mobil taksi. Siska membuka pintu kamar sang ayah yang berada di lantai dua. Rumah ini begitu sunyi, sampai ia berter

  • Duda Tampan Canduku    10 Tidak bisa menolak

    Siska melempar semua barang-barang di kamarnya, ia mengutuki dirinya sendiri yang bodoh karena semua rencananya untuk Ayu yang seharusnya berhasil, kini dirinya yang terjebak. "Pernikahan Ayu dengan Daddy harus segera berakhir, aku tidak mau memiliki Mommy seperti dia, apalagi ia teman sekolahku, apa yang akan di katakan Sintia dan Runia? Jika mereka tahu hal ini. Aku harus bisa membuat mereka bercerai. Saat ini Ayu terus membuat Ardian sibuk dengan dirinya, ia sengaja menahan Ardian untuk tidak menemui Siska. “Maafkan aku Siska, rasa sakit hatiku belum bisa terbalaskan atas semua rencana kamu yang ingin menghancurkan hidupku.” Ia pun terpaksa harus berpura-pura bersikap manja, ia memeluk tubuh Ardian, tubuh kecil Ayu mampu membuat Ardian mulai merasakan gejolak dihatinya. "Ayu," panggil Ardian lembut. Ayu melepaskan pelukannya, Adrian memutar tubuhnya, ia menarik lengan Ayu dan menggendong nya. Kedua mata mereka bertemu. cukup lama Ayu dan Ardian berpandangan satu sama lain

  • Duda Tampan Canduku    1 1 Mantan Istri

    “Sabar Sekar, kamu harus bisa merebut Ardian kembali, kamu harus bisa bermain halus kepada istri dari mantan suamimu!”Sekar beranjak pergi keluar, masih ada desiran cemburu dari dalam hatinya. "Benarkah aku masih memiliki rasa pada Ardian? Bagaimana dulu aku bisa sebodoh itu, meninggalkannya demi ayahnya Siska!"Suara petir menggelegar, sekilas kilat cahaya itu mampu membuat tubuh Sekar bergetar. Sementara, setelah mendengar suara petir, Ardian segera menghentikan aksinya. Ia bergegas berjalan menuju ke arah jendela, berniat untuk menutup jendela. Pandangannya tertuju pada Sekar yang masih berdiri karena tiba-tiba hujan deras mengguyur cepat. “Sejak kapan dia disini?” desisnya. Ayu beranjak pergi meninggalkan Ardian, ia berniat untuk membersihkan dirinya kembali. Ada rasa sesal telah membuat Ardian kembali menyentuh dirinya. Tanpa ragu, Ardian bergegas pergi untuk menemui Sekar. Wanita yang pernah singgah dihatinya, wanita yang pernah mendampinginya. "Kamu disini Sekar?" Sekar

  • Duda Tampan Canduku    12 Kamu Cemburu?

    Ayu terdiam, lututnya terasa lemas, belum pernah ia merasakan sedih yang membuat tubuhnya lemas. “Tidak, aku tidak akan pernah menyukai pria ini! Aku harus bisa menahan agar tidak pernah jatuh cinta dengannya!” Ardian masih terdiam, memandang wajah Ayu yang begitu gelisah. Ia terus menatapnya tanpa berkedip. Tangan kanannya menyentuh dadanya yang bidang, jantungnya kembali berdebar tak karuan. “Aku sudah pernah merasakan berhubungan dengan setiap wanita, hanya saja, Ayu terus membuatku tidak bisa melupakannya! Apa ini, padahal dahulu aku pernah mencintai wanita, tapi tidak pernah sedalam seperti ini!” Ayu terjengkit mendengar suara ponselnya berbunyi. Panggilan masuk dari seseorang yang selalu merindukan kehadirannya. "Kak Dika?" Ayu begitu gugup, ia begitu gelisah dan sekilas ia merasa senang ada Dika yang menghubunginya. Dengan sedikit ragu, Ayu menjawab panggilan Dika."Hallo Ayu? Ayu?" Suara serak Dika, membuat Ayu sedikit cemas, ada apa dengan pria ini. "Hallo Kak? Aku de

