Share

Bab 84

Author: Clarissa
Sementara itu, Chaplin sudah menampar Tiana untuk kedua kalinya dengan kuat. Alhasil, wajah Tiana pun membengkak.

Tiana terus meminta ampun sambil menangis. Namun, dia menegaskan Tiffany dan Garry punya hubungan spesial.

Saat Chaplin menampar Tiana keempat kalinya, akhirnya Tiana pingsan. Nizar menghampiri Sean dengan hati-hati dan bertanya, "Pak Sean ... apa perlu siram dia dengan air dingin supaya bangun?"

Sean tersenyum sembari menyahut, "Pak Nizar sangat kejam terhadap karyawan sendiri."

Sean melihat Tiffany yang ada di pelukannya, lalu bertanya, "Menurutmu?"

Tiffany menatap Garry. Walaupun tidak terlalu mengagumi Garry seperti dulu lagi, Tiffany tetap merasa tidak tega saat melihat Garry begitu terpuruk.

Begitu mendengar suara Sean, Tiffany yang memperhatikan Garry seraya termenung baru tersadar. Dia bertanya, "Sayang, ada apa?"

Garry merasa sakit hati saat mendengar panggilan Tiffany kepada Sean. Namun, Sean malah tersenyum sinis setelah mendengar ucapan istrinya. Tiffany memang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
ada yang terbakar nih............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 85

    Membicarakan rahasia? Tiffany menggeleng dan berseru, "Kami bukan membicarakan rahasia! Aku hanya menyemangatinya agar dia tetap percaya diri!"Bagaimanapun, Garry adalah orang pintar yang langka dari desa mereka. Seharusnya dia tidak begitu terpuruk.Sean memainkan rambut Tiffany seraya bertanya, "Kamu berharap dia percaya diri dalam hal apa?"Tiffany melirik gerakan tangan Sean yang santai saat memainkan rambutnya. Dia berpikir sejenak, lalu berbaring di kaki Sean. Dengan begitu, Sean lebih mudah menyentuh rambutnya.Sean tidak bisa melihat. Jadi, sudah seharusnya Tiffany memikirkan perasaan Sean. Tindakan Tiffany yang berani membuat sikap Sean melunak. Nada bicara Sean juga tidak terlalu dingin lagi saat bertanya, "Apa yang kamu bilang padanya?"Saat teringat ucapannya kepada Garry tadi, wajah Tiffany memerah. Dia menyahut, "Aku bilang ... meskipun nggak bisa menandingi suamiku, dia tetap hebat."Kekesalan Sean menghilang ketika melihat tatapan Tiffany yang polos. Sean lanjut memain

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 86

    Tiffany langsung tersipu malu. Dia mengerucutkan bibirnya dan bergumam, "Dia itu suamiku. Kalau nggak memanggilnya begitu, aku harus panggil dia apa ....""Lagi pula, kami suami istri. Nggak salah kalau aku menyukainya ...," tambah Tiffany dengan suara yang makin kecil.Julie tidak mendengar kalimat terakhirnya. Sebab, waktu dia menoleh ke Tiffany, nampan di tangannya tanpa sengaja membentur seseorang.Julie meminta maaf, tetapi gadis di depannya diam saja. Begitu mendongak, dia baru menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Leslie.Leslie adalah gadis yang pernah menghina Tiffany sebagai wanita simpanan di gerbang kampus dan berakhir ditampar ayahnya sendiri. Bagian depan gaun mahal yang dikenakan Leslie hari ini sudah dinodai sup dari nampan Julie.Julie menaruh nampannya, lalu mengambil tisu untuk mengelap gaun Leslie. Namun, Leslie langsung mencibir dan menampar Julie. Plak! Suara tamparan yang kuat bergema di seluruh kantin.Tiffany yang sedang membuang sisa makanannya refleks

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 87

    Tiffany memicingkan mata dan mengepalkan kedua tangannya erat-erat.Julie berkata dengan kesal, "Leslie, akulah yang menabrakmu. Kenapa malah Tiffany yang jadi sasaranmu?""Suka-suka aku, dong. Siapa yang butuh alasan?" balas Leslie.Mata Leslie berkilat dingin. Dia melanjutkan, "Lagi pula, aku belum buat perhitungan sama Tiffany untuk kejadian hari itu!"Tiffany mengatupkan bibirnya. Dialah yang jadi korban dari kejadian tempo hari. Leslie mengunggah gosip tentangnya di forum dan sengaja mengajaknya ribut. Sekarang Leslie masih bilang mau buat perhitungan dengannya?"Leslie, aku nggak ingin bertengkar denganmu. Kita selesaikan masalah ini baik-baik," ucap Tiffany sambil menahan kesal.Julie langsung menarik Tiffany pergi dan berkata, "Dia sudah menamparku, apa lagi yang perlu diselesaikan? Kami sudah impas! Kamu malah berniat mengganti gaunnya. Bisa-bisa dia minta jumlah fantastis ....""Mau ke mana kalian?"Leslie dan teman-temannya mengadang jalan Tiffany dan Julie."Tiffany, bukann

