"Dim, kamu berasa liat orang nggak sih?" tanya Melda pada puteranya yang baru saja sampai di meja makan.
"Liat Ma, kenapa emangnya?" tanya Dimas. "Tapi kenapa dari tadi nggak kedengaran suaranya ya?" tanya Melda yang lagi-lagi menyindir puteri nya itu. "Lagi sariawan kali Ma, atau lagi puasa ngomong!" jawab Dimas ikut memojokkan Nessa. Nessa yang merasa jengah segera berdiri dari posisinya, menyandang tas kuliahnya dan segera pergi dari sana. "Nessa!" panggil Melda membuat langkahnya terhenti, lalu menoleh kebelakang menatap mamanya dengan wajah datar. "Lebih baik kamu pikirkan soal perjodohan itu, kalau kamu nggak setuju menikah dengan Arga maka semua fasilitas akan Papa Mama sita!" ancam Melda. "Mama sama Papa tuh kenapa sih? kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala?" kesal Nessa akhirnya bersuara. "Itu semua demi kebaikan kamu, Mama sama Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu!" jawab Melda. "Terbaik buat Aku atau terbaik buat Mama sama Papa?" tanya Nessa sinis. "Apapun alasannya kamu harus menikah dengan Arga! karena hanya Dia yang bisa di percaya untuk mendampingi kamu!" ucap Melda tak mau di bantah. "Terserah!" kesal Nessa, dan berlalu pergi begitu saja. ********* Dua hari setelah acara pertemuan keluarga itu, baik Nessa maupun Arga tidak pernah bertemu lagi. Hal itu membuat Nessa merasa senang, karena dengan begitu Dia sedikit lebih tenang. Namun perihal kerusakan mobil Arga mereka belum membahasnya lagi. Arga baru saja turun ke bawah untuk sarapan, stelan jas berwarna biru navy terlihat sangat cocok di tubuhnya yang atletis. Pria berperawakan tampan dengan hidung mancung itu berjalan menuju meja makan. Namun Dia tidak melihat keberadaan orang tuanya di sana. "Mama sama Papa mana Bik?" tanya Arga pada Bik Ijah salah satu asisten rumah tangga nya. "Nyonya lagi di kamar Den, katanya nggak enak badan!" "Kalau Tuan sedang keluar Den!" jawab Ijah. "Apa Mama sudah sarapan Bik?" tanya Arga lagi. "Belum Den!" "Ya sudah, Bibik boleh pergi!" ucap Arga yang di angguki oleh wanita yang sudah berusia 50 tahun itu. Arga menyelesaikan sarapannya lebih cepat agar bisa melihat keadaan mamanya. Setelah selesai sarapan, Arga berjalan menuju kamar Rossy tak lupa juga membawa sarapan untuk mamanya. Dia tidak mau mamanya sakit apalagi sampai tidak sarapan. Arga begitu menyayangi Rossy, wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini dan memberikan kasih sayang yang begitu hebatnya. Walaupun terkadang sikapnya suka cuek,namun jauh di dalam lubuk hatinya Dia begitu menyayangi Rossy. Arga mengetuk pintu kamar dan masuk setelah mendengar jawaban dari dalam. Melihat kedatangan puteranya Rossy mencoba bangun dan duduk dengan menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang. "Mama kenapa?" tanya Arga duduk di samping ranjang Rossy. "Mama nggak papa!" jawab Rossy tersenyum. "Kita ke rumah sakit ya, Mama kelihatan pucat" "Mama nggak papa Ga, nanti istirahat juga baik sendiri. Kalau seumuran Mama kayak gini emang gampang lelah dan capek" jawab Rossy, membuat Arga mengusap tangan mamanya itu dengan lembut. "Ga!" panggil Rossy lembut membuat Arga menatap wanita yang sudah tidak lagi muda itu. "Terimalah perjodohan ini, Mama sudah tua dan juga ingin memiliki cucu!" ujar Rossy. "Menikah bukanlah hal yang mudah Ma!" jawab Arga. "Mama tahu, tapi sampai kapan Mama menunggu? umur Kamu sudah sangat matang untuk berumah tangga" "Ini bukan soal umur Ma" "Cobalah untuk menjalani nya selama satu tahun, kalau kamu