Share

Bab 93

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 14:19:17
Tangan Charles yang menggenggam erat setir, langsung terhenti. Matanya melirik Tiffany melalui kaca spion, menatap matanya yang polos dan tulus. Dia menghela napas pelan dan akhirnya membelokkan arah mobil. "Aku tahu ada toko kue di sekitar sini."

Setelah melalui beberapa belokan, mobilnya berhenti di samping gang kecil di bagian kota tua. Charles menunjuk papan tua yang bertuliskan "Little Swan Bakery" dan berkata, "Pergilah, dulu kakaknya selalu membelikan kue dari sini untuknya."

"Ya!" Tiffany mengangguk, lalu mengenakan tas punggungnya dan berlari ke arah toko kue itu dengan cepat.

Charles menurunkan kaca jendela mobil dan menyalakan rokok. Melalui asap yang mengepul, dia melihat Tiffany yang mengenakan jeans dan kaus putih, mendorong pintu toko kue yang sudah tua itu. Seolah-olah dia membuka pintu hati Sean yang sudah lama tertutup rapat.

Senyuman penuh kepuasan muncul di wajah Charles. Sofyan tidak salah, Tiffany memang merupakan obat bagi Sean. Gadis ini begitu polos dan baik ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 94

    Namun, apakah Tiffany akan merayakan ulang tahunnya sesimpel ini hanya karena Sean tidak bisa melihat? Tiffany terus menatap dirinya dari pantulan cermin cukup lama. Pada akhirnya, dia mengenakan sandal dan turun ke lantai bawah. "Pak Sofyan, Kak Rika, bantu aku!"....Pukul delapan malam.Sesuai permintaan Tiffany, semua pelayan di vila sudah dibubarkan. Hanya tersisa beberapa pengawal yang berjaga di sekitar. Tiffany yang mengenakan gaun putih berbahan renda, menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu ruang kerja Sean.Ruang kerja itu gelap gulita. Sinar bulan menembus jendela, menimbulkan nuansa yang terkesan dingin. Di ruangan itu, Sean duduk di atas kursi rodanya dengan matanya tertutup oleh kain hitam. Tiffany tidak tahu apakah dia sedang tertidur atau hanya beristirahat, jadi dia menyalakan lampu dengan hati-hati sebelum melangkah lebih dekat."Sayang?" panggilnya lembut. Sean mengernyit sedikit.Sepanjang sore, Sean telah mendengarkan laporan dari lima konglomerat di Elup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 95

    Ruang makan yang hanya diterangi cahaya lilin yang temaram. Tiffany refleks meremas ujung gaunnya. Dia berkata dengan suaranya yang lembut dan ragu, tetapi penuh kegigihan yang menjadi ciri khasnya, "Aku tahu kamu nggak pernah merayakan ulang tahun sebelumnya.""Tapi ...."Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Sean dengan serius dan tersenyum manis, "Sayang, sekarang kamu punya aku."Mata Tiffany berkilauan dalam pantulan cahaya lilin saat menatap Sean dengan penuh ketulusan. "Mulai sekarang, aku akan rayakan ulang tahunmu setiap tahun. Merayakan usiamu yang bertambah satu tahun lagi."Harus diakui, ketika melihat senyuman yang begitu tulus di wajah Tiffany, rasa dingin yang menyelimuti hati Sean seakan mulai sirna. Kata-kata yang diucapkannya membuat hati Sean luluh.Di balik kain hitam yang menutupi matanya, Sean memandang Tiffany dengan intens. "Tapi aku nggak ingin rayakan ulang tahun.""Nggak masalah kalau kamu nggak mau, tapi aku ingin merayakannya untukmu," balas Tiffany d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 96

    Sean hendak meniup lilin. Tiffany tidak lupa memperingatkan, "Buat permintaan dulu."Ketika neneknya berulang tahun dulu, Tiffany juga selalu memperingatkan neneknya seperti ini.Sean menyunggingkan senyuman. Lilin akhirnya ditiup. Tiffany mencabut semua lilin, lalu memotong kue untuk Sean sambil bertanya, "Kamu sudah buat permintaan tadi?"Sean menatapnya tanpa mengalihkan pandangan sedetik pun dan membalas, "Bisa dibilang begitu."Lantaran ada sutra hitam yang menutupi, Tiffany tentu tidak bisa melihatnya. Tiffany membelakangi Sean sambil memotong kue."Permintaanku adalah semoga kamu bisa lebih pintar," ucap Sean tiba-tiba.Tiffany pun termangu sesaat. Dia mencebik, lalu mengambil garpu dan hendak menyuapi Sean kue. Dia bergumam, "Permintaanmu nggak bakal terkabul kalau dibocorkan."Sean memakan kue itu, lalu tersenyum tipis sambil menimpali, "Kalau begitu, kamu jadi gadis bodoh saja."Sean menyukai Tiffany yang agak bodoh. Tiffany menatapnya dengan kesal dan membela diri, "Sudah ku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 97

