Share

Dinikahi CEO Galak
Dinikahi CEO Galak
Penulis: Nona Ekha

Nggak Waras

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-06 20:17:56

"Pagi, Pak," sapa Embun ketika melihat bosnya sudah berada di kantor.

Yang disapa hanya melirik wanita itu sekilas, enggan membalas sapaan dari karyawan itu, dia berjalan acuh.

"Idih, sombong banget. Mentang-mentang ganteng," cibir Embun.

Embun kembali melanjutkan pekerjaannya. Bicara tentang pekerjaan, dia baru saja keterima di perusahaan ini, MH Group, itulah namanya. Perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan ringan. Ya, meskipun sebagai office girl, tetap harus dia syukuri mengingat betapa besarnya perusahaan yang saat ini tempat dia mengais rezeki.

Sedang fokus mengepel lantai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh seseorang wanita yang Embun tak tahu dari mana datangnya.

Embun menatap wanita itu dari atas sampai bawah, matanya menatap dengan takjub.

'Ih, cantik banget. Bodynya juga seksi, pasti pacarnya pak Gio,' gumam Embun dalam hati.

Wanita itu berjalan menuju ruangan Gio, dengan santainya menginjak lantai yang baru saja Embun pel. Jelas lantai itu belum kering, dan lihatlah, lantai itu kembali kotor.

Embun menghela napas berat. Nasib menjadi orang kecil memang seperti itu, selalu saja dipandang rendah.

Embun pun kembali mengulang mengepel lantai tersebut, dengan mulut komat-kamit tak jelas, yang pasti dia sedang mendumel tentang wanita itu.

"Aku tarik aja kata-kataku yang tadi, dia sama sekali nggak ada anggun-anggunnya. Cantik sih cantik, tapi etikanya itu loh, minus. Sama aja kayak pak Gio, ah pantas saja mereka serasi. Sama-sama angkuh gitu kok," gerutu Embun.

"Embun!"

Embun memutar bola matanya jengah, yang baru saja memanggilnya adalah teman kerjanya. Bukan teman sih, Embun merasa kalau si Rika itu tidak suka padanya. Entahlah, Embun juga tidak tahu alasannya apa, tapi kalau Embun duga sih, karena lebih cantikan dirinya daripada Rika, makanya wanita itu merasa tersaingi. Ck! Terlalu percaya diri sekali, punya pacar aja nggak.

Embun pura-pura tidak mendengarnya, dia lebih fokus mengepel lantai itu.

"Heh! Dipanggil itu nyahut. Gue sumpahin budek baru tahu rasa," cibir Rika.

"Kamu panggil aku? Kok aku nggak dengar ya?" kata wanita itu pura-pura.

"Halah, alasan aja kamu itu. Dari tadi kenapa kamu ngepel di sini-sini aja? Harusnya di bagian ruangan bos kamu juga yang bersih-bersih."

Embun mengerutkan keningnya. "Loh, bukannya di bagian ruangan bos itu kamu ya? Sejak kapan jadi aku?" tanya Embun heran.

"Nggak usah bantah deh! Aku itu senior di sini, jadi jangan macam-macam. Baru aja kerja belum ada sebulan, udah bertingkah aja nih anak," ucap Rika sambil berkacak pinggang.

Embun terlalu malas meladeni Rika, wanita itu bisa saja memutar balikkan fakta. Embun yang tidak suka keributan dia hanya mengangguk mengiyakan. Dia berjalan menuju ke ruang bosnya dengan malas.

Sebenarnya Embun tahu kenapa Rika tidak mau lagi membersihkan ruangan bos itu, dari desas-desus yang pernah Embun dengar, Rika kerap kali menggoda pak Gio, mulai dari gombalan-gombalan receh, sampai ke tahap yang lebih intim.

Nahasnya, Gio bukannya tergoda malah menatap Rika penuh jijik. Bahkan mengancam akan memecat Rika jika wanita itu masih bertindak memalukan di depan pria itu.

