Share

Cerita Perempuan Itu

Tak mau menunggu waktu lebih lama lagi, Akang sebelumnya sudah mengontek paman Muhlil untuk datang ke rumah, dan aku memberitahu ayah bunda supaya ikut mengobrol. Kami semua, harus mendengar semua penjelasan dari wanita itu, tanpa harus ada yang ditutup-tutupi.

Kenapa ayah dan bunda juga harus hadir? Karena akang takut mereka akan salah paham, jika suatu saat melihat kedekatan Husein dengan sepupunya itu. Yah walaupun kemungkinannya kecil, karena biarpun dengan saudara, selama itu bukan mahromnya, maka akang pasti akan selalu menjaga jarak.

Anak-anak seperti biasa, dititipkan dulu pada Retno agar tak perlu mendengar pembicaraan orang dewasa.

Kami semua sudah berkumpul, dan satu orang yang menjadi icon utama itu, terlihat gusar dan penuh kekhawatiran.

Padahal kita gak ada yang nuntut kok, kita semua diam sampai perempuan itu sendiri yang berani buka suara. Kita semua sabar dan gak memojokkan dia. Entahlah, terlalu misterius sih dia ini.

"Uhm.. pertama-tama, saya mau minta maaf pada kak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status