Share

Bab 83

Author: Clarissa
Tiana mendongak dengan heran, mengira ada yang salah dengan pendengarannya. Chaplin pun mengangkatnya dengan mudah, lalu melayangkan tamparan hingga membuatnya terhempas.

Tiana merasa pusing. Dia mengangkat kepalanya dengan bingung, lalu memekik, "Pak, aku jelas-jelas melakukan semua itu demi kebaikanmu!"

"Demi kebaikanku?" Sean terkekeh-kekeh, lalu memeluk Tiffany dengan lembut. "Kamu memfitnah istriku di hadapanku. Ini demi kebaikanku?"

Ketika melihat wanita yang berbicara omong kosong tadi, kini berlutut dan diberi pelajaran, Tiffany merasa senang. Namun, saat berikutnya dia merasa kasihan pada Tiana.

Tiffany menoleh dan ingin memohon belas kasihan kepada Sean. Namun, dia teringat pada insiden di Rooftop Garden. Dia sudah menolong Vernon, tetapi malah dibalas dengan kejahatan .

Jadi, Tiffany menggigit bibir. Meskipun merasa hukuman yang diberikan Sean agak kejam, dia tidak memohon belas kasihan untuk Tiana. Lagi pula, semua ini salah Tiana sendiri.

Tiana berusaha menghindar dari tam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
gemes juga sama Tiffany...bodoh amat...g tau AA y klu sekarang ada yang lagi ngambek...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 84

    Sementara itu, Chaplin sudah menampar Tiana untuk kedua kalinya dengan kuat. Alhasil, wajah Tiana pun membengkak.Tiana terus meminta ampun sambil menangis. Namun, dia menegaskan Tiffany dan Garry punya hubungan spesial.Saat Chaplin menampar Tiana keempat kalinya, akhirnya Tiana pingsan. Nizar menghampiri Sean dengan hati-hati dan bertanya, "Pak Sean ... apa perlu siram dia dengan air dingin supaya bangun?"Sean tersenyum sembari menyahut, "Pak Nizar sangat kejam terhadap karyawan sendiri."Sean melihat Tiffany yang ada di pelukannya, lalu bertanya, "Menurutmu?"Tiffany menatap Garry. Walaupun tidak terlalu mengagumi Garry seperti dulu lagi, Tiffany tetap merasa tidak tega saat melihat Garry begitu terpuruk.Begitu mendengar suara Sean, Tiffany yang memperhatikan Garry seraya termenung baru tersadar. Dia bertanya, "Sayang, ada apa?"Garry merasa sakit hati saat mendengar panggilan Tiffany kepada Sean. Namun, Sean malah tersenyum sinis setelah mendengar ucapan istrinya. Tiffany memang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 85

    Membicarakan rahasia? Tiffany menggeleng dan berseru, "Kami bukan membicarakan rahasia! Aku hanya menyemangatinya agar dia tetap percaya diri!"Bagaimanapun, Garry adalah orang pintar yang langka dari desa mereka. Seharusnya dia tidak begitu terpuruk.Sean memainkan rambut Tiffany seraya bertanya, "Kamu berharap dia percaya diri dalam hal apa?"Tiffany melirik gerakan tangan Sean yang santai saat memainkan rambutnya. Dia berpikir sejenak, lalu berbaring di kaki Sean. Dengan begitu, Sean lebih mudah menyentuh rambutnya.Sean tidak bisa melihat. Jadi, sudah seharusnya Tiffany memikirkan perasaan Sean. Tindakan Tiffany yang berani membuat sikap Sean melunak. Nada bicara Sean juga tidak terlalu dingin lagi saat bertanya, "Apa yang kamu bilang padanya?"Saat teringat ucapannya kepada Garry tadi, wajah Tiffany memerah. Dia menyahut, "Aku bilang ... meskipun nggak bisa menandingi suamiku, dia tetap hebat."Kekesalan Sean menghilang ketika melihat tatapan Tiffany yang polos. Sean lanjut memain

