Entah sudah berapa kali Sebastian mengulang kalimat yang sama. Sebastian duduk di meja kerjanya sambil mengetuk-ngetuk kan bolpoin di meja. Sedangkan mulutnya komat-kamit seperti sedang membaca mantra."Saya terima nikahnya_" Sebastian menghentikan ucapannya ketika melihat pintu ruangannya terbuka."Ada yang bisa saya bantu bos?" Tanya Alex dengan tersenyum."Siapkan gedung untuk resepsi pernikahan ku di hari Sabtu," jawab Sebastian."Hari Sabtu bulan berapa?" Alex mulai menulis di ponselnya."Bulan ini," jawab Sebastian."Tanggal bos?" Mata Alex terbuka lebar ketika melihat kalender di ponselnya. "Bos, maksudnya?" Tanya Alex setelah mengetahui Sabtu besok sudah akhir bulan."Aku minta kau membuat resepsi pernikahan ku Sabtu ini. Aku ingin konsep memakai konsep Pernikahan Garden Party.Alex menelan air ludahnya berulang-ulang kali setelah mendengar perintah dari sang bos.Tak lama kemudian pria berwajah ala opa Korea itu tertawa ngakak. Sedangkan Sebastian hanya diam memandang wajah
Zahira berjalan dengan cepat menuju ruang UGD. Begitu sampai di depan pintu ia langsung masuk kedalam ruangan. Dilihatnya seorang pria yang terbaring di atas tempat tidur."Dok, kepala pasien banyak mengeluarkan darah," kata perawat yang saat ini membersihkan luka di kepala pasien. "Cukur rambut di sekitar luka!" Zahira memberikan perintah sambil memakai sarung tangan karet terlebih dahulu "Baik dok," jawab perawat.Deg!Jantung Zahira berdegup cepat ketika melihat pria yang akan menjadi pasiennya.Ingatan Zahira sangat tajam, sehingga mengingat jelas wajah si pria. Pria yang mengalami luka di bagian kepala itu, salah seorang penjahat yang ikut serta mengawasi rumahnya beberapa bulan yang lalu.Tepatnya ketika Arion sedang diburu orang-orang yang berniat menghabisi nyawanya. Pria itu juga yang datang ke rumah Zahira bersama dengan temannya yang terluka bacokan di tangan. Zahira mendekati bangsal dan memeriksa kondisi pasien. "Kepala pasien kenapa?" Tanya Zahira sambil melihat waj
Sebastian memandang ke arah pintu yang terbuka dan dan melihat sosok Arion yang masuk ke dalam ruangannya."Paman, apa benar Paman akan menikah?" Arion duduk di kursi yang ada di depan Sebastian. Kabar yang disampaikan Alex membuat pria itu seakan tidak percaya. Dan sampai saat ini ia masih beranggapan bahwa Alex hanya bercanda."Iya, aku hanya akan menikah tapi kamu sudah kejang-kejang seperti orang yang terkena sawan." Sebastian berkata dengan gaya santainya. "Paman, aku bukan kejang-kejang, namun aku terkejut, aku syok." Arion memandang Sebastian. Rasanya tidak mungkin, pamannya yang tidak memiliki hubungan dengan wanita manapun akan menikah dan menikahnya pun dalam hitungan jam."Bukannya kamu yang mengatakan, Aku ini sudah tua dan harus cepat menikah. Aku juga ingin hidup sehat. Tidak perlu berlari, angkat marbel, Bench crunch, sit-up, push up. Aku hanya cukup berolahraga diatas ranjang. Tanpa harus lari keliling, sudah berkeringat." Sebastian berkata dengan wajah polosnya.Ari
"Ini untuk kamu." Seorang pria duduk di samping Lily dan memberikan jus serta cemilan.Lily diam tanpa menjawab. Sorot tajam mata gadis itu mengarah ke tangan pria yang memegang jus mangga serta bungkusan yang berisi makanan.Secara diam-diam pria itu selalu memperhatikan Lily. Sehingga mengetahui minuman favorit Lily, jus mangga tanpa susu. Karena itu dia membawakan satu cup jus mangga."Operasi pencangkokan jantung, memakan waktu 6 hingga 12 jam. Karena itu saya membelikan kamu minuman serta cemilan. Ini jus mangga tanpa susu." Pria itu tersenyum dengan ciri khas genitnya. "Terima kasih." Lily mengambil minuman serta cemilan yang diberikan oleh dokter Vandra. Sepertinya Dokter yang terkenal Playboy itu tidak merasa puas jika belum mampu menaklukkan singa betina seperti Lily. Meskipun sudah berulang kali usahanya gagal namun Vandra tidak menyerah.Vandra tersenyum senang ketika makanan serta minuman yang ia berikan diterima oleh bodyguard cantik tersebut.Biasanya si dokter play b