yakin kamu boleh melanjutkan nya, tapi kalau cinta tak kunjung hadir kalian boleh bercerai setelah itu!" ucap Rossy yang membuat Arga terkejut mendengarnya. "Pernikahan bukan hal yang main-main Ma, dan Aku nggak yakin dengan bocah kecil itu!" "Dari awal ketemu aja Dia udah bikin Aku kesal gimana mau mencobanya setahun Ma!" keluh Arga. "Coba saja Ga, hanya setahun!" bujuk Rossy lagi. "Mama istirahat ya, ini sarapannya jangan lupa di makan, aku mau ke kantor dulu!" ucap Arga berdiri, dan tidak menghiraukan perkataan Rossy. Ray yang melihat kedatangan Boss nya itu segera membukakan pintu. "Pagi Pak!" sapanya sopan. "Pergilah ke kantor, saya ada urusan berikan kunci mobilnya!" ucap Arga pada Ray. "Baik Pak!" jawab Ray tanpa banyak bertanya. Mobil Arga melesat meninggalkan Ray yang hanya bisa menghela nafasnya. Arga menyusuri jalanan kota, pikirannya tengah berkecamuk. Apakah ia harus mempertimbangkan permintaan mamanya. Niat awalnya yang ingin ke kantor malah memilih ke tempat lain untuk menenangkan pikirannya. "Membayangkan nya saja sudah membuat ku pusing, bagiamana bisa mereka menjodohkan ku dengan gadis ingusan seperti nya!" ucap Arga pada diri sendiri. Arga pergi ke taman kota untuk mengistirahatkan pikiran nya sejenak, karena kalau Dia datang ke club sekarang sangat tidak mungkin karena masih terlalu pagi. Arga duduk di bangku taman menghadap air mancur yang menjadi icon taman tersebut. Dia memandang air mancur tersebut yang membuatnya teringat kembali pada kenangan beberapa tahun lalu. "Gimana kabar kamu sekarang?" gumamnya pelan menengadahkan kepalanya menghadap langit. Sementara itu Nessa juga berada di tempat yang sama, hanya saja Dia duduk di ujung taman sedikit lebih jauh dari posisi Arga sekarang. "Tuhan, ternyata jadi dewasa itu tidak menyenangkan!" "Kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala coba, gue nggak mau nikah muda, sama om-om lagi!" gerutunya seorang diri. Saat sedang merenungi nasibnya, ada 2 orang preman yang datang mengganggunya. Nessa yang sedang kesal semakin di buat kesal dengan 2 preman tersebut. "Duduk di sini musti bayar sama kita!" ucap salah satu preman namun Nessa hanya menatap mereka datar. "Ayo cepat berikan sebelum kami bermain kasar!" ancam preman tersebut. "Bacot lo!" jawab Nessa berdiri dan berbalik meninggalkan preman tersebut. Mereka yang tidak terima segera mencegat Nessa, menarik tas nya yang membuat Nessa berbalik dan menatap tajam ke dua preman tersebut. "Lepas!" ucap Nessa. "Ck, tinggi juga nyali lo!" decak salah satu dari mereka. "Serahin dulu uang lo baru kita lepas!" jawabnya. Nessa yang saat ini tengah marah, kesal semakin di buat emosi oleh ke dua preman tersebut. Tanpa di duga Dia menarik tasnya secara kasar dan menendang lutut ke dua preman tersebut. "Argh!" "Sialan!" erang mereka menahan sakit karena tendangan Nessa cukup keras. "Gue lagi nggak mood berantem, jadi sebelum lo berdua kenapa-napa mending pergi dari sini!" ancam Nessa tersebut. Preman tersebut tidak terima dan menyerang Nessa balik, namun berhasil di tangkis olehnya. Dan terakhir Nessa berhasil menendang ke benda pusaka dua preman tersebut yang membuat mereka mengaduh kesakitan. Saat Nessa akan menendangnya lagi mereka meminta ampun dan meminta maaf karena rasa sakit yang luar biasa biasa mereka rasakan. "Ampun-ampun kita nggak akan ganggu lagi!" "Pergi nggak lo sekarang! dan jangan sekalipun lo datang buat malak orang-orang di sini!" ancam Nessa. "Ii--yya Mbak!" jawab mereka gemetar dan berlari