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 86

    Tiffany langsung tersipu malu. Dia mengerucutkan bibirnya dan bergumam, "Dia itu suamiku. Kalau nggak memanggilnya begitu, aku harus panggil dia apa ....""Lagi pula, kami suami istri. Nggak salah kalau aku menyukainya ...," tambah Tiffany dengan suara yang makin kecil.Julie tidak mendengar kalimat terakhirnya. Sebab, waktu dia menoleh ke Tiffany, nampan di tangannya tanpa sengaja membentur seseorang.Julie meminta maaf, tetapi gadis di depannya diam saja. Begitu mendongak, dia baru menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Leslie.Leslie adalah gadis yang pernah menghina Tiffany sebagai wanita simpanan di gerbang kampus dan berakhir ditampar ayahnya sendiri. Bagian depan gaun mahal yang dikenakan Leslie hari ini sudah dinodai sup dari nampan Julie.Julie menaruh nampannya, lalu mengambil tisu untuk mengelap gaun Leslie. Namun, Leslie langsung mencibir dan menampar Julie. Plak! Suara tamparan yang kuat bergema di seluruh kantin.Tiffany yang sedang membuang sisa makanannya refleks

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 87

    Tiffany memicingkan mata dan mengepalkan kedua tangannya erat-erat.Julie berkata dengan kesal, "Leslie, akulah yang menabrakmu. Kenapa malah Tiffany yang jadi sasaranmu?""Suka-suka aku, dong. Siapa yang butuh alasan?" balas Leslie.Mata Leslie berkilat dingin. Dia melanjutkan, "Lagi pula, aku belum buat perhitungan sama Tiffany untuk kejadian hari itu!"Tiffany mengatupkan bibirnya. Dialah yang jadi korban dari kejadian tempo hari. Leslie mengunggah gosip tentangnya di forum dan sengaja mengajaknya ribut. Sekarang Leslie masih bilang mau buat perhitungan dengannya?"Leslie, aku nggak ingin bertengkar denganmu. Kita selesaikan masalah ini baik-baik," ucap Tiffany sambil menahan kesal.Julie langsung menarik Tiffany pergi dan berkata, "Dia sudah menamparku, apa lagi yang perlu diselesaikan? Kami sudah impas! Kamu malah berniat mengganti gaunnya. Bisa-bisa dia minta jumlah fantastis ....""Mau ke mana kalian?"Leslie dan teman-temannya mengadang jalan Tiffany dan Julie."Tiffany, bukann

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 88

    "Hanya saja, orang yang dipukulnya menelepon polisi. Jadi, kamu harus pergi menjemputnya di kantor polisi," ucap Sean lagi.Charles memutar bola matanya dan berkata, "Kenapa aku yang harus pergi?""Aku seorang difabel, nggak leluasa ke sana. Lagi pula, sebentar lagi orang dari kantor di Elupa akan mengirimkanku laporan tahunan. Aku nggak sempat pergi," sahut Sean dengan tenang.Laporan tahunan? Tangan Charles yang menggenggam ponsel sedikit membeku. Dia menunduk dan refleks melirik kalender. Benar saja, waktu untuk meninjau laporan tahunan sudah tiba lagi."Oke, aku pergi," ucap Charles sambil menghela napas.Lagi pula, Charles hanya diminta menjemput Tiffany. Selain mewawancarai dokter di lantai bawah, dia juga sudah tidak ada pekerjaan hari ini.Setelah telepon ditutup, Charles kembali ke klinik dan melanjutkan wawancara sebentar dengan Garry. Setelah menetapkan tugas dan gajinya, dia mempersilakan Garry pergi.Pukul 2 siang, Charles mengemudi ke kantor polisi. Saat orang-orang di ka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 89

    Tiffany menolak untuk meminta maaf pada Leslie. Charles berusaha membujuk Tiffany. Akhirnya, Tiffany setuju untuk mengunjungi Leslie. Mengenai minta maaf, Charlie yang akan menyampaikannya.Charles menarik lengan baju Tiffany saat baru tiba di depan pintu kantor tempat Leslie dikurung. Terdengar suara teriakan heboh wanita paruh baya dari dalam. Katanya, "Astaga! Leslie, wajahmu!""Biar Ibu lihat. Kamu digigit orang? Siapa orang nggak tahu diri yang berani memukulmu sampai seperti ini?" tanya ibu Leslie.Leslie menangis di dalam pelukan ibunya sembari menyahut, "Ibu ... Ibu harus balas dendam untukku ...."Terakhir kali, Leslie diberi pelajaran oleh Taufik saat mengejek Tiffany. Jadi, kali ini Leslie tidak berani memberi tahu ayahnya bahwa dirinya terluka. Dia hanya bisa meminta ibunya, Revina, untuk kemari.Charles berdiri di depan pintu. Kepalanya berdenyut. Pada situasi ini, meskipun dia membawa Tiffany untuk minta maaf, tidak ada yang akan terselesaikan. Namun, polisi tidak akan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 90

