"Wanita ini yang mengusir kalian dari apartemen? Dasar jalang! Kamu sudah mencelakai kakakku! Aku akan membunuhmu!" Seorang wanita paruh baya tiba-tiba membawa beberapa orang maju. Kemudian, dia hendak memukul Paula tanpa mendengar penjelasan apa pun."Bibi, tenang sedikit ...." Gadis itu bangkit dan mencoba untuk menahan wanita itu. Alhasil, dia langsung terjatuh karena lambaian tangan wanita itu. Tindakannya sama sekali tidak memengaruhi wanita itu untuk memukul Paula.Paula melindungi perutnya sambil mundur sedikit demi sedikit. Dia punya firasat bahwa orang-orang ini menargetkan anak di kandungannya."Cepat!" Paula sontak menarik Rhea yang hendak berdebat dengan mereka. Mereka berbalik untuk masuk.Namun, orang-orang yang dibawa wanita itu bergegas menghalangi jalan Paula dan Rhea. Lantaran tidak sempat menghindar, punggung Paula pun dipukul oleh wanita itu."Berani sekali kamu memukulnya!" Rhea yang murka langsung mendorong wanita itu hingga jatuh. Jelas-jelas tenaga Rhea tidak te
Hanya Tuhan yang tahu betapa cemasnya Darwin saat mendengar ada 2 wanita yang dikepung massa. Jantungnya seperti berhenti berdetak. Dia tidak sempat memedulikan penampilannya lagi.Untungnya, Paula, Rhea, dan anak mereka baik-baik saja. Adapun orang-orang yang membuat onar, mereka tentu harus diberi pelajaran!Rhea ingin keluar untuk melihat. Paula segera menahannya dan berkata, "Kita keluar setelah Paman Darwin membereskan semuanya."Sesudah berbicara, Paula memijat bahunya sendiri. Rhea teringat pada Paula yang dipukul tadi. Dia mengangguk dan menyahut, "Ya, di sini lebih aman."Entah hanya ilusi atau bukan, Paula seperti melihat gadis itu menghela napas lega setelah melihat Darwin datang. Seketika, Paula merasakan firasat buruk. Apa mungkin targetnya bukan anak Paula, melainkan Darwin?Di luar sana, Darwin memberi isyarat tangan. Dia menyuruh Paula dan Rhea untuk tidak keluar, lalu menatap gadis itu dengan tatapan merendahkan.Gadis itu menengadah dengan tatapan kasihan. Dia memohon
Para kerabat gadis itu menolak untuk bekerja sama dengan polisi. Mereka berteriak, "Kami cuma membantu dan nggak melakukan apa pun. Atas dasar apa kami ditangkap?"Polisi menyahut dengan dingin, "Kalian sudah menghina Nona Keluarga Sasongko. Sekarang mereka menuntut kalian, jadi kalian harus bekerja sama dalam penyelidikan."Kemudian, polisi itu beralih menatap si gadis dan berujar dengan ekspresi datar, "Kamu Tessa, 'kan? Bu Paula hamil, tapi kamu mendesaknya seperti ini. Dia menuntutmu karena berniat mencelakainya. Tolong ikut kami ke kantor polisi."Tessa merasa tidak puas. Dia membantah, "Dia baik-baik saja kok. Atas dasar apa menuntutku seperti itu? Lagian, aku nggak menyentuhnya sedikit pun!""Jelaskan saja secara detail di kantor polisi." Polisi itu membuat isyarat tangan mempersilakan.Tessa menunjuk Paula dan Rhea yang berada di dalam sambil bertanya, "Kalau mereka menuntutku, kenapa mereka nggak ikut ke kantor polisi?"Paula dan Rhea melihat gadis itu menunjuk mereka. Mereka
Kerabat Tessa berteriak hebat. Ketika melihat Darwin mengobrol dengan polisi, Tessa memberi isyarat mata kepada bibinya. Kemudian, bibinya berlari ke arah Paula dengan cekatan.Perubahan ini terjadi terlalu mendadak. Polisi ingin menghentikan, tetapi tenaga wanita itu terlalu besar.Paula sontak menoleh dan mendapati wanita itu sudah berada di hadapannya. Dia ketakutan hingga jantungnya berdetak kencang.Winelli bereaksi cepat dan melayangkan tendangan kepada wanita itu. Namun, dari posisi Winelli, Paula pasti akan terkena imbasnya.Dalam situasi genting ini, Darwin bergegas menghampiri Paula dan memeluk Paula untuk mengelak dari serangan wanita itu.Saat berikutnya, wanita itu ditahan oleh para polisi. Dia tidak akan bisa macam-macam lagi untuk sementara waktu ini."Tolong! Ada yang ingin membunuhku!" seru wanita itu lagi. Makin banyak orang yang berkerumun untuk menyaksikan kekacauan ini.Ketika melihat Darwin dilindungi oleh begitu banyak pengawal, sedangkan Tessa dan kerabatnya ter
