Adapun Tessa, dia masih ingin membuat onar. Namun, Wilson tiba-tiba berbisik kepadanya, "Kamu tahu pulau terlarang di Maldeba? Kamu tahu Pak Phillip?"Sekujur tubuh Tessa sontak menegang dan wajahnya memucat. Dia tentu pernah mendengar tentang pulau itu.Pulau itu dirancang khusus untuk memberikan kesenangan bagi orang kaya di seluruh dunia. Konon katanya, ada seorang pria kaya bernama Phillip. Dia sangat mesum dan gila, bahkan punya berbagai cara untuk menyiksa wanita.Ketika melihat para kerabatnya yang dibawa ke mobil, Tessa seketika merasa takut. Sepertinya, dia menyinggung orang yang salah. Namun, kenapa Darwin tidak salah menjatuhkan mereka tadi?Tessa memberanikan diri untuk menatap Darwin. Terlihat Darwin tersenyum kejam. Senyuman itu sontak membuat bulu kuduk Tessa meremang.Darwin sengaja! Pria ini sudah tahu rencananya sejak awal! Itu artinya, Tessa dimanfaatkan oleh mereka. Meskipun Darwin tidak membalas dendam, orang itu juga tidak akan mengampuninya.Kaki Tessa sontak mel
Paula akhirnya menghela napas lega. Charlie memang sering menghubungi Rhea."Di mana kamu?" tanya Charlie."Bukan urusanmu," jawab Rhea sambil memutar bola matanya."Wilda dan kakakmu sedang dalam masalah, kamu mau datang untuk menolong mereka nggak?" tanya Charlie sambil melihat Wilda yang berada dalam pelukan Nicho. Dia hanya terdiam sambil mengernyit."Fonda Dua dan kakakku? Kenapa dia berani? Tunggu aku, lihat saja akan kuhabisi dia!" Mendengar nama Wilda dan kakaknya, hati Rhea merasa tidak nyaman.Rhea bahkan enggan mendengar ada orang di sekitarnya yang mengungkit nama Wilda. Oleh karena itu, semua sahabat dan pelayan di sekitarnya hanya diperbolehkan memanggilnya sebagai Nona kedua Keluarga Fonda ataupun Fonda Dua."Hentikan mobilnya sekarang juga," perintah Rhea kepada sopir.Setelah itu, dia membuka pintu mobil sambil berkata pada Paula, "Paula, aku harus pergi dulu. Ingat bawa pacarmu lain kali. Selain itu, masih ada hal penting yang harus kubicarakan padamu mengenai identit
Karena keributan yang dibuat oleh Tessa, Paula untuk sementara tidak bisa kembali ke tempat tinggalnya. Setidaknya sampai masalah ini ditangani oleh tim humas Darwin. Jika tidak, Darwin khawatir akan ada orang-orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Paula."Gimana kalau pindah ke Kompleks Duke? Dekat dengan kantor dan keamanan di sana juga bagus." Darwin mengemudi sampai di depan sebuah restoran, lalu menoleh dan mengusulkan kepada Paula.Paula tahu tentang Kompleks Duke. Lokasinya tepat di seberang Spirit Animation dan merupakan tempat tinggal Harry. Bukan hanya harganya yang sangat mahal, apartemennya juga berukuran lebih dari 150 meter persegi.Sebagai seorang karyawan baru, dari mana Paula punya uang untuk tinggal di tempat seperti itu? Jika dia benar-benar tinggal di sana, pasti akan menimbulkan banyak gosip."Selama kamu bisa selesaikan masalah dengan Tessa, aku tinggal di tempatku yang sekarang juga nggak masalah, 'kan?" Dengan kemampuan Darwin, tidak mungkin dia
Paula agak cemas melihat ibu Darwin yang hampir terjatuh karena ditarik ibu Richie. Paula sebenarnya ingin menetap untuk melihat bagaimana kelanjutan kejadiannya. Namun saat mengingat status dan anak dalam kandungannya, dia terpaksa bergegas ke ruang pribadi.Paula yakin Darwin akan bisa menyelesaikan masalah sepele ini dengan baik.Saat Darwin tiba di sisi ibunya, dia mendengar ibu Richie sedang mengumpat. "Kamu kira anakmu hebat banget ya? Menganggap bekas pacar anakku sebagai harta, bahkan merawat anak haram dalam kandungannya itu. Ini benar-benar lelucon paling besar di seluruh dunia!""Kamu! Jangan bicara sembarangan!" maki ibu Darwin sambil menunjuk ibu Richie. Langkahnya bahkan terhuyung saking marahnya.Ibu Richie membalasnya dengan kejam, "Omong kosong atau nggak, kamu tanyakan saja langsung pada anakmu itu. Demi bekas pacar orang, dia nggak memedulikan persahabatan kedua keluarga kita dan berulang kali membuat anakku menderita. Kuberi tahu saja, Devina, kalau sampai terjadi s
