Share

Bab 21

Satrio menatap kedua bola mata istrinya yang menyiratkan permohonan untuk sesuatu yang saat ini tidak bisa dia kabulkan. Tebersit rasa bersalah di hati karenanya. Namun, keadaan juga tidak memungkinkan untuknya mewujudkan keinginan Isha.

“Maaf ya, Dek. Bukannya Abang tidak setuju, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk kita membahas soal pindah dari sini dan tinggal di kos atau kontrakan,” timpal Satrio.

“Kenapa, Bang?” Raut Isha terlihat kecewa.

“Nanti ‘kan lamarannya Vita, lebih baik kita fokus ke acara itu dulu. Besok atau lusa baru kita bicarakan soal ini.” Satrio beralasan.

Isha melihat jam yang menempel di dinding kamarnya. “Masih ada waktu beberapa jam, Bang. Kita bisa bicara sebentar.”

Satrio menggeleng. “Abang tidak mau pembicaraan kita menggantung, Dek. Daripada tidak selesai, terus mood Dek Isha jadi jelek, mending ditunda saja.”

“Pasti Bang Satrio tidak mau ‘kan kita kos atau ngontrak,” tebak Isha.

Satrio bangkit dari duduk lantas mengelus kepala istrinya. “Abang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status