Share

Bab 115

Zia sadar diri pingsannya ketika mencium aroma minyak kayu. Berlahan-lahan ia melihat ke sekeliling kamar yang saat ini ditempatinya.

Tiba-tiba saja ia teringat kejadian beberapa jam yang lalu. Gadis itu panik dan langsung duduk.

"Ini di mana?" Zia memandang Zahira yang saat ini duduk di samping tempat tidurnya. Sedangkan Lily berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding.

"Kita di puncak," jawab Zahira.

"Ngapain kita ke sini?" Tiba-tiba saja air matanya menetes dengan sendirinya. Bayangan wajah Sebastian ketika mobil meninggalkan mansion masih terlihat jelas dipelupuk matanya.

"Melarikan diri," jawab Zahira dengan wajah sedih.

Zahira bukan gadis lemah seperti Zia, yang hanya bisa menangis dan menunggu. Ia bisa melakukan banyak cara untuk menyelamatkan Arion dan Sebastian. Namun Lily justru mengurungnya di sini layaknya orang bodoh.

Di sini Zahira bisa berbaring, menonton televisi dan menikmati udara yang begitu sangat segar. Apalagi pemandangan di villa ini sangat indah. Namu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status