Share

Kok Ngambek?

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-20 03:23:18

Brak!

"Astaga!" pekik Embun, wanita itu terkejut karena Rika membuka pintu ruangan itu cukup keras. "Buka pintunya bisa pelan-pelan nggak sih?" tanya wanita itu ketus.

Bukannya menjawab, Rika malah berkacak pinggang, seolah tengah menantang Embun.

"Hebat ya jadi kamu. Udah lebih dari empat hari nggak kerja, tapi sama sekali nggak punya muka. Kamu sama sekali nggak merasa bersalah gitu? Baru aja kerja di sini, udah berani bolos banyak. Awas aja, aku bakal kasih tahu kamu sama bos, biar kamu dipecat sama dia," ancam wanita itu.

Embun mengedikkan bahunya acuh. "Kasih tahu aja, siapa takut," jawabnya cuek.

"Oh, jadi kamu nantangin aku? Nggak takut kalau aku kasih tahu beneran? Baiklah, aku akan memberitahukan hal ini pada bos ,biar tahu rasa kamu. Suruh siapa belagu banget jadi orang," ujar Rika seraya berkacak pinggang.

"Ya sana kalau berani. Nih, aku kasih tahu kamu satu rahasia besar ya, tapi jangan bilang sama siapa-siapa. Sebenarnya aku ini ada hubungan khusus sama bos," bisik Embun di telinga Rika.

Rika yang mendengar semua itu langsung tertawa terbahak-bahak. "Hei, hei, hei, kamu lagi halu ya? Atau jangan-jangan kamu tadi malam mimpi, terus kebawa sampai sekarang? Ya ampun. Embun, Embun, kalau halu itu jangan terlalu ketinggian. Ya kali bos mau sama kamu yang kampungan seperti ini. Jangan-jangan kamu bicara seperti ini supaya aku nggak jadi ngadu ke bos ya? Benar, kan, tebakan aku?" Rika tersenyum mengejek.

Embun mengerucutkan bibirnya. Jelas saja dia tampak kesal. "Terserah kamu aja mau percaya apa tidak, yang penting aku udah kasih tahu kamu yang sebenarnya."

"Halah! Siapa juga yang mau percaya. Lebih baik aku aduin aja sekarang. Masih baru kerja di sini kok malah bolos kerja empat hari, emangnya perusahaan ini punya nenek moyang kamu apa? Aku sangat yakin pasti kamu bakalan dipecat sama bos. Hahaha, kamu nggak mau ucapin kata-kata apa gitu sebelum hengkang dari perusahaan ini?" tanya wanita itu sinis.

"Apaan sih, siapa.juga yang mau berhenti kerja." Wajah Embun berubah menjadi jutek. "Sirik banget sih jadi orang. Lagian aku juga udah izin kok, kemarin aku nggak kerja karena lagi sakit."

"Iya, tapi kamu izinnya cuma dua hari, tapi kenapa malah sampai molor empat hari? Asal kamu tahu, kamu nggak kerja, tugas kamu itu jadi aku yang gantiin," gerutu Rika, wanita itu tampak kesal.

"Tapi atasan juga nggak marah kok, kenapa malah kamu yang sewot. Lagian itu juga cuma empat hari. Tadi kamu malah pengin aduin aku sama bos, otomatis kalau aku udah nggak kerja di sini lagi, kamu dong yang gantiin pekerjaan aku. Emangnya kamu mau?"

Rika tampak gelagapan, sepertinya kehabisan kata-kata.

"Nggak usah ngalihin pembicaraan, bilang aja kamu takut kalau aku aduin, kan?"

"Yakin kamu bakal laporin aku ke bos? Yang ada nanti malah kamu yang nyesal sendiri loh," peringat Embun.

Rika tersenyum sinis. "Jangan terlalu percaya diri deh, Embun, dan nggak usah sok bersikap santai seperti itu, aku tahu saat ini hatimu pasti sedang ketar-ketir, kan? Nggak ada yang perlu disembunyikan, aku tahu itu kok. Bye, Embun, sampai ketemu di ruangan bos, dan berakhir dibuang dari perusahaan ini. Mulai dari sekarang siap-siap ya."

Embun mendengkus keras ketika melihat Rika sudah hilang dari hadapannya.

"Itu orang kenapa sih, nggak suka banget lihat aku damai dikit," gumamnya sambil membersihkan ruangan itu dengan sedikit kasar.

