Share

Bab 39 Menolak Uang Julian

Penulis: Jiriana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-04 23:41:51
Lucia yang mendapatkan serangan secara tiba-tiba dari Dean, hanya bisa mematung dengan iris yang melebar. Beberapa detik berlalu, kesadaran Lucia akhirnya kembali, dia segera mendorong tubuh pria yang sejak tadi terus melumat bibirnya dengan kasar.

“Dean berhenti!”

Tubuh keduanya pun terurai. Namun, hanya sesaat, karena setelah itu, Dean kembali mendekati Lucia dan merengkuh pinggangnya.

“Jangan pernah mengatakan itu lagi. Aku tidak suka.” Dean kembali menyatukan bibir keduanya. Kali ini, Dean menekan bibirnya lebih dalam dari sebelumnya.

Lucia terus berusaha mendorong tubuh Dean, tapi pria itu justru semakin merapatkan tubuh keduanya sambil menekan pinggang ramping Lucia ke arahnya.

Entah apa yang merasuki pria itu, hingga dia seperti hilang akal.

Karena Dean tidak juga melepaskan dirinya, Lucia akhirnya menggigit bibir pria itu, hingga membuatnya merintih dan refleks menjauhkan diri darinya.

Bibir bawah Dean nampak terluka dan mengeluarkan cairan merah. Melihat bibir Dean berd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wartini
biarkan aja rumah itu bodo jaui aja dean
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 40 Menjadi Wanitaku

    Ketika mendengar itu, mata Lucia mulai mengembun lagi. Namun, dia terus menatap pria yang wajahnya terlihat sangat marah saat ini. "Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Lucia dengan raut wajah putus asa, "bahkan jika aku menjual diri, belum tentu aku bisa menghasilkan uang sebanyak itu. Tubuhku sudah tidak berharga lagi. Tidak akan ada yang mau mengeluarkan uang yang banyak hanya demi tubuh kotor ini." Dia sudah tidak suci lagi, tubuhnya pun sudah dilihat oleh semua orang, jadi Lucia merasa kalau dirinya tidak memiliki nilai lagi. Setelah vidionya tersebar, Lucia merasa sangat malu karena tubuhnya sudah menjadi tontonnya semua orang. Padahal, hanya siluetnya saja yang terlihat di vidio itu. Tubuhnya aslinya tidak terlihat jelas karena karena pencahayaan di kamar itu redup bahkan cenderung gelap. Tubuhnya pun sebenarnya tertutupi oleh Dean, jadi tidak nampak apa pun di vidio itu, kecuali siluet dua orang yang sedang melakukan hal intim. "Lucia, sebaiknya kau buang jauh-jauh p

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 41 Kemarahan Arnetta

    "Masuk," titah Dean setelah membuka pintu mobil bagian depan. "Kau tidak perlu mengantarku, aku bisa minta Renata untuk menjemputku," tolak Lucia dengan halus. "Masuk." Melihat wajah Dean yang tidak ingin dibantah, Lucia akhirnya masuk ke dalam mobil. Tidak lama setelah itu, Dean melakukan hal yang sama. Mobil pun melaju meninggalkan tempat itu dengan kecepatan sedang. Butuh waktu satu setengah jam untuk tiba di kediaman Lucia. Setelah mobil berhenti, Dean menatap rumah di depannya sejenak sebelum memutuskan untuk turun bersama dengan Lucia. "Aku beri waktu 3 hari untuk berpikir," ucap Dean setelah berdiri di hadapan Lucia. Itu mengenai kesepakatan yang Dean tawarkan tadi. "Ya. Aku akan—" "Lucia!" Suara teriakan dari belakang menginterupsi ucapan Lucia. Ternyata Nyonya Helia yang memanggil nama putrinya. "Bibi," sapa Dean setelah Ibu Lucia berdiri di depan Lucia. Nyonya Helia hanya mengangguk dengan raut wajah tidak mengenakkan, setelah itu dia beralih pada putrinya. "Kau k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 42 Mabuk

