Beranda / Pernikahan / Duda Tampan Canduku / 14 Beri Aku Kesempatan Untuk Mencintaimu

Share

14 Beri Aku Kesempatan Untuk Mencintaimu

Penulis: Chaerani T
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Menunggu membuat Ardian merasa gusar sejak tadi. Ayu masih belum berada di rumah sampai matahari tenggelam. Sesekali ia meneguk air di dalam gelas yang ia bawa, rasa khawatir mulai mengusik pikirannya.

“Jelas-jelas ia tidak mencintaimu, tapi kenapa kau masih peduli dengannya!” desisnya.

Ardian keluar dari kamarnya, ia memilih untuk menunggu Ayu di ruang tamu. Namun, terlihat Sekar datang bersama Siska.

"Itu Daddy!" Siska tersenyum bersamaan dengan Sekar.

“Sepertinya Ayu tidak di rumah, ini kesempatanku!” Sekar tersenyum kepada Siska seolah mengerti, Siska akhirnya meninggalkan keduanya di ruang tamu.

"Apa kabar Mas? Aku senang bisa berjumpa dengan kamu lagi!" Kedua tangannya mulai bermain disekitar tubuh Ardian.

Suasana hatinya begitu buruk, rasanya risi sekali ketika Sekar mulai menggodanya. Jemari Sekar mengusap bibir Ardian. Tampak ada gelora hasrat yang membara di hati Sekar.

Ardian terdiam, mantan istrinya itu ia biarkan bermain mengecup lehernya.

"Hentikan Sekar," pintany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Duda Tampan Canduku     15 Hari Baru

    Pagi cerah yang nampak hari ini, membuat suasana hati Ayu menjadi lebih baik. Seragam sekolah yang lama tidak terpakai, kini ia kenakan. Rasa rindunya kepada teman-teman semakin memuncak di dada. Tidak sabar rasanya ia ingin bertemu sapa dengan teman-temannya. Ardian yang sudah siap dengan pakaian kantornya, menghampiri Ayu yang sedang mengikat tali sepatu.“Tidak bisa di percaya jika istriku anak ABG, masih bersekolah, tapi tidak apa hanya beberapa bulan lagi dia akan lulus sekolah!”"Kenapa melamun?" tanya Ayu. "Tidak! Sudah siap, aku akan mengantar kamu!" ucap Ardian yang menggandeng tangan Ayu. Siska yang tengah asik menyantap roti tawarnya, tiba-tiba tangannya gemetar melihat Daddynya menggandeng mesra Ayu.Siska segera menghabiskan roti tawarnya, nampaknya rumah tangga Ayu dan Daddynya akan berjalan baik. “Kenapa sih? Ia selalu merebut semuanya, pertama Randy, cowok yang aku taksir, kedua Daddy, apalagi saat ini Dewangga terus menanyakan kabar Ayu lewat aku!” Ardian mengusap

  • Duda Tampan Canduku    16 Kedatangan Ibu Mertua

    Siska dan Ayu turun bersama sesampainya mereka tiba di rumah, langkah keduanya terhenti melihat sosok seorang wanita tua, dan pria tua membawa tas besar-besar. "Oma!" panggil Siska, yang berlari memeluk omanya. Ayu hanya tersenyum dan menunggu Ardian datang menghampirinya. "Ibu, Bapak" ucap Ardian tidak percaya. "Hai, apa kabar Nak, cucuku yang cantik ini?" sapa oma Mora."Ah, selamat datang Pak, Bu!" salam Ardian. Ayu pun ikut menyalami kedua orang tua Ardian. "Yuk masuk!" ajak Ardian. "Tunggu, ini siapa?" tanya oma Mora. "Teman aku Oma, keluarganya sedang berlibur, jadi menginap sementara di sini, soalnya sebentar lagi kami ujian!" sambung Sekar. Oma Mora hanya mengangguk dan tersenyum melihat Ayu.Keluarga itu pun masuk ke dalam rumah, Oma dan Opa di antar Siska menuju kamar mereka yang berada di lantai bawah, yakni memakai kamar tamu. Sedangkan Ayu dan Ardian naik bersama ke la

