Share

Apa Sudah waktunya?

Bagai mendengar petir di siang bolong. Bahkan ibu baru beberapa hari di rumah dan ini terjadi? Secepat ini?

Tau gitu, mending kita menahan ibu untuk tetap di pondok kiayi Manshori daripada pulang dan akhirnya ibu jadi celaka.

Kami memang meminta ibu untuk cepat pulang karena kami sangat rindu dengan kehadirannya.. Tapi bukan untuk seperti ini..

Aku gak bisa membendung air mata, dan kuyakin muka ini sudah tak berbentuk lagi. Tapi hebatnya, lelaki di sampingku ini kelihatan begitu tegar. Walau kesedihan nampak di wajahnya, tapi dia tidak memperlihatkannya. Mungkin karena dia laki-laki, dan dia lebih hebat mengendalikan perasaannya.

"Nak.. sini..."

Usai berperang dengan ego, kami pun memberanikan diri masuk ke ruang perawatan ibu dan yang terlihat pertama kali adalah sosok yang rapuh dan lemah sedang terbaring di kasur ditutupi selimut berwarna hijau.

"Ibu.. kenapa.. hikss.. kenapa.."

Tapi, akhirnya pertahanan dia runtuh. Semakin mendekat ke dekat ibunya, semakin deras air matanya.

"Sstt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status