meninggalkan Nessa yang tersenyum puas karena berhasil mengalahkan ke dua preman tersebut. "Badan aja yang gede, tapi mental kerupuk!" ucap Nessa mengambil tasnya dan pergi dari sana. Saat berbalik Dia melihat sosok yang membuatnya kembali kesal, lagi-lagi soal perjodohan itu mengganggu pikirannya. "Hebat juga kamu lawan mereka!" ucap Arga yang memang sedari tadi melihat bagaimana Nessa mengalahkan preman-preman tersebut. "Soal itu mah kecil!" balas Nessa pongah. "Sombong!" dengus Arga. "Om ngapain di sini?" tanya Nessa bingung. "Saya bukan Om kamu!" jawab Arga ketus. "Yang bilang Om, Om Aku siapa?" balas Nessa membuat Arga berdecak kesal. "Ck, apa hobi mu memang membuat orang lain kesal?" tanya Arga. "Tergantung orangnya kayak gimana, kalau orangnya seperti Om memang pantas di gituin!"jawab Nessa. "Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?""Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?" tanya Arga menatap tajam Nessa. "Om adalah orang yang paling nyebelin yang pernah aku temuin!" ketus Nessa. "Dan kamu orang ter-aneh yang pernah saya temui!" balas Arga tak mau kalah. "Terserah!" jawab Nessa pergi meninggalkan Arga. "Tunggu!" "Apa?" tanya Nessa berbalik menatap Arga. "Saya mau bicara sama kamu!" jawab Arga serius. "Ya udah bicara aja kalau gitu!" "Jangan di sini!" jawab Arga berjalan kembali ke kursi taman yang Ia tempati tadi. Nessa yang penasaran memilih mengikuti Arga walaupun sebenarnya Dia juga malas. Nessa ikut duduk di sebelah Arga namun sedikit berjarak agar tidak berdekatan. "Mau ngomong apa sih Om?" tanya Nessa setelah mereka duduk. "Saya mau bikin kesepakatan sama kamu!" jawab Arga yang membuat Nessa mengernyitkan dahinya. "Kesepakatan apa?" "Saya mau ki
"Gue setuju sama Nyokap Lo!" ucap Sonya tersenyum puas."Kampret!" sebenarnya lo teman Gue apa bukan sih?" kesal Nessa."Justru sebagai teman Gue setuju sama Nyokap Bokap lo, secara Dia hot banget!" ucap Sonya berbisik."Dasar omes lo!" balas Nessa menoyor kepala temannya itu."Jangan sampai hal ini tahu sama anak-anak kampus, kalau berita perjodohan Gue sampai menyebar lo orang pertama yang Gue cari!" ancam Nessa."Siap, lo tenang aja!" jawab Sonya tersenyum.Selesai kelas mereka keluar menuju kantin.Belajar lebih kurang 2 jam juga membuat mereka merasa lapar."Hay?" sapa Bima yang datang menghampiri mereka."Hay?" jawab Nessa ramah."Baru selesai kelas?" tanya Bima."Iya, lo juga?" tanya Nessa balik."Belum, baru nyampe gue!" jawab Bima yang di angguki oleh Nessa.Sonya datang dengan membawa 2 mangkok bakso di tangannya. Karena pengunjung kantin sedang ramai akhirnya Dia berinisi
"Aku tungguin, lagian hari ini Aku ada rapat BEM sampai sore!" jawab Bima tersenyum membuat Nessa mau tak mau tetap pergi dengannya."Owh, ya udah kalau gitu!" ucap Nessa masuk ke dalam mobil Bima.Sesampainya di kampus banyak pasang mata yang memperhatikan kedatangan mereka."Itu bukannya Bima sama Nessa?""Sejak kapan mereka dekat?""Kalian nggak tahu, kalau akhir-akhir ini Bima sering datang ke fakultasnya Nessa!"Cocok sih, yang satu ganteng yang satunya cantik!"Begitulah bisik-bisik yang terdengar di sepanjang area kampus pagi ini.Bagiamana tidak,Bima adalah ketua BEM banyak cewek-cewek yang menyukainya,sedangkan Nessa merupakan cewek populer yang terkenal dengan kecantikan dan juga ke bar-baran nya."Thanks ya Bim, kalau gitu Gue ke kelas dulu!" ujar Nessa."Sama-sama Ness!" jawabnya tersenyum."Oh ya,nanti hari minggu jadi kan?"tanya Bima saat Nessa akan berbalik meninggalkan nya.