"Hebat banget pak Gio, imannya kuat banget. Kalau laki-laki lain pasti udah langsung disantap tanpa pikir panjang. Ibaratnya kucing dikasih ikan asin, pasti langsung dilahap. Ah, seandainya saja aku punya pacar seperti itu." Ini nih, halunya udah mulai kambuh.

***

Embun tampak bimbang ketika ingin memasuki ruangan bos itu, dia baru ingat kalau di dalam sana tengah ada wanita cantik. Pikiran wanita itu sudah ke mana-mana, membayangkan apa yang sudah terjadi di dalam sana.

Mustahil rasanya jika ada seorang wanita dan pria tengah berduaan tidak melakukan apapun.

"Mereka kira-kira lagi ngapain ya? Apa lagi bibir ketemu bibir, atau lebih," gumam wanita itu. Membayangkan hal itu membuat Embun geli sendiri.

"Gio, please. Kali ini aja aku mohon, jangan tolak aku."

Samar-samar Embun mendengar suara wanita dari dalam sana, membuat jiwa kekepoannya meronta, dia mendekatkan telinganya di pintu itu.

"Menjijikkan. Sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum satpam yang akan menyeretmu!"

Embun bergidik ngeri. Dia baru tahu ternyata Gio sekejam itu.

"Aku mohon, Gio."

Gubrak!

"Aduh, kampret," ringis Embun. Saat ini wanita itu jatuh tersungkur. Dia tak menyadari jika Gio dan juga wanita itu tengah menatapnya begitu tajam.

Embun berusaha untuk berdiri, ketika dia berdiri dengan tegap dia baru menyadari ada yang salah. Embun menatap sekeliling ruangan itu, matanya terbelalak ketika tatapan Embun dan Gio bertemu.

'Mampus aku! Kenapa aku bisa jatuh tepat di pintu itu? Itu pintu juga perasaan tadi ketutup rapat deh, kok aku bisa jatuh?' gumam wanita itu dalam hati sambil menggaruk kepalanya.

"Pak," sapa Embun sambil mengangguk tanda memberi hormat, tak lupa juga dia berikan cengiran khasnya itu.

"Ngapain kamu ada di sini?" tanya wanita itu sinis.

"Sa--saya mau membersihkan ruangan ini, Bu, Pak," katanya tak enak hati.

"Keluar! Ganggu aja." Suara wanita itu meninggi.

"Baik." Embun menurut saja, daripada terjadi yang tidak-tidak, lebih baik dia cepat-cepat pergi dari sini.

"Tunggu!"

'Astaga! Apa lagi ini, jangan-jangan Pak Gio marah sama aku. Mampus aku, baru juga kerja di sini, ngerasain gaji aja belum, masa mau dipecat.'

"Iya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Embun.

"Bersihkan ruangan ini." Suara pria itu kini kembali normal, membuat Embun langsung terpesona.

'Aduh, meleleh hati ini. Berikan aku jodoh seperti dia, Tuhan. Yang ganteng, kalau dia tidak berjodoh denganku, asistennya juga nggak apa-apa, Tuhan. Aku mau.'

"Kamu dengar apa yang saya katakan barusan?"

Embun terlonjak kaget, kehaluannya itu seketika musnah ketika mendengar suara berat Gio.

"Dengar, Pak. Dengar kok. Kalau begitu saya langsung mulai aja ya, Pak. Abaikan saja saya ada di sini, anggap saja saya tidak ada."

Embun menyapu ruangan itu dengan cepat, sesekali matanya melirik pada kedua sejoli itu yang tengah bersitegang.

Embun gelagapan karena lagi dan lagi tatapannya bertemu dengan Gio.

'Dia kenapa ngeliatin aku terus sih, padahal ada yang lebih cantik di depannya itu.'

"Kemarilah," titah Gio sambil melambaikan tangan ke arah Embun.