    Ketika melihat Tiffany sedih, Sean langsung menggendongnya dan menurunkannya di sofa. Sean langsung menyalakan lampu, lalu mengambil kotak P3K.Tiffany menatapnya dengan bingung. Bukannya Sean buta? Kenapa dia bisa menyalakan lampu dan tidak sempoyongan saat berjalan, bahkan bisa menemukan kotak P3K?Ketika Tiffany masih larut dalam pikirannya, Sean telah kembali ke sisinya. Sean berlutut dengan satu kaki, lalu meraih tangan Tiffany yang berdarah. Sambil menyekanya, dia bertanya, "Kok bisa terluka begini?"Bukannya Tiffany sering masak? Dia tidak pernah membuat kesalahan seperti ini. Tiffany menggigit bibir. Dia menyahut dengan malu, "Tadi aku memejamkan mataku ...."Sean yang mendisinfeksi luka Tiffany sontak termangu. Dia bertanya lagi, "Untuk apa?"Wajah Tiffany memerah. Dia menimpali, "A ... aku lihat kamu potong steik dengan mudah tadi. Aku jadi ingin mencoba memotong dengan mata terpejam."Usai berbicara, Tiffany merasa makin malu akan kebodohannya. Pantas saja, Sean mengatakanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 98

    Makin dipikirkan, Tiffany merasa makin senang. Jantungnya berdebar-debar. Sean membiarkan Tiffany memeluknya. Hatinya yang sudah lama tertutup rapat, berangsur menghangat.Sesaat kemudian, Sean melepaskan Tiffany dan bertanya, "Steiknya masih mau dimakan?"Malam ini, Tiffany belum makan apa-apa selain kue tadi. Dia menyahut dengan wajah tersipu, "Mau."Sebenarnya Tiffany lapar. Sean pun bangkit, lalu berjalan ke meja dengan perlahan dan mengambil steik yang sudah dipotongnya.Tiffany hendak menerimanya, tetapi Sean tiba-tiba menggerakkan garpunya dan hendak menyuapi. "Buka mulutmu."Tiffany terkejut hingga tidak bisa berkata-kata. Sean ingin menyuapinya? Dia akhirnya berujar, "Biar aku saja."Sean berkata lagi, "Buka mulutmu."Tiffany akhirnya membuka mulut. Sean terus menyuapinya. Wajah Tiffany memerah.Setelah steik habis, Tiffany memberanikan diri melepas sutra hitam yang menutupi mata Sean. Sean sedang lengah, jadi tidak sempat menghindar.Mungkin karena suasana malam ini, Tiffany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 99

    Tiffany tergelak hingga memukul meja. "Julie, jangan bercanda. Kalau benar begitu, berarti aku sudah kaya. Tapi, hal seperti itu nggak mungkin terjadi."Industri Keluarga Ambarita sangat besar dan sering muncul di TV. Mana mungkin perusahaan itu diserahkan begitu saja hanya karena Tiffany dan Leslie bertengkar?Julie juga tahu hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Dia mencebik sambil berkata, "Manusia harus punya mimpi. Mungkin saja bisa jadi kenyataan."Tiffany terkekeh-kekeh, lalu mengeluarkan buku catatannya yang tebal untuk belajar. "Sekarang aku nggak punya harapan apa pun. Aku cuma ingin dapat nilai tinggi hari ini.""Buset!" Julie buru-buru meletakkan kopinya. Dia lupa hari ini ada ujian tengah semester. "Tiff, pinjamin aku buku catatanmu dulu. Aku mau buat contekan."Tiffany mengerlingkan matanya dan menahan tangan Julie. "Nggak boleh!" Dia mengeluarkan buku teks dan meneruskan, "Kuberi beberapa soal saja. Seharusnya akan muncul di soal ujian nanti."....Pukul 2 siang, ujian