    Di dalam kamarnya, Dean sedang menerima telpon dari seseorang. Dia berdiri di depan jendela kamarnya dengan satu tangan yang berada di saku celananya, sementara tangan lainnya memegang benda pipih berwarna hitam dan menempelkan di telingannya."Apa kau yakin?"Setelah mendengar jawaban dari ujung telpon, Dean kembali berkata, "Biarkan saja." Panggilan langsung diputus oleh Dean.Dia memasukkan ponsel ke saku celana, melepas dasinya dengan kasar, kemudian melemparnya ke lantai dengan ekspresi kesal. Baru setelah itu, dia berjalan keluar lagi dari kamarnya.Saat akan melewati ruangan tengah, Dean berpapasan dengan ibunya yang baru akan pergi ke kamar."Kau mau ke mana, Dean?""Keluar."Hanya itu jawaban Dean, dia melewati ibunya dengan raut wajah dinginnya.“Ini sudah malam, kenapa keluar lagi?”Dean mengabaikan pertanyaan ibunya dan terus berjalan keluar. Dia melajukan mobilnya, hingga berhenti di depan club malam milik Fandy.Tidak seperti biasanya yang selalu memesan ruangan VIP, kali

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 43 Tawaran Julian

    Ketika akan melewati meja Dean dan Rebecca, Lucia langsung memalingkan wajahnya ke samping, memutus kontak mata keduanya. Julian sendiri, sempat melirik sekilas pada Dean dan sempat bertemu pandang dengan pria itu sebentar. "Kau ingin pesan apa?" tanya Julian setelah keduanya duduk di meja paling ujung. "Apa saja." Saat ini, dia sedang tidak berada dalam keadaan ingin memakan sesuatu. Napsu makannya langsung hilang saat melihat keberadaan Dean dan Rebecca di restoran itu. Sementara di meja lainnya, Dean terlihat menyantap makanannya kembali dengan wajah acuh tak acuh. "Dean, bukankah itu, Lucia?" Rebecca bertanya pada Dean. Namun, pandangannya tertuju pada Lucia dan Julian yang mejanya berjarak 3 meja di belakang Dean. "Habiskan makananmu, jangan pedulikan lainnya." Suara dingin Dean membuat Rebecca langsung menutup mulutnya. Dia tidak lagi bicara dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Dean. Di meja Lucia, mereka baru saja selesai memesan makanan. "Lucia, acara nanti malam p

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 44 Meninggalkan Rapat

    Setelah berpikir semalaman, Lucia akhirnya membuat keputusan mengenai tawaran Dean. Siang ini, dia berencana menghubungi Dean untuk memberitahukan mengenai keputusannya. Setelah mempersiapkan diri, Lucia menekan nomor ponsel Dean. Jantungnya berdebar kencang saat menanti panggilannya dijawab oleh Dean. Entah kenapa, dia tiba-tiba merasa gugup. "Halo." Ketika suara berat Dean terdengar, debaran jantung Lucia semakin cepat dan tidak terkendali. "Ini aku, Lucia." Tanpa basa-basi, Dean langsung bertanya. "Ada apa?" Lucia segera mengatakan kalau dirinya sudah memiliki jawaban atas tawaran pria itu. Dean sempat terdiam sebentar setelah mendengar ucapan Lucia. Mungkin dia tidak menyangka kalau Lucia akan memberikan keputusan lebih cepat dari waktu yang sudah dia berikan. Padahal, masih tersisa 2 hari untuk menjawab tawarannya. "Jadi, apa keputusanmu?" Dean berucap setelah terdiam selama beberapa detik. "Aku tidak bisa menerima tawaranmu. Berikan saja rumah itu pada Carissa jika dia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 45 Harus Pindah

    "Bibi Nan, ada apa?" Lucia yang baru saja turun dari anak tangga terakhir, merasa heran ketika mendengar keributan dari ruangan tamunya.Bibi Nan yang baru saja dari depan, menatap ragu pada Lucia sejenak, sebelum akhirnya membuka suaranya. "Itu Nona, di depan ... ada Nona Carissa dan beberapa orang suruhannya.""Carissa?" Lucia mengerutkan kening, tapi sejurus itu dia berjalan menuju ruangan tamu tanpa banyak bertanya pada Bibi Nan.Sesampainya di ruang tamu, Lucia melihat Carissa sedang berdiri di pintu rumah dengan tangan bersidekap di dada seraya menatap orang suruhannya sedang mengangkut beberapa barang Lucia untuk dibawa keluar dari rumah."Buang semua barang-barang yang tidak perlu," perintah Carissa pada orang suruhannya. "Aku tidak mau ada sampah di rumah ini?"Ketika mendengar itu, wajah Lucia berubah menjadi merah padam. Apalagi saat melihat figura yang memuat foto keluarganya akan diturunkan oleh orang suruhan sepupunya."Carissa, apa yang sedang kau lakukan?" Lucia mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 46 Meminta Bantuan Dean