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 88

    "Hanya saja, orang yang dipukulnya menelepon polisi. Jadi, kamu harus pergi menjemputnya di kantor polisi," ucap Sean lagi.Charles memutar bola matanya dan berkata, "Kenapa aku yang harus pergi?""Aku seorang difabel, nggak leluasa ke sana. Lagi pula, sebentar lagi orang dari kantor di Elupa akan mengirimkanku laporan tahunan. Aku nggak sempat pergi," sahut Sean dengan tenang.Laporan tahunan? Tangan Charles yang menggenggam ponsel sedikit membeku. Dia menunduk dan refleks melirik kalender. Benar saja, waktu untuk meninjau laporan tahunan sudah tiba lagi."Oke, aku pergi," ucap Charles sambil menghela napas.Lagi pula, Charles hanya diminta menjemput Tiffany. Selain mewawancarai dokter di lantai bawah, dia juga sudah tidak ada pekerjaan hari ini.Setelah telepon ditutup, Charles kembali ke klinik dan melanjutkan wawancara sebentar dengan Garry. Setelah menetapkan tugas dan gajinya, dia mempersilakan Garry pergi.Pukul 2 siang, Charles mengemudi ke kantor polisi. Saat orang-orang di ka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 89

    Tiffany menolak untuk meminta maaf pada Leslie. Charles berusaha membujuk Tiffany. Akhirnya, Tiffany setuju untuk mengunjungi Leslie. Mengenai minta maaf, Charlie yang akan menyampaikannya.Charles menarik lengan baju Tiffany saat baru tiba di depan pintu kantor tempat Leslie dikurung. Terdengar suara teriakan heboh wanita paruh baya dari dalam. Katanya, "Astaga! Leslie, wajahmu!""Biar Ibu lihat. Kamu digigit orang? Siapa orang nggak tahu diri yang berani memukulmu sampai seperti ini?" tanya ibu Leslie.Leslie menangis di dalam pelukan ibunya sembari menyahut, "Ibu ... Ibu harus balas dendam untukku ...."Terakhir kali, Leslie diberi pelajaran oleh Taufik saat mengejek Tiffany. Jadi, kali ini Leslie tidak berani memberi tahu ayahnya bahwa dirinya terluka. Dia hanya bisa meminta ibunya, Revina, untuk kemari.Charles berdiri di depan pintu. Kepalanya berdenyut. Pada situasi ini, meskipun dia membawa Tiffany untuk minta maaf, tidak ada yang akan terselesaikan. Namun, polisi tidak akan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 90

    Charles mengembuskan napas saat melihat wajah Leslie yang babak belur.Tiffany terlihat sangat polos, imut, dan tidak berbahaya. Namun, dia justru sangat kejam saat bertindak. Charles merasa dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tiffany."Kamu kemari untuk menjamin Tiffany?" tanya Leslie.Ketika Charles mendesah, Leslie bertanya lagi, "Memangnya apa hubunganmu dengan Tiffany sampai kamu mau jadi penjaminnya?"Leslie memandang Charles sambil mendengus dingin, seolah-olah menyadari hal yang mengejutkan. Dia melanjutkan, "Bukannya Tiffany sudah punya suami? Kenapa suami butanya nggak datang menjaminnya? Atau mungkin ...."Leslie mengamati Charles dari atas ke bawah sembari meneruskan, "Kamu suami lain Tiffany?""Kamu!" pekik Tiffany. Dia menggertakkan gigi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat.Charles menatap Leslie sambil mendengus dingin. Dia menimpali, "Jangan asal bicara.""Memangnya aku salah?" Leslie mendengus dingin, lalu mendekati Charles dan Tiffany. Dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 91

