Share

Bab 86

Author: Clarissa
Tiffany langsung tersipu malu. Dia mengerucutkan bibirnya dan bergumam, "Dia itu suamiku. Kalau nggak memanggilnya begitu, aku harus panggil dia apa ...."

"Lagi pula, kami suami istri. Nggak salah kalau aku menyukainya ...," tambah Tiffany dengan suara yang makin kecil.

Julie tidak mendengar kalimat terakhirnya. Sebab, waktu dia menoleh ke Tiffany, nampan di tangannya tanpa sengaja membentur seseorang.

Julie meminta maaf, tetapi gadis di depannya diam saja. Begitu mendongak, dia baru menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Leslie.

Leslie adalah gadis yang pernah menghina Tiffany sebagai wanita simpanan di gerbang kampus dan berakhir ditampar ayahnya sendiri. Bagian depan gaun mahal yang dikenakan Leslie hari ini sudah dinodai sup dari nampan Julie.

Julie menaruh nampannya, lalu mengambil tisu untuk mengelap gaun Leslie. Namun, Leslie langsung mencibir dan menampar Julie. Plak! Suara tamparan yang kuat bergema di seluruh kantin.

Tiffany yang sedang membuang sisa makanannya refleks
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Winadesika 2.9.4.0
aku juga berpikir sama. kmrn Taufik sekarang pandu ahahaha..... ini gimna konsepnya
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
apa lagi ini???dasar rubah betina...bikin greget aja
goodnovel comment avatar
Lilian Faiza
Tiana jd Tania balik lagi jd Tiana. skrg ayah Leslie dr Taufik jd Pandu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 87

    Tiffany memicingkan mata dan mengepalkan kedua tangannya erat-erat.Julie berkata dengan kesal, "Leslie, akulah yang menabrakmu. Kenapa malah Tiffany yang jadi sasaranmu?""Suka-suka aku, dong. Siapa yang butuh alasan?" balas Leslie.Mata Leslie berkilat dingin. Dia melanjutkan, "Lagi pula, aku belum buat perhitungan sama Tiffany untuk kejadian hari itu!"Tiffany mengatupkan bibirnya. Dialah yang jadi korban dari kejadian tempo hari. Leslie mengunggah gosip tentangnya di forum dan sengaja mengajaknya ribut. Sekarang Leslie masih bilang mau buat perhitungan dengannya?"Leslie, aku nggak ingin bertengkar denganmu. Kita selesaikan masalah ini baik-baik," ucap Tiffany sambil menahan kesal.Julie langsung menarik Tiffany pergi dan berkata, "Dia sudah menamparku, apa lagi yang perlu diselesaikan? Kami sudah impas! Kamu malah berniat mengganti gaunnya. Bisa-bisa dia minta jumlah fantastis ....""Mau ke mana kalian?"Leslie dan teman-temannya mengadang jalan Tiffany dan Julie."Tiffany, bukann

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 88

    "Hanya saja, orang yang dipukulnya menelepon polisi. Jadi, kamu harus pergi menjemputnya di kantor polisi," ucap Sean lagi.Charles memutar bola matanya dan berkata, "Kenapa aku yang harus pergi?""Aku seorang difabel, nggak leluasa ke sana. Lagi pula, sebentar lagi orang dari kantor di Elupa akan mengirimkanku laporan tahunan. Aku nggak sempat pergi," sahut Sean dengan tenang.Laporan tahunan? Tangan Charles yang menggenggam ponsel sedikit membeku. Dia menunduk dan refleks melirik kalender. Benar saja, waktu untuk meninjau laporan tahunan sudah tiba lagi."Oke, aku pergi," ucap Charles sambil menghela napas.Lagi pula, Charles hanya diminta menjemput Tiffany. Selain mewawancarai dokter di lantai bawah, dia juga sudah tidak ada pekerjaan hari ini.Setelah telepon ditutup, Charles kembali ke klinik dan melanjutkan wawancara sebentar dengan Garry. Setelah menetapkan tugas dan gajinya, dia mempersilakan Garry pergi.Pukul 2 siang, Charles mengemudi ke kantor polisi. Saat orang-orang di ka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 89

