"Kamu …," ucap Dimitri sambil menodongkan jari telunjuknya pada Yana.
Dan Yana yang kini menjadi objek sasaran Dimitri hanya bisa tertunduk lesu tak berdaya. Dia rupanya kehilangan keberanian untuk sekedar menatap Dimitri, salah satu orang yang cukup berpengaruh di Gemilang Corp. Surya memang pemegang tertinggi kekuasaan Gemilang corp saat ini, tapi Dimitri tetaplah sosok yang paling disegani saat ini di gedung berlantai 8."Segera ke bagian ke HRD untuk mengambil surat pemecatan." Jantung Yana seperti mencelos saat mendengar ucapan Dimitri barusan. Kedua kakinya seperti kehilangan kekuatannya untuk menopang tubuhnya dengan sempurna."Pa, di sini pimpinannya adalah aku. Jadi, aku yang berhak untuk memecat bawahanku. Bukan papa." Dimitri hanya bisa menyunggingkan senyum durjananya saat mendengar ucapan sang putra barusan. Sungguh lancang dan berani sekali dia, pikir Dimitri."Kamu nggak akan jadi pimpinan di sini kalau papa nggak menyerahkan tahta ini padamu, padahal papa bisa saja menyerahkannya pada adikmu, Gerhana." Surya seperti mati kutu untuk sekedar menimpali ucapan Dimitri.Iya Adi Surya Dimitri memiliki adik kembar bernama Adi Gerhana Dimitri. Dan mereka adalah sepasang kembar identik yang memiliki paras wajah yang sama. Bagi orang yang tak mengenali mereka secara dekat, pasti mereka akan kesulitan untuk membedakan yang mana Surya dan yang mana Gerhana. Aisyah saja yang mengandung dan juga melahirkan mereka kadang suka salah mengenal mereka."Perusahaan ini akan hancur jika berada di bawah kepemimpinan Gerhana." Bukannya gentar, Surya semakin semangat untuk melawan apa yang diucapkan oleh sang papa.Dimitri diam bukan karena tak bisa menanggapi apa yang menjadi omongan sang putra. "Pulanglah kita lanjutkan ini di rumah. Ini kantor bukan tempat beradu argumen apalagi berbuat mesum." Dimitri lalu berbalik dan segera meninggalkan kawasan Gemilang Corp perusahaan yang bergerak di bidang property dan juga telah memiliki cabang di seluruh pelosok negeri. Di bawah pimpinan Dimitri, Gemilang Corp memang berkembang pesat, tapi ketika Surya menduduki tahta pimpinan tertinggi Gemilang Corp tak bisa dipungkiri perusahaan tersebut justruu berkembang lebih pesat dari sebelumnyaa. Surya berhasil mendatangkan banyak investor baik dari dalam maupun luar negeri sehingga sesuai dengan namanya perusahaan milik keluarga Dimitri itu semakin gemilang.Setelah kepergian Dimitri kini yang tersisa hanya Surya dan juga Yana. Yana berhambur masuk ke dalam dekapan Surya. Kedua pangkal bahunya bergerak naik turun seirama dengan isak tangisnya. Surya bisa merasakan kebasahan di area depan kemejanya. Surya tahu ini pasti akan berat sekali untuk Yana terima dengan lapang dada. Surya pun bingung harus dengan cara apa dia menenangkan Yana."Sayang, udah dong. Aku janji akan mencarikan kamu pekerjaan baru, atau paling tidak aku naikin uang bulanan kamu deh. Udah, nggak usah nangis lagi deh." Tapi tak sedikit pun ucapan Surya tersebut diindahkan oleh Chayana Aurellia, sekretaris sekaligus wanita yang menjadi cinta terlarang dari Adi Surya Atmadja. Benar yang dikatakan Dimitri tadi kalau Yana adalah perempuan yang telah memiliki suami. Awalnya hubungan rumah tangga Yana dan sayang suami, Hilal Haidar Maulana berjalan baik-baik saja. Sampai yang namanya titik jenuh