"Ck, dasar bocah pembawa petaka!" kesal Arga berlalu dari sana namun Nessa malah dengan beraninya menarik lengan Arga.
"Apa Om bilang? pembawa petaka? yang ada Om tuh yang pembawa petaka! setiap Aku ketemu Om selalu saja membuat Aku sial!" balas Nessa tak mau kalah. "Eh bocah, bukankah Kau yang menabrak mobil Ku? Kau juga yang mengata-ngatai Ku di telepon, dan sekarang Kau juga yang menumpahkan minuman ke celana ku! apa lagi namanya kalau bukan pembawa petaka?" sarkas Arga menatap tajam Nessa. "Tapi itu kan nggak sengaja!" jawab Nessa tak mau kalah yang membuat Arga semakin gregetan dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini. Orang tua mereka yang tengah berada di ruang tamu mendengar keributan tersebut dari arah dapur. Mereka segera melihatnya dan terkejut saat menyaksikan ke-dua nya tengah perang mulut. "Kalian sudah saling kenal?" tanya Surya membuat kedua nya menoleh. "Nggak!" jawab mereka serentak. "Terus kenapa kalian ribut?" tanya Irawan bingung. "Om ini yang mulai duluan Pa!" jawab Nessa menunjuk Arga yang membuat Pria itu menatap tajam padanya. "Dasar playing victim!" gumam Arga. "Arga, apa yang kamu lakukan?" tanya Surya. "Apa sih Pa? Aku nggak ngapa-ngapain! Papa nggak lihat baju Aku basah gini?" jawab Arga kesal. "Kenapa dengan baju Nak Arga?" tanya Melda. "Maaf Tante bukannya nggak sopan, tapi ini gara-gara anak Tante!" jawab Arga. "Ya ampun Ness, kamu apa-apaan sih? mereka tamu nya Papa harusnya kamu bersikap sopan dong!" ucap Melda pada putrinya. "Aku kaget Ma, nggak sengaja juga!" jawab Nessa membela diri. "Sudah-sudah, kenapa jadi ribut di sini? ayo semuanya kembali ke ruang tamu!" sela Irawan menengahi. Mereka semuanya kembali ke ruang tamu, Nessa menatap kesal Pria yang bertamu ke rumahnya sedangkan Arga malah menatap tajam Nessa yang sepertinya tidak membuat gadis itu takut sama sekali. "Dasar Om-om menyebalkan!" rutuk Nessa dalam hati. "Nessa, kenalin ini Om surya dan isterinya Tante Rossy!" ucap Irawan kepada puteri nya. "Hallo Om, Tante!" "Nessa!" ucapnya mencium tangan mereka satu persatu. "Anak kamu cantik ya Wan!" puji Surya tersenyum. "Mamanya cantik begini gimana anaknya nggak cantik!" balas Irawan terkekeh membuat pipi Melda memerah. "Oh ya Nak Nessa, ini putra Om namanya Arga!" ucap Surya memperkenalkan putranya pada Nessa. "He iya Om!" jawab Nessa sekedarnya. "Sepertinya mereka cocok ya Wan?" tanya Surya. "Iya Sur!"jawabnya mengangguk. "Gimana Ma, apa kamu setuju?"tanya Surya pada isterinya. Sementara Arga dan Nessa tidak begitu menyimak obrolan orang tua mereka.Arga sibuk memainkan ponselnya karena merasa sangat malas melihat gadis di depannya saat ini. "Aku sih setuju aja Pa, gimana baiknya aja!" jawab Rossy. "Kalau kamu gimana Ma?" giliran Irawan yang bertanya pada isterinya. "Sama seperti Jeng Rossy,gimana baiknya aja!" jawab Melda yang di angguki oleh mereka bersama kecuali Arga dan Nessa yang sibuk sama pikiran mereka masing-masing. "Kenapa Om-om angkuh ini musti jadi anak sahabat Papa segala?" batin Nessa. "Ekkhemmm!",Surya berdehem sebentar. "Arga! "Humm!" jawabnya datar. "Maksud Papa mengajak kamu ke sini adalah ingin bersilaturahmi dengan keluarganya Om Irawan sekaligus ingin menjodohkan kamu dengan Nessa puterinya!" ucap Surya membuat Arga terkejut mendengarnya begitu juga dengan Nessa. "Pa!" ucap Nessa menatap papanya meminta penjelasan. "Iya Ness, Papa ingin menjodohkan kamu dengan