  • Duda Tampan Canduku    13 Pilih Aku atau Suamimu

    Tidur di kamar terpisah membuat Ardian memilih cepat untuk bersiap pergi ke kantor. Hari ini, ia mencoba untuk tidak peduli dengan Ayu. Biasanya ia membuatkan sarapan, kali ini ia membiarkan Ayu. Tidak ada jawaban dari bibir Ayu semalam, jika wanita itu benar-benar cemburu. Sambil bercermin, Ardian pun memasang dasi sendiri. Ia terdiam dan menatap cermin besar, memandangi dirinya. “Aku tampan, bagaimana bisa kau tidak takluk denganku? Bagaimana bisa kau masih mencintai orang lain, padahal aku mengikat cincin di jemarimu. Aku tahu kau datang karena sebuah dendam, tapi bisakah sedikit kau membuka hati untukku?” Ia menelan salivanya, dan berlalu dan keluar kamar. Di saat itu pula, Ayu keluar dari kamarnya, bertemu tatap sebentar membuat hati Ardian berdesir. “Ingin rasanya membawa dia ke pelukanku!” Ayu menatap heran melihat Ardian berwajah murung, dan nampak tidak begitu ceria. “Apa ia bersedih karena aku atau mantannya? Ah, sudahlah, aku harus bertemu kak Dika hari ini juga!”Ayu be

  • Duda Tampan Canduku    14 Beri Aku Kesempatan Untuk Mencintaimu

    Menunggu membuat Ardian merasa gusar sejak tadi. Ayu masih belum berada di rumah sampai matahari tenggelam. Sesekali ia meneguk air di dalam gelas yang ia bawa, rasa khawatir mulai mengusik pikirannya. “Jelas-jelas ia tidak mencintaimu, tapi kenapa kau masih peduli dengannya!” desisnya. Ardian keluar dari kamarnya, ia memilih untuk menunggu Ayu di ruang tamu. Namun, terlihat Sekar datang bersama Siska. "Itu Daddy!" Siska tersenyum bersamaan dengan Sekar. “Sepertinya Ayu tidak di rumah, ini kesempatanku!” Sekar tersenyum kepada Siska seolah mengerti, Siska akhirnya meninggalkan keduanya di ruang tamu. "Apa kabar Mas? Aku senang bisa berjumpa dengan kamu lagi!" Kedua tangannya mulai bermain disekitar tubuh Ardian. Suasana hatinya begitu buruk, rasanya risi sekali ketika Sekar mulai menggodanya. Jemari Sekar mengusap bibir Ardian. Tampak ada gelora hasrat yang membara di hati Sekar. Ardian terdiam, mantan istrinya itu ia biarkan bermain mengecup lehernya. "Hentikan Sekar," pintany

Latest chapter

  • Duda Tampan Canduku    61 Dimana Anakku

    Satya tersenyum saat Sekar sudah kembali sadar. Wanita itu menjadi bingung melihat keberadaanya di rumah sakit. "Aku di mana?" Selang darahnya masih terpasang pada lengannya. "Kau, mengapa kau malah menolongku! Asal kamu tahu, aku ingin mati! Aku tidak ingin hidup, tidak ada yang mengharapkanku! Kenapa lagi-lagi kau membantuku!"Wanita itu meronta-ronta kepada Satya, berusaha mencabut selang transfusinya. "Sadar Sekar! Apa bagusnya kamu menginginkan kematian? Nyatanya Tuhan memberimu kesempatan, semua manusia di takdirkan mati Sekar!""Tapi kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku, jika semua manusia di takdirkan mati!""Belum waktumu! Tuhan menyayangimu, dia ingin kamu bertaubat!""Untuk apa? Semua yang menyayangiku sudah pergi dan melupakan aku!""Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan, hari ini kamu harus bisa membuktikan akan ada kebahagiaan untukmu!"Sekar terdiam, Satya menghapus air matanya perlahan. "Kenapa? Kenapa kau mau menolongku?""Karena aku peduli kepadamu!"Satya terseny

  • Duda Tampan Canduku    Bab 60 Luka Hati Sekar

    Langkah Sekar berhenti di kediaman Ardian, ia hanya bisa melihat betapa mewahnya rumah Ardian. Sungguh banyak sekali dosa yang telah ia lakukan pada pria itu. Dosa besar, menghianati cinta dan pernikahannya, juga mengandung anak perempuan yang nyatanya bukan anak biologis Ardian. Dadanya terasa sesak, ia melepas rompi yang di pakainya, jika dilihat semua yang pernah hadir dalam hidupnya kini perlahan meninggalkannya. Wanita ini menangis tersedu, ia mengingat semua memori cinta dan kasih sayang Ardian. Sikap acuh tak acuhnya kepada Siska, dan bodohnya lagi, ia tertipu akan investasi bodong yang sudah mengkuras seluruh aset miliknya. Hanya mobil ini satu-satunya harta Sekar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari sebagai supir ojek online. "Ya Tuhan, aku kehilangan semua yang menyayangiku, aku terlalu tergiur harta dan kehidupan mewah yang tidak ada artinya, harus dengan siapa lagi aku mengadu! Aku sudah tidak bisa mengharapkan Ardian, apalagi Siska dia sudah bahagia dengan keluarga

