"Dim, kamu berasa liat orang nggak sih?" tanya Melda pada puteranya yang baru saja sampai di meja makan.
"Liat Ma, kenapa emangnya?" tanya Dimas. "Tapi kenapa dari tadi nggak kedengaran suaranya ya?" tanya Melda yang lagi-lagi menyindir puteri nya itu. "Lagi sariawan kali Ma, atau lagi puasa ngomong!" jawab Dimas ikut memojokkan Nessa. Nessa yang merasa jengah segera berdiri dari posisinya, menyandang tas kuliahnya dan segera pergi dari sana. "Nessa!" panggil Melda membuat langkahnya terhenti, lalu menoleh kebelakang menatap mamanya dengan wajah datar. "Lebih baik kamu pikirkan soal perjodohan itu, kalau kamu nggak setuju menikah dengan Arga maka semua fasilitas akan Papa Mama sita!" ancam Melda. "Mama sama Papa tuh kenapa sih? kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala?" kesal Nessa akhirnya bersuara. "Itu semua demi kebaikan kamu, Mama sama Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu!" jawab Melda. "Terbaik buat Aku atau terbaik buat Mama sama Papa?" tanya Nessa sinis. "Apapun alasannya kamu harus menikah dengan Arga! karena hanya Dia yang bisa di percaya untuk mendampingi kamu!" ucap Melda tak mau di bantah. "Terserah!" kesal Nessa, dan berlalu pergi begitu saja. ********* Dua hari setelah acara pertemuan keluarga itu, baik Nessa maupun Arga tidak pernah bertemu lagi. Hal itu membuat Nessa merasa senang, karena dengan begitu Dia sedikit lebih tenang. Namun perihal kerusakan mobil Arga mereka belum membahasnya lagi. Arga baru saja turun ke bawah untuk sarapan, stelan jas berwarna biru navy terlihat sangat cocok di tubuhnya yang atletis. Pria berperawakan tampan dengan hidung mancung itu berjalan menuju meja makan. Namun Dia tidak melihat keberadaan orang tuanya di sana. "Mama sama Papa mana Bik?" tanya Arga pada Bik Ijah salah satu asisten rumah tangga nya. "Nyonya lagi di kamar Den, katanya nggak enak badan!" "Kalau Tuan sedang keluar Den!" jawab Ijah. "Apa Mama sudah sarapan Bik?" tanya Arga lagi. "Belum Den!" "Ya sudah, Bibik boleh pergi!" ucap Arga yang di angguki oleh wanita yang sudah berusia 50 tahun itu. Arga menyelesaikan sarapannya lebih cepat agar bisa melihat keadaan mamanya. Setelah selesai sarapan, Arga berjalan menuju kamar Rossy tak lupa juga membawa sarapan untuk mamanya. Dia tidak mau mamanya sakit apalagi sampai tidak sarapan. Arga begitu menyayangi Rossy, wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini dan memberikan kasih sayang yang begitu hebatnya. Walaupun terkadang sikapnya suka cuek,namun jauh di dalam lubuk hatinya Dia begitu menyayangi Rossy. Arga mengetuk pintu kamar dan masuk setelah mendengar jawaban dari dalam. Melihat kedatangan puteranya Rossy mencoba bangun dan duduk dengan menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang. "Mama kenapa?" tanya Arga duduk di samping ranjang Rossy. "Mama nggak papa!" jawab Rossy tersenyum. "Kita ke rumah sakit ya, Mama kelihatan pucat" "Mama nggak papa Ga, nanti istirahat juga baik sendiri. Kalau seumuran Mama kayak gini emang gampang lelah dan capek" jawab Rossy, membuat Arga mengusap tangan mamanya itu dengan lembut. "Ga!" panggil Rossy lembut membuat Arga menatap wanita yang sudah tidak lagi muda itu. "Terimalah perjodohan ini, Mama sudah tua dan juga ingin memiliki cucu!" ujar Rossy. "Menikah bukanlah hal yang mudah Ma!" jawab Arga. "Mama tahu, tapi sampai kapan Mama menunggu? umur Kamu sudah sangat matang untuk berumah tangga" "Ini bukan soal umur Ma" "Cobalah untuk menjalani nya selama satu tahun, kalau kamu