  • Duda Tampan Canduku    17 Kesedihan Ayu

    Tatapan nanar Ayu tertuju kepada pria yang berada di samping Sakha, Dika menghubunginya dengan ponsel Sakha dan tidak sengaja menemuinya. Ayu terpaku melihat Dika datang ke rumah Ardian untuk menemuinya. "Assalamualaikum Ayu?" panggil Dika lembut. "Waalaikumsalam, Kak!" ucap Ayu yang merasa tidak sanggup mendengar suara Dika. Tangan Ayu gemetar, hatinya berdegup kencang, niat hati sudah memutuskan untuk melupakan Dika, pria yang pernah mengisi hatinya."Aku meminta bantuan Sakha, untuk menemui kamu, ternyata kamu sehat, kamu terlihat berbeda sekarang, syukurlah, aku bahagia melihat kamu bahagia!" ucap Dika."Maaf, saat ini aku tidak bisa berlama-lama di luar, maaf Kak!" jawab Ayu. "Tunggu, Yu!" panggil Dika kembali. "Ini, aku punya sesuatu untuk kamu, aku mau kamu menyimpannya!"Dika memberikan sebuah bingkisan untuk Ayu, Ayu pun terpaksa menerima pemberian tersebut, karena melihat Sakha yang menganggukkan kepalanya pertanda, agar Ayu harus menerimanya. "Aku tidak akan memaksa ja

  • Duda Tampan Canduku    18 Terluka

    Setelah selesai menyuapi Ayu, malam yang dingin membuat Ayu merasa kedinginan, satu selimut tidak bisa membuatnya merasakan kehangatan. "Kamu kenapa Sayang?" tanya Ardian panik. "Dingin Mas!" ucap Ayu yang berbicara dengan bibir mungilnya yang bergetar. Ardian memeluk Ayu, ia menyelimuti tubuh Ayu dan tubuhnya, terlihat Ayu masih menggigil kedinginan. Ardian pun mencari cara agar Ayu tetap bisa hangat bersamanya. Tidak lama, Ardian melucuti pakaiannya, ia juga membuka semua pakaian Ayu sampai tubuh mereka menempel satu sama lain. Ayu merasakan hangat tubuhnya menyentuh kulit Ardian yang berwarna sawo matang, bagian perutnya yang berbentuk kotak membuat Ayu memunculkan hasrat gairah. Ardian memejamkan kedua matanya, ia hanya ingin membantu Ayu tertidur lelap dalam kehangatan tubuhnya. Selang beberapa menit, Ardian merasakan sesuatu yang menyentuh bibirnya lalu turun menyusuri senua bagian yang tidak terlewatkan.Ardian mencoba untuk tidak membalas hasratnya, ia membiarkan istri k

  • Duda Tampan Canduku    19 Rahasia Ayu

    Langit yang cerah menemani Ayu yang sedang duduk di bangku taman di sekolahnya, nasib rumah tangganya sedang tidak baik saat ini. Mencari solusi sepertinya, akan membuat kegaduhan pasalnya teman-temannya tidak ada yang mengetahui kisah rumah tangganya. Pulang ke rumah orang tua, pasti akan membuat satu keluarganya khawatir. 'Seperti ini ya, hirup pikuk permasalahan rumah tangga, apalagi aku masih sangat muda sekali, terkadang aku tidak pernah berpikir resiko yang harus ku jalani, karena semuanya sudah membenciku, dan meninggalkan aku, termasuk suamiku!' Rasa mual yang dialami Ayu perlahan muncul dan menghilang, ia menatap layar ponselnya menanti sang suami yang seharusnya lebih dulu menghubunginya. "Apa, Mas Ardian masih marah?" tanyanya. Tidak lama, komplotan Siska datang, Sintia, Runia mereka tertawa melihat raut wajah Ayu yang terlihat lemas, dan pucat. "Begini nih mayat hidup, cantik-cantik kok sendirian sih, enggak laku ya?" ucap Runia. Ayu malas untuk meladeni teman-teman