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 100

    Itu memang informasi pribadi Tiffany. Namun, dia bukan presdir perusahaan!Di belakang, dosen yang mengawasi ujian masih mengamati mereka dengan waspada.Tiffany memberanikan diri melirik Liam dan sekelompok orang berpakaian hitam di belakang, lalu bertanya, "Kamu bilang aku atasan kalian, 'kan?""Ya.""Itu berarti, kalian akan mendengar perintahku?""Tentu saja."Tiffany mengelus jidatnya dan berkata, "Kalau begitu, kita cepat keluar dari sini."Sekelompok orang berpakaian hitam itu berbaris dengan rapi, lalu mengikuti Liam dan Tiffany dengan tertib.Tiffany membawa rombongan itu berjalan di halaman universitas. Dia benar-benar terlihat seperti atasan yang hendak melakukan inspeksi.Pada akhirnya, Tiffany membawa mereka ke taman belakang. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa di sekitar, Tiffany mengembuskan napas lega dan mencari batu untuk duduk.Sekelompok pria berpakaian hitam bergegas menghampiri untuk membantu Tiffany menghalangi cahaya matahari dengan tubuh tegap mereka. Tif

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 101

    Sean tertawa sambil bertanya, "Memangnya nggak bagus jadi presdir? Banyak orang yang memimpikannya."Tiffany melirik sekilas ke arah pengawal yang berbaris di kejauhan dan Liam yang tersenyum padanya. "Nggak!" balas Tiffany.Sean mulai iseng. Sambil menjawab telepon dan memeriksa dokumen yang dikirimkan Taufik padanya, dia bertanya, "Apanya yang nggak bagus? Kamu bisa melakukan apa pun sesuka hatimu dan beli apa pun yang kamu suka."Tiffany hampir saja menangis. "Tapi semua itu bukan milikku!"Dia hanya seorang gadis dari pedesaan. Tiffany beranggapan bahwa dirinya tidak sanggup mengemban status setinggi itu. Dengan suara pelan, gadis itu menambahkan, "Sayang, suasana hatiku sekarang seperti sedang ditimpa uang 10 miliar. Aku nggak berani menyentuhnya, memakainya, dan juga agak ketakutan ...."Sean tertawa kecil. "Grup Ambarita ini jauh lebih dari sekadar 10 miliar. Saham yang diberikan Taufik padamu bernilai sekitar satu triliun."Brak!Ponsel Tiffany sampai terjatuh saking terkejutny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 325

    Seisi vila jatuh dalam keheningan. Tiffany, Zara, dan Charles yang menyaksikan kehebohan ini hanya bisa melongo. Di sisi lain, wajah Samuel sudah terlihat sangat masam.Julie menepis tangan Mark dan berseru, "Gila kamu! Aku hanya pacaran normal, apa maksudmu dengan merusak diri? Kamu sudah menolakku, kenapa aku nggak boleh ...."Mark menggertakkan gigi. Matanya terlihat berapi-api.Julie menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dia terlihat putus asa dan sedih saat berkata, "Mark, aku benar-benar nggak tahu apa maumu! Selama 19 tahun aku hidup, ada berbagai pemuda yang mengejarku. Tapi, aku nggak pernah meladeni mereka. Aku mengakukan cinta padamu karena ingin berada di sisimu dan menjagamu ...."Julie menarik ingusnya. Pada akhirnya, dia tidak menceritakan masalah ginjalnya.Air mata jatuh berderai di pipinya. Julie menggertakkan gigi dan melanjutkan, "Kamu menolakku. Kamu menyuruhku untuk menghargai orang yang ada di depanku."Julie melirik ke arah Samuel dan berucap lagi, "Jadi, aku men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 324

    Charles tertawa kecil dan berkata, "Aku bisa merias wajahmu. Kemampuanku lumayan oke, lho. Fitur wajahmu sekarang sudah lumayan bagus. Wajah seperti apa yang kamu inginkan? Aku bisa meriasnya untukmu."Charles memiliki banyak hobi. Belakangan ini, dia tertarik pada seni riasan, tetapi dia belum menemukan wanita yang pas untuk menjadi pasangan berlatihnya. Zara kebetulan bisa membantunya."Oke, sekarang sudah larut. Kalian semua istirahat dulu. Tiffany, aku tidur duluan," ucap Sean sambil berdiri.Sebelum Tiffany sempat menjawab, Sean sudah berbalik dan melangkah ke lantai atas. Punggung pria itu terlihat kesepian.Tiffany hendak menyusul Sean, tetapi Charles menahannya dan berkata, "Biarkan dia sendiri dulu. Dia butuh waktu untuk mencerna semua informasi yang diterimanya. Bagaimanapun, dia baru mendengar kalau kakak yang disayanginya itu sudah menyakiti Zara."Tiffany menghela napas dan memutuskan untuk tinggal sebentar di ruang tamu.Sekarang sudah lewat tengah malam. Samuel yang tadi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 323