    Meskipun Tiffany dan Charles akhirnya tidak meminta maaf kepada Leslie, bekas tamparan di wajah Charles sudah menjelaskan semuanya. Polisi juga tidak lagi mempersulit mereka. Setelah Charles menandatangani beberapa dokumen, dia membawa Tiffany keluar dari kantor polisi.Begitu mereka keluar, Julie berlari menghampiri dengan cemas, "Tiffany, kamu nggak apa-apa?""Aku nggak apa-apa," jawab Tiffany dengan senyum cerah di wajahnya yang polos. "Aku benar-benar baik-baik saja."Sambil berbicara, dia melirik Charles yang wajahnya masih ada bekas tamparan, "Mungkin dia yang nggak terlalu baik."Barulah Julie memperhatikan pria yang keluar bersama Tiffany. "Ini siapa?""Ini dokter pribadi suamiku, Dokter Charles," Tiffany memperkenalkan mereka sambil tersenyum. "Ini teman baikku, Julie!"Charles mengangkat alisnya, "Jadi ini temanmu yang menyiapkan obat untuk masalah pria bagi Sean?"Senyuman di wajah Julie mendadak membeku, "I ... iya, itu aku."Charles memutar kunci mobilnya, lalu berjalan me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 92

    Tiffany makin tidak mengerti. "Kenapa?""Nggak kenapa-napa." Jelas sekali, Charles tidak ingin menjelaskannya. Namun, Tiffany memang tipe orang yang keras kepala. Saat masih bersekolah, dia pernah mengajukan pertanyaan hingga membuat guru matematikanya menangis.Jadi, dengan sifatnya yang gigih ini, dia terus bertanya kepada Charles sepanjang perjalanan, "Kenapa?""Kenapa malam ini dia nggak makan?""Kenapa aku nggak boleh bicara?""Kenapa hari ini spesial?""Kenapa hari spesial nggak boleh makan? Dia nggak menstruasi, 'kan?"Charles benar-benar kehabisan kata-kata. Apa wanita ini salah makan obat? Pada akhirnya, dia merasa tak berdaya dan menarik napas dalam-dalam. "Hari ini Sean ulang tahun."Tubuh Tiffany menjadi tegang. "Ulang tahunnya?"Tidak mungkin, 'kan? Saat mereka menikah dan menerima sertifikat pernikahan, Tiffany sengaja mencatat tanggal lahirnya. Dia bahkan sempat memeriksa kalender dan memastikan bahwa ulang tahun Sean baru akan tiba lebih dari sebulan kemudian."Ya, ulan

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 467

    Ibu Raiyen langsung tersadar. "Bos, Anda ....""Ya." Pemilik toko menjawab dengan puas sambil menyilangkan tangan di dada. "Aku nggak memasukkan terlalu banyak, cuma empat atau lima jarum halus yang sulit terlihat.""Jarum-jarum ini dilapisi dengan sesuatu yang akan membuat orang tua merasa gatal luar biasa."Ibu Raiyen membelalakkan matanya dengan terkejut. "Anda melakukan ini ... nggak takut kalau dia akan kembali mencari Anda nantinya?""Apa yang perlu ditakuti?" Pemilik toko memutar matanya. "Gimana dia mau membuktikan bahwa aku yang masukkan jarum-jarum itu, bukan dia sendiri yang menyelipkannya karena ada dendam sama orang tua itu?""Tanpa bukti, dia nggak bisa berbuat apa-apa padaku."Ibu Raiyen tercengang untuk beberapa saat, lalu akhirnya menatap pemilik toko dengan penuh rasa kagum, bahkan mengacungkan jempol. "Anda memang cerdik. Aku benar-benar nggak kepikiran sampai ke sana."Seandainya saja dia berpikir seperti itu sebelumnya, untuk apa lagi dia berseteru dengan Tiffany?

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 466

    Wanita itu ternyata memang ibu dari Raiyen."Bagaimana keadaannya sekarang?" Tiffany tersenyum sopan kepada ibu Raiyen, tetapi kakinya perlahan mundur.Berhubung ibu Raiyen ada di sini dan terlihat begitu membencinya, Tiffany merasa tidak perlu membeli barang dari toko ini. Bagaimanapun, masih banyak toko pakaian lainnya. Kenapa harus cari masalah sendiri?"Hah, bagaimana mungkin dia baik-baik saja sekarang!" Ibu Raiyen menatap Tiffany dengan penuh amarah. "Kamu mengirimnya ke kantor polisi, catatan buruk itu tertulis di dokumennya. Dia dikeluarkan dari sekolah dan sekarang dia cuma bisa bersekolah di sekolah kecil di dekat sini!"Wanita itu melangkah semakin dekat ke Tiffany, kemarahan di matanya semakin memuncak. Tiffany mengerutkan alisnya. Karena malas berdebat lebih jauh, dia berbalik hendak pergi."Bu!" Baru saja Tiffany berbalik, suara antusias seorang wanita terdengar dari belakangnya."Bu!" Pemilik toko pakaian buru-buru keluar dan menarik lengan Tiffany. "Kenapa belum sempat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 465