"Apa?"Jadi Om mau ninggalin Aku di sini?"tanya Nessa tak percaya."Saya masih ada urusan!"jawab Arga datar berlalu meninggalkan Nessa yang sudah sangat kesal."Dasar calon suami laknat!"maki Nessa melihat punggung Arga yang mulai menjauh dan masuk ke dalam mobilnya."Argh!"Awas aja nanti!"kesal Nessa keluar dari restauran tersebut."Hallo Dim lo di mana?"tanya Nessa menghubungi adiknya."Masih di sekolah,ada apa?"Tolong jemput Gue dong di restauran X!"Nggak bisa,Gue sama anak-anak mau latihan basket!"Ck,Lo sama aja ya sama Om-om galak itu!"Om-om yang mana?lagian lo ngapain sih di sana?"Gue tadi di jemput sama tuh orang dan sekarang dia malah ninggalin Gue di sini!",gerutu Nessa."Hahahaha makanya jadi cewek jangan nyebelin di tinggal kan lo!"ucap Dimas tertawa tidak membantu nya sama sekali."Nggak guna lo jadi adek!"balas Nessa kesal dan memutuskan sambungan te
Nessa kembali duduk di kursi nya tadi.Semuanya terlihat sudah selesai makan."Udah pada selesai ya?" tanya nya seraya duduk di kursi meja makan."Iya, kamu lanjut aja makannya" jawab Melda."Owh,ya udah kalau gitu!" ucap Nessa mengangguk."Punggung kamu gimana udah di kasih salep?" tanya Melda."Udah Ma, besok-besok Aku nggak mau pakai baju itu lagi gatal banget rasanya!" jawab Nessa."Iya ini salah Mama karena salah pilih butik besok pasti nggak akan terulang lagi!" ucapnya mengusap kepala Nessa.Semuanya meninggalkan meja makan, Arga juga ikut berdiri hendak pergi dari sana."Kamu di sini dulu Ga temani Nessa!" ujar Rossy.Arga yang tadinya berdiri memilih duduk kembali walaupun dengan berat hati."Pergi aja kalau mau pergi!" ucap Nessa."Udah makan,jangan banyak omong!" balas Arga membuat Nessa mengerucutkan bibirnya.Nessa kembali melanjutkan makannya sementara Arga terlih
"kenapa Om nggak nolak perjodohan ini aja sih?"tanya Nessa tiba-tiba."memangnya saya ada pilihan lain?"emangnya Om nggak punya pacar?"tanya Nessa lagi yang membuat Arga menatapnya tajam.Nessa yang melihat tatapan tajam Arga seketika terdiam,nyalinya cukup ciut saat melihat wajah datar dan dingin itu."nanya doang,emang salah?"cicitnya pelan.Setelah itu mereka sama-sama diam, Nessa tidak ingin bertanya lagi yang bisa membuat pria matang di sampingnya marah."kruk!"kruk!"bunyi perut Nessa."kamu lapar?"tanya Arga."hehe iya Om!"jawabannya cengengesan.Tak lama setelah itu, Arga membelokkan mobilnya di sebuah restauran seafood."ayo turun!"ucap Arga.Nessa hanya menurut tanpa banyak tanya,karena saat ini Dia benar-benar merasa lapar.Ia tidak sarapan tadi pagi,dan sekarang sudah jam makan siang.Jadi wajar saja kalau perutnya sudah demo minta di isi."Mau pesan apa Mb
Ada kelegaan terpancar dari wajah Arga,walaupun ini hanya nikah kontrak namun pernikahan mereka tetap sah secara agama dan negara."Aaaa selamat ya Ness,sekarang Lo udah sah jadi isterinya Om ganteng!"ucap Sonya yang memang menghadiri pernikahan sahabatnya itu."Gue deg-degan banget Anya!"Itu artinya Lo udah mulai suka sama suami Lo!"Dih ogah!"balas Nessa cepat."Hahahha awas kemakan omongan Lo!"ucap Sonya tertawa."Ness,ayo turun suami kamu sudah menunggu!"ujar Melda yang sudah berdiri di depan pintu kamar."Iya Ma!"jawab Nessa.Nessa berjalan di apit oleh Sonya dan Melda,berjalan mendekati Arga yang menatapnya dengan wajah datar."Shit,kenapa Dia bisa secantik itu!"batin Arga berusaha menahan dirinya dan bersikap biasa-biasa saja.Tak bisa di pungkiri,Nessa begitu terlihat cantik dengan gaun pengantin yang di pakainya.Makeup nya yang natural tidak terlalu berlebihan membuatnya semakin terlihat anggun."Mingkem Om,nanti masuk lalat!"bisik Nessa membuat Arga tersadar karena tidak be