    Tiffany menolak untuk meminta maaf pada Leslie. Charles berusaha membujuk Tiffany. Akhirnya, Tiffany setuju untuk mengunjungi Leslie. Mengenai minta maaf, Charlie yang akan menyampaikannya.Charles menarik lengan baju Tiffany saat baru tiba di depan pintu kantor tempat Leslie dikurung. Terdengar suara teriakan heboh wanita paruh baya dari dalam. Katanya, "Astaga! Leslie, wajahmu!""Biar Ibu lihat. Kamu digigit orang? Siapa orang nggak tahu diri yang berani memukulmu sampai seperti ini?" tanya ibu Leslie.Leslie menangis di dalam pelukan ibunya sembari menyahut, "Ibu ... Ibu harus balas dendam untukku ...."Terakhir kali, Leslie diberi pelajaran oleh Taufik saat mengejek Tiffany. Jadi, kali ini Leslie tidak berani memberi tahu ayahnya bahwa dirinya terluka. Dia hanya bisa meminta ibunya, Revina, untuk kemari.Charles berdiri di depan pintu. Kepalanya berdenyut. Pada situasi ini, meskipun dia membawa Tiffany untuk minta maaf, tidak ada yang akan terselesaikan. Namun, polisi tidak akan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 90

    Charles mengembuskan napas saat melihat wajah Leslie yang babak belur.Tiffany terlihat sangat polos, imut, dan tidak berbahaya. Namun, dia justru sangat kejam saat bertindak. Charles merasa dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tiffany."Kamu kemari untuk menjamin Tiffany?" tanya Leslie.Ketika Charles mendesah, Leslie bertanya lagi, "Memangnya apa hubunganmu dengan Tiffany sampai kamu mau jadi penjaminnya?"Leslie memandang Charles sambil mendengus dingin, seolah-olah menyadari hal yang mengejutkan. Dia melanjutkan, "Bukannya Tiffany sudah punya suami? Kenapa suami butanya nggak datang menjaminnya? Atau mungkin ...."Leslie mengamati Charles dari atas ke bawah sembari meneruskan, "Kamu suami lain Tiffany?""Kamu!" pekik Tiffany. Dia menggertakkan gigi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat.Charles menatap Leslie sambil mendengus dingin. Dia menimpali, "Jangan asal bicara.""Memangnya aku salah?" Leslie mendengus dingin, lalu mendekati Charles dan Tiffany. Dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 91

    Meskipun Tiffany dan Charles akhirnya tidak meminta maaf kepada Leslie, bekas tamparan di wajah Charles sudah menjelaskan semuanya. Polisi juga tidak lagi mempersulit mereka. Setelah Charles menandatangani beberapa dokumen, dia membawa Tiffany keluar dari kantor polisi.Begitu mereka keluar, Julie berlari menghampiri dengan cemas, "Tiffany, kamu nggak apa-apa?""Aku nggak apa-apa," jawab Tiffany dengan senyum cerah di wajahnya yang polos. "Aku benar-benar baik-baik saja."Sambil berbicara, dia melirik Charles yang wajahnya masih ada bekas tamparan, "Mungkin dia yang nggak terlalu baik."Barulah Julie memperhatikan pria yang keluar bersama Tiffany. "Ini siapa?""Ini dokter pribadi suamiku, Dokter Charles," Tiffany memperkenalkan mereka sambil tersenyum. "Ini teman baikku, Julie!"Charles mengangkat alisnya, "Jadi ini temanmu yang menyiapkan obat untuk masalah pria bagi Sean?"Senyuman di wajah Julie mendadak membeku, "I ... iya, itu aku."Charles memutar kunci mobilnya, lalu berjalan me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 92

    Tiffany makin tidak mengerti. "Kenapa?""Nggak kenapa-napa." Jelas sekali, Charles tidak ingin menjelaskannya. Namun, Tiffany memang tipe orang yang keras kepala. Saat masih bersekolah, dia pernah mengajukan pertanyaan hingga membuat guru matematikanya menangis.Jadi, dengan sifatnya yang gigih ini, dia terus bertanya kepada Charles sepanjang perjalanan, "Kenapa?""Kenapa malam ini dia nggak makan?""Kenapa aku nggak boleh bicara?""Kenapa hari ini spesial?""Kenapa hari spesial nggak boleh makan? Dia nggak menstruasi, 'kan?"Charles benar-benar kehabisan kata-kata. Apa wanita ini salah makan obat? Pada akhirnya, dia merasa tak berdaya dan menarik napas dalam-dalam. "Hari ini Sean ulang tahun."Tubuh Tiffany menjadi tegang. "Ulang tahunnya?"Tidak mungkin, 'kan? Saat mereka menikah dan menerima sertifikat pernikahan, Tiffany sengaja mencatat tanggal lahirnya. Dia bahkan sempat memeriksa kalender dan memastikan bahwa ulang tahun Sean baru akan tiba lebih dari sebulan kemudian."Ya, ulan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 93