Darwin telah kehilangan kesabaran. Dia menjentikkan jarinya dengan ekspresi dingin. Kedua pengawal langsung maju untuk membungkam mulut Tanti dan menahannya."Ibu, kamu ke ruang privat awan dulu," ujar Darwin.Devina merasa cemas, tetapi Darwin berkata, "Aku bisa tangani masalah ini.""Baik," jawab Devina. Melihat wajah Tanti yang menyedihkan dan berlinang air mata, dia sebenarnya ingin membantu Tanti untuk memohon ampun. Namun saat mengingat bagaimana Tanti memaki Darwin tadi, Devina akhirnya mengurungkan niatnya.Setelah Devina pergi, Tanti langsung diseret ke sebuah mobil oleh para pengawal. Mereka mengikat tangan dan kakinya, lalu meletakkannya di kursi penumpang. Darwin membuka pintu kursi penumpang depan, lalu berkata dengan nada datar, "Kalau mau Richie hidup, seharusnya kamu minta maaf sama orang yang seharusnya.""Cuih! Anak sialan! Kamu kira kamu ini siapa?! Keluarga Antoro sudah berdiri bertahun-tahun di ibu kota ini, kamu kira aku bakal takut padamu?!" maki Tanti setelah ka
Tadinya Darwin ingin melanjutkan makan bersama Paula. Namun, dia tiba-tiba mendapat pesan dari kakeknya.[ Segera selesaikan masalah pemegang saham, lalu kembali ke Kota Boram. Kalau besok pagi aku nggak melihatmu, aku akan langsung suruh orang untuk jemput Paula. ]Merasa tak berdaya, Darwin terpaksa mengirimkan pesan kepada ibunya dan Paula untuk memberitahukan bahwa dia harus pergi sekarang juga. Kedua orang itu membalasnya hampir bersamaan.[ Oke, hati-hati di jalan ya. Nggak usah khawatirkan aku. ]Ibu Darwin membalas.[ Jaga diri, cepat pulang ya. ]Darwin meninggalkan semua pengawalnya untuk melindungi Paula dan ibunya, lalu pergi sendiri dengan mobil. Namun, ketika para pengawal tiba di ruang privat sesuai instruksi Darwin, mereka menemukan salah satu ruang privat itu kosong. Paula dan Devina berada di ruang privat awan.Pengawal diam-diam mengintip dan melihat kedua wanita itu sedang berbincang sambil tertawa. Mereka tidak terlihat seperti baru saja berdebat. Para pengawal pun
Paula melihat ponsel yang diberikan oleh Devina dengan kebingungan. Dia berusaha mencari cara untuk segera mengakhiri percakapan dengan Devina.Namun, Devina memegang tangan Paula dengan semangat dan memperkenalkan, "Putra bungsuku ini memang jago dalam segala hal, tapi dia nggak menarik bagi para gadis. Kepribadiannya sangat dingin. Anak muda seperti kalian menyebutnya pria kaku.""Kalau dia nggak mengubah sifatnya, aku benar-benar khawatir dia bakal hidup sendirian sampai tua. Ah, aku jadi kesal kalau ngomongin anak ini. Tapi nggak usah pikirkan dia, lihat saja cucu pertamaku. Dia benar-benar nggak ada kekurangannya sama sekali," puji Devina."Setiap orang punya kepribadian yang berbeda, putra bungsumu pasti punya daya tariknya sendiri yang unik." Paula sama sekali tidak setuju dengan kata-kata Devina.Darwin sebenarnya sangat menarik bagi para gadis. Bahkan sebelumnya saat Tessa membuat masalah, Paula bisa melihat binar kekaguman di mata Tessa terhadap Darwin."Kalau memang punya da
"Kamu memang orang baik, tapi nggak berjodoh sama putraku. Putraku sudah dijodohkan sama Nona Keluarga Fonda sejak kecil. Aku, ayahnya, dan kakeknya juga sangat menyetujui perjodohan ini."Paula bisa memahami bahwa ucapan Devina ini adalah peringatan untuknya. Dia ingin memperingatkan Paula untuk tidak menaruh niat apa pun terhadap Darwin. Sebab, menantu yang diakui oleh semua senior di Keluarga Sasongko hanyalah Nona Besar Keluarga Fonda seorang.Bahkan jika Paula memiliki hubungan dengan Darwin sekalipun, mereka tetap tidak akan membiarkannya menikah ke Keluarga Sasongko."Anda memang pandai bercanda. Aku dan Pak Darwin memang nggak cocok sama sekali, aku nggak akan berani berniat buruk padanya." Di bawah tatapan Devina yang penuh penantian, Paula terpaksa mengepalkan jari-jarinya dengan erat dan mengatakan ucapan yang paling ingin didengar oleh Devina.Jika Paula tidak berkata demikian, Devina pasti akan langsung menyelidiki hubungannya dengan Darwin. Tiba saatnya, baik itu hubungan