Adapun Tessa, dia masih ingin membuat onar. Namun, Wilson tiba-tiba berbisik kepadanya, "Kamu tahu pulau terlarang di Maldeba? Kamu tahu Pak Phillip?"Sekujur tubuh Tessa sontak menegang dan wajahnya memucat. Dia tentu pernah mendengar tentang pulau itu.Pulau itu dirancang khusus untuk memberikan kesenangan bagi orang kaya di seluruh dunia. Konon katanya, ada seorang pria kaya bernama Phillip. Dia sangat mesum dan gila, bahkan punya berbagai cara untuk menyiksa wanita.Ketika melihat para kerabatnya yang dibawa ke mobil, Tessa seketika merasa takut. Sepertinya, dia menyinggung orang yang salah. Namun, kenapa Darwin tidak salah menjatuhkan mereka tadi?Tessa memberanikan diri untuk menatap Darwin. Terlihat Darwin tersenyum kejam. Senyuman itu sontak membuat bulu kuduk Tessa meremang.Darwin sengaja! Pria ini sudah tahu rencananya sejak awal! Itu artinya, Tessa dimanfaatkan oleh mereka. Meskipun Darwin tidak membalas dendam, orang itu juga tidak akan mengampuninya.Kaki Tessa sontak mel
Paula akhirnya menghela napas lega. Charlie memang sering menghubungi Rhea."Di mana kamu?" tanya Charlie."Bukan urusanmu," jawab Rhea sambil memutar bola matanya."Wilda dan kakakmu sedang dalam masalah, kamu mau datang untuk menolong mereka nggak?" tanya Charlie sambil melihat Wilda yang berada dalam pelukan Nicho. Dia hanya terdiam sambil mengernyit."Fonda Dua dan kakakku? Kenapa dia berani? Tunggu aku, lihat saja akan kuhabisi dia!" Mendengar nama Wilda dan kakaknya, hati Rhea merasa tidak nyaman.Rhea bahkan enggan mendengar ada orang di sekitarnya yang mengungkit nama Wilda. Oleh karena itu, semua sahabat dan pelayan di sekitarnya hanya diperbolehkan memanggilnya sebagai Nona kedua Keluarga Fonda ataupun Fonda Dua."Hentikan mobilnya sekarang juga," perintah Rhea kepada sopir.Setelah itu, dia membuka pintu mobil sambil berkata pada Paula, "Paula, aku harus pergi dulu. Ingat bawa pacarmu lain kali. Selain itu, masih ada hal penting yang harus kubicarakan padamu mengenai identit
Karena keributan yang dibuat oleh Tessa, Paula untuk sementara tidak bisa kembali ke tempat tinggalnya. Setidaknya sampai masalah ini ditangani oleh tim humas Darwin. Jika tidak, Darwin khawatir akan ada orang-orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Paula."Gimana kalau pindah ke Kompleks Duke? Dekat dengan kantor dan keamanan di sana juga bagus." Darwin mengemudi sampai di depan sebuah restoran, lalu menoleh dan mengusulkan kepada Paula.Paula tahu tentang Kompleks Duke. Lokasinya tepat di seberang Spirit Animation dan merupakan tempat tinggal Harry. Bukan hanya harganya yang sangat mahal, apartemennya juga berukuran lebih dari 150 meter persegi.Sebagai seorang karyawan baru, dari mana Paula punya uang untuk tinggal di tempat seperti itu? Jika dia benar-benar tinggal di sana, pasti akan menimbulkan banyak gosip."Selama kamu bisa selesaikan masalah dengan Tessa, aku tinggal di tempatku yang sekarang juga nggak masalah, 'kan?" Dengan kemampuan Darwin, tidak mungkin dia
Paula agak cemas melihat ibu Darwin yang hampir terjatuh karena ditarik ibu Richie. Paula sebenarnya ingin menetap untuk melihat bagaimana kelanjutan kejadiannya. Namun saat mengingat status dan anak dalam kandungannya, dia terpaksa bergegas ke ruang pribadi.Paula yakin Darwin akan bisa menyelesaikan masalah sepele ini dengan baik.Saat Darwin tiba di sisi ibunya, dia mendengar ibu Richie sedang mengumpat. "Kamu kira anakmu hebat banget ya? Menganggap bekas pacar anakku sebagai harta, bahkan merawat anak haram dalam kandungannya itu. Ini benar-benar lelucon paling besar di seluruh dunia!""Kamu! Jangan bicara sembarangan!" maki ibu Darwin sambil menunjuk ibu Richie. Langkahnya bahkan terhuyung saking marahnya.Ibu Richie membalasnya dengan kejam, "Omong kosong atau nggak, kamu tanyakan saja langsung pada anakmu itu. Demi bekas pacar orang, dia nggak memedulikan persahabatan kedua keluarga kita dan berulang kali membuat anakku menderita. Kuberi tahu saja, Devina, kalau sampai terjadi s