  • Duda Tampan Canduku    Bab 59 Cinta Keluarga Bahagia

    Ardian berjalan tergesa-gesa mencari ruangan di mana Ayu di rawat. Siska melihat Roman tengah duduk menatap lurus dinding putih yang ada dihadapannya. Senyum Siska merekah setelah melihat pria itu. "Bagaimana keadaan istriku?" "Dokter belum keluar, tolong tunggu sebentar Bang!" Roman melirik ke arah Siska, yang terlihat terdiam. Ardian menjadi resah, kenapa begitu lama sekali Dokter memeriksa istrinya. "Kau sudah kembali? Bagaimana kabarmu? Roman memberanikan diri untuk bertanya kepada Siska, hatinya sungguh tidak karuan sedari tadi, ragu untuk mulai berbicara dengan Siska. "Aku baik Paman, Oh ya, aku ada sesuatu untuk Paman!" Roman mengerutkan keningnya, melihat Siska tengah sibuk mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. "Ini Paman, oleh-oleh dariku!" "Sarung?" "Ya, itu sarung batik dari Pekalongan, aku pas melihat itu teringat Paman, jadi aku beli saja!" Roman menjadi salah tingkah saat Siska mengatakan mengingat dirinya. Dan di saat yang bersamaan Ardia

  • Duda Tampan Canduku    58 Penyesalan di hati

    "Jadi, bisa kau ceraikan Ayu? Aku ingin kita kembali" pinta Sekar. Ardian menggeleng, ia menatap Sekar dan membuang pandangannya. Ingatan masa-masa saat Sekar menghianatinya terulang kembali di memori ingatannya. Ardian sudah melupakan itu semua, dan berharap jika Sekar dapat mengerti perasaannya. "Tidak Sekar, aku bukanlah pria yang jahat, dulu sekali aku mengharapkan kamu kembali. Nyatanya tidak! Sekarang yang harus kau perjuangankan adalah Siska! Putrimu harus tahu jika ayah kandungnya berada di negara ini!""Aku tidak mau kembali pada laki-laki itu! Dia penghianat, aku tidak bisa!" jawab Sekar. "Pilihan ada dirimu Sekar! Setidaknya saat Siska menikah nanti, aku tidak berkewajiban untuk menjadi wali nikahnya!"Sekar kembali terdiam, yang dikatakan Ardian ada benarnya. Seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan hak Siska sebagai seorang anak perempuan dari Aldi. "Hilangkan rasa nafsumu itu! Siska membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya!"Tidak ada jawaban dari bibir Sekar, seb

  • Duda Tampan Canduku    57 Ceraikan Istrimu

    Sekar, wanita itu tampak geram, dari awal ia sudah membenci Ayu, dan tidak menyukai pernikahan Ardian bersama Ayu, ia menyesal tidak melanjutkan rencananya untuk mengambil Ardian dari Ayu, kesibukannya sebagai seorang pengusaha membuatnya buta harta dan tidak peduli lagi kepada Siska, putri kandungnya. Saat ini nasibnya berubah drastis, ia sudah tidak dikelilingi oleh kemewahan yang ia miliki, ia pun sudah menjadi seorang sopir taksi online yang harus menafkahi diri sendiri. Ingin sekali ia bertemu dengan Siska, putri yang sangat ia rindukan selama menjadi Sekar yang memulai hidup sederhana. Hati dan pikirannya kini tengah beradu, ia ingin memulainya kembali bersama Ardian, pria yang pernah mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Setelah sekian lama ia mencari sosok Aldi, pria yang menghianatinya dan meninggalkannya saat ia tengah mengandung Siska. Sekar sudah tidak mau mencari sosok pria tersebut, baginya saat ini Ardian adalah pria terbaik yang pernah hadir di dalam hidupnya, kenang