yakin kamu boleh melanjutkan nya, tapi kalau cinta tak kunjung hadir kalian boleh bercerai setelah itu!" ucap Rossy yang membuat Arga terkejut mendengarnya. "Pernikahan bukan hal yang main-main Ma, dan Aku nggak yakin dengan bocah kecil itu!" "Dari awal ketemu aja Dia udah bikin Aku kesal gimana mau mencobanya setahun Ma!" keluh Arga. "Coba saja Ga, hanya setahun!" bujuk Rossy lagi. "Mama istirahat ya, ini sarapannya jangan lupa di makan, aku mau ke kantor dulu!" ucap Arga berdiri, dan tidak menghiraukan perkataan Rossy. Ray yang melihat kedatangan Boss nya itu segera membukakan pintu. "Pagi Pak!" sapanya sopan. "Pergilah ke kantor, saya ada urusan berikan kunci mobilnya!" ucap Arga pada Ray. "Baik Pak!" jawab Ray tanpa banyak bertanya. Mobil Arga melesat meninggalkan Ray yang hanya bisa menghela nafasnya. Arga menyusuri jalanan kota, pikirannya tengah berkecamuk. Apakah ia harus mempertimbangkan permintaan mamanya. Niat awalnya yang ingin ke kantor malah memilih ke tempat lain untuk menenangkan pikirannya. "Membayangkan nya saja sudah membuat ku pusing, bagiamana bisa mereka menjodohkan ku dengan gadis ingusan seperti nya!" ucap Arga pada diri sendiri. Arga pergi ke taman kota untuk mengistirahatkan pikiran nya sejenak, karena kalau Dia datang ke club sekarang sangat tidak mungkin karena masih terlalu pagi. Arga duduk di bangku taman menghadap air mancur yang menjadi icon taman tersebut. Dia memandang air mancur tersebut yang membuatnya teringat kembali pada kenangan beberapa tahun lalu. "Gimana kabar kamu sekarang?" gumamnya pelan menengadahkan kepalanya menghadap langit. Sementara itu Nessa juga berada di tempat yang sama, hanya saja Dia duduk di ujung taman sedikit lebih jauh dari posisi Arga sekarang. "Tuhan, ternyata jadi dewasa itu tidak menyenangkan!" "Kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala coba, gue nggak mau nikah muda, sama om-om lagi!" gerutunya seorang diri. Saat sedang merenungi nasibnya, ada 2 orang preman yang datang mengganggunya. Nessa yang sedang kesal semakin di buat kesal dengan 2 preman tersebut. "Duduk di sini musti bayar sama kita!" ucap salah satu preman namun Nessa hanya menatap mereka datar. "Ayo cepat berikan sebelum kami bermain kasar!" ancam preman tersebut. "Bacot lo!" jawab Nessa berdiri dan berbalik meninggalkan preman tersebut. Mereka yang tidak terima segera mencegat Nessa, menarik tas nya yang membuat Nessa berbalik dan menatap tajam ke dua preman tersebut. "Lepas!" ucap Nessa. "Ck, tinggi juga nyali lo!" decak salah satu dari mereka. "Serahin dulu uang lo baru kita lepas!" jawabnya. Nessa yang saat ini tengah marah, kesal semakin di buat emosi oleh ke dua preman tersebut. Tanpa di duga Dia menarik tasnya secara kasar dan menendang lutut ke dua preman tersebut. "Argh!" "Sialan!" erang mereka menahan sakit karena tendangan Nessa cukup keras. "Gue lagi nggak mood berantem, jadi sebelum lo berdua kenapa-napa mending pergi dari sini!" ancam Nessa tersebut. Preman tersebut tidak terima dan menyerang Nessa balik, namun berhasil di tangkis olehnya. Dan terakhir Nessa berhasil menendang ke benda pusaka dua preman tersebut yang membuat mereka mengaduh kesakitan. Saat Nessa akan menendangnya lagi mereka meminta ampun dan meminta maaf karena rasa sakit yang luar biasa biasa mereka rasakan. "Ampun-ampun kita nggak akan ganggu lagi!" "Pergi nggak lo sekarang! dan jangan sekalipun lo datang buat malak orang-orang di sini!" ancam Nessa. "Ii--yya Mbak!" jawab mereka gemetar dan berlari