    "Ada apa dengannya?" Peter akhirnya berbisik pada Victor karena tidak tahan melihat Dean yang sejak tadi hanya diam seraya menenggak minuman beralkohol yang ada di depannya.Sejak tadi, mulutnya sudah gatal ingin bertanya pada Dean, tapi ketika melihat wajah dingin serta sorot matanya yang tajam, dia tidak berani membuka pembicaraan lebih dulu.Sejak memasuki ruangan VIP club malam Fandy, Dean sama sekali belum mengeluarkan suaranya. Dia hanya duduk di sofa paling ujung yang memiliki pencahayaan yang redup. Dalam cahaya minim, tubuh Dean seperti memancarkan aura gelap yang membuatnya terlihat sangat menakutkan."Kenapa dia sejak tadi hanya diam? Membuatku takut saja," tambah Peter seraya mencuri pandang ke arah Dean yang terlihat masih menikmati minumannya."Jika kau penasaran, kenapa tidak kau tanyakan langsung saja?" Victor balas berbisik pada Peter.Peter menggeleng kuat seraya bergidik. Hanya membayangkannya saja, dia sudah takut duluan. Jika Dean sedang menampilkan wajah seperti,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 47 Hanya Lucia

    "Apa Dean akan membantumu? Bukankah kalian ...." Karena takut menyinggung perasaan Lucia, Tuan Roy sengaja tidak melanjutkan ucapannya. Kejadian 3 tahun lalu, tentu saja Tuan Roy juga mengetahuinya. "Aku akan mencobanya. Jika dia tidak mau, aku akan mencari bantuan orang lain." Julian, apa dia harus meminta bantuan pada pria itu jika Dean tidak mau membantunya? Melihat Lucia terdiam, Tuan Roy akhirnya berkata, "Lucia, maaf, bukannya aku tidak percaya padamu, tapi Dean dan Carissa, bukankah mereka dulunya teman dekat? Bagaimana kalau dia justru membantu Carissa dan ayahnya?" Lucia kembali termenung. Benar yang dikatakan Tuan Roy, mereka dulunya dekat karena pernah menempuh pendidikan di tempat yang sama hingga lulus kuliah. Baru semenjak menjalin hubungan dengannya, Dean mulai menjauhi Carissa. Sekarang hubungannya dengan Dean sudah berakhir, apa mungkin Dean masih mau membantunya? Terlebih lagi, Dean membenci keluarganya karena ulah Jensen. Apa yang harus dia lakukan jika Dean

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09

Bab terbaru

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Memulai Hidup Baru)

    "Bernice, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk membawa Jensen." Lucia memeluk adik Dean dengan mata yang memerah. Setelah pulang dari pusat perbelanjaan, Lucia langsung meminta Dean untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Bernice dirawat. Setelah itu, Dean mengantar ibunya untuk pulang ke apartemen. Jadi saat ini, mereka hanya berdua. "Jensen tidak akan kembali. Dia sudah memiliki kehidupan baru dengan orang lain. Tolong relakan dia. Aku yakin suatu saat nanti, kau akan menemukan pria yang tulus mencintaimu," ucap Lucia dengan suara bergetar. "Kau bisa melampiaskan kemarahanmu padaku, kapan pun kau mau. Aku berjanji akan menebus kesalahan kakakku seumur hidupku." Lucia tidak bisa lagi membendung air mata yang sejak tadi dia berusaha tahan. Tubuh bergetar, karena berusaha meredam suara tangisnya. "Akan kulakukan apa pun demi kesembuhanmu." Hening selama beberapa saat. Setelah itu, tiba-tiba saja Lucia mendengar suara lirih Bernice, "Kak, aku mau pulang." Lucia langs

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Pertemuan Lucia dengan Gevin)

    "Lucia, aku ke toilet dulu," kata Dean sambil berdiri. "Kau tunggu di sini dulu." "Baiklah." Saat ini, mereka sedang berada di restoran yang ada di pusat perbelanjaan di kota Bristol. Mereka baru saja dari rumah sakit sebelum ke sana. Rencananya mereka akan kembali ke kota Y tiga hari lagi. Itu sebabnya, mereka ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter kandungan sekaligus meminta surat izin untuk melakukan penerbangan jarak jauh. Untuk pulang ke negaranya, Dean sengaja menyewa seorang Dokter Kandungan selama mereka melakukan penerbangan, karena takut terjadi apa-apa dengan istrinya selama penerbangan. Beruntung Dean menggunakan jet pribadi. Jadi, segala sesuatunya sudah diurus sedemikian rupa demi kenyaman Lucia selama penerbangan. Sudah 4 hari Dean berada di Bristol. Jadi, dia harus segera kembali ke kota Y, dikarenakan banyak pekerjaan yang sudah menunggunya. Sebenarnya, Lucia masih ingin di Bristol menemani Bernice dan ibu mertuanya. Hanya saja, Dean melarangnya, karena