  • Duda Tampan Canduku    56 Kebaikan Roman

    Pagi ini Ayu merasakan tubuhnya begitu lelah, setiap pagi ia merasa malas untuk melakukan apapun. Ardian tengah bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka, dan mendekati Ayu yang masih meringkuk dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. "Sayang, kamu sakit?" tanya Ardian. "Hem, aku merasa mual, aku sedang malas, huekk ...!" jawab Ayu. Ardian terjengkit, suhu tubuh Ayu begitu hangat, wajahnya sedikit pucat. "Kita periksa saja ya!" ajak Ardian. "Tidak perlu, aku istirahat saja Mas, kamu kan harus bekerja!" jawab Ayu. Ardian tidak bisa memaksa istrinya itu, hari ini ia begitu sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya di kantor. "Baiklah, tetapi jika kamu benar-benar ingin periksa, hubungi aku!" tukas Ardian. "Iya Sayang," jawab AyuArdian bergegas untuk pergi, ada rasa khawatir di benaknya karena harus meninggalkan Ayu. Siska saat ini sedang menjalani KKN di luar kota, sementara Arkana sedang berada di rumah neneknya. Ardian berlari menuruni anak

  • Duda Tampan Canduku    55 Tak Sengaja

    Roman hanya bisa pasrah, namun hidupnya harus terus berjalan sesuai keinginannya, usianya sudah begitu matang untuk memiliki sebuah keluarga. Namun, cintanya kepada Nafa tidak akan pernah pudar sampai detik ini, wajah cantik Nafa terus terbayang di ingatannya, dan sekilas wajah Nafa terlihat sama dengan Ayu di bagian mata, dan senyumnya yang begitu khas. "Ayu, wanita itu yang kemarin mencoba menolongku!" ucapnya. Roman tengah berdiri di balkon ruang tengah, ia tersenyum melihat pemandangan di sekitar teras rumah. "Keluarga yang sempurna!" celetuknya, yang ikut bahagia melihat kebahagiaan sang kakak. Ardian, Arkana dan Ayu tengah asik bermain di taman, mereka begitu ceria dan gembira, sangat serasi ketika Ardian memeluk Ayu dari belakang dan memberikan sebuket bunga mawar merah kesukaan Ayu. "Aku ikut bahagia, jika kau bahagia Bang!" ucap Roman. Roman berjalan menuju dapur, tadi pagi Ayu sudah mengajaknya untuk makan bersama, namun Roman belum merasakan lapar. Beranjak siang, Rom

  • Duda Tampan Canduku     54 Saat Roman kembali

    Ardian dan keluarga kecilnya sudah sampai di rumah mereka, Roman begitu gembira, ia pun masuk lebih dulu dan terpesona melihat seisi rumah mewah sang kakak. "Maaf Roman, kau baru ku ajak ke rumahku!" ucap Ardian, walaupun Roman tidak menanggapi ungkapannya. Ayu mengusap pundak Ardian, ia sendiri merasa iba melihat sang suami yang harus bersabar merawat adik satu-satunya. "Daddy, Mommy, aku bawa Arkana ke kamar ya!" tutur Siska, yang terlihat sudah rindu dengan suasana rumahnya. "Baiklah, hati-hati menggendong Arkana!" timpal Ardian. Ayu pergi menuju dapur, ia mencoba membuat minuman untuk Ardian dan Roman. Ardian terlihat lelah, ia menyandarkan pundaknya di sofa. Sementara Roman sudah berlari ke kolam renang. "Hati-hati Roman, di sana licin!" teriak Ardian. Roman hanya mengangguk, ia merasa senang melihat kolam renang yang luas, tidak lama ia merendamkan kedua kakinya dan bermain air di kolam renang. Ardian melihat ke arah Ayu, ia tersenyum dan berjalan mendekati pujaan hatiny

  • Duda Tampan Canduku    53 Kembali Ke Rumah

    Roman frustasi, wajah Ardian saat ini sungguh menakutkan, di dalam bayangannya Ardian adalah sosok monster yang menyeramkan, namun itu semua berada di dalam benak pikiran Roman yang sudah kacau. Ardian menghela napasnya, sungguh ia tidak bisa membayangkan jika ibu dan bapak begitu lelah menghadapi adiknya yang tiba-tiba memiliki kelainan. "Tenanglah Roman, aku tidak akan menyakitimu, ikuti aku ya, astagfirullah ..., astagfirullah."Roman menggeleng, ia beringsut menaiki kasur lantai dan memeluk dua kakinya dalam posisi duduk. Lagi, Ardian mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia pun membuka lemari yang tidak terlalu besar, namun warna catnya sudah terlihat pudar. "Pakai bajumu, aku berjanji akan membawamu pergi dari rumah ini!" ucap Ardian, membuat Roman menatap kedua matanya lekat-lekat. "Benarkah?" tanya Roman. Ardian mengangguk, memberikan kepastian pada Roman, seperti anak kecil, wajah Roman kembali ceria, ia memakai baju dan celananya lalu menghadap cermin sambil bersiul.

DMCA.com Protection Status