meninggalkan Nessa yang tersenyum puas karena berhasil mengalahkan ke dua preman tersebut. "Badan aja yang gede, tapi mental kerupuk!" ucap Nessa mengambil tasnya dan pergi dari sana. Saat berbalik Dia melihat sosok yang membuatnya kembali kesal, lagi-lagi soal perjodohan itu mengganggu pikirannya. "Hebat juga kamu lawan mereka!" ucap Arga yang memang sedari tadi melihat bagaimana Nessa mengalahkan preman-preman tersebut. "Soal itu mah kecil!" balas Nessa pongah. "Sombong!" dengus Arga. "Om ngapain di sini?" tanya Nessa bingung. "Saya bukan Om kamu!" jawab Arga ketus. "Yang bilang Om, Om Aku siapa?" balas Nessa membuat Arga berdecak kesal. "Ck, apa hobi mu memang membuat orang lain kesal?" tanya Arga. "Tergantung orangnya kayak gimana, kalau orangnya seperti Om memang pantas di gituin!"jawab Nessa. "Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?""Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?" tanya Arga menatap tajam Nessa. "Om adalah orang yang paling nyebelin yang pernah aku temuin!" ketus Nessa. "Dan kamu orang ter-aneh yang pernah saya temui!" balas Arga tak mau kalah. "Terserah!" jawab Nessa pergi meninggalkan Arga. "Tunggu!" "Apa?" tanya Nessa berbalik menatap Arga. "Saya mau bicara sama kamu!" jawab Arga serius. "Ya udah bicara aja kalau gitu!" "Jangan di sini!" jawab Arga berjalan kembali ke kursi taman yang Ia tempati tadi. Nessa yang penasaran memilih mengikuti Arga walaupun sebenarnya Dia juga malas. Nessa ikut duduk di sebelah Arga namun sedikit berjarak agar tidak berdekatan. "Mau ngomong apa sih Om?" tanya Nessa setelah mereka duduk. "Saya mau bikin kesepakatan sama kamu!" jawab Arga yang membuat Nessa mengernyitkan dahinya. "Kesepakatan apa?" "Saya mau ki
"Gue setuju sama Nyokap Lo!" ucap Sonya tersenyum puas."Kampret!" sebenarnya lo teman Gue apa bukan sih?" kesal Nessa."Justru sebagai teman Gue setuju sama Nyokap Bokap lo, secara Dia hot banget!" ucap Sonya berbisik."Dasar omes lo!" balas Nessa menoyor kepala temannya itu."Jangan sampai hal ini tahu sama anak-anak kampus, kalau berita perjodohan Gue sampai menyebar lo orang pertama yang Gue cari!" ancam Nessa."Siap, lo tenang aja!" jawab Sonya tersenyum.Selesai kelas mereka keluar menuju kantin.Belajar lebih kurang 2 jam juga membuat mereka merasa lapar."Hay?" sapa Bima yang datang menghampiri mereka."Hay?" jawab Nessa ramah."Baru selesai kelas?" tanya Bima."Iya, lo juga?" tanya Nessa balik."Belum, baru nyampe gue!" jawab Bima yang di angguki oleh Nessa.Sonya datang dengan membawa 2 mangkok bakso di tangannya. Karena pengunjung kantin sedang ramai akhirnya Dia berinisi
"Aku tungguin, lagian hari ini Aku ada rapat BEM sampai sore!" jawab Bima tersenyum membuat Nessa mau tak mau tetap pergi dengannya."Owh, ya udah kalau gitu!" ucap Nessa masuk ke dalam mobil Bima.Sesampainya di kampus banyak pasang mata yang memperhatikan kedatangan mereka."Itu bukannya Bima sama Nessa?""Sejak kapan mereka dekat?""Kalian nggak tahu, kalau akhir-akhir ini Bima sering datang ke fakultasnya Nessa!"Cocok sih, yang satu ganteng yang satunya cantik!"Begitulah bisik-bisik yang terdengar di sepanjang area kampus pagi ini.Bagiamana tidak,Bima adalah ketua BEM banyak cewek-cewek yang menyukainya,sedangkan Nessa merupakan cewek populer yang terkenal dengan kecantikan dan juga ke bar-baran nya."Thanks ya Bim, kalau gitu Gue ke kelas dulu!" ujar Nessa."Sama-sama Ness!" jawabnya tersenyum."Oh ya,nanti hari minggu jadi kan?"tanya Bima saat Nessa akan berbalik meninggalkan nya.