***

Tok ... tok ... tok ...

Gio mendengkus keras karena ada yang mengetuk pintu ruangannya, dia paling tidak suka jika pekerjaannya diganggu, oleh siapapun itu.

"Masuk!"

"Permisi, Pak."

Gio memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang datang.

"Aku bilang, ruangan ini tidak perlu kamu lagi yang bersihkan, jadi untuk apa kamu datang ke sini lagi?" tanya pria itu dengan suara dingin.

"Bukan, saya bukan ingin membersihkan ruangan Anda, tapi saya ingin melaporkan kalau ada karyawan baru bolos kerja lebih dari tiga hari."

Gio berdecak seraya memutar bola matanya malas, dia sama sekali tidak peduli dengan hal itu.

"Terus?" tanya pria itu, tampak tak peduli.

"Terus ... terus harusnya Anda berikan hukuman saja dia. Satu lagi, tadi dia juga berkata kalau Anda dengan dia ada hubungan khusus, bukankah itu sesuatu yang sangat lancang?"

Gio tersenyum sinis, sepertinya dia sudah mulai paham siapa orang yang wanita itu maksud.

'Wah, wah, wah. Rupanya wanita itu sudah mulai banyak tingkah sekarang,' batin pria itu.

"Benarkah dia berbicara seperti itu?"

Rika mengangguk penuh semangat. "Benar sekali, Pak. Apa perlu saya bawa orangnya langsung ke sini?

"Dengan senang hati," sahut pria itu dengan nada santai.

Rika tersenyum licik.

'Mampus kamu, Embun. Sebentar lagi kamu bakal ditendang dari perusahaan ini, suruh siapa terlalu percaya diri, rasakan sendiri akibatnya.'

Rika pun langsung menemui Embun, dia harus segera membawa wanita itu ke ruangan bosnya, dan meyakinkan bosnya kalau tadi dia berbicara apa adanya, sama sekali tidak mengada-ada.

"Embun!" panggil wanita itu dengan suara nyaring.

Yang namanya dipanggil menatap Rika begitu sinis, entah kenapa melihat Rika ada di hadapannya, moodnya selalu menjadi buruk.

"Apa lagi? Bisa nggak sih jangan selalu bikin masalah sama aku. Selama aku kerja di sini, aku nggak pernah loh senggol kamu duluan, kamunya kenapa sih. Atau merasa kurang cantik dari aku?" tanya wanita itu dengan penuh percaya diri.

"Idih, aku kurang cantik? Hello, dari segi manapun akulah yang lebih cantik dibandingkan kamu. Nggak percaya? Oke, aku buktikan. Dimas, sini dulu," panggil wanita itu seraya melambaikan tangannya agar teman yang tadi dia panggil segera mendekat.

"Apaan?"

"Udah, sini dulu bentar. Aku mau tanya, tapi kamu jawab dengan jujur ya. Menurut pandangan laki-laki nih ya, cantikan aku atau Embun?" tanya wanita itu dengan penuh percaya diri. "Harus jawab dengan jujur loh ya."

"Jawab jujur nih? Oke, kalau menurut aku sih, cantikan ... Embun. Dia lebih kelihatan anggun, dan sikapnya yang pendiam itu terlihat sangat mahal," jawab pria itu jujur.

Mendengar hal itu, jelas saja Embun menahan tawa, sedangkan Rika, jangan ditanya lagi, raut wajahnya seketika berubah.

"Ish! Kamu ini, udah sana-sana," usir Rika jengkel.

"Loh, kok ngambek? Kan, tadi kamu yang nyuruh aku buat jawab jujur, aku udah jawab dengan jujur loh."

"Cepat pergi sana!" bentak Rika.

"Iya, iya," ucap pria itu pada akhirnya, dan pria itu pun langsung pergi.

Ketika melihat pria itu pergi, kini tatapan Rika langsung tertuju pada Embun.

"Udah, nggak usah senyum-senyum nggak jelas, sekarang kamu ikut aku ke ruangan pak Gio, nggak lama lagi kamu bakal dikeluarkan dari sini, hahahaha," ejek Rika.

Embun hanya bisa menghela napas pasrah, entah apa lagi kali ini rencana wanita itu.