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 127 Fokus Pada Masa Depan (END)

    "Kau yakin tidak mau dirawat?" tanya Dean setelah keluar dari ruangan Dokter Kandungan. Mereka baru saja selesai memeriksakan kehamilan Lucia. Setelah istrinya bangun dan selesai sarapan, Dean langsung mengajaknya ke rumah sakit. Dia sangat khawatir dengan kondisi janin dalam perut istrinya, mengingat bagaimana semalam dia menggempur istrinya. Selain itu juga, Lucia belum pernah memeriksakan lagi kehamilannya semenjak mengetahui dirinya hamil seminggu yang lalu. Itu sebabnya, dia mengajak istrinya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Lucia yang juga ingin tahu tentang janin dalam kandunganya, tidak menolak ketika Dean mengajaknya untuk ke rumah sakit. Lagi pula, dia memang sengaja menunggu Dean karena ingin memeriksakan kehamilannya bersama suaminya. "Aku baik-baik saja, Dean. Kau dengar sendiri bukan apa yang dikatakan oleh Dokter tadi?" Dean mengangguk ringan, kemudian tersenyum tipis. Setelah mengetahui tidak terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, dia baru bisa bernapas

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 126 Hamil

    "Bu, di mana istriku?" Dean bertanya sembari berjalan mendekati ibunya yang sedang duduk di sofa ruangan keluarga. Dean baru saja tiba di apartemen yang disewa ibunya selama tinggal di Bristol. "Dia di kamarnya," jawab Nyonya Arnetta. "Kenapa kau baru ke sini?"Dean menggulung lengan kemejanya setelah itu berkata, "Ada sedikit masalah di perusahaan. Jadi, terpaksa aku memundurkan penerbanganku.""Istrimu sudah menunggumu sejak dua hari yang lalu. Kasihan dia kecewa saat tahu kau tidak jadi ke sini. Sudah dua hari ini dia nampak sedih dan lesu."Dean sedikit terkejut mendengar itu. Pasalnya, setiap berkomunikasi dengan istrinya, Lucia tidak pernah menampilkan raut wajah sedih dan kecewa. "Apa dia sedang sakit?""Dia sedang tidak enak badan. Sejak kemarin dia—"Belum usai ibunya bicara, Dean langsung memotongnya setelah mendengar istrinya tidak enak badan. "Aku akan menemuinya.""Dean istrimu sedang ..."Dean bergegas menuju kamar yang ditempati Lucia tanpa menunggu penjelasan lengkap

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 125 Tidak Mau Menikah Dengannya

    "Di mana Carissa?" tanya Dean setelah asistennya masuk ke ruangan kerjanya."Sedang dalam perjalanan, Tuan.""Lalu Rebecca?""Sudah di tempat yang Tuan perintahkan."Dean berpikir sebentar, lalu berkata, "Tunggu di bawah. Aku hubungi istriku dulu."Nolan menjawab seraya mengangguk, kemudian keluar dari ruangan itu."Sayang, kau sedang apa?" tanya Dean setelah panggilan telponnya tersambung. "Baru selesai makan. Kau kapan ke sini?" Terdengar suara Lucia di ujung telpon."Belum tahu. Pekerjaanku masih banyak."Tidak terdengar apa pun di sebrang sana, hingga Dean kembali membuka suaranya, "Kenapa? Sudah merindukan aku?""Bekerjalah, aku tutup dulu telponnya."Tahu kalau istrinya sedang marah, Dean segera berbicara, "Aku akan ke sana lusa.""Benarkah?" Suara Lucia terdengar antusias, tidak lesu seperti sebelumnya. "Kau tidak berbohong, kan?""Tidak. Setelah urusanku selesai. Aku akan langsung terbang ke sana."Lucia terdengar memekik kegirangan. Sepertinya dia merasa sangat senang saat t