"Apa?"Jadi Om mau ninggalin Aku di sini?"tanya Nessa tak percaya."Saya masih ada urusan!"jawab Arga datar berlalu meninggalkan Nessa yang sudah sangat kesal."Dasar calon suami laknat!"maki Nessa melihat punggung Arga yang mulai menjauh dan masuk ke dalam mobilnya."Argh!"Awas aja nanti!"kesal Nessa keluar dari restauran tersebut."Hallo Dim lo di mana?"tanya Nessa menghubungi adiknya."Masih di sekolah,ada apa?"Tolong jemput Gue dong di restauran X!"Nggak bisa,Gue sama anak-anak mau latihan basket!"Ck,Lo sama aja ya sama Om-om galak itu!"Om-om yang mana?lagian lo ngapain sih di sana?"Gue tadi di jemput sama tuh orang dan sekarang dia malah ninggalin Gue di sini!",gerutu Nessa."Hahahaha makanya jadi cewek jangan nyebelin di tinggal kan lo!"ucap Dimas tertawa tidak membantu nya sama sekali."Nggak guna lo jadi adek!"balas Nessa kesal dan memutuskan sambungan te
Nessa kembali duduk di kursi nya tadi.Semuanya terlihat sudah selesai makan."Udah pada selesai ya?" tanya nya seraya duduk di kursi meja makan."Iya, kamu lanjut aja makannya" jawab Melda."Owh,ya udah kalau gitu!" ucap Nessa mengangguk."Punggung kamu gimana udah di kasih salep?" tanya Melda."Udah Ma, besok-besok Aku nggak mau pakai baju itu lagi gatal banget rasanya!" jawab Nessa."Iya ini salah Mama karena salah pilih butik besok pasti nggak akan terulang lagi!" ucapnya mengusap kepala Nessa.Semuanya meninggalkan meja makan, Arga juga ikut berdiri hendak pergi dari sana."Kamu di sini dulu Ga temani Nessa!" ujar Rossy.Arga yang tadinya berdiri memilih duduk kembali walaupun dengan berat hati."Pergi aja kalau mau pergi!" ucap Nessa."Udah makan,jangan banyak omong!" balas Arga membuat Nessa mengerucutkan bibirnya.Nessa kembali melanjutkan makannya sementara Arga terlih
"kenapa Om nggak nolak perjodohan ini aja sih?"tanya Nessa tiba-tiba."memangnya saya ada pilihan lain?"emangnya Om nggak punya pacar?"tanya Nessa lagi yang membuat Arga menatapnya tajam.Nessa yang melihat tatapan tajam Arga seketika terdiam,nyalinya cukup ciut saat melihat wajah datar dan dingin itu."nanya doang,emang salah?"cicitnya pelan.Setelah itu mereka sama-sama diam, Nessa tidak ingin bertanya lagi yang bisa membuat pria matang di sampingnya marah."kruk!"kruk!"bunyi perut Nessa."kamu lapar?"tanya Arga."hehe iya Om!"jawabannya cengengesan.Tak lama setelah itu, Arga membelokkan mobilnya di sebuah restauran seafood."ayo turun!"ucap Arga.Nessa hanya menurut tanpa banyak tanya,karena saat ini Dia benar-benar merasa lapar.Ia tidak sarapan tadi pagi,dan sekarang sudah jam makan siang.Jadi wajar saja kalau perutnya sudah demo minta di isi."Mau pesan apa Mb
Ada kelegaan terpancar dari wajah Arga,walaupun ini hanya nikah kontrak namun pernikahan mereka tetap sah secara agama dan negara."Aaaa selamat ya Ness,sekarang Lo udah sah jadi isterinya Om ganteng!"ucap Sonya yang memang menghadiri pernikahan sahabatnya itu."Gue deg-degan banget Anya!"Itu artinya Lo udah mulai suka sama suami Lo!"Dih ogah!"balas Nessa cepat."Hahahha awas kemakan omongan Lo!"ucap Sonya tertawa."Ness,ayo turun suami kamu sudah menunggu!"ujar Melda yang sudah berdiri di depan pintu kamar."Iya Ma!"jawab Nessa.Nessa berjalan di apit oleh Sonya dan Melda,berjalan mendekati Arga yang menatapnya dengan wajah datar."Shit,kenapa Dia bisa secantik itu!"batin Arga berusaha menahan dirinya dan bersikap biasa-biasa saja.Tak bisa di pungkiri,Nessa begitu terlihat cantik dengan gaun pengantin yang di pakainya.Makeup nya yang natural tidak terlalu berlebihan membuatnya semakin terlihat anggun."Mingkem Om,nanti masuk lalat!"bisik Nessa membuat Arga tersadar karena tidak be