Arga!" balas Irawan. "Aku nggak mau!" tolak Nessa langsung. "Aku juga nggak mau!" tolak Arga juga. "Coba saja mengenal lebih dekat,nikahnya nggak harus sekarang kalian bisa mengenal satu dengan yang lainnya terlebih dahulu!" ucap Rossy. "Iya Ness, kamu coba saja dulu mengenal Arga lebih dekat!" usul Melda. "Nggak!" jawab mereka serentak. Arga bangun dari posisinya kemudian menatap mereka satu-persatu. "Pa, Ma Aku duluan!" ujar Arga berdiri. "Maaf Om, Tante saya permisi!" Arga berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Papa dan mamanya di sana. "Aku juga mau ke kamar dulu, permisi Om Tante!" ucap Nessa berdiri dan segera berlari masuk ke kamarnya. Arga memang membawa mobilnya sendiri,Dia memang sengaja melakukan itu karena ingin pulang ke Apartemen nya malam ini. "Apa-apaan mereka!" kesal Arga melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Irawan. ******** Setelah malam itu,Nessa terlihat uring-uringan membuat temannya Sonya merasa heran. "Lo kenapa sih Ness, Gue lihat akhir-akhir ini sering planga-plongo nggak jelas gitu!" ucap Sonya. "Gue mau di jodohin Nya!" jawab Nessa lesu. Saat ini mereka tengah berada di cafe tempat biasa mereka duduk sepulang kuliah. "Di jodohin? sama siapa?" tanya Sonya kaget. "Sama Om-om!" jawab Nessa menatap kosong ke arah depan. "What? "Lo serius?" pekik Sonya tepat di samping telinga Nessa. "Kuping Gue anjir!" umpatnya kesal. "Sorry Gue kaget, tapi masak sih mereka jodohin lo sama Om-om? apa keluarga lo jatuh miskin terus jadiin lo anggunan nya?" tanya Sonya yang mendapat pukulan di mulutnya oleh Nessa. "Resek banget ucapan lo, keluarga Gue baik-baik aja dan nggak jatuh miskin juga!" jawab Nessa kesal. "Ya terus kenapa lo di jodohin sama Om-om segala?" tanya Sonya. "Lo ingat nggak Om-om yang Gue tabrak kemarin?"btanya Nessa. "Iya, Gue ingat terus kenapa?" "Dia orang yang mau di jodohin sama Gue!"bjawab Nessa yang membuat Sonya kembali terkejut. "What! "Oh my God! "sumpah demi apa Nessa!" pekik Sonya membuat Nessa segera menutup mulut sahabatnya itu. "Mulut lo Anya, orang-orang pada liatin kita!" "Habisnya Gue kaget gila!" jawab Sonya dengan wajah shock nya. "Lo aja kaget,apalagi Gue!" balasnya frustasi. "Kalau Gue jadi lo, Gue pasti mau!" ucap Sonya menerawang jauh ke depan. "Ya udah lo aja yang nikah sama tuh Om-om!" jawab Nessa. "Terima aja kali Ness, sugar Daddy kayak Dia langka banget tahu!"goda Sonya. "Ck, curhat sama lo nggak ada faedahnya malah bikin Gue tambah pusing!" ucap Nessa berdiri pergi dari sana. "Ness,tungguin dong!" teriak Sonya yang bergegas membayar pesanan mereka. ******* Arga baru saja pulang kantor saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam,Dia memang sengaja pulang telat karena ingin menghindari pertanyaan soal perjodohan mereka kemarin. "Kamu baru pulang Ga?" tanya Rossy. "Humm!" jawab Arga dingin. "Kamu udah makan?" "Belum, lagi malas makan!" jawab Arga ketus. Rossy memang sengaja menunggu puteranya pulang, karena ingin berbicara dari hati ke hati dengan anak semata wayangnya itu. Namun sepertinya Arga enggan di ajak bicara sekarang, apalagi wajahnya terlihat sangat capek sekali. "Mama udah masak makanan kesukaan kamu, di makan ya!"ucap Rossy mencoba merayu Arga. "Nanti kalau udah lapar!" jawab Arga berlalu ke lantai atas menuju kamarnya. Rossy hanya bisa menghela nafasnya melihat sikap dingin Arga.Umur Arga sudah sangat matang untuk berumah