Share

chapter 6

"Ck, dasar bocah pembawa petaka!" kesal Arga berlalu dari sana namun Nessa malah dengan beraninya menarik lengan Arga.

"Apa Om bilang? pembawa petaka? yang ada Om tuh yang pembawa petaka! setiap Aku ketemu Om selalu saja membuat Aku sial!" balas Nessa tak mau kalah.

"Eh bocah, bukankah Kau yang menabrak mobil Ku? Kau juga yang mengata-ngatai Ku di telepon, dan sekarang Kau juga yang menumpahkan minuman ke celana ku! apa lagi namanya kalau bukan pembawa petaka?" sarkas Arga menatap tajam Nessa.

"Tapi itu kan nggak sengaja!" jawab Nessa tak mau kalah yang membuat Arga semakin gregetan dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini.

Orang tua mereka yang tengah berada di ruang tamu mendengar keributan tersebut dari arah dapur. Mereka segera melihatnya dan terkejut saat menyaksikan ke-dua nya tengah perang mulut.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Surya membuat kedua nya menoleh.

"Nggak!" jawab mereka serentak.

"Terus kenapa kalian ribut?" tanya Irawan bingung.

"Om ini yang mulai duluan Pa!" jawab Nessa menunjuk Arga yang membuat Pria itu menatap tajam padanya.

"Dasar playing victim!" gumam Arga.

"Arga, apa yang kamu lakukan?" tanya Surya.

"Apa sih Pa? Aku nggak ngapa-ngapain! Papa nggak lihat baju Aku basah gini?" jawab Arga kesal.

"Kenapa dengan baju Nak Arga?" tanya Melda.

"Maaf Tante bukannya nggak sopan, tapi ini gara-gara anak Tante!" jawab Arga.

"Ya ampun Ness, kamu apa-apaan sih? mereka tamu nya Papa harusnya kamu bersikap sopan dong!" ucap Melda pada putrinya.

"Aku kaget Ma, nggak sengaja juga!" jawab Nessa membela diri.

"Sudah-sudah, kenapa jadi ribut di sini? ayo semuanya kembali ke ruang tamu!" sela Irawan menengahi.

Mereka semuanya kembali ke ruang tamu, Nessa menatap kesal Pria yang bertamu ke rumahnya sedangkan Arga malah menatap tajam Nessa yang sepertinya tidak membuat gadis itu takut sama sekali.

"Dasar Om-om menyebalkan!" rutuk Nessa dalam hati.

"Nessa, kenalin ini Om surya dan isterinya Tante Rossy!" ucap Irawan kepada puteri nya.

"Hallo Om, Tante!"

"Nessa!" ucapnya mencium tangan mereka satu persatu.

"Anak kamu cantik ya Wan!" puji Surya tersenyum.

"Mamanya cantik begini gimana anaknya nggak cantik!" balas Irawan terkekeh membuat pipi Melda memerah.

"Oh ya Nak Nessa, ini putra Om namanya Arga!" ucap Surya memperkenalkan putranya pada Nessa.

"He iya Om!" jawab Nessa sekedarnya.

"Sepertinya mereka cocok ya Wan?" tanya Surya.

"Iya Sur!"jawabnya mengangguk.

"Gimana Ma, apa kamu setuju?"tanya Surya pada isterinya.

Sementara Arga dan Nessa tidak begitu menyimak obrolan orang tua mereka.Arga sibuk memainkan ponselnya karena merasa sangat malas melihat gadis di depannya saat ini.

"Aku sih setuju aja Pa, gimana baiknya aja!" jawab Rossy.

"Kalau kamu gimana Ma?" giliran Irawan yang bertanya pada isterinya.

"Sama seperti Jeng Rossy,gimana baiknya aja!" jawab Melda yang di angguki oleh mereka bersama kecuali Arga dan Nessa yang sibuk sama pikiran mereka masing-masing.

"Kenapa Om-om angkuh ini musti jadi anak sahabat Papa segala?" batin Nessa.

"Ekkhemmm!",Surya berdehem sebentar.

"Arga!

"Humm!" jawabnya datar.

"Maksud Papa mengajak kamu ke sini adalah ingin bersilaturahmi dengan keluarganya Om Irawan sekaligus ingin menjodohkan kamu dengan Nessa puterinya!" ucap Surya membuat Arga terkejut mendengarnya begitu juga dengan Nessa.

"Pa!" ucap Nessa menatap papanya meminta penjelasan.

"Iya Ness, Papa ingin menjodohkan kamu dengan Arga!" balas Irawan.

"Aku nggak mau!" tolak Nessa langsung.

"Aku juga nggak mau!" tolak Arga juga.

"Coba saja mengenal lebih dekat,nikahnya nggak harus sekarang kalian bisa mengenal satu dengan yang lainnya terlebih dahulu!" ucap Rossy.

"Iya Ness, kamu coba saja dulu mengenal Arga lebih dekat!" usul Melda.

"Nggak!" jawab mereka serentak.