Paginya Nessa bangun lebih cepat,suatu keajaiban di banding pagi-pagi sebelumnya.Entah jin apa yang merasukinya hingga bangun lebih cepat dan tengah berada di dapur saat ini.Nessa tengah membuat sarapan untuk dirinya dan Arga.Arga yang masih tidur mencium aroma masakan dari dapur yang membuatnya terbangun."Masak tuh bocah?"gumamnya dengan suara serak.Arga turun dari ranjang,berjalan ke kamar mandi untuk sekedar mencuci wajahnya.Setelah itu Dia menghampiri aroma masakan yang menganggu hidung nya sedari tadi.Arga berdiri di depan pintu dapur,menatap punggung Nessa yang tampak fokus dengan masakannya.Arga menelan saliva nya kasar saat melihat penampilan Nessa sekarang.Baju tidur pendek di atas lutut yang memperlihatkan kaki jenjangnya.Nessa yang tidak mengetahui kehadiran Arga,seketika terkejut dan hampir terkena wajan panas yang ada di atas kompor,beruntung Arga dengan cepat membantunya."Kenapa sih Om hobi nya bikin orang kaget aja!"Kenapa
Setelah pembicaraan mereka sore itu, Arga dan Nessa memberitahu kabar tersebut kepada kedua orang tua mereka."akhirnya kalian mempublikasikan nya juga, Mama sangat senang mendengarnya" ucap Mama Nessa tersenyum."Iya Ma, dalam bulan ini kita akan mengadakan resepsi" jawab Arga."oke, kalau begitu Mama dan Mama kamu akan persiapkan semuanya. Kalian tinggal duduk manis dan produksi cucu yang banyak buat kita" seloroh Ratna.Arga terkekeh mendengar perkataan mertuanya, namun begitu ia juga merasa senang karena tidak perlu mengurus semuanya. Biar Mama mereka saja yang mengurus semuanya."Dimas mana Ma?" tanya Nessa, karena tidak melihat keberadaan adiknya itu."Lagi di kamar, seminggu lagi kan mau ujian akhir""Oh" jawab Nessa mengangguk.******2 Minggu kemudian, satu kantor di kejutkan dengan kabar pernikahan CEO mereka. Tak ada angin tak ada hujan, sudah menggelar resepsi saja. Mereka bertanya-tanya siapa wanita yang sudah berhasil menaklukkan hati pria dingin itu."OMG, diam-diam uda
Seminggu berlalu, hubungan Arga dan Nessa semakin terlihat harmonis dan romantis. "sayang?" "dapur By!" jawab Nesaa sedikit berteriak. Nessa saat ini tengah masak untuk makan malam mereka, Arga yang baru saja pulang dari kantor segera menghampiri istrinya. Nessa sedikit terkejut saat Arga langsung saja memeluknya dari belakang."duduk dulu, aku lagi masak" ucap Nessa."sebentar saja" jawab Arga meletakkan kepalanya di bahu Nessa."selalu saja wangi" gumam Arga, menikmati aroma wangi dari tubuh istrinya."nanti malah di katai bau bawang lagi" cebik Ness a.Arga membalikkan tubuh Nessa agar menghadapnya."aku butuh di charge" ucap Arga memeluk Nessa dengan eratnya.Nessa tersenyum dan membalas pelukan hangat suaminya. Cukup lama mereka saling berpelukan, hingga akhirnya Arga melayangkan satu ciuman singkat di bibir Nessa."kenapa By? apa ada masalah di kantor?" tanya Nessa menatap wajah Arga yang tampak lelah."semuanya baik-baik aja sayang, aku hanya kangen kamu aja" jawab Arga ters