tangga. Namun entah mengapa sampai sekarang putera nya itu belum juga menikah. Arga menghempaskan tubuhnya di atas ranjang,menatap langit-langit kamarnya yang berwana Abu muda. Kamarnya sangat kental dengan warna gelap. Entah sejak kapan Dia menyukai warna gelap seperti itu. "Apa yang harus Aku lakukan?" "Kenapa akhir-akhir ini bayangan kamu selalu menghantuiku?" gumam Arga memejamkan matanya hingga akhirnya tertidur. **************** Pagi menyapa,semuanya kembali berjalan seperti biasanya.Nessa pagi ini bangun lebih cepat tidak seperti biasanya. "Tumben udah bangun?" cibir Melda namun Nessa tidak menjawabnya. Gadis cantik itu hanya diam sambil mengoles selai stroberi di rotinya. "Udah tuli kayaknya!" sindir Melda lagi namun Nessa masih tetap diam. "Dim,kamu berasa liat orang nggak sih?""Dim, kamu berasa liat orang nggak sih?" tanya Melda pada puteranya yang baru saja sampai di meja makan."Liat Ma, kenapa emangnya?" tanya Dimas."Tapi kenapa dari tadi nggak kedengaran suaranya ya?" tanya Melda yang lagi-lagi menyindir puteri nya itu."Lagi sariawan kali Ma, atau lagi puasa ngomong!" jawab Dimas ikut memojokkan Nessa.Nessa yang merasa jengah segera berdiri dari posisinya, menyandang tas kuliahnya dan segera pergi dari sana."Nessa!" panggil Melda membuat langkahnya terhenti, lalu menoleh kebelakang menatap mamanya dengan wajah datar."Lebih baik kamu pikirkan soal perjodohan itu, kalau kamu nggak setuju menikah dengan Arga maka semua fasilitas akan Papa Mama sita!" ancam Melda."Mama sama Papa tuh kenapa sih? kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala?" kesal Nessa akhirnya bersuara."Itu semua demi kebaikan kamu, Mama sama Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu!" jawab Melda."Terbaik buat Aku atau terbaik buat Mama sama Papa?" tanya Nessa sinis."Apapun alasannya kam
"Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?" tanya Arga menatap tajam Nessa. "Om adalah orang yang paling nyebelin yang pernah aku temuin!" ketus Nessa. "Dan kamu orang ter-aneh yang pernah saya temui!" balas Arga tak mau kalah. "Terserah!" jawab Nessa pergi meninggalkan Arga. "Tunggu!" "Apa?" tanya Nessa berbalik menatap Arga. "Saya mau bicara sama kamu!" jawab Arga serius. "Ya udah bicara aja kalau gitu!" "Jangan di sini!" jawab Arga berjalan kembali ke kursi taman yang Ia tempati tadi. Nessa yang penasaran memilih mengikuti Arga walaupun sebenarnya Dia juga malas. Nessa ikut duduk di sebelah Arga namun sedikit berjarak agar tidak berdekatan. "Mau ngomong apa sih Om?" tanya Nessa setelah mereka duduk. "Saya mau bikin kesepakatan sama kamu!" jawab Arga yang membuat Nessa mengernyitkan dahinya. "Kesepakatan apa?" "Saya mau ki
"Gue setuju sama Nyokap Lo!" ucap Sonya tersenyum puas."Kampret!" sebenarnya lo teman Gue apa bukan sih?" kesal Nessa."Justru sebagai teman Gue setuju sama Nyokap Bokap lo, secara Dia hot banget!" ucap Sonya berbisik."Dasar omes lo!" balas Nessa menoyor kepala temannya itu."Jangan sampai hal ini tahu sama anak-anak kampus, kalau berita perjodohan Gue sampai menyebar lo orang pertama yang Gue cari!" ancam Nessa."Siap, lo tenang aja!" jawab Sonya tersenyum.Selesai kelas mereka keluar menuju kantin.Belajar lebih kurang 2 jam juga membuat mereka merasa lapar."Hay?" sapa Bima yang datang menghampiri mereka."Hay?" jawab Nessa ramah."Baru selesai kelas?" tanya Bima."Iya, lo juga?" tanya Nessa balik."Belum, baru nyampe gue!" jawab Bima yang di angguki oleh Nessa.Sonya datang dengan membawa 2 mangkok bakso di tangannya. Karena pengunjung kantin sedang ramai akhirnya Dia berinisi