Arga bangun dari posisinya kemudian menatap mereka satu-persatu.

"Pa, Ma Aku duluan!" ujar Arga berdiri.

"Maaf Om, Tante saya permisi!" Arga berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Papa dan mamanya di sana.

"Aku juga mau ke kamar dulu, permisi Om Tante!" ucap Nessa berdiri dan segera berlari masuk ke kamarnya.

Arga memang membawa mobilnya sendiri,Dia memang sengaja melakukan itu karena ingin pulang ke Apartemen nya malam ini.

"Apa-apaan mereka!" kesal Arga melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Irawan.

********

Setelah malam itu,Nessa terlihat uring-uringan membuat temannya Sonya merasa heran.

"Lo kenapa sih Ness, Gue lihat akhir-akhir ini sering planga-plongo nggak jelas gitu!" ucap Sonya.

"Gue mau di jodohin Nya!" jawab Nessa lesu.

Saat ini mereka tengah berada di cafe tempat biasa mereka duduk sepulang kuliah.

"Di jodohin? sama siapa?" tanya Sonya kaget.

"Sama Om-om!" jawab Nessa menatap kosong ke arah depan.

"What?

"Lo serius?" pekik Sonya tepat di samping telinga Nessa.

"Kuping Gue anjir!" umpatnya kesal.

"Sorry Gue kaget, tapi masak sih mereka jodohin lo sama Om-om? apa keluarga lo jatuh miskin terus jadiin lo anggunan nya?" tanya Sonya yang mendapat pukulan di mulutnya oleh Nessa.

"Resek banget ucapan lo, keluarga Gue baik-baik aja dan nggak jatuh miskin juga!" jawab Nessa kesal.

"Ya terus kenapa lo di jodohin sama Om-om segala?" tanya Sonya.

"Lo ingat nggak Om-om yang Gue tabrak kemarin?"btanya Nessa.

"Iya, Gue ingat terus kenapa?"

"Dia orang yang mau di jodohin sama Gue!"bjawab Nessa yang membuat Sonya kembali terkejut.

"What!

"Oh my God!

"sumpah demi apa Nessa!" pekik Sonya membuat Nessa segera menutup mulut sahabatnya itu.

"Mulut lo Anya, orang-orang pada liatin kita!"

"Habisnya Gue kaget gila!" jawab Sonya dengan wajah shock nya.

"Lo aja kaget,apalagi Gue!" balasnya frustasi.

"Kalau Gue jadi lo, Gue pasti mau!" ucap Sonya menerawang jauh ke depan.

"Ya udah lo aja yang nikah sama tuh Om-om!" jawab Nessa.

"Terima aja kali Ness, sugar Daddy kayak Dia langka banget tahu!"goda Sonya.

"Ck, curhat sama lo nggak ada faedahnya malah bikin Gue tambah pusing!" ucap Nessa berdiri pergi dari sana.

"Ness,tungguin dong!" teriak Sonya yang bergegas membayar pesanan mereka.

*******

Arga baru saja pulang kantor saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam,Dia memang sengaja pulang telat karena ingin menghindari pertanyaan soal perjodohan mereka kemarin.

"Kamu baru pulang Ga?" tanya Rossy.

"Humm!" jawab Arga dingin.

"Kamu udah makan?"

"Belum, lagi malas makan!" jawab Arga ketus.

Rossy memang sengaja menunggu puteranya pulang, karena ingin berbicara dari hati ke hati dengan anak semata wayangnya itu. Namun sepertinya Arga enggan di ajak bicara sekarang, apalagi wajahnya terlihat sangat capek sekali.

"Mama udah masak makanan kesukaan kamu, di makan ya!"ucap Rossy mencoba merayu Arga.

"Nanti kalau udah lapar!" jawab Arga berlalu ke lantai atas menuju kamarnya.

Rossy hanya bisa menghela nafasnya melihat sikap dingin Arga.Umur Arga sudah sangat matang untuk berumah tangga. Namun entah mengapa sampai sekarang putera nya itu belum juga menikah.

Arga menghempaskan tubuhnya di atas ranjang,menatap langit-langit kamarnya yang berwana Abu muda. Kamarnya sangat kental dengan warna gelap. Entah sejak kapan Dia menyukai warna gelap seperti itu.

"Apa yang harus Aku lakukan?"

"Kenapa akhir-akhir ini bayangan kamu selalu menghantuiku?" gumam Arga memejamkan matanya hingga akhirnya tertidur.

****************

Pagi menyapa,semuanya kembali berjalan seperti biasanya.Nessa pagi ini bangun lebih cepat tidak seperti biasanya.

"Tumben udah bangun?" cibir Melda namun Nessa tidak menjawabnya.

Gadis cantik itu hanya diam sambil mengoles selai stroberi di rotinya.

"Udah tuli kayaknya!" sindir Melda lagi namun Nessa masih tetap diam.

"Dim,kamu berasa liat orang nggak sih?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status