Share

Bab 79

Setelah melihat rumah Sebastian dan juga Zia langsung menuju ke panti asuhan. Lama tidak bertemu dengan adik-adiknya membuat dia begitu sangat merindukan saudara-saudar senasib dengannya.

"Mas mobilnya kenapa lambat ya?" Zia memandang wajah Sebastian yang saat ini duduk di sampingnya. Pria itu tampak begitu posesif dengan terus menggenggam tangannya.

"Jalannya macet jawab Sebastian

Andaikan ada mobil yang bisa terbang pasti mah sudah beli kan Zia tersenyum memandang wajah sang taipan.

"Sudah pasti, melewati kemacetan seperti ini membuat saya tidak sabar. "Sebastian memandang wajah dia dengan sedikit tersenyum.

Semenjak mengenal Zia, Sebastian merasakan hidupnya mulai berwarna. Seperti saat ini, ia merasakan jantungnya berdegup cepat. Rasa bahagia melihat senyum yang terukir di bibir kecilnya calon istri kecilnya. Dan pastinya ada hasrat ke lelaki yang ingin dia telusuri lebih dalam.

"Pantas saja saya tidak menikah-menikah sampai usia 40 tahun." Sebastian memandang Zia.

"Kenapa?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status