"Aku tungguin, lagian hari ini Aku ada rapat BEM sampai sore!" jawab Bima tersenyum membuat Nessa mau tak mau tetap pergi dengannya."Owh, ya udah kalau gitu!" ucap Nessa masuk ke dalam mobil Bima.Sesampainya di kampus banyak pasang mata yang memperhatikan kedatangan mereka."Itu bukannya Bima sama Nessa?""Sejak kapan mereka dekat?""Kalian nggak tahu, kalau akhir-akhir ini Bima sering datang ke fakultasnya Nessa!"Cocok sih, yang satu ganteng yang satunya cantik!"Begitulah bisik-bisik yang terdengar di sepanjang area kampus pagi ini.Bagiamana tidak,Bima adalah ketua BEM banyak cewek-cewek yang menyukainya,sedangkan Nessa merupakan cewek populer yang terkenal dengan kecantikan dan juga ke bar-baran nya."Thanks ya Bim, kalau gitu Gue ke kelas dulu!" ujar Nessa."Sama-sama Ness!" jawabnya tersenyum."Oh ya,nanti hari minggu jadi kan?"tanya Bima saat Nessa akan berbalik meninggalkan nya.
"Apa?"Jadi Om mau ninggalin Aku di sini?"tanya Nessa tak percaya."Saya masih ada urusan!"jawab Arga datar berlalu meninggalkan Nessa yang sudah sangat kesal."Dasar calon suami laknat!"maki Nessa melihat punggung Arga yang mulai menjauh dan masuk ke dalam mobilnya."Argh!"Awas aja nanti!"kesal Nessa keluar dari restauran tersebut."Hallo Dim lo di mana?"tanya Nessa menghubungi adiknya."Masih di sekolah,ada apa?"Tolong jemput Gue dong di restauran X!"Nggak bisa,Gue sama anak-anak mau latihan basket!"Ck,Lo sama aja ya sama Om-om galak itu!"Om-om yang mana?lagian lo ngapain sih di sana?"Gue tadi di jemput sama tuh orang dan sekarang dia malah ninggalin Gue di sini!",gerutu Nessa."Hahahaha makanya jadi cewek jangan nyebelin di tinggal kan lo!"ucap Dimas tertawa tidak membantu nya sama sekali."Nggak guna lo jadi adek!"balas Nessa kesal dan memutuskan sambungan te
Nessa kembali duduk di kursi nya tadi.Semuanya terlihat sudah selesai makan."Udah pada selesai ya?" tanya nya seraya duduk di kursi meja makan."Iya, kamu lanjut aja makannya" jawab Melda."Owh,ya udah kalau gitu!" ucap Nessa mengangguk."Punggung kamu gimana udah di kasih salep?" tanya Melda."Udah Ma, besok-besok Aku nggak mau pakai baju itu lagi gatal banget rasanya!" jawab Nessa."Iya ini salah Mama karena salah pilih butik besok pasti nggak akan terulang lagi!" ucapnya mengusap kepala Nessa.Semuanya meninggalkan meja makan, Arga juga ikut berdiri hendak pergi dari sana."Kamu di sini dulu Ga temani Nessa!" ujar Rossy.Arga yang tadinya berdiri memilih duduk kembali walaupun dengan berat hati."Pergi aja kalau mau pergi!" ucap Nessa."Udah makan,jangan banyak omong!" balas Arga membuat Nessa mengerucutkan bibirnya.Nessa kembali melanjutkan makannya sementara Arga terlih
"kenapa Om nggak nolak perjodohan ini aja sih?"tanya Nessa tiba-tiba."memangnya saya ada pilihan lain?"emangnya Om nggak punya pacar?"tanya Nessa lagi yang membuat Arga menatapnya tajam.Nessa yang melihat tatapan tajam Arga seketika terdiam,nyalinya cukup ciut saat melihat wajah datar dan dingin itu."nanya doang,emang salah?"cicitnya pelan.Setelah itu mereka sama-sama diam, Nessa tidak ingin bertanya lagi yang bisa membuat pria matang di sampingnya marah."kruk!"kruk!"bunyi perut Nessa."kamu lapar?"tanya Arga."hehe iya Om!"jawabannya cengengesan.Tak lama setelah itu, Arga membelokkan mobilnya di sebuah restauran seafood."ayo turun!"ucap Arga.Nessa hanya menurut tanpa banyak tanya,karena saat ini Dia benar-benar merasa lapar.Ia tidak sarapan tadi pagi,dan sekarang sudah jam makan siang.Jadi wajar saja kalau perutnya sudah demo minta di isi."Mau pesan apa Mb