    Saat Zara berusia tujuh tahun, keluarganya bertanya apakah dia ingin menjadi gadis yang lebih cantik dan hebat. Dia tentu saja mengiakan dengan gembira.Kala itu, Keluarga Winata hanyalah keluarga yang terpuruk dan tanpa pendukung. Ketika ayahnya bertanya apakah Zara ingin keluarganya hidup lebih baik, dia mengangguk. Ketika ayahnya bertanya lagi, apakah Zara rela menderita supaya semua orang bisa hidup lebih baik, dia tetap mengangguk.Lantaran wajahnya mirip dengan Sanny semasa kecil, sejak itu Zara "beruntung" terpilih sebagai pengganti S di masa depan.Masa kecil Zara dihabiskan dengan dikurung di sebuah ruangan bersama seorang wanita yang wajahnya sudah rusak. Dia dicambuk dan dicaci tanpa belas kasihan.Mereka menanamkan cip di tubuh Zara agar dia menurut dan berada dalam kendali penuh wanita itu. Mereka juga mengoperasi Zara hingga dia terlihat hampir identik dengan wanita itu sebelum wajahnya cacat.Semua orang berkata bahwa dirinya terlahir untuk menjadi Sanny yang kedua. Namu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 322

    "Kenapa kamu datang malam ini?" tanya Tiffany."Ada seseorang yang kelewat khawatir. Aku juga mencemaskanmu," sahut Sean sambil mengusap kepala istrinya.Tidak lama kemudian, api berhasil dipadamkan. Berhubung Tiffany masuk menerobos api dan menyelamatkan peralatan fotografi, kerugian mereka tidak terlalu besar.Namun, koper Tiffany, Julie, dan Samuel sudah hangus dimakan api. Mereka juga tidak punya tempat untuk tidur malam ini.Tiffany mengusulkan agar mereka tidur di vila yang disewa oleh Sean dan Mark. Mereka juga bisa membawa Zara yang pingsan ke sana.Setelah memeriksa Zara untuk beberapa saat di kamar, dokter desa keluar dengan membawa sebuah benda kecil berwarna putih. Dia berkata, "Kondisi gadis ini sedikit spesial."Dokter menaruh benda itu di atas meja kopi dan melanjutkan, "Aku menemukan benda ini di bawah kulit lehernya."Mark mengernyit dan mengangkat benda itu untuk mengamatinya. Dia bertanya, "Benda apa ini?""Alat penyadap," gumam Sean dengan alis berkerut."Alat penya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 321

    Saat ketiganya sudah menjauh dari lokasi kebakaran, warga desa sudah tiba. Orang-orang dari klub fotografi juga sudah kembali.Warga desa sibuk memadamkan api. Sementara itu, Julie bergegas mendekat dengan mata merah. "Tiffany!" panggilnya.Di belakang Tiffany, Sean menurunkan Zara yang pingsan karena menghirup asap ke tanah. Dia berkata, "Panggil dokter."Chelsea menyahut sambil mengangguk, "Dokter sudah dalam perjalanan!"Kobaran api kian membesar. Semua orang mundur ke jalan kecil di luar halaman. Tiffany masih memegang kamera berharga di tangannya."Kenapa bisa tiba-tiba kebakaran? Tanah di pegunungan lembap, seharusnya nggak mudah terbakar!" ucap Chelsea sambil mondar-mandir dengan gelisah.Sean mengambil handuk yang diberikan Julie dan menyeka noda jelaga di wajahnya sambil berkata, "Nggak aneh kalau ada seseorang yang sengaja menyulut api.""Zara!" Tepat ketika Sean selesai bicara, Penny menyeruak dari tengah kerumunan. Dia langsung menggenggam tangan Zara, cemas saat melihat ba

