Bunyi alarm yang memekakkan telinga dapat membangun kan siapa saja,namun tidak dengan gadis yang usianya sebentar lagi menginjak 20 tahun.Dia masih setia bergelung di balik selimut tebal miliknya."Nessa!"Bangun!Teriak Melda memenuhi setiap penjuru rumah,bahkan asisten rumah tangga mereka sudah memaklumi hal itu.Mereka sudah terbiasa mendengar drama Ibu dan anak itu setiap paginya.Nessa yang kaget segera bangun dan mematikan weker yang tidak berfungsi sama sekali bagi nya.Entah untuk apa Dia menyetel alarm setiap malamnya kalau suara mamanya lebih bermanfaat dari jam weker tersebut.Melda masuk ke dalam kamar Nessa sambil berkacak pinggang."Kamu ya,apa nggak capek kesiangan terus tiap hari!alarm kamu itu tidak berfungsi sama sekali hanya mengganggu telinga orang rumah saja!"Aku nggak dengar Ma!"jawab Nessa sambil menguap besar."Lihat sekarang jam berapa!"ucap Melda.Nessa melihat jam dan ternyata benar sekarang sudah jam 9,itu artinya Dia sudah telat.Hari ini Dia ada mata kuliah
Sementara itu di sebuah perusahaan seorang pria baru saja selesai meeting dengan kliennya.Dia adalah Arga Dewantara CEO sekaligus penerus satu-satunya dari PT.Kencana Abadi.Arga adalah Pria dingin dan keras dalam bekerja,Dia tidak pandang bulu dalam berbisnis.Wataknya yang keras dan berkharisma di tambah memiliki wajah yang sangat tampan membuat banyak wanita menggilainya.Bahkan tak jarang mereka rela melemparkan tubuh nya untuk Pria kaya seperti Arga."Saya sudah menghubungi gadis itu Pak!"ucap Ray asisten sekaligus sahabat dekat Arga."Temui dirinya!"Baik Pak,kalau begitu saya permisi!"jawab Ray dan segera keluar dari Ruangan CEO tersebut.****************Nessa tengah menunggu seseorang di sebuah cafe,sebelumnya mereka sudah berjanji untuk bertemu di sana."Mana sih ini orang?"gerutu Nessa,hari ini benar-benar membuat moodnya berantakan."Permisi Nona,maaf saya sedikit terlambat!"ucap seorang pria membuat Nessa menoleh."Ah iya,silahkan duduk!"balas Nessa.Ray duduk di hadapan Ne
Arga pulang dari kantor pukul 6 sore,perawakannya yang dingin membuat para pekerja di rumah mewah tersebut begitu menghormatinya. "Arga, besok Papa ingin mengenalkan kamu dengan sahabat Papa!"Siapa Pa?"tanya Arga."Dia sahabat Papa dari SMP,karena kesibukan masing-masing membuat kita jarang bertemu!"jawab Surya.Selesai makan malam Arga menuju ruang kerjanya,ada beberapa pekerjaan yang belum sempat ia periksa saat di kantor tadi.****************Sementara itu di kediaman orang tua Nessa,gadis itu tengah mengerjakan tugas tambahan yang di berikan oleh dosennya."Dasar Dosen killer,ngasih tugas nggak kira-kira!"gerutu Nessa.Walaupun Nessa kurang disiplin waktu namun dirinya adalah anak yang cerdas dan pintar.Terbukti nilai IPK nya di setiap semester selalu saja bagus.Itu lah kadang yang membuat orang tuanya bangga namun terkadang juga suka membuat mamanya darah tinggi dengan kelakuan nya.Pukul 02.00 dini hari Nessa baru selesai dengan tugasnya,alhasil membuatnya tidur larut malam d