    Sean menggelengkan kepala dengan pasrah sambil memegang wajah Tiffany yang putih dan tirus. "Kenapa kamu tahu kamu bukan? Bagaimana kalau ternyata kamu memang Nona keluarga Japardi yang hilang bertahun-tahun lalu?"Tiffany terpaku sejenak, lalu tersenyum. "Mana mungkin ada kebetulan sebanyak itu."Meskipun dia sangat merindukan kehangatan keluarga, pamannya pernah mengatakan bahwa dia ditemukan di tumpukan sampah saat kecil. Sejauh yang diketahui Tiffany, Nona Keluarga Japardi yang hilang itu adalah anak yang sangat disayangi oleh orang tuanya.Keyakinan dan tatapan tegas Tiffany membuat hati Sean terasa sakit. Dia tahu Tiffany sangat menyukai Derek dan dia tidak percaya bahwa Tiffany tidak ingin menjadi cucu pria tua itu.Bagi Sean, sikap tegasnya ini hanya karena ... dia tidak percaya dirinya bisa memiliki latar belakang dan keluarga seperti itu. Mungkin ini adalah keputusasaan dan rasa rendah diri yang terpatri di dalam dirinya.Sean menghela napas panjang dan mempererat pelukannya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 464

    "Ya." Sean menundukkan kepala, menatap wajah Tiffany yang putih dan tenang saat tertidur.Pikirannya melayang kembali ke saat di rumah sakit sebelumnya. Dalam keadaan setengah sadar, dia mendengar suara Tiffany yang penuh rasa sakit dan putus asa. Secara refleks, dia mematahkan belenggu orang-orang itu dan berlari ke arah Tiffany sekuat tenaga ....Tiffany adalah satu-satunya obat penawarnya. Satu-satunya hal yang paling sulit dia lepaskan.Sean mengangkat tangannya untuk menyentuh bulu mata Tiffany yang panjang. Sebuah senyuman tipis terukir di sudut bibirnya. Tiffany adalah seseorang yang sangat menghargai ikatan keluarga.Jika dia tahu bahwa orang tua kandungnya masih hidup dan masih peduli padanya ... dia pasti akan sangat bahagia, bukan?Meskipun Sean tidak terlalu yakin bahwa pertemuan Tiffany dengan Niken adalah hal yang baik. Namun, karena Derek sudah mengatakan hal ini, dia memilih untuk percaya bahwa semuanya akan berjalan ke arah yang baik.Dengan pemikiran itu, Sean mengang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 463

    Sean terbangun pada malam hari. Saat dia membuka matanya, Tiffany sudah duduk di tepi tempat tidur, menggenggam tangannya sambil tertidur. Di dalam kamar, selain dia dan Tiffany, ada Bronson, Zara, Derek, dan Darmawan.Sean mengerutkan kening sedikit, lalu dengan bantuan Sofyan, dia memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur. "Paman Bronson, Kakek Derek.""Kenapa manggil Paman dan Kakek? Sekarang sudah seharusnya manggil Ayah dan Kakek." Derek menghela napas pelan, "Kami sudah tahu semuanya, jadi kami datang ke sini khusus untuk mendukung Tiffany."Sean sontak terpaku. Dia mengangkat pandangannya ke arah Zara yang berdiri di belakang Bronson. Zara tersenyum padanya, lalu memalingkan wajah.Sean merenung sejenak dan segera memahami alasan di balik semua ini. Dia tidak menyangka Sanny akan menyuruh Genta untuk menyerangnya. Namun, Zara bisa menduganya.Bisa dibilang, setelah lebih dari satu dekade bersama, Zara lebih mengenal Sanny dibanding dirinya sendiri. Fakta bahwa Keluarga Japa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 462