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 320

    Sebelum Tiffany menyelesaikan ucapannya, Sean melihat gadis mencurigakan tadi mengeluarkan benda kecil dari sakunya. Mata pria itu membelalak. Benda itu adalah korek api!Gadis itu melempar korek api ke tanah yang sudah dibasahi bensin. Seketika, api mulai berkobar. Api menyala di belakang rumah, jadi Tiffany yang berdiri di depan dan membelakangi rumah sama sekali tidak sadar.Sean mengeratkan pegangannya di ponsel dan berseru, "Cepat lari!"Tiffany tertegun. Mengapa Sean menyuruhnya lari? Dia refleks menoleh ke belakang. Api yang menyentuh bensin membubung tinggi ke langit. Seantero rumah seakan-akan sudah dilahap mulut yang tidak berwujud.Sean melempar ponselnya dan melompat dari beranda sambil berteriak, "Tiffany, lari!"Namun, gadis itu sepertinya tidak mendengar seruannya. Tiffany melepas mantel dan mencelupkannya ke dalam tangki air. Kemudian, dia bergegas masuk ke dalam rumah yang tengah terbakar dengan menutupi hidung dan mulutnya. Zara masih tidur di dalam!"Uhuk, uhuk, uhuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 319

    Tiffany tidak tahu mengapa Zara tiba-tiba mengatakan hal ini padanya. Namun, dia balas tersenyum dan berkata, "Istirahatlah." Usai berkata begitu, gadis itu mengambil ponselnya dan keluar.Sekarang sudah pukul 8 malam. Tiffany sudah berjanji akan menelepon Sean pada pukul 7 malam untuk melaporkan keadaannya. Entah pria itu akan marah atau tidak karena dirinya terlambat satu jam penuh.Tiffany berdiri di halaman. Sambil bersandar di dinding, dia mengambil ponsel dan menelepon suaminya.Di sebelah kiri halaman, ada vila yang disewa oleh klub fotografi. Saat ini vila itu masih gelap gulita. Di sebelah kanan, ada vila yang konon sudah disewakan ke seorang konglomerat. Vila itu terang benderang.Sean duduk di beranda vila, memandang gadis yang berdiri di halaman yang diterangi sinar rembulan. Saat melihat ponselnya berdering, dia tersenyum tipis."Akhirnya mau menghubungiku?" tanya Sean."Maaf, Sayang. Aku nggak bermaksud lupa buat telepon ...," ucap Tiffany, langsung meminta maaf.Pukul 7

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 318

    Tiffany mengernyit. Meskipun hatinya enggan, dia tidak enak hati menolak Zara di depan banyak orang.Selain itu, Tiffany lebih familier dengan jalan-jalan di desa pada malam hari. Jadi, dia tidak perlu khawatir Zara macam-macam padanya."Oke," sahut Tiffany sambil mengangguk dengan ragu. Kemudian, dia menatap Julie dan berkata, "Habis makan kamu juga cepat kembali, ya."Julie mengernyit dan mengangguk pelan."Ayo jalan," ajak Tiffany.Zara memikul ranselnya dan berjalan menuju vila bersama Tiffany.Malam hari di desa sangat sepi. Yang terdengar di telinga hanyalah suara air, gemeresik dedaunan, suara langkah kaki mereka, dan suara hewan di kejauhan. Zara menghirup udara segar di sana. Suasana hatinya cukup baik."Kudengar kamu tumbuh besar di desa, ya?" tanya Zara dengan tenang.Tiffany mengernyit saat mendengar pertanyaannya. Dia berjalan di depan sambil membawa senter dan menjawab singkat, "Ya.""Lingkungan desa sebenarnya cukup menyenangkan. Daripada di kota, aku lebih suka desa yan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 317

    Tiffany mengernyit jengkel. Apa maksudnya dengan tidak peka? Waktu pacaran Samuel dan Julie bahkan belum mencapai sebulan.Selama jangka waktu ini, sikap Samuel pada Julie juga tidak sehangat saat dia masih mengejar gadis itu sebelumnya. Apa haknya untuk menuntut sekamar dengan Julie?Lagi pula, hubungan Samuel dan Julie belum berkembang ke tahap itu. Bahkan jika hubungan keduanya sudah semaju itu, atas dasar apa Samuel bisa meminta Tiffany tidur di luar sendirian sementara dirinya dan Julie tidur di dalam?Chelsea duduk di sebelah Tiffany dan tertawa kecil. Dia berucap, "Samuel, apa maksudmu dengan nggak peka? Kalau nggak ada gadis lain yang sekamar denganku, aku pasti sudah tukar tempat denganmu dan tidur dengan mereka berdua."Samuel mengambil pecahan kaca dan membalas dengan kepala tertunduk, "Aku pacarnya Julie. Apa salahnya kalau aku ingin tidur dengannya?" Jika bukan demi memperdalam hubungannya dengan Julie, buat apa dia repot-repot mengikuti kegiatan klub fotografi ini?"Ada s

DMCA.com Protection Status