datang mewarnai hubungan rumah tangga mereka. Belum lagi desakan dari tantenya Hilal yang ingin Yana segera memberikannya seorang cucu. Sedagka Hilal sama sekali tidak menuntut Yana untuk segera hamil. Karena Hilal dan Yana sama-sama meyakini kalau membuat anak tidaklah semudah merebus telur.Belum lagi pekerjaan Hilal sebagai pilot yang mengharuskannya untuk bepergian sehingga intensitas Hilal dan Yana untuk melakukan adegan panas cukuplah kecil. Dan itu bisa menjadi salah satu alasan kenapa sampai saat ini mereka belum juga dikarunia buahh hati.Hidup berumah tangga selama 3 tahun lamanya sudah lebih dari cukup untuk keduanya saling mengenal satu sama lain. Hilal tidak ingin Yana semakin stres, jadi dia mengizinkan. Yana untuk bekerja dengan catatan dia tidak boleh terlalu lelah.Dan karena usulan dari Hilal yang mengantarkan Yana pada hubungan terlarang yang dia jalani dengan Surya selama setahun terakhir ini. Sungguh apik hubungan terlarang ini mereka rajut sampai Hilal tak sedikit pun bisa mengendus nya. Tapi sepertinya Yana dan Surya melupakan sesuatu, sepandai-pandainya tupai melompat pasti tanah akan selalu menjadi pijakannya. Cepat atau lambat pasti Hilal akan mengetahui ini semua. Skandal cinta terlarang ini pasti akan terungkap kalau masanya telah habis."Kalau papamu nyuruh kamu untuk tinggalin aku gimana?" tanya Yana sambil terus mendekap Surya dengan sangat erat.Surya dengan sangat terpaksa mengurai pelukan mereka. Agar Yana bisa melihat ketulusan yang terpancar di kedua manik matanya. "Look at me, please!" pinta Surya lalu mencakup kedua pipi Yana sehingga atensi Yana tertuju hanya pada Adi Surya Dimitri seorang.Dengan air mata yang terus menganak sungai di pipinya akhirnya Yana menuruti apa yang menjadi keinginan Surya. Kini kedua pasang kekasih itu saling bertukar pandangan satu sama lain."Bahagia seperti apa yang akan aku dapatkan jika meninggalkanmu? Kamu itu poros bahagiaku, jadi mana bisa aku meninggalkan kamu?" Tangis Yana semakin menjadi-jadi saat mendengar ucapan Surya barusan.Yana kembali berhambur masuk dan mengunci erat tubuh lelaki yang telah menjadi candu barunya selama setahun lamanya. Lelaki yang mampu membuat Yana lupa kalau dulu dia begitu menjunjung tinggi kesetiaannya pada sang suami, Hilal."Aku nggak apa-apakan untuk pulang menemui Papa? Aku juga ingin mempertegas hubungan kita, boleh 'kan?" tanya Surya dengan tatapan penuh harap.Bersambung ….Yana menetap Surya lekat-lekat untuk mencari sedikit saja kebohongan di sana, tapi yang Yana temukan hanyalah kejujuran. Surya sangat mengenali Yana, dia pasti juga mengerti dan paham apa yang sedang dicari oleh kekasih hatinya itu. "Kamu nggak bohong, 'kan?" tanya Yana sekali. Dan Surya seperti tak mengenal lelah dia hanya mengangguk sebagai pembenaran atas pertanyaan Yana barusan. "Iya, kamu boleh pergi kok." Surya merekahkan senyum renjananya sambil menarik Yana untuk kembali masuk ke dalam dekapannya. Tapi kebersamaan mereka itu tidak berlangsung lama. Semuanya terhenti saat gawai Yana berdering dan ada nama sang suami di sana. Surya hanya bisa memutar bola matanya jengah saat Yana memperlihatkan nama Hilal di sana. Setelah melabuhkan kecupan di bibir Surya, Yana pun membawa dirinya untuk duduk di sofa yang terdapat dalam ruangan orang nomor satu di Gemilang Corp tersebut. Sedangkan Surya kembali