"Apa kamu tidak menjemput Zahira?" Sebastian memandang Arion yang duduk di depannya. "Hari ini Zahira melakukan operasi paman. Jam pulangnya juga tidak tahu jam berapa. Yang pasti operasinya memakan waktu sekitar 6 hingga sampai 12 jam. Zahira sudah mengatakan agar aku tidak menjemputnya," jelas Arion."O seperti itu." Sebastian sedikit menganggukkan kepalanya. "Iya karena itu aku akan membantu mempersiapkan pesta pernikahan Paman. Agar besok tidak malu-maluin. "Arion tertawa kecil memandang pamannya. Pesta pernikahan tanpa persiapan ini merupakan suatu hal yang begitu konyol menurut Arion. Namun bagaimana lagi sang Paman sudah tidak tahan dan ingin segera cepat menikah. Arion sangat paham mengingat pamannya yang masih perjaka. Itu artinya Sebastian sudah tidak sabar untuk melepaskan ke perjakanya. "Paman, Paman belum pernah kan melakukan hal itu?" Arion bertanya dengan penasaran."Hal apa?" tanya Sebastian "Ya itu Paman." Arion memberi gerak jarinya. "Apa itu?" tanya Sebastian
Arion dan Sebastian masuk ke dalam mall. Kedua pria tampan itu menjadi pusat perhatian para wanita di mall tersebut. Bukan hanya anak gadis yang terpana melihat ketampanan paman dan keponakan itu, namun wanita yang sudah bersuami dan juga para lansia. "Andaikan Zahara ikut, dia pasti akan marah jika melihat para wanita melihatku. Apa Paman tahu, Zahira itu sangat pencemburu." Arion berkata dengan bangga. "Tentu saja dia marah, mata mu jelalatan," kata Sebastian."Aku bukan jelalatan paman, aku hanya ramah. Ditegur, ya aku jawab. Jika orang senyum, aku akan membalas dengan senyuman. Bukankah seperti itu yang Paman ajarkan." Lagi lagi Arion melemparkan kesalahan kepada Sebastian. "Aku tidak pernah mengajarkanmu jelalatan kepada para perempuan. Aku juga tidak pernah mengajari kamu untuk senyum-senyum setiap kali bertemu dengan wanita. Bahkan kau tidak bisa mensortir wanita yang kau layani." Sebastian memandang wanita lansia yang saat ini sedang tersipu malu memandang Arion."Nenek i
"Paman lihat Paman ini sangat bagus." Arion mengangkat jempolnya. Kedua pria itu seakan tidak menghiraukan tatapan para wanita yang saat ini memandang ke arah mereka."Lihat, hanya tertutup bagian ini saja." Mata Sebastian terbuka lebar ketika melihat manikin yang memakai baju haram tersebut. Sedangkan jarinya menunjuk ke arah dada patung.Otak polos Sebastian sudah mulai terkontaminasi dengan otak mesum Arion. Hingga pikiran pria mapan itu berkelana kearah yang negatif. "Iya paman, aku mau ambil yang ini," kata Arion. "Aku juga, aku mau ambil yang warna putih, sepertinya lebih menarik." Sebastian tersenyum mesum. Jika sudah seperti ini Sebastian tidak tahan menunggu 35 jam lagi. Pikirannya hanya tertuju ke malam pertama saja."Aku ambil yang ini Paman, warna hitam dan juga warna pick. Paman enak, tidak sampai 48 jam lagi. Sedangkan aku masih menunggu 10 hari." Arion menghembuskan napasnya dengan kasar."Kamu lebih muda dari ku, maka sabarlah sampai hari pernikahan mu. Jangan buat
"Kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan?" Tanya Sebastian."Ya paman, aku tahu" jawab Lily dengan tenang.""Kirimkan alamat mu saat ini. Aku akan langsung ke sana." "Baik paman."Setelah mendengar jawaban dari Lily, Sebastian memutuskan sambungan telepon."Ada apa Paman?" Tanya Arion."Ayo pergi sekarang." Sebastian berlari menuju lift yang di ikuti Arion."Paman, ada apa? Apa terjadi sesuatu terhadap Zahira?" Arion panik ketika melihat ekspresi wajah Sebastian."Mereka hanya ingin bermain-main." Sebastian meletakkan barang-barang yang sudah dibelinya di kursi penumpang dan kemudian duduk di kursi kemudi. "Tapi ada apa Paman? Tolong beritahu aku." Arion panik dan mencemaskan Zahira."Cepat pakai sabuk pengaman mu, kamu bisa pantau semuanya secara langsung." Sebastian mengaktifkan google map dan menyalakan tv yang sudah langsung terhubung ke CCTV mobil yang dikemudikan Lily. Hal ini untuk mempermudahnya melihat keadaan Lily dan juga Zahira."Paman, ada 5 mobil yang mengaku Lily."