Share

chapter 8

"Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?" tanya Arga menatap tajam Nessa.

"Om adalah orang yang paling nyebelin yang pernah aku temuin!" ketus Nessa.

"Dan kamu orang ter-aneh yang pernah saya temui!" balas Arga tak mau kalah.

"Terserah!" jawab Nessa pergi meninggalkan Arga.

"Tunggu!"

"Apa?" tanya Nessa berbalik menatap Arga.

"Saya mau bicara sama kamu!" jawab Arga serius.

"Ya udah bicara aja kalau gitu!"

"Jangan di sini!" jawab Arga berjalan kembali ke kursi taman yang Ia tempati tadi.

Nessa yang penasaran memilih mengikuti Arga walaupun sebenarnya Dia juga malas. Nessa ikut duduk di sebelah Arga namun sedikit berjarak agar tidak berdekatan.

"Mau ngomong apa sih Om?" tanya Nessa setelah mereka duduk.

"Saya mau bikin kesepakatan sama kamu!" jawab Arga yang membuat Nessa mengernyitkan dahinya.

"Kesepakatan apa?"

"Saya mau kita menerima perjodohan ini!"

"Nggak! enak aja!" sela Nessa sebelum Arga menyelesaikan ucapannya.

"Eh bocah, bisa nggak kalau orang ngomong itu jangan di potong dulu! nggak sopan banget jadi manusia!" kesal Arga.

"Iya-iya maaf, ya udah lanjutin ngomong nya!" ucap Nessa yang membuat Arga ingin sekali melempar gadis yang ada di sebelahnya saat ini ke Antartika sana.

"Saya ingin kita menerima perjodohan ini dengan satu syarat!" ucap Arga.

"Syarat apa Om?" tanya Nessa dengan dahi berkerut.

"Kita hanya akan menikah selama satu tahun,bdan kita boleh berpisah setelahnya!" jawab Arga yang membuat Nessa melongo mendengarnya.

"Om udah gila ya? pernikahan di jadikan ajang main-main!" pekik Nessa tak percaya.

"Terserah kalau kamu mau semua fasilitas kamu di sita!" balas Arga santai.

"Ya tapi nggak gini juga Om, bagaimanapun juga ini pernikahan hal yang sakral!" jawab Nessa keberatan.

"Ya terus kamu maunya gimana? kita akan menikah selamanya menjadi keluarga seperti orang-orang begitu? mana mungkin saya betah memiliki isteri aneh kayak kamu!" sinis Arga yang membuat Nessa kesal mendengarnya.

"Emangnya Om pikir Aku mau punya suami tua kayak Om!" balas Nessa tak mau kalah.

"Enak aja kamu bilang saya tua, yang ada kamu itu yang masih bocah!" ucap Arga kesal karena di katakan tua.

"Ya ya ya terserah Om deh, Aku mau pulang pusing dengerin Om ngomong!" balas Nessa berdiri.

"Saya belum selesai ngomong!"

"Apa lagi sih Om?" gerutu Nessa.

"Gimana, kamu setuju apa nggak?"tanya Arga.

"Ya udah oke!" jawab Nessa membuat Arga tersenyum namun nyaris tak terlihat.

"Deal!" ucap Arga mengulurkan tangannya.

"Deal!" jawab Nessa menjabat tangan Arga.

Arga terpaku saat merasakan lembutnya tangan Nessa, namun itu hanya sesaat karena Nessa segera menarik tangannya kembali.

"Oh ya Om, itu mobilnya udah di benerin?" tanya Nessa saat melihat mobil milik Arga yang ia tabrak beberapa waktu lalu terparkir tidak jauh dari tempat mereka saat ini.

"Udah, karena orang yang menabraknya tidak mau tanggung jawab!" sindir Arga.

"Nanti kalau Aku udah nikah baru Aku ganti!"

"Apa hubungannya?"

"Ya adalah, kalau udah nikah harta suami kan juga hartanya isteri, masak minta ganti rugi sama isteri sendiri!" jawab Nessa seenaknya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Arga yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Dasar Bocah seenaknya banget kalau ngomong!" gumam Arga menggelengkan kepalanya heran.

*******

Malamnya di kediaman Irawan tengah menikmati makan malam bersama.Nessa tampak lebih banyak diam dari biasanya.Gadis itu tiba-tiba saja jadi pendiam tidak seperti biasanya yang selalu heboh.

"Masih sariawan Kak?" goda Dimas adiknya.

"Iya, lebih tepatnya bisulan!" kesal Nessa yang membuat Dimas terkekeh mendengarnya.

"Jadi gimana, apa keputusan kamu?" tanya Wirawan.