    Charles mengembuskan napas saat melihat wajah Leslie yang babak belur.Tiffany terlihat sangat polos, imut, dan tidak berbahaya. Namun, dia justru sangat kejam saat bertindak. Charles merasa dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tiffany."Kamu kemari untuk menjamin Tiffany?" tanya Leslie.Ketika Charles mendesah, Leslie bertanya lagi, "Memangnya apa hubunganmu dengan Tiffany sampai kamu mau jadi penjaminnya?"Leslie memandang Charles sambil mendengus dingin, seolah-olah menyadari hal yang mengejutkan. Dia melanjutkan, "Bukannya Tiffany sudah punya suami? Kenapa suami butanya nggak datang menjaminnya? Atau mungkin ...."Leslie mengamati Charles dari atas ke bawah sembari meneruskan, "Kamu suami lain Tiffany?""Kamu!" pekik Tiffany. Dia menggertakkan gigi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat.Charles menatap Leslie sambil mendengus dingin. Dia menimpali, "Jangan asal bicara.""Memangnya aku salah?" Leslie mendengus dingin, lalu mendekati Charles dan Tiffany. Dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 91

    Meskipun Tiffany dan Charles akhirnya tidak meminta maaf kepada Leslie, bekas tamparan di wajah Charles sudah menjelaskan semuanya. Polisi juga tidak lagi mempersulit mereka. Setelah Charles menandatangani beberapa dokumen, dia membawa Tiffany keluar dari kantor polisi.Begitu mereka keluar, Julie berlari menghampiri dengan cemas, "Tiffany, kamu nggak apa-apa?""Aku nggak apa-apa," jawab Tiffany dengan senyum cerah di wajahnya yang polos. "Aku benar-benar baik-baik saja."Sambil berbicara, dia melirik Charles yang wajahnya masih ada bekas tamparan, "Mungkin dia yang nggak terlalu baik."Barulah Julie memperhatikan pria yang keluar bersama Tiffany. "Ini siapa?""Ini dokter pribadi suamiku, Dokter Charles," Tiffany memperkenalkan mereka sambil tersenyum. "Ini teman baikku, Julie!"Charles mengangkat alisnya, "Jadi ini temanmu yang menyiapkan obat untuk masalah pria bagi Sean?"Senyuman di wajah Julie mendadak membeku, "I ... iya, itu aku."Charles memutar kunci mobilnya, lalu berjalan me

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 499

    Setelah menenangkan Tiffany, Sean kembali sibuk dengan pekerjaannya. Tiffany memegang ponselnya, ragu apakah harus mengirim pesan kepada Xavier. Namun, sebelum dia memutuskan, telepon dari Xavier sudah masuk."Kelinci kecil, Bibi Niken minta aku menanyakan apakah kamu punya waktu besok untuk makan bersama. Dia ingin mengetahui lebih banyak tentang makanan yang kamu sukai saat ini."Tiffany menggigit bibirnya, lalu memikirkan makanan yang belakangan ini dia suka dan satu per satu memberitahukan semuanya kepada Xavier."Baiklah, sampai jumpa besok."Xavier hendak menutup telepon ketika Tiffany tiba-tiba memanggilnya. "Tunggu sebentar."Tiffany menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku mau bilang sesuatu."Pria di seberang telepon tampak terkejut sesaat, kemudian bertanya dengan nada datar, "Ada apa?"Tiffany menghela napas panjang sebelum akhirnya menceritakan semuanya kepada Xavier tentang permintaan Derek agar dia mengganti namanya."Aku ... sebenarnya nggak terlalu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 498

    "Ini rumah Tiffany dan Sean! Kamu tinggal di sini makan, minum, dan tidur gratis, tapi masih banyak bicara!"Cathy memutar matanya. "Aku cuma ingin membantu Tiffany menyelesaikan masalahnya.""Kamu itu lagi memprovokasi! Makan anggur saja nggak bisa membungkam mulutmu!" Setelah berkata demikian, Derek menoleh ke arah Tiffany. "Tiffany, Kakek nggak akan memaksamu. Kamu pertimbangkan baik-baik.""Kalau kamu nggak mau pakai nama Keluarga Japardi, pakai nama Keluarga RImbawan juga nggak masalah. Kita bisa bilang kamu mengikuti nama keluarga ibumu."Tiffany menggigit bibirnya dan tidak menjawab. Sebenarnya, dia hanya ingin tetap menggunakan nama dan nama keluarga yang sekarang, tetap menjadi Tiffany Maheswari. Namun ... sepertinya itu tidak semudah yang dia harapkan.Dengan senyum getir, dia berkata pelan, "Baik, Kakek, beri aku waktu untuk memikirkannya." Setelah itu, Tiffany bangkit dan berjalan ke lantai atas.Saat mencapai tangga spiral, dia mendengar Cathy yang masih bersandar di sofa,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 497