"Kamu jangan bercanda, Git!" Suara Papa Dimitri terdengar meninggi, sungguh sangat nyaring. "Lakukan apapun yang menurut terbaik. Sekali ini tolong om dan tante. Tolong selamatkan Gerhana kami." Kedua manik mata Surya kian membola saat mendengar ucapan sang papa barusan. Selamatkan Gerhana? Hanya kata-kata itu yang terus berputar-putar di kepala Surya saat ini. Dimitri jatuh terduduk di kursi kerjanya. Aisyah lantas membombardir Dimitri dengan pertanyaan seputar kondisi Gerhana. "Pa … Gerhana bagaimana? Dia baik-baik saja ‘kan?" tanya Aisyah dengan menekan erat kedua bahu Dimitri. Seketika Aisyah seperti berubah menjadi jelmaan Hulk. "Dokter di Indonesia sudah menyerah, Ma." Aisyah dan Badai hanya bisa terisak mendeng penjelasan Dimitri. "Nggak ada yang mau bilang ke aku Gerhana kenapa?" Suara Surya masih saja meninggi. "Baiklah aku yang cari tahu sendiri," ucap Surya lalu memutar langkahnya
"Tolong untuk kali ini saja?" ulang Surya dengan nada yang tampak mengejek disertai dengan senyum sarkas miliknya. Dimitri diam tak bergeming, dia tahu setelah ini sang putra yang selalu dia banggakan ini akan kembali menguji sabarnya. "Jadi perjuanganku untuk melambungkan nama Gemilang Corp kalian anggap apa?" tanya Surya dengan sifat jemawanya. "Aku nggak akan menikahi Mentari, titik," ucap Surya dengan penuh penekanan. Karena ucapan Surya tersebut, Aisyah semakin membuat terisak. "Kalian memintaku menikahi Mentari itu sama saja kalau kalian pesimis dengan kesembuhan Gerhana." BUG~~~ Setelah mendapatkan satu tamparan dari Dimitri kini Surya kembali mendapatkan satu bogem mentah dari sang adik bungsu, Adi badai Dimitri. Baru saja Badai ingin mengucapkan apa yang menjadi uneg-unegnya, tapi Dimitri sudah menariknya mundur ke belakang, di sini yang kepala keluarga adalah dirinya. Jadi s
Ternyata benar Gita juga perlu dikuatkan. Terlebih lagi yang meninggal ini adalah lelaki yang akan menjadi kakak iparnya. Gita saja begitu hancurnya apalagi Mentari. Wanita yang memiliki paras teduh tersebut mungkin akan memilih untuk segera menyusul Gerhana saja. Badai dan Gita telah cukup lama menjalin kasih. Ikatan batin di antara mereka sudah tidak bisa lagi diragukan. Tanpa Gita menjelaskan pun Badai sudah tahu apa yang ada di pikiran sang kekasih saat ini. "Semua akan baik-baik saja," bisik Badai di telinga Gita. Gita terlalu lelah untuk menyampaikan apa arti dari ucapan Badai barusan. KREK~~~ Pintu kamar jenazah terbuka dengan sangat lebar jantung mereka semua yang sedang berada di sini sudah layaknya genderang peang yang sedang ditalu dengan sangat cepat. "Gerhana!!!" Lagi dan lagi teriakan itu berasal dari Aisyah. Belum melihat jasad sang anak saja dia sudah begitu kacaunya apalagi jika sudah melihat. Pasti kacauny
Tangan Dimitri terulur untuk mengelus rambut Gita yang berwarna hitam pekat. Penampilan Gita dan Mentari memang sangat kontras tapi sifat mereka jika adu sungguh akan beda tipis perbedaannya. Itulah alasan Dimitri membentangkan tangannya dengan sangat lebar untuk menerima mereka sebagai menantu di keluarga Dimitri. Beda halnya dengan Yana, sekalipun Yana telah menyandang gelar sebagai seorang janda Dimitri tidak akan sudi menerimanya untuk menyandang gelar sebagai menantu keluarga Dimitri. "Gerhana akan dimakamkan di Bandung." Jawaban yang disampaikan Dimitri sungguh membuat Gita kehilangan semangatnya. "Gerhana akan tetap bersama dengan Mentari. Mentari juga akan tetap menikah," timpal Dimitri. Perkataan Papa Dimitri barusan jelas saja mengundang reaksi yang berbeda antara Gita juga Surya. Gita kebingungan dan Surya mendengus kesal. Surya tahu keputusan sang papa adalah keputusan mutlak dan tidak bisa diganti apapun yang terjadi. Surya harus me