"Saya, Pak?"

"Ya, kamu. Memangnya siapa lagi."

Mau tak mau Embun mendekati pria itu.

"Ada yang bisa saya ban--"

Ucapan Embun terpotong karena Gio lebih dulu menarik tangannya dan kini Gio tengah memeluknya dari samping, jelas saja tubuh wanita itu menegang.

"Aku tahu kalau kamu itu cemburu, kenapa harus berpura-pura sih," ucap pria itu, suaranya membuat Embun seketika merinding.

"Ma--maksud Anda apa ya, Pak?"

"Aku tetap cinta sama kamu kok. Beberapa wanita yang berusaha menggodaku, tetap saja hatiku akan memilihmu. Jadi jangan cemburu ya? Kamu cantik deh kalau lagi cemburu."

'Wah, nggak waras nih orang. Habis minum obat apa sampai kesambet kayak gini.'

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Herna Wati
............ lucuuuuuu
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
hahahahha embun lucu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinikahi CEO Galak   Keramas

    "Ini beneran pacar kamu?" tanya wanita itu sambil menatap Embun dari atas sampai bawah."Ada yang salah?" tanya Gio datar.Wanita itu tertawa mencemooh. "Pacar kamu cleaning servis? Seriusan? Nggak salah?"Gio tak menanggapi ucapan wanita itu, tetapi tangannya mencengkram erat pinggang Embun, membuat wanita itu meringis kesakitan."Terus kenapa?" Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Gio kembali membuka suara."Hahahaha." Wanita itu tergelak kencang, "ternyata selera kamu rendahan sekali, coba buka mata kamu lebar-lebar, masih cantikan aku ke mana-mana, masih seksi aku dibandingkan dia, coba kamu lihat tubuhnya itu. Apa kamu sama sekali tidak bisa melihat hal itu, Gio?" tanya wanita itu remeh.Gio mendesah berat. "Kalau aku sudah cinta sama dia mau bagaimana lagi. Iya, kan, Sayang?" tanya pria itu seraya menoleh ke arah Embun. Embun hanya bisa meringis pelan ketika Gio mencubit pinggang wanita itu.'Aduh, ini gimana jawabnya sih, terus kenapa dia cubit-cubit pinggang aku, mana keras l

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • Dinikahi CEO Galak   Bos Kampret

    Sejak kejadian itu, Embun kerap kali datang ke ruangan Gio. Entah apa maksud pria itu, tapi yang Embun tangkap, Gio selalu bersikap manis padanya ketika ada wanita yang datang ke ruangannya.Sebenarnya Embun ingin sekali bertanya, tapi ketika dia ingin membuka mulut, suaranya tiba-tiba saja tercekat, hal itu karena wajah Gio yang menurutnya begitu sangar.Seperti sekarang contohnya, saat ini wanita itu sudah berada di ruangan bosnya, dia tidak sendiri, di ruangan itu ada seorang wanita cantik yang Embun tidak tahu siapa namanya.'Sebenarnya Pak Gio manggil aku ke sini terus, tujuannya buat apa sih, terus kenapa banyak banget wanita-wanita datang ke sini, apa mereka itu pacar-pacar Pak Gio? Kalau memang iya, wah parah banget tuh dia,' gerutu Embun dalam hati."Kamu siapanya Gio? Kenapa kamu ada di ruangan Gio?"Embun menatap wanita itu sambil tersenyum kikuk. Sepertinya wanita itu kesulitan untuk menjawab."Oh, saya--""Oh, aku tahu kalau kamu itu office girl. Terus kenapa kamu nggak k

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-16
  • Dinikahi CEO Galak   Butuh Uang Berapa?

