Share

Bab 16

“Ya, Bu. Lain waktu saya akan mengajak Dek Isha belanja di butik dan makan di restoran mahal,” sahut Satrio.

“Kalau tidak punya uang tidak usah bermimpi terlalu tinggi, Sat. Kasihan Isha kalau cuma kamu beri harapan palsu,” tukas Lina.

“Insya Allah saya tidak akan memberi Dek Isha harapan palsu,” timpal pria berambut ikal itu.

Lina tak mengatakan apa pun, hanya memberi senyum sinis pada Satrio.

“Kami ke kamar dulu, Bu,” pamit Satrio karena sudah malas meladeni mertuanya lagi.

“Kalau kalian mau makan, masak sendiri. Ibu tidak masak karena Vita dan Surya mau membawakan makanan dari restoran,” lontar Lina.

“Kami tidak makan, Bu.” Kali ini Isha yang menimpali.

“Terserah kalian mau makan atau tidak. Yang penting Ibu sudah kasih tahu kalau tidak masak malam ini. Jangan sampai kamu ngadu sama Bapak gara-gara kelaparan karena tidak makan,” sergah wanita paruh baya itu.

“Ya, Bu.” Satrio langsung menarik istrinya masuk ke kamar agar tidak menanggapi Lina lagi. Mereka pulang dalam keadaan ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status