Cukup lama gawai Gita berdering dan tatapan kedua insan yang telah memadu kasih selama lima tahun itu juga masih saling mengunci satu sama lain. Sampai pada akhirnya gawai itu berhenti berdering karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang empu. Seharusnya Gita sudah bisa menerka kalau jalinan kasih antara Gerhana juga Mentari sungguhlah sangat kuat. Sudah pasti Mentari sedikit mendapat firasat yang tak mengenakkan pertanda pamit Gerhana untuk selama-lamanya. Gawai Gita kembali berdering dan dalangnya masihlah orang yang sama. Siapa lagi kalau sang kakak. "Angkat aja," titah Badai dengan mengulum senyum termanisnya untuk Gita agar dia kuat melalui ini semua. Berbicara dengan Mentari saat ini bukanlah perkara yang mudah. "Hallo," ucap Gita setelah menggeser icon hijau di gawainya. "Kamu di mana, Dek? Mama nyariin kamu tuh." Gita bisa dengan jelas mendengarkan kalau ada nada kekhawatiran dari setiap kata yang terucap di bibir ranum sang kakak.
"Mentari … kenapa takdir antara kita begitu rumit? Aku bukan yang terbaik untukmu, aku tak bisa mencintaimu sebaik yang Gerhana lakukan padamu," racau Surya saat menatap pigura yang membingkai potret cantik seorang Mentari Chamissya Damayanti. "Tapi maaf aku tidak sekuat Gerhana dalam hal menentang perkataan orang lain. Maaf aku harus membuatmu terjebak dalam pernikahan tanpa cinta denganku." "Hati aku hanya untuk Yana, bukan kamu Aku tidak bisa menempatkanmu di tahta terindah dalam hatiku." Hati Surya kian terbalut nelangsa saat lagi dan lagi harus tunduk pada apa yang menjadi titah oleh Dimitri. Namanya memang masih Adi Surya Dimitri, tapi dia harus hidup dalam bayang-bayang seorang Adi Gerhana Dimitri--sang adik yang telah berpulang ke pangkuan Sang Khalik. Lain Surya lain juga Mentari saat ini. Suasana hati mereka sungguhlah sangat kontras satu sama lain. Surya berbalut nelangsa dan Mentari yang terus menyunggingkan senyum rencananya.&
Sebelah alis milik Mentari sedikit terangkat saat mendengar siapa yang meneleponnya itu. "Kamu sakit, Mas? Kok suara kamu aneh sih?" Iya penelepon itu adalah Adi Surya Dimitri. DEG~~~ Bukan saja Surya yang kesulitan untuk meneguk salivanya. Surya saja yang tak berada di dekat Mentari merasakan tremor, lalu apa kabar dengan Gita yang jaraknya sangat dekat dengan Mentari saat ini. Jantung dokter muda tersebut seperti ingin copot saja. "Kak Surya?" gumam Gita dalam hatinya. "Kak, aku keluar dulu yah?" Mentari hanya menjawab lewat anggukan kepala sembari tersenyum dengan sangat manis pada sang adik. Dengan langkah cepat juga panjang Gita meninggalkan Mentari yang kini sedang bertukar dengan pria yang dia kira adalah Gerhana padahal itu hanyalah Surya. "Kamu sehat 'kan Mas?" gurat penuh kekhawatiran terpatri jelas di setiap lekuk wajah Mentari saat ini. Semakin besar rasa khawatir Mentari maka akan semaki