Bab terkait

  • Dinikahi CEO Galak   Bukannya Nggak Cantik, Cuma Kurang Perawatan Aja

    Tok ... tok ... tok ...Gio membanting pulpen yang ada ditangannya itu dengan kasar. Sudah dia bilang, kan, kalau dia sedang bekerja, dia sama sekali tidak suka diganggu.Lantas kenapa sedari tadi selalu saja ada yang mengganggunya?"Masuk!" kata pria itu dengan suara nyaring.Tak lama setelah Gio mengatakan hal itu, pintu ruangannya itu langsung terbuka dengan lebar."Ini dia, Pak, orangnya, yang tadi ngaku-ngaku kalau dia mempunyai hubungan khusus dengan Anda," adu Rika seraya menarik tangan Embun agar segera mendekat ke arah pria itu."Rika! Kamu ini apaan sih, bisa nggak sih jangan rese jadi orang," kata Embun tak terima."Loh, kenapa? Bukannya tadi kamu sendiri yang bilang seperti itu? Kamu juga tadi sempat nantangin aku, kan? Giliran udah aku aduin kenapa kamu jadi ketakutan seperti itu?" tanya Rika dengan senyum remeh."Kekanak-kanakan tahu nggak?""Bodo amat, yang penting kamu udah aku aduin, suruh siapa nantangin aku. Tahu sendiri, kan, akibatnya."Gio yang mendengar perdebat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Dinikahi CEO Galak   Konsepnya Gimana Sih?

    "Kenapa wajahmu nggak enak dipandang seperti itu?" tanya teman Embun yang bernama Mimi. Embun mendengkus keras. "Lagi bete. Bete banget. Siapa yang nggak kesal coba kalau aku dibilang jelek terus. Memang nyebelin tuh orang, pantas aja sampai sekarang belum nikah-nikah, kalau ngomong aja nggak pake perasaan," celetuk wanita itu. "Kamu dibilang jelek? Sama siapa?" tanya Mimi, tampak begitu penasaran. "Adalah pokoknya, terlalu bagus kalau aku sebut namanya." "Cewek atau cowok?" "Cowok, tapi kalau ngomong itu ngelebihin kayak cewek. Suka nyelekit." Mulut Mimi menganga lebar. "Cowok? Jarang-jarang loh ada cowok yang bilang wanita itu jelek, kebanyakan dari mereka itu kan suka lebay, suka goda-goda cewek, apalagi kalau ada maunya, rayuan mautnya pasti langsung keluar." Embun mengedikkan bahu. "Iya, menurutku memang cuma dia yang kayak gitu. Cowok langka, nyebelin juga sih," timpal wanita itu. "Aku jadi penasaran, siapa sih orangnya, atau jangan-jangan gebetan kamu ya? Cowok yang kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-24
  • Dinikahi CEO Galak   Mau Aku Mandiin?

    Semenjak Embun memergoki Gio yang saat itu tengah bersama seorang wanita, hidup Embun sudah tidak bisa dikatakan tentram lagi.Gio selalu bilang ke orang-orang kalau Embun dan pria itu akan menikah. Sungguh konyol bukan? Padahal sampai saat ini Embun sendiri belum menyetujui permintaan pria itu.Namun dasarnya Gio itu pria yang begitu licik, ada saja yang membuat Embun tidak bisa berkutik sedikitpun olehnya.Video yang waktu itu Embun disuruh memperagakan permainan Gio bagaimana caranya melamar seseorang akhirnya tersebar juga.Malu? Jangan ditanya lagi, itu sudah sangat jelas. Orang-orang mengira jika Embun lah yang mengejar-ngejar Gio, melamar pria itu dengan tidak tahu malunya. Padahal itu sama sekali tidak benar.Seandainya saja waktu itu Embun tidak pernah menolak ajakan Gio untuk mempersiapkan pernikahan mereka, pasti kejadiannya tidak seperti ini.Embun tidak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa dirinya yang selalu kena imbasnya.Akibat tersebarnya video itu, Embun tak bera

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Dinikahi CEO Galak   Dasar Matre