Ada kelegaan terpancar dari wajah Arga,walaupun ini hanya nikah kontrak namun pernikahan mereka tetap sah secara agama dan negara."Aaaa selamat ya Ness,sekarang Lo udah sah jadi isterinya Om ganteng!"ucap Sonya yang memang menghadiri pernikahan sahabatnya itu."Gue deg-degan banget Anya!"Itu artinya Lo udah mulai suka sama suami Lo!"Dih ogah!"balas Nessa cepat."Hahahha awas kemakan omongan Lo!"ucap Sonya tertawa."Ness,ayo turun suami kamu sudah menunggu!"ujar Melda yang sudah berdiri di depan pintu kamar."Iya Ma!"jawab Nessa.Nessa berjalan di apit oleh Sonya dan Melda,berjalan mendekati Arga yang menatapnya dengan wajah datar."Shit,kenapa Dia bisa secantik itu!"batin Arga berusaha menahan dirinya dan bersikap biasa-biasa saja.Tak bisa di pungkiri,Nessa begitu terlihat cantik dengan gaun pengantin yang di pakainya.Makeup nya yang natural tidak terlalu berlebihan membuatnya semakin terlihat anggun."Mingkem Om,nanti masuk lalat!"bisik Nessa membuat Arga tersadar karena tidak be
Setelah pembicaraan mereka sore itu, Arga dan Nessa memberitahu kabar tersebut kepada kedua orang tua mereka."akhirnya kalian mempublikasikan nya juga, Mama sangat senang mendengarnya" ucap Mama Nessa tersenyum."Iya Ma, dalam bulan ini kita akan mengadakan resepsi" jawab Arga."oke, kalau begitu Mama dan Mama kamu akan persiapkan semuanya. Kalian tinggal duduk manis dan produksi cucu yang banyak buat kita" seloroh Ratna.Arga terkekeh mendengar perkataan mertuanya, namun begitu ia juga merasa senang karena tidak perlu mengurus semuanya. Biar Mama mereka saja yang mengurus semuanya."Dimas mana Ma?" tanya Nessa, karena tidak melihat keberadaan adiknya itu."Lagi di kamar, seminggu lagi kan mau ujian akhir""Oh" jawab Nessa mengangguk.******2 Minggu kemudian, satu kantor di kejutkan dengan kabar pernikahan CEO mereka. Tak ada angin tak ada hujan, sudah menggelar resepsi saja. Mereka bertanya-tanya siapa wanita yang sudah berhasil menaklukkan hati pria dingin itu."OMG, diam-diam uda
Seminggu berlalu, hubungan Arga dan Nessa semakin terlihat harmonis dan romantis. "sayang?" "dapur By!" jawab Nesaa sedikit berteriak. Nessa saat ini tengah masak untuk makan malam mereka, Arga yang baru saja pulang dari kantor segera menghampiri istrinya. Nessa sedikit terkejut saat Arga langsung saja memeluknya dari belakang."duduk dulu, aku lagi masak" ucap Nessa."sebentar saja" jawab Arga meletakkan kepalanya di bahu Nessa."selalu saja wangi" gumam Arga, menikmati aroma wangi dari tubuh istrinya."nanti malah di katai bau bawang lagi" cebik Ness a.Arga membalikkan tubuh Nessa agar menghadapnya."aku butuh di charge" ucap Arga memeluk Nessa dengan eratnya.Nessa tersenyum dan membalas pelukan hangat suaminya. Cukup lama mereka saling berpelukan, hingga akhirnya Arga melayangkan satu ciuman singkat di bibir Nessa."kenapa By? apa ada masalah di kantor?" tanya Nessa menatap wajah Arga yang tampak lelah."semuanya baik-baik aja sayang, aku hanya kangen kamu aja" jawab Arga ters