    Tiffany berdiri di tempat, merasakan hawa dingin menyelimuti tubuhnya. Dia menarik napas panjang."Kakek, aku mengerti bahwa keluarga besar seperti Keluarga Japardi memiliki aturan dan tradisi mereka sendiri. Hanya saja ...."Tiffany belum siap sepenuhnya untuk benar-benar menjadi Nona Kedua Keluarga Japardi. Apalagi mengganti nama dan nama keluarganya.Sejak dia bertemu kembali dengan Keluarga Japardi, waktu yang berlalu bahkan belum genap satu minggu. Baginya, tidak mungkin dia melupakan semua kebaikan dan kasih sayang dari Kendra dan Indira hanya karena waktu singkat itu.Di dalam hatinya, Kendra dan Indira adalah sosok yang tak tergantikan dan tidak mungkin dihapuskan."Kakek, kenapa maksa Tiffany untuk mengganti namanya?"Dari tangga spiral di lantai atas, Cathy turun dengan senyum tipis di bibirnya. "Tiffany punya pemikirannya sendiri. Mungkin dia bahkan nggak menganggap posisi Nona Kedua Keluarga Japardi itu istimewa?"Tiffany menggigit bibirnya.Meski dia tahu Cathy selalu puny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 496

    Zara mengerutkan alis, tampak sedang berpikir.....Dalam perjalanan kembali ke rumah Sean setelah keluar dari butik pengantin, Tiffany memandang ponselnya dengan ragu selama beberapa saat. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengirimkan fotonya mengenakan gaun pengantin kepada Indira.[ Bibi, aku akan adakan pernikahan. Bibi bisa datang nggak? ]Tiffany tahu bahwa Indira sekarang telah menikah lagi. Bahkan jika Kendra telah kembali, Indira mungkin tetap tidak akan datang .... Namun, Tiffany tetap berharap bahwa Indira bisa hadir dan melihat pernikahannya secara langsung.Bagaimanapun, selama 19 tahun masa lalunya, Indira adalah sosok yang benar-benar berperan sebagai ibunya. Meskipun Indira hanya mengizinkannya memanggil "Bibi," bukan "Ibu".Tak lama kemudian, Tiffany menerima balasan dari Indira.[ Nggak ada waktu. ]Tiga kata yang kejam itu membuat hati Tiffany terasa seperti diremas dengan kuat. Dia menggigit bibir, ragu untuk waktu yang lama, lalu akhirnya mengetikkan pesan lain.[ Bib

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 495

    Di bawah arahan Xavier, para penjahit di butik pengantin mulai membongkar dan menggabungkan dua gaun pengantin tersebut.Satu jam kemudian, Tiffany berdiri di depan cermin dengan mengenakan gaun pengantin yang merupakan perpaduan sempurna dari dedikasi Sean dan Niken. Dia memandang bayangannya di cermin, bibirnya melengkung dengan senyuman tipis. Ternyata, hasilnya benar-benar sangat indah.Saat ini, dia seharusnya merasa bahagia, bukan?"Bagus," komentar Niken dengan nada datar sambil melirik gaun pengantin yang dikenakan Tiffany. Dia lalu mengenakan kembali topengnya dan bangkit berdiri. "Xavier, kita pulang."Tiffany tertegun sejenak, lalu menoleh ke arahnya. "Anda mau pergi sekarang?"Niken mengangguk ringan. "Tujuanku ke sini hari ini cuma untuk melihatmu mencoba dan memilih gaun pengantin. Karena semuanya sudah selesai, tentu aku harus pergi."Tiffany menggigit bibirnya. "Aku pikir ...."Tiffany mengira Niken datang hari ini untuk mengakuinya seperti saat dia bertemu dengan Brons