    "Halo, Ma. Ini aku lagi di jalan, mau pulang." Ketika sambungan teleponnya itu sudah diangkat oleh mamanya, Embun langsung bicara to the poin. "Loh, loh, loh. Kok dadakan begini. Apa kamu nggak betah kerja di sana? Atau jangan-jangan kamu udah dikeluarin dari perusahaan itu? Kamu ini gimana sih, Embun. Cari kerjaan itu susah, coba kalau dapat kerjaan itu di eman-eman. Ini belum ada satu bulan kerja udah mau pulang aja. GImana mau dapat gaji kalau gitu," cerocos mama Embun yang bernama Ipah. Embun memijat pelipisnya secara perlahan. Mamanya memang seperti itu, selalu berasumsi sendiri tanpa menunggu penjelasan Embun terlebih dahulu. Kalau kebanyakan orang bilang mama Embun sangat cerewet. Ya, Embun akui itu, tapi kasih sayang mamanya ke Embun lebih besar dari sifat cerewetnya itu. "Ma, makanya kalau aku belum selesai ngomong didengar dulu. Mama ih, kebiasaan loh," gerutu wanita itu. "Terus alasan kamu pulang ke rumah kenapa?" tanya Ipah kemudian. "Itu ... aku cuma pengen pulang aj

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Dinikahi CEO Galak   Keputusan yang Tidak Bisa diganggu Gugat

    "Mama sama sekali nggak ngelarang aku nikah sama dia?" tanya Embun memastikan.Saat ini mereka sedang ada di dapur, tengah menyiapkan makanan yang akan dia hidangkan untuk calon suaminya itu. Cielah, calon suami? Bahkan Embun saja sama sekali tidak dikasih kesempatan untuk menyanggah pembicaraan antara Gio dan mamanya itu."Nggak, justru Mama sangat setuju kalau kalian akan menikah besok," kata Ipah dengan penuh semangat. "Ah, pasti para tetangga pada heboh kalau tahu anak aku akan menikah besok, apalagi calon suaminya ganteng, tajir lagi. Pasti banyak yang iri tuh."Embun mendengkus keras, mamanya benar-benar tidak bisa diajak kerjasama, apalagi kalau udah menyangkut masalah uang, pasti begitu silau. Padahal Ipah sendiri belum tahu seperti apa karakter dari Gio, tapi kenapa dia begitu yakin dan sangat setuju melihat anaknya menikah dengan pria itu?"Ma, Mama itu belum terlalu mengenal Gio loh, masa Mama langsung percaya aja sih sama dia. Kenapa Mama begitu gampangnya mengiyakan permi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Dinikahi CEO Galak   Cerita Pengantin Baru

    Embun menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin dengan pandangan kosong. Hari ini dia sangat begitu cantik dengan memakai balutan gaun yang menurutnya begitu mahal. Namun bukan itu yang ada dipikirannya, akan tetapi mulai detik ini dia sudah resmi menjadi istri Gio.Semua itu sama sekali tidak pernah Embun bayangkan. Dari awal niat Embun datang ke kota ini hanya untuk mencari pekerjaan, agar bisa mempunyai uang untuk kebutuhan dirinya sendiri, dan juga memberikan uang pada mamanya dari hasil kerja kerasnya, setidaknya itu yang selama ini dia pikirkan, jodoh sama sekali tidak dalam daftar pemikirannya, tapi sialnya kenapa dia bisa menikah secepat ini? Bukankah ini terlalu terburu-buru? Anehnya Embun sama sekali tidak bisa mengelak.Padahal bisa saja dia kabur, pergi entah ke mana, atau cari cara lain agar Gio tidak jadi menikahinya, harusnya dia berpikir ke arah sana, kan? Tapi kenapa setelah Embun dan Gio sudah resmi menjadi suami-istri, kenapa dia baru berpikiran seperti itu?"Ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Dinikahi CEO Galak   Bantal Guling Sebagai Pemisah

    Embun tidur dengan gelisah, dia sama sekali tidak nyaman memakai baju seperti itu. Ditambah lagi badannya terasa sakit karena tidur di lantai. Gio benar-benar tidak mempunyai rasa kasihan padanya. Pria itu malah asyik tidur di atas ranjang, sedangkan dirinya begitu menderita.Sebenarnya dia bisa saja tidur di sofa, tapi namanya Embun, dia itu tidak bisa tidur tempatnya hanya sedikit, dia perlu yang luas-luas, jadi dia memutuskan untuk tidur di bawah saja."Udah hawanya dingin, ditambah pake baju kayak gini, tambah doble lah ini dinginnya. Ish, apa nggak ada baju lain selain ini? Bisa-bisa masuk angin aku kalau kayak gini," keluh wanita itu.Wanita itu melirik ke arah Gio. Tiba-tiba saja Embun mempunyai pikiran untuk tidur di samping pria itu, baru saja dia bangun untuk pindah ke ranjang, seketika dia kembali mengingat kejadian tadi waktu Gio menendangnya dengan keras karena Embun mencoba tidur di dekatnya. Akhirnya niat itu pun dia urungkan.'Ck! Gini amat deh hidup aku. Nggak ada be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Dinikahi CEO Galak   Cepat Jelaskan!