    "Untuk apa Mama datang ke sini?" tanya Gio to the poin."Mama benar-benar kecewa sama kamu. Kenapa setiap wanita yang datang ke sini, selalu kamu tolak?"Fokus Gio langsung buyar, kali ini dia menatap wanita paruh baya itu dengan kesal. Rena, itulah nama mamanya yang selalu saja membuat dirinya jengkel. Bagaimana tidak, wanita itu selalu mendesaknya untuk segera menikah."Aku sudah pernah bilang, kalau aku nggak bakalan menikah!" tandas pria itu.Rena menggeleng tak setuju. "Sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa menikah saja tidak mau?" tanyanya dengan kesal. "Mama sudah membawakan wanita untuk kamu, mungkin kalau semuanya dihitung ada ratusan, tapi dari satu di antara mereka kenapa tidak ada yang kamu pilih?"Gio menyugar rambutnya dengan kasar, ingin sekali dia mengumpat ataupun berkata kasar, tapi selalu dia urungkan karena menyadari yang ada di hadapannya itu bukan orang lain, melainkan mamanya sendiri."Karena aku nggak suka sama mereka, mereka semua bukan tipeku.""Lalu kamu mau me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Dinikahi CEO Galak   Melamar

    "Tunggu dulu, Buk, ini maksudnya gimana ya? Setahu saya, saya tidak pernah dekat-dekat dengan lelaki manapun," kata Embun dengan raut wajah bingung."Jangan bohong, anakku sendiri yang bilang kalau dia menyukaimu."Embun menggaruk kepalanya, menoleh ke sana-sini, mencari jawaban apa yang tepat untuk wanita itu."Masalahnya saya nggak tahu siapa yang bicara seperti itu. Beneran deh, suer, saya tidak pernah dekat-dekat dengan pria manapun," kata Embun sungguh-sungguh.'Idih, udah kayak nggak laku aja aku ngomong kayak gitu,' cibir wanita itu dalam hati.Rena menatap Embun dari atas sampai bawah, tak lama setelah itu dia geleng-geleng kepala. Bagaimana bisa Gio menyukai gadis berpenampilan sederhana seperti itu, padahal di luar sana banyak yang lebih cantik dari Embun. Tapi herannya malah ditolak mentah-mentah oleh anaknya."Aku benar-benar nggak habis pikir kenapa anakku bisa menyukaimu, aku yakin pasti kamu berusaha untuk menggodanya, kan? Pasti kamu bermimpi untuk menikah dengan dia,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Dinikahi CEO Galak   Lagi-lagi yang dibahas Keramas

    Sudah beberapa hari ini Embun tidak masuk kerja. Alasannya karena dia enggan bertemu dengan bosnya yang bernama Gio itu. Kejadian waktu itu membuat dirinya membenci pria itu.Semua rasa kagum yang pernah ia lontarkan pada pria itu, dia tarik kembali karena ternyata Gio adalah laki-laki yang begitu licik."Aduh, pengin kerja. Capek juga kalau nganggur kayak gini terus di rumah. Tapi kalau kerja, males juga ketemu sama bos yang rese itu. Ngajakin nikah, tapi caranya kayak gitu, malah jebak aku seolah-olah aku yang melamar dia. Gila nggak tuh, ya aku mana mau," gerutu wanita itu.Tok ... tok ... tok ...Embun mendengkus keras ketika ada yang mengetuk pintu rumahnya itu."Itu siapa lagi yang datang, masa iya ibu kos nagih bayar kos-kosan, perasaan bulan ini aku udah bayar deh," gerutu wanita itu seraya bangkit dari ranjangnya dan kehaluan yang sempat tadi dia pikirkan pun langsung musnah.Ketika Embun sudah membukakan pintu, matanya seketika membulat karena melihat kedatangan bosnya, Gio

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • Dinikahi CEO Galak   Ditolak Lagi