"Apa kau tidak punya mata?"maaf Om,Aku nggak sengaja!"ucap Nessa sekali lagi yang membuat pria itu semakin marah."Kau!"tunjuk Arga marah,ya pria itu adalah Arga."Apa?saya kan udah bilang nggak sengaja Om,dan saya juga sudah minta maaf!"jawab Nessa tidak ada rasa takut sama sekali."Udah Ness,kita ke kampus sekarang yuk ngeri Gue liat tatapannya!"bisik Sonya."Maaf Pak,saya baru dari toilet!"ucap Ray yang baru saja sampai dan melihat Boss nya sedang berbicara dengan seseorang wanita."Minta orang mengantar pakaian saya sekarang!"perintah Arga marah."Loh,Anda bukannya yang kemarin ya?"tunjuk Nessa saat melihat Ray.Ray menoleh,dirinya cukup terkejut dengan kehadiran gadis yang di temui nya kemarin.Dahi Arga berkerut saat melihat gadis menyebalkan ini kenal dengan asistennya."Apa kau mengenalnya Ray?"tanya Arga."Iya Pak,Dia gadis yang saya temui kemarin!"jawab Ray membuat Arga seketika teringat dengan foto yang di perlihatkan Ray kemarin."Jadi Kau orangnya!"ucap Arga menatap sinis
"Lo kenal sama cowok yang di cafe tadi?"tanya Sonya."Nggak!"jawab Nessa menatap jalanan di depannya."Kok lo bisa kenal sama cowok yang satunya lagi?"tanya Sonya heran."Gue belum cerita ya ke lo?"Cerita apa?lo nggak ad cerita apa-apa sama Gue!"jawab Sonya."Lupa gara-gara Dosen killer narsis itu hukum Gue kemarin!"ucap Nessa."Ya udah gimana ceritanya lo kenal sama asistennya tapi nggak kenal sama Boss nya?"tanya Sonya."Kemarin itu Gue nggak sengaja nabrak mobil tuh orang,karena buru-buru takut telat Gue sama si killer,eh nggak tahunya telat juga!"cerita Nessa."Terus?Nessa menceritakan semuanya pada Sonya tanpa ada yang di tutupi.Mulai dari minta ganti rugi sampai Dia mengatai Arga di telepon waktu itu."Gila sih lo menurut Gue!"ucap Sonya."Dia tu yang gila,minta ganti rugi seenak jidatnya aja!"kesal Nessa."Tapi walaupun begitu Dia ganteng banget loh Ness!"puji Sonya."Turun udah sampai!"balas Nessa yang tidak menghiraukan ucapan sahabatnya itu."Asistennya juga ganteng tapi l
"Ck, dasar bocah pembawa petaka!" kesal Arga berlalu dari sana namun Nessa malah dengan beraninya menarik lengan Arga. "Apa Om bilang? pembawa petaka? yang ada Om tuh yang pembawa petaka! setiap Aku ketemu Om selalu saja membuat Aku sial!" balas Nessa tak mau kalah. "Eh bocah, bukankah Kau yang menabrak mobil Ku? Kau juga yang mengata-ngatai Ku di telepon, dan sekarang Kau juga yang menumpahkan minuman ke celana ku! apa lagi namanya kalau bukan pembawa petaka?" sarkas Arga menatap tajam Nessa. "Tapi itu kan nggak sengaja!" jawab Nessa tak mau kalah yang membuat Arga semakin gregetan dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini. Orang tua mereka yang tengah berada di ruang tamu mendengar keributan tersebut dari arah dapur. Mereka segera melihatnya dan terkejut saat menyaksikan ke-dua nya tengah perang mulut. "Kalian sudah saling kenal?" tanya Surya membuat kedua nya menoleh. "Nggak!" jawab mereka serentak. "Terus kenapa kalian ribut?" tanya Irawan bingung. "Om ini yang mulai du
"Dim, kamu berasa liat orang nggak sih?" tanya Melda pada puteranya yang baru saja sampai di meja makan."Liat Ma, kenapa emangnya?" tanya Dimas."Tapi kenapa dari tadi nggak kedengaran suaranya ya?" tanya Melda yang lagi-lagi menyindir puteri nya itu."Lagi sariawan kali Ma, atau lagi puasa ngomong!" jawab Dimas ikut memojokkan Nessa.Nessa yang merasa jengah segera berdiri dari posisinya, menyandang tas kuliahnya dan segera pergi dari sana."Nessa!" panggil Melda membuat langkahnya terhenti, lalu menoleh kebelakang menatap mamanya dengan wajah datar."Lebih baik kamu pikirkan soal perjodohan itu, kalau kamu nggak setuju menikah dengan Arga maka semua fasilitas akan Papa Mama sita!" ancam Melda."Mama sama Papa tuh kenapa sih? kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala?" kesal Nessa akhirnya bersuara."Itu semua demi kebaikan kamu, Mama sama Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu!" jawab Melda."Terbaik buat Aku atau terbaik buat Mama sama Papa?" tanya Nessa sinis."Apapun alasannya kam
"Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?" tanya Arga menatap tajam Nessa. "Om adalah orang yang paling nyebelin yang pernah aku temuin!" ketus Nessa. "Dan kamu orang ter-aneh yang pernah saya temui!" balas Arga tak mau kalah. "Terserah!" jawab Nessa pergi meninggalkan Arga. "Tunggu!" "Apa?" tanya Nessa berbalik menatap Arga. "Saya mau bicara sama kamu!" jawab Arga serius. "Ya udah bicara aja kalau gitu!" "Jangan di sini!" jawab Arga berjalan kembali ke kursi taman yang Ia tempati tadi. Nessa yang penasaran memilih mengikuti Arga walaupun sebenarnya Dia juga malas. Nessa ikut duduk di sebelah Arga namun sedikit berjarak agar tidak berdekatan. "Mau ngomong apa sih Om?" tanya Nessa setelah mereka duduk. "Saya mau bikin kesepakatan sama kamu!" jawab Arga yang membuat Nessa mengernyitkan dahinya. "Kesepakatan apa?" "Saya mau ki
Arga memperhatikan wajah Nessa dengan lamat,hatinya merasa senang di perhatikan Nessa seperti ini."Nggak ganti baju aja?"tanya Nessa karena kemeja yang di pakai Arga sudah basah oleh keringat."Aku mau mandi aja!"jawab Arga hendak turun dari ranjang."Nggak usah mandi,di lap pakai handuk ini aja!"jawab Nessa."Tapi ini nggak nyaman banget!"Ganti baju aja biar lebih nyaman!"jawab Nessa berlalu mengambil koper Arga dan membukanya.Nessa mengambil kaos lengan pendek agar Arga kebih leluasa dan nyaman.Nessa kembali menuju ranjang,namun langkahnya seketika berhenti saat melihat Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya."Kenapa bengong?ayo bantu lap-in !"ucap arga membuyarkan lamunan Nessa.Dengan perasaan campur aduk Nessa mengelap tubuh Arga yang basah oleh keringat,moment itu di manfaatkan Arga untuk melihat wajah dengan begitu dekatnya.Andai saja tidak demam mungkin Dia sudah menarik nessa dalam kungkungannya saat ini."udah,pakai lagi baju kamu!"ucap Nessa berlalu ke kamar man
"Apa yang di katakan Nessa,hingga tubuhnya bergetar seperti itu?"Mungkin Nessa merasa bersalah dengan kepergian Hana!"Ini takdir Ray,Gue nggak mau Nessa nyalahin dirinya karena hal ini!"ucap Arga."Tapi bagi Nessa lain Ga,lebih baik kalian obrolin ini nanti di waktu yang tepat!"ucap Ray karena Nessa sudah akan memasuki mobil.Nessa masuk mobil dan duduk di sebelah Arga,Nessa tidak melepaskan kaca matanya karena tidak ingin Arga dan Ray tahu kalau dirinya baru saja menangis."Jalan Ray!"ucap Arga membuat Ray mengangguk dan segera meninggalkan pemakaman umum tersebut.Nessa menatap keluar jendela,melihat ke arah nisan Hana yang semakin jauh semakin mengecil hingga akhirnya tak terlihat lagi.Nessa menoleh saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan hangat.Hanya sebuah senyuman yang di berikan Arga padanya,Nessa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan kembali menatap lurus ke depan.Ray hanya diam melihat Nessa yang berbeda dari biasanya,namun jujur saja Ray tidak suka bila Ness