    Embun mengerjapkan matanya berkali-kali, pertanda kalau dia sudah bangun dari tidurnya. Hal yang lebih mencengangkan lagi adalah posisi Embun saat ini tengah memeluk tubuh Gio. Buru-buru wanita itu langsung menjauh dari suaminya itu."Gila! Kenapa aku jadi meluk dia. Perasaan bantal guling udah aku taruh di tengah deh, kok aku bisa melipir ke sini," gumam wanita itu seraya garuk-garuk kepala. "Eh, tapi nggak apa-apa deh, namanya juga nggak sadar, semoga aja dia juga nggak nyadar. Jam berapa ini, kok masih ngantuk ya?"Embun melirik ke arah jam yang ada di dinding dengan malas, ketika mengetahui masih jam tiga pagi, akhirnya dia memutuskan untuk tidur lagi.Baru saja dia ingin memejamkan mata, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan suara berat seorang lelaki."Kau harus bertanggung jawab."Embun tersentak. Dia mencoba mencerna apa yang baru saja Gio katakan.'Tanggung jawab? Emangnya aku habis ngapain? Yakali aku habis menyetubuhi dia makanya dia bilang seperti itu,' batin Embun."Kamu d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO Galak   Ya udah Ayo! Aku Kasih Jatah

    Bahagia! Itu adalah gambaran sempurna untuk keluarga Gio.Ya, saat ini mereka tengah dikaruniai seorang putri yang begitu cantik, ditambah lagi saat ini sang istri sedang hamil anak kedua, kandungannya sudah berumur tujuh bulan, yang kabarnya anak itu berjenis kelamin laki-laki.Jelas saja kebahagiaan itu semakin lengkap untuk Gio maupun Embun."Dan pada akhirnya si Cinderella pun bahagia dengan pasangannya."Alea menatap ayahnya dengan raut wajah bingung."Kok ceritanya beda kayak yang diceritakan oleh bunda, Yah?" protes anak itu.Pipi Alea menggembung, membuat Gio gemas, dan pada akhirnya dia mencubit kedua pipi Alea itu dengan pelan."Itu kan versi bunda, kalau versi Ayah ya beda dong. Alea kenapa belum tidur? Ayah udah baca dongeng dari tadi loh.""Masih belum ngantuk, Yah. Biasanya kalau bunda yang bacain dongeng, Alea langsung tidur. Tapi kalau sama Ayah kok nggak ya?" tanya anak itu dengan raut wajah bingungnya.Ya bagaimana Alea bisa mau tidur, Gio saja menceritakannya tidak

  • Dinikahi CEO Galak   Kebiri Aja!

    Embun menangis begitu kencang ketika mendengar penuturan dari suaminya. Ya, Gio mengatakan bahwa saat ini dirinya tengah hamil.Awalnya wanita itu tidak percaya dengan ucapan Gio, karena dokter sudah memvonisnya akan susah hamil akibat kecelakaan itu.Namun, keraguan itu seketika sirna karena Gio membawa bukti yang diberikan oleh dokter itu, dan langsung Gio memberikannya pada Embun. Dari situlah baru Embu percaya kalau saat ini tengah ada janin di dalam perutnya."Sayang, udah, jangan nangis terus," tegur Gio sambil mengusap-usap punggung wanita itu secara perlahan."Ini benar-benar nggak mungkin, Mas. Bagaimana bisa aku ... hamil? Sedangkan--""Ssstttt." Gio menempelkan jari telunjuknya di bibir wanita itu. "Nggak ada yang nggak mungkin kalau Tuhan sudah berkehendak, Sayang. Ini adalah takdir kita. Tuhan masih memberikan kepercayaannya pada kita untuk merawat bayi ini. Mungkin waktu itu kita masih belum dikasih kepercayaan karena kita masih belum dewasa, kita masih sama-sama egois.

  • Dinikahi CEO Galak   Tadi Gio Bilang Apa?