    "Kamu tidak ingin bertanya kita akan pergi ke mana?"Embun berdeham sejenak, sebenarnya dari tadi juga dia sangat ingin menanyakan hal itu, tapi dia sama sekali tidak memiliki keberanian. Jangankan untuk bertanya, menatap wajah pria itu saja mana mungkin Embun berani. Karena menurutnya pria itu begitu seram."Memangnya kita mau pergi ke mana, Pak?" tanya wanita itu pada akhirnya."Perlukah aku menjawab? Kamu tidak usah terlalu kepo dengan urusanku," sahut pria itu sinis.Embun memutar bola matanya malas.'Tau gitu kenapa tadi nawarin pertanyaan. Sakit sekali dengarnya, yang tadi dia bilang aku jelek aja sakitnya masih membekas, lah dia malah bikin lagi yang baru,' batin wanita itu. "Tapi, Pak. Saat ini posisinya Anda sedang membawa saya, jadi saya berhak tahu hal itu," kata wanita itu tak terima. "Yang nyupir itu aku, kamu cuma duduk anteng gitu kok banyak protes," ucap Gio sinis. Diam-diam Embun mengepalkan tangannya, jelas saja dia geregetan dengan tingkah Gio yang menurut wanita

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Dinikahi CEO Galak   Kok Ngambek?

    Brak!"Astaga!" pekik Embun, wanita itu terkejut karena Rika membuka pintu ruangan itu cukup keras. "Buka pintunya bisa pelan-pelan nggak sih?" tanya wanita itu ketus.Bukannya menjawab, Rika malah berkacak pinggang, seolah tengah menantang Embun."Hebat ya jadi kamu. Udah lebih dari empat hari nggak kerja, tapi sama sekali nggak punya muka. Kamu sama sekali nggak merasa bersalah gitu? Baru aja kerja di sini, udah berani bolos banyak. Awas aja, aku bakal kasih tahu kamu sama bos, biar kamu dipecat sama dia," ancam wanita itu.Embun mengedikkan bahunya acuh. "Kasih tahu aja, siapa takut," jawabnya cuek."Oh, jadi kamu nantangin aku? Nggak takut kalau aku kasih tahu beneran? Baiklah, aku akan memberitahukan hal ini pada bos ,biar tahu rasa kamu. Suruh siapa belagu banget jadi orang," ujar Rika seraya berkacak pinggang."Ya sana kalau berani. Nih, aku kasih tahu kamu satu rahasia besar ya, tapi jangan bilang sama siapa-siapa. Sebenarnya aku ini ada hubungan khusus sama bos," bisik Embun

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Dinikahi CEO Galak   Bukannya Nggak Cantik, Cuma Kurang Perawatan Aja

    Tok ... tok ... tok ...Gio membanting pulpen yang ada ditangannya itu dengan kasar. Sudah dia bilang, kan, kalau dia sedang bekerja, dia sama sekali tidak suka diganggu.Lantas kenapa sedari tadi selalu saja ada yang mengganggunya?"Masuk!" kata pria itu dengan suara nyaring.Tak lama setelah Gio mengatakan hal itu, pintu ruangannya itu langsung terbuka dengan lebar."Ini dia, Pak, orangnya, yang tadi ngaku-ngaku kalau dia mempunyai hubungan khusus dengan Anda," adu Rika seraya menarik tangan Embun agar segera mendekat ke arah pria itu."Rika! Kamu ini apaan sih, bisa nggak sih jangan rese jadi orang," kata Embun tak terima."Loh, kenapa? Bukannya tadi kamu sendiri yang bilang seperti itu? Kamu juga tadi sempat nantangin aku, kan? Giliran udah aku aduin kenapa kamu jadi ketakutan seperti itu?" tanya Rika dengan senyum remeh."Kekanak-kanakan tahu nggak?""Bodo amat, yang penting kamu udah aku aduin, suruh siapa nantangin aku. Tahu sendiri, kan, akibatnya."Gio yang mendengar perdebat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO Galak   Ya udah Ayo! Aku Kasih Jatah