Paginya Nessa bangun lebih cepat,suatu keajaiban di banding pagi-pagi sebelumnya.Entah jin apa yang merasukinya hingga bangun lebih cepat dan tengah berada di dapur saat ini.Nessa tengah membuat sarapan untuk dirinya dan Arga.Arga yang masih tidur mencium aroma masakan dari dapur yang membuatnya terbangun."Masak tuh bocah?"gumamnya dengan suara serak.Arga turun dari ranjang,berjalan ke kamar mandi untuk sekedar mencuci wajahnya.Setelah itu Dia menghampiri aroma masakan yang menganggu hidung nya sedari tadi.Arga berdiri di depan pintu dapur,menatap punggung Nessa yang tampak fokus dengan masakannya.Arga menelan saliva nya kasar saat melihat penampilan Nessa sekarang.Baju tidur pendek di atas lutut yang memperlihatkan kaki jenjangnya.Nessa yang tidak mengetahui kehadiran Arga,seketika terkejut dan hampir terkena wajan panas yang ada di atas kompor,beruntung Arga dengan cepat membantunya."Kenapa sih Om hobi nya bikin orang kaget aja!"Kenapa
Hana merasa sangat lelah saat ini, tubuhnya terasa sakit semua. Namun hatinya merasa lega karena sekarang Arga sudah menemukan cintanya kembali.Melihat Hana yang sudah kembali tertidur,Arga mengajak Nessa untuk keluar dari kamar Hana.Namun sebelumnya mereka sudah berpamitan pada Indra,karena bagaimanapun juga Arga merasa tidak enak hati dengan papanya Hana.Karena seperti memberi harapan palsu kepada mereka,namun bagaimana lagi Arga tidak bisa membohongi perasaannya lagi.Benar yang di katakan Hana,kalau dirinya hanya penasaran kenapa Hana pergi meninggalkannya.Dan setelah tahu semuanya,dirinya sadar kalau Nessa tidak pernah berhenti dari pikirannyaArga memang sengaja tidak membalas semua pesan Nessa,karena merasa yakin kalau Hana tetaplah cinta pertamanya.Namun semakin Ia mencoba mengelak,Nessa justru semakin memenuhi isi kepalanya.Saat ini ke-duanya tengah duduk di bangku taman rumah sakit.Sudah 10 menit mereka duduk,namun tidak ada kata yang keluar dari bibir ke-duanya.Hingga Ray
"Lalu kenapa Kamu berhenti?"tanya Nessa."Karena ada Hana yang lebih dari segalanya bagi Arga! Aku nggak bisa menjadi penghalang hubungan mereka! Aku tahu Hana akan jauh lebih sakit kalaupun Arga memeprtahankan Aku,dan Aku nggk mau Hana semkain buruk kondisinya!"Aku akan merelakan Arga untuknya,karena dari awal hanya Hana lah yang Arga cintai!"jawab Nessa membuat Ray terdiam.Rasa Nessa ke Arga begitu dalam,Ia rela mengorbankan perasaanya sendiri demi wanita di masa lalu Arga."Gue nggak tahu lagi musti ngomong apa Ga,istri Lo benar-benar mencintai Lo!"batin Ray."Kita pergi sekarang?"tanya Ray."Oke!"jawab Nessa tersenyum.Nessa bernajak dari duduknya,dan segera keluar membayar tagihan makanan mereka."Biar Aku saja!"ucap Ray mengeluarkan kartu miliknya."Jangan Kak biar Aku saja,anggap saja sebagai ucapan terimaksih ku karena udah nemenin Aku selama di sini!"ucap Nessa tersenyum."Kalau tahu gitu kenapa nggak Aku porotin aja dari kemarin!"canda Ray."Hahaha resek!"balas Nessa terta