  • Duda Tampan Canduku    20 Duda Tampan Canduku

    Ardian sudah siap memakai jas berwarna coklat, dipadu dengan dasi berwarna hitam, sepatu hitam. Oma Mora memaksa Ardian untuk berpakaian rapih dan elegan, alangkah berat hati Ardian untuk menerima perjodohan yang dilakukan ibunya dan ayahnya, sementara itu pikirannya bercabang ingin mencari tahu bagaimana keadaan Ayu saat ini. "Dimana kamu Ayu? Pulanglah segera," ucapnya lirih. Ardian turun ke lantai dasar, ia mencoba menghubungi ponsel Ayu lagi, namun tetap tidak ada jawaban dari Ayu. "Jangan buat aku khawatir Ayu!" tuturnya dengan gelisah."Semua ini salah aku, aku terlalu memaksakan Ayu untuk mencintaiku!"Ardian tidak tahu harus melakukan apa, bagaimana caranya ia mencari tahu tentang keberadaan Ayu. "Ayo Nak, kita siap-siap, kita harus menyambut besan loh! Jangan pasang wajah murung, harus ceria, kamu kan gagah, tampan, dan keren, jangan buat Ibu kecewa, Ardian!" pinta oma Mora. Ardian menghembuskan napasnya dengan kasar, ia memgenggam erat ponselnya dengan kencang. Oma Mora

  • Duda Tampan Canduku     21 Duda Tampan Canduku

    Runia membuka sedikit pintu untuk memotret Ayu dengan Ardian yang berada di rumah sakit, ia memiliki rencana sendiri untuk menghancurkan Ayu, karena ia memiliki dendam pribadi kepada Ayu. "Lihat Ayu, aku sendiri yang akan menghancurkan kamu, dua manusia itu ternyata tidak berguna, tapi tidak apa, yang terpenting kamu harus merasa rasa sakit yang aku rasakan karena kamu merebut cinta Kak Dika dari aku!"Runia berhasil mengambil gambar Ayu dengan Ardian, ia juga sudah berhasik mendapatkan video Ayu yang terekam oleh cctv dari ponsel Siska. Dewangga terkejut saat melihat kehadiran Runia yang berada di rumah sakit."Untuk apa dia kesini?" tanya Dewangga. Runia berjalan cepat untuk keluar segera dari rumah sakit, sebelum seseorang mengenalnya, dan rencananya tidak akan berjalan dengan lancar. Dewangga kehilangan jejak Runia, namun seseorang menepuk pundaknya sehingga Dewangga menoleh ke arahnya."Siska!" panggil Dewangga. Siska memberikan isyarat kepada Dewa agar ia tidak menyebut nama

  • Duda Tampan Canduku    22 Duda Tampan Canduku

    Ayu membuka kedua matanya, tubuhnya sangat lelah, kepalanya terasa pusing dan rasanya berat sekali untuk membawa tubuhnya turun dari ranjang dipan. Siska masuk ke ruangan Ayu, ia bergerak cepat mendekati Ayu saat Ayu ingin melepas alat infusnya. Ayu terkejut melihat Siska datang, kedua matanya berkedip melihat Siska datang menghampirinya. "Sudah baikkan Mommy?" tanya Siska dengan ramah, membuat Ayu merasa bingung. "Mommy? Apa aku Mommymu?" tanya Ayu heran. "Ah, iya, aku anak sambung Mommy, sini biar aku bantu!" pinta Siska. Ayu dibantu Siska untuk kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ayu melihat ke arah cermin dan memandang wajahnya. "Umurku berapa? Apa aku masih muda?" tanya Ayu lagi, membuat Siska bingung untuk menjawab pertanyaan Ayu. "Tanyanya nanti saja ya, sebentar lagi Daddy akan datang menemui Mommy!" sahut Siska. Ayu memejamkan matanya, ia mengeluh jika kepalanya pusing dengan isi perut yang memberontak karena lapar. Ardian masuk dengan membawa buah-buahan unt