    Tangan Charles yang menggenggam erat setir, langsung terhenti. Matanya melirik Tiffany melalui kaca spion, menatap matanya yang polos dan tulus. Dia menghela napas pelan dan akhirnya membelokkan arah mobil. "Aku tahu ada toko kue di sekitar sini."Setelah melalui beberapa belokan, mobilnya berhenti di samping gang kecil di bagian kota tua. Charles menunjuk papan tua yang bertuliskan "Little Swan Bakery" dan berkata, "Pergilah, dulu kakaknya selalu membelikan kue dari sini untuknya.""Ya!" Tiffany mengangguk, lalu mengenakan tas punggungnya dan berlari ke arah toko kue itu dengan cepat.Charles menurunkan kaca jendela mobil dan menyalakan rokok. Melalui asap yang mengepul, dia melihat Tiffany yang mengenakan jeans dan kaus putih, mendorong pintu toko kue yang sudah tua itu. Seolah-olah dia membuka pintu hati Sean yang sudah lama tertutup rapat.Senyuman penuh kepuasan muncul di wajah Charles. Sofyan tidak salah, Tiffany memang merupakan obat bagi Sean. Gadis ini begitu polos dan baik ha

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 94

    Namun, apakah Tiffany akan merayakan ulang tahunnya sesimpel ini hanya karena Sean tidak bisa melihat? Tiffany terus menatap dirinya dari pantulan cermin cukup lama. Pada akhirnya, dia mengenakan sandal dan turun ke lantai bawah. "Pak Sofyan, Kak Rika, bantu aku!"....Pukul delapan malam.Sesuai permintaan Tiffany, semua pelayan di vila sudah dibubarkan. Hanya tersisa beberapa pengawal yang berjaga di sekitar. Tiffany yang mengenakan gaun putih berbahan renda, menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu ruang kerja Sean.Ruang kerja itu gelap gulita. Sinar bulan menembus jendela, menimbulkan nuansa yang terkesan dingin. Di ruangan itu, Sean duduk di atas kursi rodanya dengan matanya tertutup oleh kain hitam. Tiffany tidak tahu apakah dia sedang tertidur atau hanya beristirahat, jadi dia menyalakan lampu dengan hati-hati sebelum melangkah lebih dekat."Sayang?" panggilnya lembut. Sean mengernyit sedikit.Sepanjang sore, Sean telah mendengarkan laporan dari lima konglomerat di Elup

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 663

    Sebenarnya, Tiffany sangat ingin menyusul Sean dan Conan. Bagaimanapun, mereka berdua tidak terlalu akrab dengan Zion.Namun, ketika dia mengangkat pandangannya dan melihat Michael yang duduk di samping Sanny, dia langsung mengurungkan niatnya.Meskipun saat ini Michael terlihat begitu lembut terhadap Sanny, bahkan sampai menuruti semua perkataannya, Tiffany tahu seperti apa sifat aslinya.Michael sama seperti ayahnya. Di mata mereka, hanya ada kepentingan keluarganya sendiri, tidak pernah ada yang namanya kasih sayang.Bukti paling nyata adalah bagaimana Ronny dulu rela membutakan mata Michael sendiri tanpa sedikit pun keraguan. Membiarkan pria seperti ini berada di kamar Sanny sama seperti memasang bom waktu!Tubuh Sanny masih sangat lemah. Jika Michael berniat melakukan sesuatu padanya, Sanny bahkan tidak akan sempat meminta bantuan!Tiffany menarik napas dalam, lalu menatap Michael dengan tatapan dingin. "Pak Michael, Bu Sanny perlu beristirahat dengan baik. Kalau nggak ada hal pen

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 662

    "Aku ingin Zion datang ke tempat itu."Morgan tertegun sesaat dan tampak ragu, lalu akhirnya mengangguk."Benar juga. Nggak peduli bagaimana kejadian itu terjadi di masa lalu, Zion tetaplah orang yang terlibat. Dia memang harus ada di sana. Tapi ...."Morgan menggigit bibirnya dan berkata dengan nada khawatir, "Aku takut dia nggak mau datang.""Kamu juga tahu seperti apa sifat Zion. Filda adalah gurunya sejak kuliah, sementara kamu adalah orang yang paling banyak membantunya setelah dia mulai bekerja. Memintanya untuk datang dan menyaksikan kalian berdua berselisih ... sepertinya nggak mudah."Tiffany mengatupkan bibir, sudah memperkirakan hal ini sebelumnya. "Aku akan mencoba membujuknya.""Baiklah." Morgan menghela napas panjang. "Aku akan segera memberi tahu semua pihak, termasuk para pemimpin. Besok, atas nama rumah sakit, aku akan mengadakan konferensi pers. Para pemimpin kota serta media akan hadir untuk menyaksikan langsung."Setelah mengatakan itu, Morgan menatap Tiffany dengan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 661