    Bahagia! Itu adalah gambaran sempurna untuk keluarga Gio.Ya, saat ini mereka tengah dikaruniai seorang putri yang begitu cantik, ditambah lagi saat ini sang istri sedang hamil anak kedua, kandungannya sudah berumur tujuh bulan, yang kabarnya anak itu berjenis kelamin laki-laki.Jelas saja kebahagiaan itu semakin lengkap untuk Gio maupun Embun."Dan pada akhirnya si Cinderella pun bahagia dengan pasangannya."Alea menatap ayahnya dengan raut wajah bingung."Kok ceritanya beda kayak yang diceritakan oleh bunda, Yah?" protes anak itu.Pipi Alea menggembung, membuat Gio gemas, dan pada akhirnya dia mencubit kedua pipi Alea itu dengan pelan."Itu kan versi bunda, kalau versi Ayah ya beda dong. Alea kenapa belum tidur? Ayah udah baca dongeng dari tadi loh.""Masih belum ngantuk, Yah. Biasanya kalau bunda yang bacain dongeng, Alea langsung tidur. Tapi kalau sama Ayah kok nggak ya?" tanya anak itu dengan raut wajah bingungnya.Ya bagaimana Alea bisa mau tidur, Gio saja menceritakannya tidak

  • Dinikahi CEO Galak   Kebiri Aja!

    Embun menangis begitu kencang ketika mendengar penuturan dari suaminya. Ya, Gio mengatakan bahwa saat ini dirinya tengah hamil.Awalnya wanita itu tidak percaya dengan ucapan Gio, karena dokter sudah memvonisnya akan susah hamil akibat kecelakaan itu.Namun, keraguan itu seketika sirna karena Gio membawa bukti yang diberikan oleh dokter itu, dan langsung Gio memberikannya pada Embun. Dari situlah baru Embu percaya kalau saat ini tengah ada janin di dalam perutnya."Sayang, udah, jangan nangis terus," tegur Gio sambil mengusap-usap punggung wanita itu secara perlahan."Ini benar-benar nggak mungkin, Mas. Bagaimana bisa aku ... hamil? Sedangkan--""Ssstttt." Gio menempelkan jari telunjuknya di bibir wanita itu. "Nggak ada yang nggak mungkin kalau Tuhan sudah berkehendak, Sayang. Ini adalah takdir kita. Tuhan masih memberikan kepercayaannya pada kita untuk merawat bayi ini. Mungkin waktu itu kita masih belum dikasih kepercayaan karena kita masih belum dewasa, kita masih sama-sama egois.

  • Dinikahi CEO Galak   Tadi Gio Bilang Apa?

    Berkali-kali Gio menciumi telapak tangan Embun. Perasaannya benar-benar campur aduk, tak karuan. Ada rasa khawatir, cemas, emosi dan juga bahagia. Karena perlakuan Gio, membuat Embun dengan perlahan membuka kedua matanya.Kepalanya masih terasa sakit, maka dari itu dia ingin kembali memejamkan matanya, akan tetapi karena ada yang terus menciumi tangannya, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya."Mas," panggil wanita itu lirih."Sayang, kamu udah bangun?" tanya pria itu dengan cepat. "Gimana? Apa yang sedang kamu rasakan? Apa ada bagian yang sakit di area tubuhmu?" Pertanyaan beruntun Gio membuat Embun tersenyum tipis.Wanita itu menggeleng pelan. "Nggak ada, Mas. Aku cuma pusing aja, sama lemas juga sih sebenernya," beritahu wanita itu.Embun menatap sekitar, dahinya mengernyit heran karena baru menyadari kalau dia tidak berada di dalam kamarnya, melainkan ruangan yang begitu asing, menurutnya."Kita lagi di mana, Mas?" tanya wanita itu dengan kening berkerut.Gio mendengkus keras. "

  • Dinikahi CEO Galak   Siapa Dia?

