Share

Bab 217

Dengan ekspresi dingin, Winelli menekan bel. Yang membuka pintu adalah Kamil. Paula tidak terkejut. Sejak awal, dia sudah menduga Aurel akan bermain tipu muslihat.

"Masuklah," ujar Kamil sambil menggosokkan tangannya. Dia terlihat seperti seorang ayah yang tampak gelisah.

Paula mengangkat alisnya dan membawa Winelli masuk. Setelah mengamati sekeliling, Paula tidak melihat barang keperluan sehari-hari di tempat ini. Kemungkinan besar, tempat ini baru disewa. Winelli juga menyadarinya sehingga bertatapan dengan Paula dan berdiri di sampingnya.

"Duduklah," ujar Kamil dengan rendah hati.

Paula bergeming. Dia bertanya dengan dingin, "Jadi, kamu yang menghubungiku atas nama Aurel?"

Kamil meliriknya dengan perasaan bersalah, lalu mengangguk dan menyahut, "Aku nggak punya cara lain lagi. Ibumu meninggalkan sesuatu untukmu sebelum pergi. Kami nggak bisa menghubungimu, makanya mencuri ponsel Aurel untuk mengirimmu pesan."

"Dia terus memanggil namamu dan mengatakan merasa bersalah padamu ...," uj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status