Pemandangan pagi ini sungguh memanjakan mata, Arga tampak tersenyum saat menatap wajah Nessa yang masih nyenyak dalam mimpi indahnya. Tangan Arga terulur mengusap wajah cantik itu, yang membuat sang empu menggeliat. Arga tidak pernah membayangkan akan jatuh cinta seperti ini dengan istri kontraknya. Ia mengira tidak akan pernah menikah jika bukan dengan Hana. Tapi takdir justru membawanya ke dalam perjodohan yang di lakukan oleh orang tuanya.Nessa mengerjabkan matanya perlahan, menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam matanya. Setelah terbuka sempurna, Nessa kaget saat mendapati Arga di depannya. Bahkan pria itu terlihat tersenyum lebar saat melihatnya. Nessa mencoba mengingat kembali kenapa dia bisa berada di sini. Wajahnya memerah seketika saat mengingat permainan panas mereka semalam. Bahkan tubuhnya masih polos tidak memakai sehelai benangpun, kecuali selimut tebal yang menyelimutinya sekarang.Nessa menenggelamkan kepalanya di balik selimut, ia sangat malu malihat Arga saat
Arga mencium pucuk kepala Nessa beberapa kali,tubuh Nessa yang hanya sebatas dadanya membuatnya merasa seperti memeluk guling."Kenapa Kamu pendek sekali!"ucap Arga membuat Nessa mendongkkan kepalanya menatap Arga."Kamu nya aja yang ketinggian seperti tiang listrik!"cebik Nessa membuat Arga terkekeh."Cup!"Arga melayangkan ciuman singkat di bibir Nessa yang membuatnya terkejut."Hehehe sekarang udah boleh dong?"tanya Arga terkekeh."No kiss-kiss!"jawab Nessa menggeleng."Cup!"Arga justru kembali mencium bibir Nessa yang membuatnya melotot."Arga!"kesal Nessa."Cup!"Ih Arga!"Apa? kamu panggil aku apa?"Arga!"Cup!"Ih ngapa--Ucapan Nessa terhenti saat bibirnya kembali di cium oleh Arga namun sekarang lebih lama.Arga mengulum dan menyecap bibir manis itu dengan lembutnya yang membuat Nessa terbuai.Semakin lama ciuman Arga semakin menuntut,Nessa membuka sedikit mulutnya agar Arga bisa mengakses setiap inci isi mulutnya.Arga membelit lidah Nessa dengan begitu lihainya,mengangkat tubuh
"Kamu ngindarin Aku?"Nggak!"jawab Nessa menggeleng."Kenapa dari tadi diam aja?"tanya Arga."Lalu apa yang harus kita bicarakan?bukankah memang seharusnya seperti itu?"tanya Nessa berlalu ke balkon aparteman.Arga mengikuti Nessa dari belakang,malam ini fia harus menyelesaikan semuanya.Karena Ia tidak ingin kehilangan Nessa."Kenapa kamu berbicara seperti itu?"tanya Arga berdiri tepat di samping Nessa."Aku nggak mau terlibat lebih jauh lagi dengan kamu,sebaiknya kita kembali ke kesepakatan awal!"Apa maksud kamu Ness?"Kamu paham maksud Aku!"jawab Nessa menatap Arga."Kita pisah aja!"ucap Nessa setelahnya yang membuat Arga terkejut mendengarnya."Nggak! "Kenapa nggak? nantinya juga bakal pisah jadi sebelum kontraknya selesai lebih baik kita pisah aja dari sekarang!"ucap Nessa menatap Arga dalam,hatinya begitu sakit saat mengatakan hal itu.Namun bagaiman pun juga Ia tidak ingin hidup di bayang-bayangi masa lalu Arga."Nggak Ness! sampai kapanpun kita nggak bakal pisah!""Jangan egoi
"Saat itu Gue cuma mau menghibur Hana,perasaan Gue dilema banget waktu itu!"Gue tahu Gue juga udah jahat sama Hana karena mengatakan kalau Gue bakal selalu mencintainya,tapi Gue juga nggak bisa menyingkirkan Nessa di hidup Gue Ray!"jelas Arga membuat Ray mengangguk mengerti."keputusan yang Lo ambil sekarang udah tepat,setidaknya Hana udah tahu semuanya sebelum Dia pergi!"ucap Ray."Iya,tapi Gue masih merasa bersalah sama mereka ber-dua!""Gue ngerti perasaan Lo,tapi sekarang Hana sudah tenang di sana! waktunya Lo memulai kehidupan yang baru bersama Nessa!"ucap Ray membuat Arga tersenyum tipis."Lo benar Ray,thank's udah jaga Nessa selama Gue pergi""Kayak sama siapa aja Lo,sekarang Nessa itu adek Gue awas aja kalau Lo berani nyakitin Dia lagi!"ancam Ray."Sejak kapan Nessa manggil Lo Kakak?"Sejak kita di surabaya!"jawab ray santai."Pasti Lo yang minta kan?"Ya iyalah,masak dia panggil Gue Mas!"Mending Lo di panggil Mas,Gue malah di panggil Om!"kesal Arga membuat Ray terkekeh."He