"Ga,Ness kalian harus lihat Hana sekarang!"ucap Ray dengan nafas ngos-ngosan."Ada apa Ray?"tanya Saga berdiri."Hana kritis!"jawab Ray yang membuat Arga dan Nessa segera berlari menuju kamar Hana.Begitu sampai di kamar Hana,mereka begitu terkejut melihat kondisi Hana yang tengah di tangani oleh Dokter dan beberapa orang perawat."Ada apa Om? apa yang terjadi dengan Hana?"tanya Arga beruntun pada Indra."Om juga tidak tahu,tiba-tiba saja Hana mengalami kejang lagi!"jawab Indra dengan wajah sedih."Ya Tuhan,tolong selamatkan Hana bagaimanapun juga Dia adalah wanita yang baik!"batin Nessa menatap Dokter yang terus bekerja membantu Hana.Namun kondisi Hana semakin memburuk,denyut jantungnya mulai melemah,hingga satu garis panjang berbunyi yang membuat Dokter menghentikan semua aktivitasnya."Tolong selamatkan putri saya Dokter!"ucap Indra yang terdengar begitu pilu."Maaf Pak,kami sudah berusaha semampunya tapi Tuhan berkehendak lain!"jawab Dokter tersebut yang membuat tangis Indra peca
Hana merasa sangat lelah saat ini, tubuhnya terasa sakit semua. Namun hatinya merasa lega karena sekarang Arga sudah menemukan cintanya kembali.Melihat Hana yang sudah kembali tertidur,Arga mengajak Nessa untuk keluar dari kamar Hana.Namun sebelumnya mereka sudah berpamitan pada Indra,karena bagaimanapun juga Arga merasa tidak enak hati dengan papanya Hana.Karena seperti memberi harapan palsu kepada mereka,namun bagaimana lagi Arga tidak bisa membohongi perasaannya lagi.Benar yang di katakan Hana,kalau dirinya hanya penasaran kenapa Hana pergi meninggalkannya.Dan setelah tahu semuanya,dirinya sadar kalau Nessa tidak pernah berhenti dari pikirannyaArga memang sengaja tidak membalas semua pesan Nessa,karena merasa yakin kalau Hana tetaplah cinta pertamanya.Namun semakin Ia mencoba mengelak,Nessa justru semakin memenuhi isi kepalanya.Saat ini ke-duanya tengah duduk di bangku taman rumah sakit.Sudah 10 menit mereka duduk,namun tidak ada kata yang keluar dari bibir ke-duanya.Hingga Ray
"Lalu kenapa Kamu berhenti?"tanya Nessa."Karena ada Hana yang lebih dari segalanya bagi Arga! Aku nggak bisa menjadi penghalang hubungan mereka! Aku tahu Hana akan jauh lebih sakit kalaupun Arga memeprtahankan Aku,dan Aku nggk mau Hana semkain buruk kondisinya!"Aku akan merelakan Arga untuknya,karena dari awal hanya Hana lah yang Arga cintai!"jawab Nessa membuat Ray terdiam.Rasa Nessa ke Arga begitu dalam,Ia rela mengorbankan perasaanya sendiri demi wanita di masa lalu Arga."Gue nggak tahu lagi musti ngomong apa Ga,istri Lo benar-benar mencintai Lo!"batin Ray."Kita pergi sekarang?"tanya Ray."Oke!"jawab Nessa tersenyum.Nessa bernajak dari duduknya,dan segera keluar membayar tagihan makanan mereka."Biar Aku saja!"ucap Ray mengeluarkan kartu miliknya."Jangan Kak biar Aku saja,anggap saja sebagai ucapan terimaksih ku karena udah nemenin Aku selama di sini!"ucap Nessa tersenyum."Kalau tahu gitu kenapa nggak Aku porotin aja dari kemarin!"canda Ray."Hahaha resek!"balas Nessa terta
Arga mentap Hana yang tengah tertidur,ada perasaan bersalah di dalam hatinya saat ini.Bagaimana bisa Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka saat ini.Namun Arga juga sudah mulai sadar dengan perasaanya sendiri,kalau Nessa berhasil menggoyahkan pertahanan hatinya yang tidak akan jatuh hati pada istri kecilnya itu.Namun meninggalkan Hana untuk saat ini juga tidak mungkin.Mengingat kegigihan wanita ini untuk sembuh semenjak kedatangan dirinya. "Gue harus gimana?"gumam Arga mengusap wajahnya kasar."Gue nggak bisa nyakitin salah satu di antara mereka!"Arga!"Indra menepuk pundak Arga dari belakang yang membuatnya terkejut."Eh iya Om!"jawab Arga berdiri."Apa kamu baik-baik saja?"tanya Indra yang tidak sengaja mendengar gumaman Arga sebelumnya."Iya Om,Aku baik-baik aja kok!"jawab A