Arga mentap Hana yang tengah tertidur,ada perasaan bersalah di dalam hatinya saat ini.Bagaimana bisa Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka saat ini.Namun Arga juga sudah mulai sadar dengan perasaanya sendiri,kalau Nessa berhasil menggoyahkan pertahanan hatinya yang tidak akan jatuh hati pada istri kecilnya itu.Namun meninggalkan Hana untuk saat ini juga tidak mungkin.Mengingat kegigihan wanita ini untuk sembuh semenjak kedatangan dirinya. "Gue harus gimana?"gumam Arga mengusap wajahnya kasar."Gue nggak bisa nyakitin salah satu di antara mereka!"Arga!"Indra menepuk pundak Arga dari belakang yang membuatnya terkejut."Eh iya Om!"jawab Arga berdiri."Apa kamu baik-baik saja?"tanya Indra yang tidak sengaja mendengar gumaman Arga sebelumnya."Iya Om,Aku baik-baik aja kok!"jawab A
"Kak Ra--"Arga?"gumam Nessa yang Ia kira adalah Ray."Boleh Aku masuk?"Maaf,Aku lagi nggak nerima tamu!"ucap Nessa menutup pintu namun di tahan oleh Arga."Pergi,Aku nggak mau ketemu kamu!"ucap Nessa berusaha mendorong pintu agar Arga segera pergi.Namun tenaga Arga tidak sebanding dengan dirinya, pintu akhirnya terbuka yang membuat Nessa segera menjauh dari Arga.Namun tangan Nessa berhasil di cekal oleh Arga."Lepasin!"ucap Nessa berusaha melepaskan tangannya dari Arga.Saat ini Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Arga,matanya yang sembab pasti akan menjadi bahan tertawaan oleh pria yang ada di hadapannya saat ini."Lepas!"berontak Nessa yang membuat Arga menyudutkan Nessa ke dinding,mengunci ke-dua tangan Nessa di atas kepalanya."Lepasin nggak!"kesal Nessa menatap tajam Arga."Nggak!"jawab Arga."Pergi,sebelum Han--"Mmhh!"Arga membungkam mulut Nessa dengan bibirnya.Arga melumat bibir Nessa dengan sedikit kasar,entah mengapa Dia begitu kesal saat Nessa mengusirnya.Arga te
Mobil Arga sudah sampai di tempat yang di kunjungi Ray dan Nessa sebelumnya."Shit! Ke mana si Ray bawa Nessa!"umpat Arga mencari keberadaan Nessa di sepanjang jembatan kayu tersebut.Arga kembali menghubungi Ray yang langsung di angkat oleh nya."Ke mana Lo bawa istri Gue?"cecar Arga marah."Masih ingat kalau Lo punya isteri?"sinis Ray."Jawab Gue bangsat!"kesal Arga membuat Ray akhirnya memberi tahu keberadaan mereka sekarang.Arga segera memutuskan panggilnya dan bergegas menuju tempat yang di katakan Ray.Sekitar 30 menit akhirnya Arga sampai di tempat tujuan.Arga segera menghampiri Ray yang baru saja keluar dari kamar Nessa,lebih tepatnya membantu Nessa membawa barang-barangnya ke kamar hotel yang akan Ia tempati."Bugh!"sebuah pukulan mendarat tepat di wajah Ray."Shit! Lo kenapa muku--"Bugh!"pukulan Arga kembali mendarat,namun sekarang di bagian perutnya.Nessa yang mendengar suara ribut-ribut diluar segera membuka pintu kamarnya."Kak!"ucap Nessa membantu Ray yang sudah tersu
"Aku mau pulang!"ucap Nessa berbalik dan meninggalkan Ray. "Nessa tunggu!"panggil Ray, namun tidak di hiraukan nya.Dia masih terus berjalan dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir. "Shit! ini air mata kenapa keluar terus sih dari tadi!"kesal Nessa menghapus air matanya dengan kasar. Ray melajukan mobil dan berhenti tepat di samping Nessa. "Ayo masuk!"ucap Ray dari dalam mobil. Nessa yang capek berjalan dan tak tentu arah memilih masuk ke dalam mobil Ray. Selama di dalam mobil Nessa hanya menatap keluar jendela,hatinya hancur dalam sekejap di saat menyaksikan pria yang berstatuskan suaminya tengah berpelukan dengan wanita lain.Bahkan ada cerita di antar mereka yang Nessa tidak tahu selama ini. Ray,membawa Nessa ke sebuah tempat wisata yang ada di Surabaya.Ekowisata Mangrove menjadi pilihan Ray kali ini. "Kita ngapain ke sini?"tanya Nessa. "Turun dulu,biar hati kamu lebih tenang!"jawab Ray keluar dari mobil. Nessa mengikuti Ray yang berjalan lebih dulu.Suasan