Bab terbaru

  • Duda Tampan Canduku    61 Dimana Anakku

    Satya tersenyum saat Sekar sudah kembali sadar. Wanita itu menjadi bingung melihat keberadaanya di rumah sakit. "Aku di mana?" Selang darahnya masih terpasang pada lengannya. "Kau, mengapa kau malah menolongku! Asal kamu tahu, aku ingin mati! Aku tidak ingin hidup, tidak ada yang mengharapkanku! Kenapa lagi-lagi kau membantuku!"Wanita itu meronta-ronta kepada Satya, berusaha mencabut selang transfusinya. "Sadar Sekar! Apa bagusnya kamu menginginkan kematian? Nyatanya Tuhan memberimu kesempatan, semua manusia di takdirkan mati Sekar!""Tapi kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku, jika semua manusia di takdirkan mati!""Belum waktumu! Tuhan menyayangimu, dia ingin kamu bertaubat!""Untuk apa? Semua yang menyayangiku sudah pergi dan melupakan aku!""Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan, hari ini kamu harus bisa membuktikan akan ada kebahagiaan untukmu!"Sekar terdiam, Satya menghapus air matanya perlahan. "Kenapa? Kenapa kau mau menolongku?""Karena aku peduli kepadamu!"Satya terseny

  • Duda Tampan Canduku    Bab 60 Luka Hati Sekar

    Langkah Sekar berhenti di kediaman Ardian, ia hanya bisa melihat betapa mewahnya rumah Ardian. Sungguh banyak sekali dosa yang telah ia lakukan pada pria itu. Dosa besar, menghianati cinta dan pernikahannya, juga mengandung anak perempuan yang nyatanya bukan anak biologis Ardian. Dadanya terasa sesak, ia melepas rompi yang di pakainya, jika dilihat semua yang pernah hadir dalam hidupnya kini perlahan meninggalkannya. Wanita ini menangis tersedu, ia mengingat semua memori cinta dan kasih sayang Ardian. Sikap acuh tak acuhnya kepada Siska, dan bodohnya lagi, ia tertipu akan investasi bodong yang sudah mengkuras seluruh aset miliknya. Hanya mobil ini satu-satunya harta Sekar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari sebagai supir ojek online. "Ya Tuhan, aku kehilangan semua yang menyayangiku, aku terlalu tergiur harta dan kehidupan mewah yang tidak ada artinya, harus dengan siapa lagi aku mengadu! Aku sudah tidak bisa mengharapkan Ardian, apalagi Siska dia sudah bahagia dengan keluarga

  • Duda Tampan Canduku    Bab 59 Cinta Keluarga Bahagia

    Ardian berjalan tergesa-gesa mencari ruangan di mana Ayu di rawat. Siska melihat Roman tengah duduk menatap lurus dinding putih yang ada dihadapannya. Senyum Siska merekah setelah melihat pria itu. "Bagaimana keadaan istriku?" "Dokter belum keluar, tolong tunggu sebentar Bang!" Roman melirik ke arah Siska, yang terlihat terdiam. Ardian menjadi resah, kenapa begitu lama sekali Dokter memeriksa istrinya. "Kau sudah kembali? Bagaimana kabarmu? Roman memberanikan diri untuk bertanya kepada Siska, hatinya sungguh tidak karuan sedari tadi, ragu untuk mulai berbicara dengan Siska. "Aku baik Paman, Oh ya, aku ada sesuatu untuk Paman!" Roman mengerutkan keningnya, melihat Siska tengah sibuk mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. "Ini Paman, oleh-oleh dariku!" "Sarung?" "Ya, itu sarung batik dari Pekalongan, aku pas melihat itu teringat Paman, jadi aku beli saja!" Roman menjadi salah tingkah saat Siska mengatakan mengingat dirinya. Dan di saat yang bersamaan Ardia