"Hah?"ucap Nessa segera bangun,dirinya terkejut saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09:15. "Kenapa nggak bangunin Aku dari tadi sih?"gerutu Nessa segera turun dari ranjang dan berlalu masuk ke kamar mandi. Arga hanya terkekeh melihat wajah panik Nessa,dan ikut bersiap-siap setelahnya.Arga memilih mandi di kamar Ray,karena waktu mereka sudah mepet. Tak lama ke-duanya sudah selesai bersiap-siap,Nessa menyeret kopernya keluar kamar.Bertepatan dengan Arga yang juga keluar bersama Ray. "Di kamarnya Kak Ray,Gue pikir udah pergi duluan!"batin Nessa saat melihat Arga karena saat Ia selesai mandi tidak mendapati Arga di kamar. "Nanti aja tatap-tatapannya,kita musti ke bandara sekarang!"ucap Ray membuat Nessa mengalihkan tatapannya dari Arga. Nessa berjalan lebih dulu sambil menyeret kopernya,Arga segera mengambil alih koper Nessa dan memberikannya pada Ray yang membuat pria tampan itu melongo.Arga lantas menggenggam sebelah tangan Nessa hingga membuatnya terkejut dengan ti
Arga memperhatikan wajah Nessa dengan lamat,hatinya merasa senang di perhatikan Nessa seperti ini."Nggak ganti baju aja?"tanya Nessa karena kemeja yang di pakai Arga sudah basah oleh keringat."Aku mau mandi aja!"jawab Arga hendak turun dari ranjang."Nggak usah mandi,di lap pakai handuk ini aja!"jawab Nessa."Tapi ini nggak nyaman banget!"Ganti baju aja biar lebih nyaman!"jawab Nessa berlalu mengambil koper Arga dan membukanya.Nessa mengambil kaos lengan pendek agar Arga kebih leluasa dan nyaman.Nessa kembali menuju ranjang,namun langkahnya seketika berhenti saat melihat Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya."Kenapa bengong?ayo bantu lap-in !"ucap arga membuyarkan lamunan Nessa.Dengan perasaan campur aduk Nessa mengelap tubuh Arga yang basah oleh keringat,moment itu di manfaatkan Arga untuk melihat wajah dengan begitu dekatnya.Andai saja tidak demam mungkin Dia sudah menarik nessa dalam kungkungannya saat ini."udah,pakai lagi baju kamu!"ucap Nessa berlalu ke kamar man
"Apa yang di katakan Nessa,hingga tubuhnya bergetar seperti itu?"Mungkin Nessa merasa bersalah dengan kepergian Hana!"Ini takdir Ray,Gue nggak mau Nessa nyalahin dirinya karena hal ini!"ucap Arga."Tapi bagi Nessa lain Ga,lebih baik kalian obrolin ini nanti di waktu yang tepat!"ucap Ray karena Nessa sudah akan memasuki mobil.Nessa masuk mobil dan duduk di sebelah Arga,Nessa tidak melepaskan kaca matanya karena tidak ingin Arga dan Ray tahu kalau dirinya baru saja menangis."Jalan Ray!"ucap Arga membuat Ray mengangguk dan segera meninggalkan pemakaman umum tersebut.Nessa menatap keluar jendela,melihat ke arah nisan Hana yang semakin jauh semakin mengecil hingga akhirnya tak terlihat lagi.Nessa menoleh saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan hangat.Hanya sebuah senyuman yang di berikan Arga padanya,Nessa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan kembali menatap lurus ke depan.Ray hanya diam melihat Nessa yang berbeda dari biasanya,namun jujur saja Ray tidak suka bila Ness