"Kak Ra--"Arga?"gumam Nessa yang Ia kira adalah Ray."Boleh Aku masuk?"Maaf,Aku lagi nggak nerima tamu!"ucap Nessa menutup pintu namun di tahan oleh Arga."Pergi,Aku nggak mau ketemu kamu!"ucap Nessa berusaha mendorong pintu agar Arga segera pergi.Namun tenaga Arga tidak sebanding dengan dirinya, pintu akhirnya terbuka yang membuat Nessa segera menjauh dari Arga.Namun tangan Nessa berhasil di cekal oleh Arga."Lepasin!"ucap Nessa berusaha melepaskan tangannya dari Arga.Saat ini Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Arga,matanya yang sembab pasti akan menjadi bahan tertawaan oleh pria yang ada di hadapannya saat ini."Lepas!"berontak Nessa yang membuat Arga menyudutkan Nessa ke dinding,mengunci ke-dua tangan Nessa di atas kepalanya."Lepasin nggak!"kesal Nessa menatap tajam Arga."Nggak!"jawab Arga."Pergi,sebelum Han--"Mmhh!"Arga membungkam mulut Nessa dengan bibirnya.Arga melumat bibir Nessa dengan sedikit kasar,entah mengapa Dia begitu kesal saat Nessa mengusirnya.Arga te
Mobil Arga sudah sampai di tempat yang di kunjungi Ray dan Nessa sebelumnya."Shit! Ke mana si Ray bawa Nessa!"umpat Arga mencari keberadaan Nessa di sepanjang jembatan kayu tersebut.Arga kembali menghubungi Ray yang langsung di angkat oleh nya."Ke mana Lo bawa istri Gue?"cecar Arga marah."Masih ingat kalau Lo punya isteri?"sinis Ray."Jawab Gue bangsat!"kesal Arga membuat Ray akhirnya memberi tahu keberadaan mereka sekarang.Arga segera memutuskan panggilnya dan bergegas menuju tempat yang di katakan Ray.Sekitar 30 menit akhirnya Arga sampai di tempat tujuan.Arga segera menghampiri Ray yang baru saja keluar dari kamar Nessa,lebih tepatnya membantu Nessa membawa barang-barangnya ke kamar hotel yang akan Ia tempati."Bugh!"sebuah pukulan mendarat tepat di wajah Ray."Shit! Lo kenapa muku--"Bugh!"pukulan Arga kembali mendarat,namun sekarang di bagian perutnya.Nessa yang mendengar suara ribut-ribut diluar segera membuka pintu kamarnya."Kak!"ucap Nessa membantu Ray yang sudah tersu
"Aku mau pulang!"ucap Nessa berbalik dan meninggalkan Ray. "Nessa tunggu!"panggil Ray, namun tidak di hiraukan nya.Dia masih terus berjalan dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir. "Shit! ini air mata kenapa keluar terus sih dari tadi!"kesal Nessa menghapus air matanya dengan kasar. Ray melajukan mobil dan berhenti tepat di samping Nessa. "Ayo masuk!"ucap Ray dari dalam mobil. Nessa yang capek berjalan dan tak tentu arah memilih masuk ke dalam mobil Ray. Selama di dalam mobil Nessa hanya menatap keluar jendela,hatinya hancur dalam sekejap di saat menyaksikan pria yang berstatuskan suaminya tengah berpelukan dengan wanita lain.Bahkan ada cerita di antar mereka yang Nessa tidak tahu selama ini. Ray,membawa Nessa ke sebuah tempat wisata yang ada di Surabaya.Ekowisata Mangrove menjadi pilihan Ray kali ini. "Kita ngapain ke sini?"tanya Nessa. "Turun dulu,biar hati kamu lebih tenang!"jawab Ray keluar dari mobil. Nessa mengikuti Ray yang berjalan lebih dulu.Suasan