  • Duda Tampan Canduku    58 Penyesalan di hati

    "Jadi, bisa kau ceraikan Ayu? Aku ingin kita kembali" pinta Sekar. Ardian menggeleng, ia menatap Sekar dan membuang pandangannya. Ingatan masa-masa saat Sekar menghianatinya terulang kembali di memori ingatannya. Ardian sudah melupakan itu semua, dan berharap jika Sekar dapat mengerti perasaannya. "Tidak Sekar, aku bukanlah pria yang jahat, dulu sekali aku mengharapkan kamu kembali. Nyatanya tidak! Sekarang yang harus kau perjuangankan adalah Siska! Putrimu harus tahu jika ayah kandungnya berada di negara ini!""Aku tidak mau kembali pada laki-laki itu! Dia penghianat, aku tidak bisa!" jawab Sekar. "Pilihan ada dirimu Sekar! Setidaknya saat Siska menikah nanti, aku tidak berkewajiban untuk menjadi wali nikahnya!"Sekar kembali terdiam, yang dikatakan Ardian ada benarnya. Seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan hak Siska sebagai seorang anak perempuan dari Aldi. "Hilangkan rasa nafsumu itu! Siska membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya!"Tidak ada jawaban dari bibir Sekar, seb

  • Duda Tampan Canduku    57 Ceraikan Istrimu

    Sekar, wanita itu tampak geram, dari awal ia sudah membenci Ayu, dan tidak menyukai pernikahan Ardian bersama Ayu, ia menyesal tidak melanjutkan rencananya untuk mengambil Ardian dari Ayu, kesibukannya sebagai seorang pengusaha membuatnya buta harta dan tidak peduli lagi kepada Siska, putri kandungnya. Saat ini nasibnya berubah drastis, ia sudah tidak dikelilingi oleh kemewahan yang ia miliki, ia pun sudah menjadi seorang sopir taksi online yang harus menafkahi diri sendiri. Ingin sekali ia bertemu dengan Siska, putri yang sangat ia rindukan selama menjadi Sekar yang memulai hidup sederhana. Hati dan pikirannya kini tengah beradu, ia ingin memulainya kembali bersama Ardian, pria yang pernah mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Setelah sekian lama ia mencari sosok Aldi, pria yang menghianatinya dan meninggalkannya saat ia tengah mengandung Siska. Sekar sudah tidak mau mencari sosok pria tersebut, baginya saat ini Ardian adalah pria terbaik yang pernah hadir di dalam hidupnya, kenang

  • Duda Tampan Canduku    56 Kebaikan Roman

    Pagi ini Ayu merasakan tubuhnya begitu lelah, setiap pagi ia merasa malas untuk melakukan apapun. Ardian tengah bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka, dan mendekati Ayu yang masih meringkuk dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. "Sayang, kamu sakit?" tanya Ardian. "Hem, aku merasa mual, aku sedang malas, huekk ...!" jawab Ayu. Ardian terjengkit, suhu tubuh Ayu begitu hangat, wajahnya sedikit pucat. "Kita periksa saja ya!" ajak Ardian. "Tidak perlu, aku istirahat saja Mas, kamu kan harus bekerja!" jawab Ayu. Ardian tidak bisa memaksa istrinya itu, hari ini ia begitu sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya di kantor. "Baiklah, tetapi jika kamu benar-benar ingin periksa, hubungi aku!" tukas Ardian. "Iya Sayang," jawab AyuArdian bergegas untuk pergi, ada rasa khawatir di benaknya karena harus meninggalkan Ayu. Siska saat ini sedang menjalani KKN di luar kota, sementara Arkana sedang berada di rumah neneknya. Ardian berlari menuruni anak