Sementara itu Ray yang tengah berada di kantor,di buat pusing dengan pertanyaan Rossy dan Bram yang baru saja sampai di kantor. "Di mana Arga Ray?"tanya Rossy. "Arga lagi keluar Tante!"jawab Ray berbohong. "Ke mana?bukankah setiap keluar Dia selalu bersama Kamu? "Tadi Arga lagi pengen sendiri saja Tante,lagian saya ada kerjaan yang harus di selesaikan hari ini juga! "Oh ya Ray,bagaimana hubungan Arga dan Nessa sekarang? Apa mereka sudah dekat atau masih menjauh satu sama lain?"selidik Rossy. "Sejauh yang saya lihat mereka baik-baik saja Tante! "Oh ya, Nessa bilang Dia mau ke Surabaya apa Arga ikut bersamanya?"tanya Bram. "Nessa ke Surabaya?"tanya Ray tak percaya. "Iya!"jawab Bram mengangguk. Ray meremas ke-dua tangannya, bagaimana bisa gadis kecil itu berniat menyusul Arga ke sana. "Gue harus susul Nessa!"batin Ray. "Ada apa Ray,kenapa kamu terlihat terkejut begitu?"tanya Rossy. "Nggak papa Tante,saya hanya sedang memikirkan pekerjaan saja!"jawab Ray berbohong. "Ya sudah
Sementara itu Arga tengah menunggui Hana yang masih tertidur.Namun Arga tidak berhenti mengajak Hana untuk berbicara."Hana?"Apa Kamu tidak merindukan Ku?"Sudah seminggu Aku di sini,apa Kamu tidak bosan tidur terus?"Bangunlah Hana,Aku sangat merindukanmu!"ucap Arga menggenggam sebelah tangan Hana.Ia asyik bicara sendiri sedari tadi, berharap kalau Hana mendengarnya.Tanpa di duga,jari Hana mulia bergerak perlahan yang membuat Arga mengangkat kepalanya menatap wajah pucat itu."Hana?"Apa Kamu mendengar Ku?"tanya Arga tak percaya.Mata Hana mulai mengerjab perlahan,hingga akhirnya terbuka sempurna.Melihat hal itu membuat Arga tersenyum lebar.Arga lantas menekan tombol darurat agar Dokter segera datang.Tak lama Dokter pun datang dan memeriksa kondisi Hana."Bagaimana Dok?"tanya Arga tak sabar."Pasien sudah sadar dari komanya,ini suatu mukjizat yang di berikan Tuhan!" jawab Dokter tersebut tersenyum.Arga merasa senang mendengar
Sementara itu di Kampus Nessa terlihat lebih banyak diam dari biasanya."Lo kenapa Ness? Lagi ada masalah?"tanya Sonya."Dari semalam Arga nggak ngabarin Gue sama sekali!"jawab Nessa."Memangnya Arga ke mana?"Bilangnya ke Surabaya!"Ngapain? Soal kerjaan?"Katanya sih gitu,tapi setelah itu Dia nggak ngabarin Gue sama sekali!"Lo udah coba hubungi Arga?"Belum!"jawab Nessa menggeleng."Lo coba telpon Dia deh,biar hati Lo lebih tenang!"saran Sonya yang di angguki oleh Nessa.Ness menghubungi Arga melalui panggilan telepon,satu kali Nessa menelpon namun tidak ada jawaban."Coba sekali lagi deh!"ucap Sonya.Nessa kembali menghubungi Arga,namun tetap sama Arga masih tidak mengangkatnya."Mungkin sibuk kali,siapa tahu lagi ada meeting atau apa gitu!"hibur Sonya."Bisa jadi sih!"jawab Nessa menyimpan kembali handphonenya."Ness?"Humm?"jawab Nessa menoleh."Kenapa tiba-tiba Lo kepikiran soal Arga?"tanya Sonya."Gue juga nggak tahu nya,kenapa Gue kepikiran sama tuh orang!"jawab Nessa menyeru