    Berkali-kali Gio menciumi telapak tangan Embun. Perasaannya benar-benar campur aduk, tak karuan. Ada rasa khawatir, cemas, emosi dan juga bahagia. Karena perlakuan Gio, membuat Embun dengan perlahan membuka kedua matanya.Kepalanya masih terasa sakit, maka dari itu dia ingin kembali memejamkan matanya, akan tetapi karena ada yang terus menciumi tangannya, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya."Mas," panggil wanita itu lirih."Sayang, kamu udah bangun?" tanya pria itu dengan cepat. "Gimana? Apa yang sedang kamu rasakan? Apa ada bagian yang sakit di area tubuhmu?" Pertanyaan beruntun Gio membuat Embun tersenyum tipis.Wanita itu menggeleng pelan. "Nggak ada, Mas. Aku cuma pusing aja, sama lemas juga sih sebenernya," beritahu wanita itu.Embun menatap sekitar, dahinya mengernyit heran karena baru menyadari kalau dia tidak berada di dalam kamarnya, melainkan ruangan yang begitu asing, menurutnya."Kita lagi di mana, Mas?" tanya wanita itu dengan kening berkerut.Gio mendengkus keras. "

  • Dinikahi CEO Galak   Siapa Dia?

    Langkah Gio begitu tergesa-gesa. Terlihat begitu jelas raut wajahnya tampak cemas.Tadi, ketika Embun yang menghubunginya, ternyata yang Gio dengar bukan suara istrinya, melainkan suara orang lain, yang lebih parahnya lagi adalah suara seorang pria.Marah? Tentu saja! Siapa yang begitu berani meneleponnya mengunakan nomor istrinya? Bukan itu poin pentingnya, melainkan kenapa ponsel istrinya bisa di tangan orang lain? Terlebih lagi seorang pria."Ha-halo."Mata Gio membulat ketika bukan suara istrinya yang terdengar."Siapa kamu? Kenapa ponsel istriku bisa di tanganmu? Mana istriku?" sentak pria itu cepat."Ma-maaf. Aku akan menjelaskannya nanti--""Kenapa harus nanti? Cepat jelaskan sekarang!" kata Gio dengan suara yang begitu nyaring."Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang ada yang lebih penting yang harus kita urus. Ini tentang Embun, dia saat ini pingsan!" Pria yang tak Gio ketahui siapa namanya itu juga ikut berteriak.Gio tersentak, bukan karena bentakan pria itu, akan tetapi d

  • Dinikahi CEO Galak   Halo, Sayang, Halo

    "Untuk pembangunan di sebelah selatan delapan puluh persen sudah jadi, Pak, sebentar lagi akan rampung," beritahu Rizal.Gio tampak manggut-manggut. "Terima kasih atas laporannya, Rizal. Kamu memang bisa diandalkan. Nggak sia-sia aku kasih kamu kesempatan sekali lagi buat kerja sama aku," ucap pria itu bangga.Rizal tersipu malu. "Anda terlalu banyak memuji, Pak. Saya bisa seperti juga berkat Anda. Terima kasih karena saya sudah dikasih kepercayaan penuh oleh Anda, Pak."Gio kembali mengangguk seraya menepuk pundak Rizal berkali-kali.Dulu, waktu pertama kali Gio mempekerjakan Rizal, Rizal memang sangat payah, tidak mempunyai keahlian ataupun cekatan, tapi berkat kesabaran Gio dan juga ketelatenan pria itu dalam mendidik Rizal, pada akhirnya asistennya pun berubah menjadi semenakjubkan seperti ini. Gio bangga pada Rizal yang mau berjuang dan berusaha. Maka dari itu Gio tidak mungkin melepaskan Rizal begitu saja.Rizal pun demikian. Dia begitu bangga mempunyai bos seperti itu. Mungkin

  • Dinikahi CEO Galak   Astaga! Apa yang Sudah Kulakukan?

    "Kok lama banget sih datangnya," keluh Dimas ketika melihat Embun sudah datang.Embun mendengkus keras. "Syukur-syukur aku dateng, gitu aja protes," celetuk wanita itu tak terima."Iya, iya. Jangan ngambek gitu dong. Kan jadi makin cantik aja."Embun memutar bola matanya malas, agak jengah juga karena Dimas semakin terang-terangan menunjukkan rasa tertariknya padanya."Mau ngomong apa?" tanya wanita itu to the poin."Eits! Santai dulu dong, ngapain pakai buru-buru segala sih. Aku aja belum pesanin kamu minum. Mau minum apa?"Embun mengibas-ngibaskan tangannya. "Masalahnya aku belum izin sama suami, takutnya nanti dia malah salah paham. Lebih cepat lebih baik, lebih cepat juga aku pulangnya. Jadi kamu mau ngomongin apa?" desak Embun. "Kamu bilang ini tentang masa depan aku, emangnya aku itu kenapa? Apa yang akan terjadi di masa depan?" cerocos wanita itu panjang lebar.Raut wajah Dimas tampak berubah ketika Embun mengatakan tentang suami."Kamu beneran cinta nggak sih sama suami kamu i

  • Dinikahi CEO Galak   Katanya Tadi Lagi Nggak Enak Badan?