Pemandangan pagi ini sungguh memanjakan mata, Arga tampak tersenyum saat menatap wajah Nessa yang masih nyenyak dalam mimpi indahnya. Tangan Arga terulur mengusap wajah cantik itu, yang membuat sang empu menggeliat. Arga tidak pernah membayangkan akan jatuh cinta seperti ini dengan istri kontraknya. Ia mengira tidak akan pernah menikah jika bukan dengan Hana. Tapi takdir justru membawanya ke dalam perjodohan yang di lakukan oleh orang tuanya.Nessa mengerjabkan matanya perlahan, menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam matanya. Setelah terbuka sempurna, Nessa kaget saat mendapati Arga di depannya. Bahkan pria itu terlihat tersenyum lebar saat melihatnya. Nessa mencoba mengingat kembali kenapa dia bisa berada di sini. Wajahnya memerah seketika saat mengingat permainan panas mereka semalam. Bahkan tubuhnya masih polos tidak memakai sehelai benangpun, kecuali selimut tebal yang menyelimutinya sekarang.Nessa menenggelamkan kepalanya di balik selimut, ia sangat malu malihat Arga saat
Arga mencium pucuk kepala Nessa beberapa kali,tubuh Nessa yang hanya sebatas dadanya membuatnya merasa seperti memeluk guling."Kenapa Kamu pendek sekali!"ucap Arga membuat Nessa mendongkkan kepalanya menatap Arga."Kamu nya aja yang ketinggian seperti tiang listrik!"cebik Nessa membuat Arga terkekeh."Cup!"Arga melayangkan ciuman singkat di bibir Nessa yang membuatnya terkejut."Hehehe sekarang udah boleh dong?"tanya Arga terkekeh."No kiss-kiss!"jawab Nessa menggeleng."Cup!"Arga justru kembali mencium bibir Nessa yang membuatnya melotot."Arga!"kesal Nessa."Cup!"Ih Arga!"Apa? kamu panggil aku apa?"Arga!"Cup!"Ih ngapa--Ucapan Nessa terhenti saat bibirnya kembali di cium oleh Arga namun sekarang lebih lama.Arga mengulum dan menyecap bibir manis itu dengan lembutnya yang membuat Nessa terbuai.Semakin lama ciuman Arga semakin menuntut,Nessa membuka sedikit mulutnya agar Arga bisa mengakses setiap inci isi mulutnya.Arga membelit lidah Nessa dengan begitu lihainya,mengangkat tubuh
"Kamu ngindarin Aku?"Nggak!"jawab Nessa menggeleng."Kenapa dari tadi diam aja?"tanya Arga."Lalu apa yang harus kita bicarakan?bukankah memang seharusnya seperti itu?"tanya Nessa berlalu ke balkon aparteman.Arga mengikuti Nessa dari belakang,malam ini fia harus menyelesaikan semuanya.Karena Ia tidak ingin kehilangan Nessa."Kenapa kamu berbicara seperti itu?"tanya Arga berdiri tepat di samping Nessa."Aku nggak mau terlibat lebih jauh lagi dengan kamu,sebaiknya kita kembali ke kesepakatan awal!"Apa maksud kamu Ness?"Kamu paham maksud Aku!"jawab Nessa menatap Arga."Kita pisah aja!"ucap Nessa setelahnya yang membuat Arga terkejut mendengarnya."Nggak! "Kenapa nggak? nantinya juga bakal pisah jadi sebelum kontraknya selesai lebih baik kita pisah aja dari sekarang!"ucap Nessa menatap Arga dalam,hatinya begitu sakit saat mengatakan hal itu.Namun bagaiman pun juga Ia tidak ingin hidup di bayang-bayangi masa lalu Arga."Nggak Ness! sampai kapanpun kita nggak bakal pisah!""Jangan egoi
"Saat itu Gue cuma mau menghibur Hana,perasaan Gue dilema banget waktu itu!"Gue tahu Gue juga udah jahat sama Hana karena mengatakan kalau Gue bakal selalu mencintainya,tapi Gue juga nggak bisa menyingkirkan Nessa di hidup Gue Ray!"jelas Arga membuat Ray mengangguk mengerti."keputusan yang Lo ambil sekarang udah tepat,setidaknya Hana udah tahu semuanya sebelum Dia pergi!"ucap Ray."Iya,tapi Gue masih merasa bersalah sama mereka ber-dua!""Gue ngerti perasaan Lo,tapi sekarang Hana sudah tenang di sana! waktunya Lo memulai kehidupan yang baru bersama Nessa!"ucap Ray membuat Arga tersenyum tipis."Lo benar Ray,thank's udah jaga Nessa selama Gue pergi""Kayak sama siapa aja Lo,sekarang Nessa itu adek Gue awas aja kalau Lo berani nyakitin Dia lagi!"ancam Ray."Sejak kapan Nessa manggil Lo Kakak?"Sejak kita di surabaya!"jawab ray santai."Pasti Lo yang minta kan?"Ya iyalah,masak dia panggil Gue Mas!"Mending Lo di panggil Mas,Gue malah di panggil Om!"kesal Arga membuat Ray terkekeh."He
