Share

Disayang Bayi Tampan, Dipinang Pamannya yang Arogan
Disayang Bayi Tampan, Dipinang Pamannya yang Arogan
Penulis: Syamwiek

Bab 1

“Aku sedang mengandung anak dari tunangan Anda, Dokter Narumi!”

Seorang gadis belia menemuiku di rumah sakit tempatku bekerja berhasil membuat duniaku runtuh. 

“Apa benar yang kamu katakan?” tanyaku memastikan dan dia pun mengangguk sembari menangis.

“Aku minta maaf, tapi aku tak berbohong. Ini murni ketidaksengajaan, tetapi aku tetap membutuhkan suami. Aku tidak mau saat anakku lahir ke dunia tak memiliki seorang ayah.”

Aku tercekat.

Satu hal yang pasti, semua terjadi begitu cepat.

Pernikahan yang tinggal menghitung hari terpaksa harus dibatalkan karena kesalahan calon suamiku.

Dia dan keluarganya sempat tak terima.

Tapi, aku memintanya bertanggungjawab, hingga keluarganya setuju meski kedua orang tuanya masih membela diri.

Menurut mereka, putranya dijebak oleh pesaing bisnis dan dengan angkuh.

Aku hanya diam.

Bagiku yang terpenting, rencana pernikahan itu berakhir.

Namun siapa sangka, keluarga Daffa justru mengatakan pernikahan batal karena aku ketahuan selingkuh.

Entah dosa apa yang sudah aku perbuat? Aku yang dikhianati namun aku pula yang menjadi tersangka perselingkuhan. 

Padahal jelas-jelas, bukti rekaman CCTV di malam saat kejadian, tunanganku mendekati gadis belia itu dan mengajaknya minum alkohol....

Tapi, tak kusebarkan karena aku tak ingin memperpanjang masalah.

"Morning, Dokter Rumi ...."

Lamunanku buyar.

Aku mendesah pelan ketika melihat kedatangan dokter paling menyebalkan seantero rumah sakit, tapi tetap kucoba untuk sopan. "Pagi juga Dokter Sabil.”

"Cerah sekali pagi ini. Tau gak, kenapa?"

Aku menggeleng. Sebenarnya malas menanggapi gombalan garing Dokter alay. Tapi, sudah terlanjur tak bisa kabur.

"Karena mataharinya ada di dekat aku. Jadi, hatiku bersinar dengan cerah."

"Dokter Sabil bisa saja.”

Aku mempercepat langkah agar segera sampai di ruanganku. Bukannya aku sombong atau tidak menghargai rekan kerja. Tapi, aku sedang menghindar dari gosip. Bisa saja aku terkena predikat perempuan gatal jika berjalan berdua dengan Dokter Sabil, apalagi status saat ini kembali available.

Untungnya, hari ini aku mendapatkan banyak pasien ibu hamil yang sedang memeriksakan kandungannya.

Jujur, aku sangat menyukai pekerjaanku ini.

Selain dapat berbagi ilmu dengan calon ibu, aku juga bisa berbagi kebahagiaan pada mereka ketika aku memberikan kabar jika mereka positif hamil.

Selalu ada perasaan haru yang menyelimuti hatiku, apalagi saat membantu proses melahirkan.

Ada rasa bahagia yang tidak dapat aku jelaskan dengan kata-kata.

Hanya saja, aku terlonjak kaget ketika sudah melayani beberapa pasien, suster yang membantuku tiba-tiba membuka pintu dengan sedikit keras.

Brak!


"Maaf mengganggu Dokter Rumi," ucapnya.

"Ada apa, Sus?" tanyaku pada Suster Rima.

"Ada pasien urgent butuh tindakan operasi secepatnya Dok," jawabnya dengan nafas yang memburu.

"Baiklah, saya akan segera bersiap. Suster bisa handle sisa pasien?"

"Bisa, Dok. Serahkan semuanya pada saya. Aman!”

Aku lantas bergegas menuju ke ruang operasi. Perawat yang bertugas menjelaskan padaku mengenai kondisi pasien. Betapa kagetnya diriku saat mengetahui jika pasien mengalami pendarahan karena mendapatkan KDRT dari suaminya.

Setelah semua persiapan selesai, aku langsung masuk ke dalam ruang operasi.

Namun lagi-lagi aku mendapatkan kejutan!

Pasien yang tak sadarkan diri karena efek obat bius adalah istri mantan tunanganku....

Apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Kenapa sampai mendapatkan perlakuan kasar dari Daffa? Bukankah, selama ini Daffa adalah seorang Pria yang selalu memperlakukan wanita dengan lembut?

Tanpa pikir panjang, aku pun melakukan prosedur operasi  yang selesai dalam waktu 45 menit.

Aku berhasil menolong bayi mungil lahir ke dunia.

Tit!

Suara Elektrokardiograf menunjukkan henti jantung. 

Suasana seketika mencekam.

"Ambil defibrilator!" perintahku cepat.

Para perawat dan dokter anestesi menjadi panik.

Kami mencoba yang terbaik, tetapi nyawa sang ibu tak tertolong.

Pendarahan hebat yang dialami dan kondisi tubuh sangat lemah membuatnya tidak bisa bertahan.

Aku memenjamkan mata, menahan sendih.

Kutatap sejenak wajah gadis belia yang sudah tertidur dengan damai.

‘Kenapa dia memiliki takdir menyedihkan seperti ini?’ pedihku.

Sungguh, aku tak ada dendam.

Justru aku kasihan padanya.

“Terima kasih sudah berjuang melahirkan malaikat kecilmu. Maaf, kali ini aku tidak berhasil membantumu,” ucapku sambil membelai pipinya yang sedikit lebam.

Hanya saja, tangis histeris kedua orang tua gadis bernama Divya itu memenuhi lorong ruang operasi.

Mereka tidak bisa membendung kesedihannya saat aku mengatakan nyawa putrinya tidak dapat tertolong.

Plak!!!

Aku terhuyung begitu ada tangan besar yang menampar pipiku tiba-tiba.

“Barra! Apa yang kamu lakukan?!” teriak ayah dari Divya.

“Dia yang telah membunuh Divya kecil kita, Pa!”

Aku membelalakkan mata saat pria yang baru saja menamparku kini menuduhku sebagai pembunuh.

“Bukan dia Nak! Bukan Dokter yang membunuh adikmu! Tapi, suaminya sendiri yang telah membunuh Divya,” ucap Ibunya dengan memeluk lengan anaknya.

Dengan tatapan penuh amarah, pria yang dipanggil Barra itu masih terus menyalahkanku. “Mama tau dia siapa?” tanyanya dengan suara keras.

Kedua orang tuanya menggeleng.

“Dia adalah Narumi Azzura Arrasyid. Dia perempuan yang telah merebut suami Divya!” terang Barra pada semua orang.



Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurhayati
hlo hlo hlo.... kok jadi narumi yang di salahkan?? udah jatuh tertimpa tangga pula...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status