    Tiffany mengerutkan kening, dengan sigap menghindari asbak yang melayang ke arahnya.Brak! Asbak itu langsung menghantam lantai marmer dan pecah berkeping-keping."Pak Morgan." Tiffany mengerutkan kening dan melangkah masuk dengan tenang."Kamu masih tahu jalan ke sini?" Morgan mengacak-acak rambutnya dengan wajah geram, lalu melotot tajam ke arah Tiffany. "Tutup pintunya!"Tiffany menurut dan menutup pintu dengan patuh."Apa sebenarnya yang kamu pikirkan?" Morgan terlihat sangat frustrasi, menggaruk kepalanya dengan ekspresi tak berdaya. "Kalaupun kamu ingin menyelamatkan Zion, kamu nggak perlu mengorbankan dirimu sendiri!""Sekarang rekaman itu sudah menyebar ke media luar negeri. Masalah ini nggak bisa ditutupi lagi!"Tiffany tertegun sesaat, baru menyadari bahwa Morgan telah salah paham. Sampai saat ini, Morgan masih mengira bahwa berita dari luar negeri itu adalah permainan yang dibuat oleh Tiffany sendiri untuk menyelamatkan Zion."Pak Morgan, aku nggak sehebat itu." Tiffany ters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 660

    Tatapan-tatapan itu membuat Tiffany merasa sangat tidak nyaman. Secara samar, dia sudah bisa merasakannya. Hal terburuk yang Sean katakan tadi malam sepertinya benar-benar terjadi."Tiff!" Begitu sampai di kantor, Julie langsung menyambutnya, menariknya masuk ke dalam ruang penyimpanan."Ada masalah ya?""Ya!" Julie mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah artikel dalam bahasa asing. "Seseorang menggunakan koneksinya untuk menyebarkan artikel ini ke media akademik kedokteran global tadi malam.""Pukul 4 pagi tadi, pemimpin dari Kota Kintan langsung mencari Pak Morgan dan memintanya untuk menyelidiki kejadian 2 tahun lalu. Dampaknya terlalu besar!"Tiffany mengerutkan kening, menerima ponsel dari Julie, lalu membaca artikel itu dari awal hingga akhir.Artikel itu membahas tentang insiden medis 2 tahun lalu, bahkan menyebutkan nama dirinya dan Zion. Mereka juga membandingkan suara aslinya dengan rekaman yang dipalsukan.Kolom komentar lebih parah lagi. Hampir semua orang menghujat Tiffa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 659

    "Jadi, itulah kesalahan Filda."Dengan gerakan anggun, Sean mengambil piring yang sudah dicuci oleh Tiffany, lalu satu per satu meletakkannya ke dalam lemari sterilisasi. Suaranya tetap tenang."Meskipun 2 tahun lalu dia melakukan itu bukan untuk menjatuhkanmu, sekarang dia kembali meminta Dina meniru suaramu dan merekayasa kejadian masa lalu. Itu berarti, dia memang menargetkanmu."Selesai berbicara, Sean menoleh dan menatap Tiffany dengan serius. "Jadi, apa rencanamu? Sore tadi, dia sudah mengirim rekaman baru yang dibuat oleh Dina ke email Pak Morgan, juga ke banyak jurnalis dari media berita dan jurnal akademik."Mata Sean menyipit sedikit. "Aku sudah minta Brandon untuk menghalangi sebagian besar berita, tapi bagaimanapun kita ini bukan dewa. Kita nggak bisa tahu dengan pasti ke mana saja dia mengirimkan rekaman itu."Karena ini menyangkut reputasi akademik Tiffany, semakin sedikit orang yang tahu, semakin baik."Terima kasih atas usaha kalian." Tiffany menghela napas. "Besok pagi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 658