"Hah?"ucap Nessa segera bangun,dirinya terkejut saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09:15. "Kenapa nggak bangunin Aku dari tadi sih?"gerutu Nessa segera turun dari ranjang dan berlalu masuk ke kamar mandi. Arga hanya terkekeh melihat wajah panik Nessa,dan ikut bersiap-siap setelahnya.Arga memilih mandi di kamar Ray,karena waktu mereka sudah mepet. Tak lama ke-duanya sudah selesai bersiap-siap,Nessa menyeret kopernya keluar kamar.Bertepatan dengan Arga yang juga keluar bersama Ray. "Di kamarnya Kak Ray,Gue pikir udah pergi duluan!"batin Nessa saat melihat Arga karena saat Ia selesai mandi tidak mendapati Arga di kamar. "Nanti aja tatap-tatapannya,kita musti ke bandara sekarang!"ucap Ray membuat Nessa mengalihkan tatapannya dari Arga. Nessa berjalan lebih dulu sambil menyeret kopernya,Arga segera mengambil alih koper Nessa dan memberikannya pada Ray yang membuat pria tampan itu melongo.Arga lantas menggenggam sebelah tangan Nessa hingga membuatnya terkejut dengan ti
Arga memperhatikan wajah Nessa dengan lamat,hatinya merasa senang di perhatikan Nessa seperti ini."Nggak ganti baju aja?"tanya Nessa karena kemeja yang di pakai Arga sudah basah oleh keringat."Aku mau mandi aja!"jawab Arga hendak turun dari ranjang."Nggak usah mandi,di lap pakai handuk ini aja!"jawab Nessa."Tapi ini nggak nyaman banget!"Ganti baju aja biar lebih nyaman!"jawab Nessa berlalu mengambil koper Arga dan membukanya.Nessa mengambil kaos lengan pendek agar Arga kebih leluasa dan nyaman.Nessa kembali menuju ranjang,namun langkahnya seketika berhenti saat melihat Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya."Kenapa bengong?ayo bantu lap-in !"ucap arga membuyarkan lamunan Nessa.Dengan perasaan campur aduk Nessa mengelap tubuh Arga yang basah oleh keringat,moment itu di manfaatkan Arga untuk melihat wajah dengan begitu dekatnya.Andai saja tidak demam mungkin Dia sudah menarik nessa dalam kungkungannya saat ini."udah,pakai lagi baju kamu!"ucap Nessa berlalu ke kamar man
"Apa yang di katakan Nessa,hingga tubuhnya bergetar seperti itu?"Mungkin Nessa merasa bersalah dengan kepergian Hana!"Ini takdir Ray,Gue nggak mau Nessa nyalahin dirinya karena hal ini!"ucap Arga."Tapi bagi Nessa lain Ga,lebih baik kalian obrolin ini nanti di waktu yang tepat!"ucap Ray karena Nessa sudah akan memasuki mobil.Nessa masuk mobil dan duduk di sebelah Arga,Nessa tidak melepaskan kaca matanya karena tidak ingin Arga dan Ray tahu kalau dirinya baru saja menangis."Jalan Ray!"ucap Arga membuat Ray mengangguk dan segera meninggalkan pemakaman umum tersebut.Nessa menatap keluar jendela,melihat ke arah nisan Hana yang semakin jauh semakin mengecil hingga akhirnya tak terlihat lagi.Nessa menoleh saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan hangat.Hanya sebuah senyuman yang di berikan Arga padanya,Nessa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan kembali menatap lurus ke depan.Ray hanya diam melihat Nessa yang berbeda dari biasanya,namun jujur saja Ray tidak suka bila Ness