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 494

    Namun, kemiripan Tiffany dengan Niken hanya sebatas penampilan. Tiffany merasa, aura yang dimiliki Niken adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa dia capai seumur hidupnya.Sorot mata Niken dingin, anggun, tenang dan berwibawa. Tatapan yang mencerminkan pengalaman menyaksikan begitu banyak suka dan duka dunia, penuh kebijaksanaan dan sekaligus kehampaan.Bahkan saat menatap putri kandungnya yang sudah 19 tahun tidak dia temui, mata Niken tidak menunjukkan banyak emosi, baik kegembiraan maupun keterkejutan."Terpana?" Niken tersenyum tipis, lalu menunjuk tempat di sebelahnya. "Duduk."Tiffany menggigit bibir, lalu duduk di sisi Niken dengan sedikit canggung.Ketika kakeknya mengatakan bahwa ibunya akan datang, Tiffany telah membayangkan ribuan skenario tentang pertemuan mereka. Dia mengira pertemuan itu akan penuh emosi seperti saat dia bertemu ayahnya. Berpelukan sambil menangis tersedu-sedu.Namun .... Dia melirik ke arah wanita di sebelahnya yang ekspresinya tetap tenang dengan tak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 493

    Kendra mengangguk pelan dan melangkah mendekat. Dia ingin mengulurkan tangan untuk memeluk Tiffany, tetapi tetap ragu-ragu. Dia hanya berdiri terpaku di tempat dengan tatapan penuh kasih sayang. "Tiffany.""Paman!"Sudah lama mereka tidak bertemu. Dalam sekejap, semua perasaan yang selama ini terpendam. Kekhawatiran, rasa tertekan, ketidakberdayaan, dan kesedihan ... semua membanjiri hati Tiffany.Tanpa peduli apa pun, dia berlari ke arah Kendra dan memeluknya erat. "Paman! Aku khawatir sekali sama Paman!"Kendra mengatupkan bibirnya dengan gugup dan melirik ke arah Niken sejenak. Dia ingin memeluk Tiffany, tapi rasa takut membuatnya ragu.Bagaimanapun ... sejak asal-usul Tiffany terungkap, Kendra, seorang pengawal dari desa kecil, merasa bahwa dia tidak pantas menerima panggilan "paman" dari Tiffany.Perbedaan status mereka terlalu besar. Tiffany yang seharusnya menjadi gadis yang dimanjakan oleh takdir, justru harus menderita selama bertahun-tahun karena sebuah keputusan dari Kendra.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 492

    Gadis itu menarik napas dalam-dalam. "Biar Ayah, Kakek ... dan juga Ibu ... memberikan pendapat mereka."Setelah berkata demikian, dia mengambil ponselnya dan memotret kedua foto tersebut satu per satu, lalu menyerahkannya kepada Xavier. "Kamu bantu tanyakan sama dia, ya."Fakta bahwa dia adalah putri Niken yang sebenarnya bukan lagi rahasia. Oleh karena itu, Tiffany tidak merasa perlu untuk terlalu sungkan dengan Xavier.Xavier melihat foto-foto di tangannya sambil tersenyum.Pria itu meregangkan tubuh, lalu menoleh ke arah lantai tiga. "Bibi Niken, dari dua pilihan ini, salah satunya adalah desain Anda.""Meski dia masih ragu, itu artinya di dalam proses pilihannya, dia tetap tidak bisa mengabaikan gaun pengantin yang Anda buat untuknya. Apakah Anda masih ingin terus menikmati pertunjukan ini dari atas?"Perkataan Xavier membuat Tiffany terkejut hingga matanya membelalak. Dia menoleh secara refleks ke arah lantai tiga ....Di sana dia melihat sekumpulan penjaga berbaju hitam berdiri

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 491

    "Benarkah?" Tiffany merasa agak canggung, lalu merapikan sedikit bagian bawah gaunnya. "Aku merasa seperti aku bukan diriku lagi." Saat ini, gayanya memang benar-benar bertolak belakang dari dirinya yang biasa.Xavier menarik napas dalam-dalam. "Kelinci kecil, kamu harus lebih percaya diri sama dirimu sendiri. Kamu cantik sekali."Tiffany mengangguk dengan serius, begitu gugup hingga dia bahkan lupa bertanya mengapa Xavier ada di sini. Dia memalingkan wajah, melihat ke arah Julie dan Zara. "Menurut kalian gimana?""Cantik sekali." Julie tersenyum tipis sambil memberikan pendapatnya. "Tapi memang agak berbeda dari gaya yang biasa kamu pakai, jadi kamu merasa agak canggung."Zara juga mengangguk setuju. "Coba saja beberapa gaun lainnya. Mungkin di antara beberapa gaun berikutnya, ada yang membuatmu merasa lebih nyaman."Tiffany mengangguk serius. Baru saja dia hendak berbalik menuju ruang ganti, Xavier memanggilnya. "Kelinci kecil!" Tiffany terkejut dan menoleh ke belakang.Klik.Saat ga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status