    Wanita itu menghela napas panjang, lalu menatap Sean dengan tatapan menyalahkan. "Kalau nggak bisa cuci piring, jangan dipaksa.""Gimana kalau sampai terluka? Lagian, pecahan seperti ini nggak bisa dipegang pakai tangan. Bukannya ada sapu di samping?"Teguran itu penuh dengan kekhawatiran.Sean tidak berkata apa-apa. Saat Tiffany mengangkat kepala dan refleks melirik, dia melihat mata Sean yang penuh kelembutan. Pria itu berujar, "Jadi, kamu masih peduli padaku."Tiffany terdiam. Tatapan itu membuat wajahnya panas. Dia menggigit bibirnya. "Tentu saja aku peduli!"Setelah mengatakan itu, Tiffany merasa ucapannya terlalu ambigu, jadi buru-buru menambahkan, "Kamu ini tamu di rumahku. Kalau terjadi sesuatu, aku yang harus tanggung jawab!"Sean tersenyum tipis dengan tatapan penuh makna. "Cuma itu?""Ya ... memang cuma itu. Memangnya kamu mau apa?""Kamu pasti tahu jawabannya."Tiffany mendengus, lalu memutar bola matanya dan mulai mencuci piring di wastafel.Sean masih tersenyum tipis. Dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 657

    Dapur dipenuhi uap panas, hati Tiffany juga terasa panas.Saat masih sibuk memasak, Tiffany sama sekali tidak menyangka bahwa dalam waktu sesingkat itu, putranya sudah berhasil disuap oleh Sean. Bahkan, Arlo sudah berjanji akan memberi kesempatan kepada Sean untuk makan malam di rumah besok.Setelah pangsit akhirnya matang, dia membawanya ke meja makan. "Ayo makan!"Begitu suara wanita itu terdengar, Arlo buru-buru mematikan televisi dan berlari ke meja makan.Sementara itu, Arlene malah memanyunkan bibirnya dengan angkuh, lalu melirik Sean yang ada di sampingnya. "Paman Ganteng, aku malas jalan sendiri."Sean mengerti maksudnya, jadi merentangkan kedua lengannya dan mengangkat si kecil ke dalam pelukannya. Dengan langkah besar, dia berjalan menuju meja makan."Senangnya!" Arlene bersandar di dada Sean. "Paman Ganteng tinggi banget! Aku bisa lihat bagian atas kepala Mama!"Tiffany hanya bisa menatap putrinya dengan pasrah. "Arlene, jangan manja. Turun."Gadis kecil itu justru semakin m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 656

    Jadi, Tiffany hanya bisa menggigit bibirnya. "Sean! Lepaskan tanganmu!""Lepaskan mamaku!"Usai Tiffany berbicara, suara jernih seorang anak kecil terdengar dari arah pintu dapur.Wajah Tiffany langsung memerah. Dia buru-buru mengulurkan tangan untuk menarik tangan Sean. "Keluar!"Sean pun mengernyit. Dengan wajah yang tampak tidak senang, dia menoleh ke arah bocah kecil yang mengganggu suasana. Setelah itu, dia berjalan melewatinya dan keluar dari dapur.Arlo memanyunkan bibirnya, menutup pintu dapur, lalu berbalik sambil berkacak pinggang. Dia menatap Sean dengan marah. "Tadi kamu mau mengambil keuntungan dari Mama!"Sean mengerutkan alis. "Nggak.""Apanya yang nggak! Jelas-jelas begitu kok!"Sean tersenyum tipis dan berjongkok, menatap bocah kecil di depannya dengan mata hitam yang dalam. "Kalau nggak ada perasaan di antara dua orang, itu disebut mengambil keuntungan.""Tapi, aku dan ibumu ... punya perasaan untuk sesama."Arlo terdiam. Dia baru berusia 5 tahun. Meskipun dia jauh le

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 655

    Setelah satu jam berusaha, akhirnya hasil kerja Sean bisa dianggap layak. Dia menatap setumpuk kecil kulit pangsit berbentuk bulat di atas meja dengan penuh kepuasan. "Sebenarnya, aku cukup berbakat juga."Tiffany meliriknya dengan ekspresi meremehkan. "Kamu bilang ini bakat?"Namun ....Saat dia melihat tangan besar milik Sean, dia bisa memahami betapa sulitnya bagi pria ini untuk menggiling adonan kecil seperti itu.Setelah semua pangsit selesai dibentuk, Tiffany segera menuju dapur untuk merebus air. Sean membawa piring berisi pangsit ke dapur dengan hati-hati.Lalu, dia berdiri di belakang Tiffany dan menemaninya melihat air di dalam panci perlahan mendidih hingga gelembung-gelembung kecil mulai bermunculan di permukaannya.Rumah Tiffany memang kecil, begitu juga dapurnya. Saat dia sendirian, dapur ini terasa cukup luas baginya. Namun, begitu Sean di sini, tubuh pria itu yang tinggi dan tegap menghalangi cahaya di dalam dapur.Ruangan itu jadi terasa kecil dan sempit.Tiffany menge

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status