    Langkah Gio begitu tergesa-gesa. Terlihat begitu jelas raut wajahnya tampak cemas.Tadi, ketika Embun yang menghubunginya, ternyata yang Gio dengar bukan suara istrinya, melainkan suara orang lain, yang lebih parahnya lagi adalah suara seorang pria.Marah? Tentu saja! Siapa yang begitu berani meneleponnya mengunakan nomor istrinya? Bukan itu poin pentingnya, melainkan kenapa ponsel istrinya bisa di tangan orang lain? Terlebih lagi seorang pria."Ha-halo."Mata Gio membulat ketika bukan suara istrinya yang terdengar."Siapa kamu? Kenapa ponsel istriku bisa di tanganmu? Mana istriku?" sentak pria itu cepat."Ma-maaf. Aku akan menjelaskannya nanti--""Kenapa harus nanti? Cepat jelaskan sekarang!" kata Gio dengan suara yang begitu nyaring."Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang ada yang lebih penting yang harus kita urus. Ini tentang Embun, dia saat ini pingsan!" Pria yang tak Gio ketahui siapa namanya itu juga ikut berteriak.Gio tersentak, bukan karena bentakan pria itu, akan tetapi d

  • Dinikahi CEO Galak   Halo, Sayang, Halo

    "Untuk pembangunan di sebelah selatan delapan puluh persen sudah jadi, Pak, sebentar lagi akan rampung," beritahu Rizal.Gio tampak manggut-manggut. "Terima kasih atas laporannya, Rizal. Kamu memang bisa diandalkan. Nggak sia-sia aku kasih kamu kesempatan sekali lagi buat kerja sama aku," ucap pria itu bangga.Rizal tersipu malu. "Anda terlalu banyak memuji, Pak. Saya bisa seperti juga berkat Anda. Terima kasih karena saya sudah dikasih kepercayaan penuh oleh Anda, Pak."Gio kembali mengangguk seraya menepuk pundak Rizal berkali-kali.Dulu, waktu pertama kali Gio mempekerjakan Rizal, Rizal memang sangat payah, tidak mempunyai keahlian ataupun cekatan, tapi berkat kesabaran Gio dan juga ketelatenan pria itu dalam mendidik Rizal, pada akhirnya asistennya pun berubah menjadi semenakjubkan seperti ini. Gio bangga pada Rizal yang mau berjuang dan berusaha. Maka dari itu Gio tidak mungkin melepaskan Rizal begitu saja.Rizal pun demikian. Dia begitu bangga mempunyai bos seperti itu. Mungkin

  • Dinikahi CEO Galak   Astaga! Apa yang Sudah Kulakukan?

    "Kok lama banget sih datangnya," keluh Dimas ketika melihat Embun sudah datang.Embun mendengkus keras. "Syukur-syukur aku dateng, gitu aja protes," celetuk wanita itu tak terima."Iya, iya. Jangan ngambek gitu dong. Kan jadi makin cantik aja."Embun memutar bola matanya malas, agak jengah juga karena Dimas semakin terang-terangan menunjukkan rasa tertariknya padanya."Mau ngomong apa?" tanya wanita itu to the poin."Eits! Santai dulu dong, ngapain pakai buru-buru segala sih. Aku aja belum pesanin kamu minum. Mau minum apa?"Embun mengibas-ngibaskan tangannya. "Masalahnya aku belum izin sama suami, takutnya nanti dia malah salah paham. Lebih cepat lebih baik, lebih cepat juga aku pulangnya. Jadi kamu mau ngomongin apa?" desak Embun. "Kamu bilang ini tentang masa depan aku, emangnya aku itu kenapa? Apa yang akan terjadi di masa depan?" cerocos wanita itu panjang lebar.Raut wajah Dimas tampak berubah ketika Embun mengatakan tentang suami."Kamu beneran cinta nggak sih sama suami kamu i

  • Dinikahi CEO Galak   Katanya Tadi Lagi Nggak Enak Badan?