  • Duda Tampan Canduku    55 Tak Sengaja

    Roman hanya bisa pasrah, namun hidupnya harus terus berjalan sesuai keinginannya, usianya sudah begitu matang untuk memiliki sebuah keluarga. Namun, cintanya kepada Nafa tidak akan pernah pudar sampai detik ini, wajah cantik Nafa terus terbayang di ingatannya, dan sekilas wajah Nafa terlihat sama dengan Ayu di bagian mata, dan senyumnya yang begitu khas. "Ayu, wanita itu yang kemarin mencoba menolongku!" ucapnya. Roman tengah berdiri di balkon ruang tengah, ia tersenyum melihat pemandangan di sekitar teras rumah. "Keluarga yang sempurna!" celetuknya, yang ikut bahagia melihat kebahagiaan sang kakak. Ardian, Arkana dan Ayu tengah asik bermain di taman, mereka begitu ceria dan gembira, sangat serasi ketika Ardian memeluk Ayu dari belakang dan memberikan sebuket bunga mawar merah kesukaan Ayu. "Aku ikut bahagia, jika kau bahagia Bang!" ucap Roman. Roman berjalan menuju dapur, tadi pagi Ayu sudah mengajaknya untuk makan bersama, namun Roman belum merasakan lapar. Beranjak siang, Rom

  • Duda Tampan Canduku     54 Saat Roman kembali

    Ardian dan keluarga kecilnya sudah sampai di rumah mereka, Roman begitu gembira, ia pun masuk lebih dulu dan terpesona melihat seisi rumah mewah sang kakak. "Maaf Roman, kau baru ku ajak ke rumahku!" ucap Ardian, walaupun Roman tidak menanggapi ungkapannya. Ayu mengusap pundak Ardian, ia sendiri merasa iba melihat sang suami yang harus bersabar merawat adik satu-satunya. "Daddy, Mommy, aku bawa Arkana ke kamar ya!" tutur Siska, yang terlihat sudah rindu dengan suasana rumahnya. "Baiklah, hati-hati menggendong Arkana!" timpal Ardian. Ayu pergi menuju dapur, ia mencoba membuat minuman untuk Ardian dan Roman. Ardian terlihat lelah, ia menyandarkan pundaknya di sofa. Sementara Roman sudah berlari ke kolam renang. "Hati-hati Roman, di sana licin!" teriak Ardian. Roman hanya mengangguk, ia merasa senang melihat kolam renang yang luas, tidak lama ia merendamkan kedua kakinya dan bermain air di kolam renang. Ardian melihat ke arah Ayu, ia tersenyum dan berjalan mendekati pujaan hatiny

  • Duda Tampan Canduku    53 Kembali Ke Rumah

    Roman frustasi, wajah Ardian saat ini sungguh menakutkan, di dalam bayangannya Ardian adalah sosok monster yang menyeramkan, namun itu semua berada di dalam benak pikiran Roman yang sudah kacau. Ardian menghela napasnya, sungguh ia tidak bisa membayangkan jika ibu dan bapak begitu lelah menghadapi adiknya yang tiba-tiba memiliki kelainan. "Tenanglah Roman, aku tidak akan menyakitimu, ikuti aku ya, astagfirullah ..., astagfirullah."Roman menggeleng, ia beringsut menaiki kasur lantai dan memeluk dua kakinya dalam posisi duduk. Lagi, Ardian mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia pun membuka lemari yang tidak terlalu besar, namun warna catnya sudah terlihat pudar. "Pakai bajumu, aku berjanji akan membawamu pergi dari rumah ini!" ucap Ardian, membuat Roman menatap kedua matanya lekat-lekat. "Benarkah?" tanya Roman. Ardian mengangguk, memberikan kepastian pada Roman, seperti anak kecil, wajah Roman kembali ceria, ia memakai baju dan celananya lalu menghadap cermin sambil bersiul.

DMCA.com Protection Status