"Iya Aku mau !" jawabnya yang membuat Melda dan Irawan tersenyum mendengarnya.

"Bagus, kamu sudah memilih keputusan yang tepat!" ucap Irawan.

"Kalau aja nggak takut jadi gelandangan Gue ogah banget nikah sama tuh Om tua!" ucapnya dalam hati.

"Kok wajah lo kayak nggak senang gitu sih Kak?" tanya Dimas.

"Diem lo! nggak usah ikut campur mending fokus aja sama ujian Akhir lo!" jawab Nessa ketus.

"Ya elah, gue nggak belajar pun tetap pinter kali!" balas nya pongah.

Selesai makan malam Nessa memilih kembali ke kamarnya, sementara mamanya sudah berseru heboh dengan Rossy mamanya Arga terkait perjodohan mereka.

"Iya jeng, Nessa mau menerima perjodohan ini!" seru Melda heboh melalui panggilan telepon.

"Arga juga gitu jeng, tadi sehabis pulang kantor dia setuju untuk menikah dengan Nessa!" ucap Rossy tak kalah senang.

********

Setelah mengatakan kalau iya setuju menikah dengan Nessa, Arga pergi ke tempat biasa ia melepaskan beban pikirannya.

"Gimana kabar lo Bro?" tanya James pemilik club.

"Buruk!" jawabnya datar.

"Kenapa lagi? soal perjodohan itu lagi?" tanya James.

"Gue terpaksa menerima perjodohan gila ini!" jawab Arga.

"Terus?"

"Gue nggak tega nolak permintaan nyokap gue, Nyokap minta gue buat coba menjalani nya satu tahun kalau di antara kita nggak ada cinta maka gue boleh menceraikan nya!

"What?"

"Jadi lo nikah kontrak sama tuh cewek?" tanya James kaget.

"Bisa dibilang begitu,dan gue bakal bikin dia nggak betah sama pernikahan ini terus kita bisa pisah setelah satu tahun!" seringai Arga.

"Lo yakin nggak bakal jatuh cinta?"

"Kenapa nggak, Dia masih tersimpan rapat di hati gue!" jawab Arga membuat James menghembuskan nafasnya kasar.

"Hati-hati sama omongan lo ga, dan saran gue lebih baik lo lupain masa lalu lo itu!"

"Nggak akan! karena gue yakin dia pasti kembali!" jawab Arga, yang membuat James tidak berkata-kata lagi.

Malam ini Arga minum seperti biasanya,kalau sudah seperti ini dia akan pulang ke apartemen. Karena tidak ingin mamanya mengetahui soal kebiasaannya yang suka minum dan pergi ke club malam. Namun Arga hanya sekedar minum tidak melakukan transaksi dengan wanita manapun, karena hatinya hanya di miliki oleh satu orang yaitu wanita di masa lalunya.

*********

Paginya Nessa sudah bersiap-siap berangkat ke kampus, setelah selesai sarapan Dia segera melajukan mobilnya menuju Universitas tempat ia menuntut ilmu. Saat di perempatan lampu merah mobilnya tak sengaja bersebelahan dengan mobil Arga. Dia melirik ke arah mobil tersebut yang bersamaan dengan Arga yang juga menoleh ke arahnya.

Nessa hanya menatap nya dalam diam tanpa berniat menyapa atau, begitu juga dengan Arga Pria itu hanya melihat dengan tatapan datarnya.

Ray melajukan mobilnya kembali setelah lampu berubah warna menjadi hijau. Ray melirik ke arah kaca depan dan melihat Boss nya itu tengah melamun.

"Apa Bapak ada masalah?" tanya Ray.

"Tidak, apa Kau sudah menemukan informasi tentang nya?" tanya Arga.

"Belum, secepatnya saya akan mendapatkan informasi tentangnya!"

******

Nessa sampai di kelas yang langsung di sambut heboh oleh Sonya.

"Nessa!"

"Lo kemana aja? kenapa kemarin lo nggak masuk?" tanya Sonya.

"Males!" jawabnya.

"Kenapa? lo tahu nggak kemarin King Killer nanyain lo"

"Terus?"

"Ya terus Dia ngomel-ngomel kenapa lo nggak masuk dan nggak ngabarin apapun!"

"Ck, udah kayak Nyokap gue aja tuh Dosen lama-lama!" ucap Nessa.

"Emangnya lo kemarin kemana?" tanya Sonya.

"Ke taman,,Gue lagi bete' males banget buat ke kampus!" jawab Nessa.

"Soal perjodohan lo itu?" tanya Sonya.

"Iya, Nyokap Gue tetap maksa kalau nggak semua fasilitas yang mereka kasih bakal di sita!" jawab Nessa.

"Gue setuju sama nyokap lo!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status