    Tiffany-lah yang menolak mengadakan acara dan tidak ingin mengambil foto pernikahan. Dia sendiri yang mengusulkan untuk langsung mendaftarkan pernikahan mereka dan menganggapnya sudah cukup.Sebab, dia terburu-buru ingin Keluarga Tanuwijaya segera menggunakan uang itu untuk mengobati neneknya.Pada saat itu, Darmawan memang sempat berpikir untuk mengadakan pernikahan yang layak untuk Tiffany di kemudian hari. Sekarang Derek yang mengusulkannya, Darmawan juga tidak keberatan."Kalau begitu, kita putuskan begitu saja!" Derek menghela napas panjang, "Waktu pernikahan ulang nanti, pastikan setiap anggota Keluarga Tanuwijaya datang satu per satu untuk meminta maaf sama cucuku!"Setelah berkata demikian, dia melotot dengan sengit ke arah Darmawan, "Termasuk kamu juga! Cuma dengan beberapa ratus juta saja kamu bawa pulang cucu kesayangan kami. Terlalu murah untukmu!Darmawan tersenyum dan mengangguk, "Benar, benar, memang Keluarga Tanuwijaya yang diuntungkan.""Hmph!" Derek mengelus janggutny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 461

    "Tiffany sudah bangun!?" Derek segera mendekat dengan wajah penuh kejutan dan kebahagiaan sambil menggenggam tangan Tiffany dengan penuh kasih, "Cucu kesayanganku! Keluarga Tanuwijaya siksa kamu ya?"Tiffany terpaku sejenak sebelum menyadari bahwa Derek sengaja mengatakan hal itu di depan Keluarga Tanuwijaya. Derek berbaik hati mengatakan Tiffany adalah anak Keluarga Japardi dan tentu saja Tiffany tidak bisa merusak rencananya.Oleh karena itu, dia tersenyum ringan sambil menggenggam tangan pria tua itu. "Nggak, Kakek Darmawan memperlakukanku dengan sangat baik, nggak ada yang menyiksaku."Derek mengerutkan kening dan merenung sejenak, "Kamu bilang, Kakek Darmawan nggak menyiksamu. Itu berarti, orang lain di Keluarga Tanuwijaya yang menyiksamu, bukan begitu?"Tiffany tertegun, lalu buru-buru menggeleng, "Nggak! Nggak! Semua orang di Keluarga Tanuwijaya memperlakukanku dengan sangat baik."Kecuali Michael dan Sanny."Omong kosong!" Derek mendengus dingin, "Jangan pikir aku nggak tahu ap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 460

    "Jelas-jelas yang menentang adalah anggota keluargamu!"....Tiffany perlahan-lahan membuka matanya. Pertengkaran macam apa ini ...."Nyonya, kamu sudah bangun?" Sofyan segera mengambilkan segelas air saat melihat Tiffany sadar. "Masih sakit nggak?"Ketika melihat Sofyan, Tiffany secara naluriah bergerak mundur. Kemudian, dia bertanya, "Di mana Sean?"Sofyan termangu sejenak. Dia tahu Tiffany menganggap dirinya sama seperti Genta. Jadi, sesudah menghela napas dan menyodorkan air itu kepada Tiffany, dia menjelaskan, "Begini, dulu aku dan Genta dipilih oleh Nona Sanny untuk melayani Tuan Sean.""Setelah Nona Sanny hilang tanpa kabar, kami cuma mendengar perintah Tuan Sean. Sekarang Nona Sanny kembali dan ingin mengendalikan kami lagi.""Genta mendengarkan perintahnya karena memikirkan hubungan lama di antara mereka. Aku nggak punya cara lain, jadi terpaksa berpura-pura patuh. Tapi, di belakang ...."Sofyan menghela napas lagi. "Kamu belajar ilmu medis, jadi seharusnya tahu obat yang dibe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 459

    Sanny menandatangani surat perjanjian itu dengan tangan gemetaran. Di sisi lain, Carla dihajar sampai babak belur. Dia kesakitan hingga tergeletak tak berdaya di lantai sambil memohon, "Kumohon, jangan pukul aku sampai mati .... Pamanku ...."Sanny akhirnya tidak tahan lagi. "Jangan terus sebut pamanmu!" Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mendekat dan meraih kerah baju Carla dan menamparnya."Pamanmu sekalipun harus berlutut kepada Keluarga Japardi! Kalau kamu menyinggung Keluarga Japardi, nggak akan ada yang bisa menolongmu! Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini!"Carla termangu, tahu Sanny sedang memberinya kesempatan. Tanpa berani berbasa-basi lagi, dia bergegas meninggalkan tempat itu dengan wajah babak belur."Zara, kita pergi." Bronson menguap. "Kita harus ke rumah lama Keluarga Tanuwijaya. Menurut karakter ayahku, dia bisa merobohkan rumah orang kalau aku nggak menahannya."Zara mengangguk, lalu menepuk debu di pakaiannya dan mengikuti Bronson dengan tenang. Di sisi lain, Sanny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status