    [Embun, bisakah kita bicara sebentar? Ada yang mau aku bicarakan, penting. Sangat penting!]Embun mengerutkan keningnya ketika mendapat pesan dari Dimas."Mau ngapain dia?" gumam wanita itu.Akhir-akhir ini dia merasa begitu malas. Biasanya dia selalu bangun pagi untuk menyiapkan segala keperluan suaminya, tapi saat ini tidak, dan beruntungnya Gio sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Embun merasa beruntung mempunyai suami seperti Gio. Dia begitu bodoh karena dulu pernah menyia-nyiakan pria itu, dan mulai saat ini dia tidak akan melakukan hal itu lagi.[Ya udah tinggal ngomong aja lewat chat.]Embun pun membalas pesan dari Dimas. Tak menunggu waktu lama, pria itu langsung membalasnya.[Nggak bisa bicara lewat telpon, bisanya kita bicara secara langsung. Ini benar-benar penting, Embun!]Embun berdecak kesal. Bangun dari tidurnya saja dia malas, apalagi harus sampai bertemu dengan pria itu."Tapi aku penasaran, kira-kira dia mau ngomong apa ya? Katanya penting banget. Males banget

  • Dinikahi CEO Galak   Nelponnya Lain Kali Aja

    Karena jengah dengan suara deringan itu, pada akhirnya Gio pun mengangkat panggilan dari mamanya."Halo, Ma, ada apa?" tanya pria itu dengan ogah-ogahan."Ah, akhirnya kamu angkat telepon Mama juga, Nak." Dari ujung sana Rena tampak menghela napas lega.Sedangkan Gio, dia memutar bola matanya malas."Ada apa, Ma?" tanya pria itu lagi."Mama kangen sama kamu, Nak."Gio tertawa sinis. Kangen? Sejak kapan mamanya itu bisa berucap seperti itu!"Ma, saat ini aku lagi sibuk, nelponnya lain kali aja," sahut Gio dengan suara ketus."Mama benar-benar minta maaf, Nak. Mama akui kalau Mama itu salah. Maka dari itu izinkan Mama menebus semua dosa-dosa Mama ini. Mama ingin bertemu dengan Embun, Mama mau minta maaf sama dia. Boleh, kan, kalau Mama bertemu dengan dia?" "Nggak boleh!" jawab Gio tegas. Tangannya mengepal dengan erat, serta mengetatkan rahangnya. Dia tahu kalau lagi-lagi mamanya itu pasti merencanakan sesuatu. "Aku tahu apa yang saat ini ada dipikiran Mama, pasti Mama mau hasut Embun

  • Dinikahi CEO Galak   Takang

    Akhir-akhir ini Gio merasakan bahwa dirinya kembali lagi hidup. Hari-harinya kembali berwarna setelah bersama dengan Embun, istrinya.Banyak celotehan Embun yang membuat dirinya gampang tertawa. Inilah yang pria itu mau, hidup bahagia dengan pilihannya.Sampai-sampai dia lupa bahwa sampai saat ini mamanya masih saja merecokinya. Bukan merecoki untuk menikah dengan wanita lain, tapi mamanya meminta untuk dipertemukan oleh Embun. Tentu saja Gio tidak mau.Pria itu takut kejadian dua tahun lalu akan kembali terulang, mamanya ikut campur dan Embun akan pergi meninggalkannya lagi.Ya, meskipun Embun sudah berjanji padanya tidak akan pergi meninggalkannya, tetap saja yang namanya pikiran itu gampang berubah. Apalagi setahu Gio, perempuan itu moodnya gampang sekali berubah."Kok nggak diangkat teleponnya, Mas? Kenapa?" tanya Embun heran karena Gio mengacuhkan panggilan itu.Gio mengedikkan bahunya acuh, dia lebih memilih menatap laptopnya."Nggak terlalu penting sih," ujarnya cuek."Kan belu

DMCA.com Protection Status