    [Embun, bisakah kita bicara sebentar? Ada yang mau aku bicarakan, penting. Sangat penting!]Embun mengerutkan keningnya ketika mendapat pesan dari Dimas."Mau ngapain dia?" gumam wanita itu.Akhir-akhir ini dia merasa begitu malas. Biasanya dia selalu bangun pagi untuk menyiapkan segala keperluan suaminya, tapi saat ini tidak, dan beruntungnya Gio sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Embun merasa beruntung mempunyai suami seperti Gio. Dia begitu bodoh karena dulu pernah menyia-nyiakan pria itu, dan mulai saat ini dia tidak akan melakukan hal itu lagi.[Ya udah tinggal ngomong aja lewat chat.]Embun pun membalas pesan dari Dimas. Tak menunggu waktu lama, pria itu langsung membalasnya.[Nggak bisa bicara lewat telpon, bisanya kita bicara secara langsung. Ini benar-benar penting, Embun!]Embun berdecak kesal. Bangun dari tidurnya saja dia malas, apalagi harus sampai bertemu dengan pria itu."Tapi aku penasaran, kira-kira dia mau ngomong apa ya? Katanya penting banget. Males banget

  • Dinikahi CEO Galak   Nelponnya Lain Kali Aja

    Karena jengah dengan suara deringan itu, pada akhirnya Gio pun mengangkat panggilan dari mamanya."Halo, Ma, ada apa?" tanya pria itu dengan ogah-ogahan."Ah, akhirnya kamu angkat telepon Mama juga, Nak." Dari ujung sana Rena tampak menghela napas lega.Sedangkan Gio, dia memutar bola matanya malas."Ada apa, Ma?" tanya pria itu lagi."Mama kangen sama kamu, Nak."Gio tertawa sinis. Kangen? Sejak kapan mamanya itu bisa berucap seperti itu!"Ma, saat ini aku lagi sibuk, nelponnya lain kali aja," sahut Gio dengan suara ketus."Mama benar-benar minta maaf, Nak. Mama akui kalau Mama itu salah. Maka dari itu izinkan Mama menebus semua dosa-dosa Mama ini. Mama ingin bertemu dengan Embun, Mama mau minta maaf sama dia. Boleh, kan, kalau Mama bertemu dengan dia?" "Nggak boleh!" jawab Gio tegas. Tangannya mengepal dengan erat, serta mengetatkan rahangnya. Dia tahu kalau lagi-lagi mamanya itu pasti merencanakan sesuatu. "Aku tahu apa yang saat ini ada dipikiran Mama, pasti Mama mau hasut Embun

  • Dinikahi CEO Galak   Takang

    Akhir-akhir ini Gio merasakan bahwa dirinya kembali lagi hidup. Hari-harinya kembali berwarna setelah bersama dengan Embun, istrinya.Banyak celotehan Embun yang membuat dirinya gampang tertawa. Inilah yang pria itu mau, hidup bahagia dengan pilihannya.Sampai-sampai dia lupa bahwa sampai saat ini mamanya masih saja merecokinya. Bukan merecoki untuk menikah dengan wanita lain, tapi mamanya meminta untuk dipertemukan oleh Embun. Tentu saja Gio tidak mau.Pria itu takut kejadian dua tahun lalu akan kembali terulang, mamanya ikut campur dan Embun akan pergi meninggalkannya lagi.Ya, meskipun Embun sudah berjanji padanya tidak akan pergi meninggalkannya, tetap saja yang namanya pikiran itu gampang berubah. Apalagi setahu Gio, perempuan itu moodnya gampang sekali berubah."Kok nggak diangkat teleponnya, Mas? Kenapa?" tanya Embun heran karena Gio mengacuhkan panggilan itu.Gio mengedikkan bahunya acuh, dia lebih memilih menatap laptopnya."Nggak terlalu penting sih," ujarnya cuek."Kan belu

DMCA.com Protection Status