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 124 Permintaan Lucia

    "Sayang, makanlah. Ini sudah sore." Dean sedang berusaha membujuk istrinya untuk makan, karena sejak pulang dari rumah sakit, Lucia langsung mengurung diri kamar hotel. Dia terus berbaring sambil melamun.Sudah berkali-kali Dean mengajaknya untuk makan, tapi Lucia menolak. Alasannya, karena dia tidak selera makan. Akhirnya Dean membiarkan istrinya untuk sendiri dulu. Dia tahu kalau istrinya itu masih terkejut dengan dengan kondisi Bernice. Jadi, butuh waktu untuk menerima kenyataan yang ada."Aku belum lapar," jawab Lucia tanpa menoleh pada Dean. Lucia nampak sedang duduk di dekat dinding kaca kamarnya sembari menatap ke luar dengan tatapan kosong.Dean akhirnya menghampiri istrinya setelah meletakkan makanan yang tadi baru saja diambil dari atas nakas. "Tapi, kau harus tetap makan. Aku tidak mau kau sakit."Lucia memutar tubuhnya ke samping setelah suaminya berdiri tepat di sampingnya. "Nanti aku akan makan jika sudah lapar."Kau masih memikirkan Bernice?”Lucia mengangguk dengan waj

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 123 Menjadi Histeris

    "Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan meminta orang untuk mencarinya lagi." Dean akhirnya angkat bicara setelah melihat istrinya sejak tadi diam saja. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Bernice dirawat. Semenjak tidak berhasil mengikuti mobil hitam yang diduga dinaiki Jensen, Lucia menjandi murung. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi dia lebih banyak diam sejak kemarin."Kita pasti bisa menemukannya. Jangan cemas lagi," ujar Dean sembari menatap istrinya yang duduk di sebelahnya."Aku tidak mencemaskannya, tapi aku marah padanya." Suara Lucia mulai terdengar bergetar. "Bagaimana bisa dia hidup tanpa beban setelah menghancurkan hidup Bernice." Mata Lucia pun mulai berkaca-kaca, dan tidak lama setelahnya, air matanya pun luruh begitu saja. Entah kenapa, belakangan ini, dia merasa sangat sensitif. Mudah sekali menangis. Padahal, dulu dia tidak begitu."Jika dia tidak peduli denganku, aku masih bisa memakluminya, tapi aku tidak bisa memaafkannya, karena

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 122 Melihat Jensen

    "Kenapa tidak tidur?" tanya Dean lembut usai menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. "Tidak mengantuk?"Lucia menggeleng pelan seraya memainkan jemari tangannya di dada suaminya. Saat ini, dia sedang berbaring miring dengan kepala yang berada di lengan suaminya. Sementara itu, ada tangan Dean melingkar di pinggangnya."Tidur sebentar. Setelah itu kita makan di bawah."Bagaimanapun, mereka belum istirahat. Dia langsung mengajak istrinya ke rumah sakit tempat adiknya dirawat, setelah tiba di Bristol. Setelah itu, baru membawanya ke hotel. Bukannya membiarkan istrinya istirahat, dia justru menghajar istrinya tanpa ampun. Jadi, dia takut istrinya lelah."Aku tidak mengantuk."Lucia sudah lama tidur di pesawat. Jadi, wajar saja kalau tidak mengantuk. Meskipun dia merasa tubuhnya pegal, tapi matanya tidak mau terpejam."Tidak lelah?" tanya Dean seraya menunduk ke bawah untuk melihat wajah istrinya. "Tidak."Tidak?Dean nampak mengerutkan keningnya. Istrinya terlalu tanggguh atau sta

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 121 Melepas Kerinduan

    Lucia mengurai pelukan Dean, mendongakkan kepada hingga netranya bertabrakan dengan mata hitam Dean. "Kau belum menjelaskan mengenai pertemuanmu dengan Carissa. Kenapa kau sering sekali bertemu dengannya di hotel berbeda?"Bukannya menjawab pertanyaan Lucia, Dean justru menarik senyuman sangat tipis di bibirnya, kemudian menggodan Lucia. "Kau sungguh berpikir aku memiliki hubungan dengan Carissa?""Sudahlah. Percuma saja bertanya padamu." Wajah Lucia nampak cemberut, dia mendorong dada suaminya dengan pelan. Saat dia akan bangkit, tangan Dean langsung menahan pinggangnya."Mau ke mana?""Tidak ke mana-mana," jawan Lucia acuh tak acuh."Masih cemburu dengannya?" tanya Dean seraya mengamati eskpresi istrinya. Tatapannya begitu lekat hingga membuat Lucia menjadi salah tingkah.Melihat Lucia bungkam, Dean kembali tersenyum tipis. "Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Carissa. Aku bertemu dengannya, karena ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya.""Hal penting apa?"Dean m

DMCA.com Protection Status