Paginya Nessa bangun lebih cepat,suatu keajaiban di banding pagi-pagi sebelumnya.Entah jin apa yang merasukinya hingga bangun lebih cepat dan tengah berada di dapur saat ini.Nessa tengah membuat sarapan untuk dirinya dan Arga.Arga yang masih tidur mencium aroma masakan dari dapur yang membuatnya terbangun."Masak tuh bocah?"gumamnya dengan suara serak.Arga turun dari ranjang,berjalan ke kamar mandi untuk sekedar mencuci wajahnya.Setelah itu Dia menghampiri aroma masakan yang menganggu hidung nya sedari tadi.Arga berdiri di depan pintu dapur,menatap punggung Nessa yang tampak fokus dengan masakannya.Arga menelan saliva nya kasar saat melihat penampilan Nessa sekarang.Baju tidur pendek di atas lutut yang memperlihatkan kaki jenjangnya.Nessa yang tidak mengetahui kehadiran Arga,seketika terkejut dan hampir terkena wajan panas yang ada di atas kompor,beruntung Arga dengan cepat membantunya."Kenapa sih Om hobi nya bikin orang kaget aja!"Kenapa
"Dasar bocah ceroboh!"gerutunya melajukan motornya meninggalkan parkiran apartemen.Tak lama motor Arga sudah sampai di tempat Nessa berada.Arga segera membuka helm nya dan menghampiri Nessa yang tengah duduk di tepi jalan."Ayo bangun!"ujar Arga membuat Nessa mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk."Sakit!"lirih Nessa memegangi lututnya yang berdarah.Arga yang melihatnya hanya bisa menghela nafasnya.Tanpa pikir lama Arga langsung saja mengangkat tubuh Nessa dan mendudukkannya di belakang jok motor.Nessa hanya diam dengan semua yang di lakukan Arga.Jujur saja lututnya sangat terasa sakit dan kaku untuk di gerakkan."Pegangan!"perintah Arga membuat Nessa memeluk tubuhnya dari belakang."Giliran sakit aja nurut!"gumam Arga namun tidak terdengar oleh Nessa.Arga melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi,Nessa yang ada di belakangnya memeluk erat tubuh Arga yang membuatnya merasakan sesuatu di punggungnya.Benda kenyal
"Awh! Sakit!"Mikirin apa hah?"tanya Arga."Ih sakit tau!"kesal Nessa."Saya tanya kamu mikirin apa Nessa? Jangan-jangan mikirin tubuh saya ya?"tanya Arga membuat Nessa membulatkan matanya."Percaya diri sekali anda Pak!"jawab Nessa."Anjir,kok Dia bisa tahu!"batin Nessa.Arga hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah isteri kecilnya itu.Tak berselang lama bell apartemen mereka berbunyi.Arga berjalan membukakan pintu,ternyata yang datang adalah kurir makanan mereka.Arga meletakkan makanan yang dipesan Nessa di atas meja."Kamu yakin habisin makanan sebanyak ini?"tanya Arga."Humm!"jawab Nessa mengangguk yakin.Nessa mulai menikmati makanan yang ada di hadapannya,walau sedikit kesusahan namun Nessa sangat menikmati makan malamnya kali ini.Melihat Nessa yang tampak lahap dengan makanannya,membuat Arga merasa lapar juga."Makan sebanyak itu kemana perginya?"tanya Arga."Ke perut lah,ke mana lagi!"balas Nessa."Kenapa badanmu kecil sekali?"tanya Arga lagi yang membuat Nessa menatapn
Sebulan berlalu setelah mereka sah menjadi pasangan suami istri.Namun hubungan ke-duanya masih sama,mereka masih sering ribut satu sama lain.Nessa mulai terbiasa bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.Seperti pagi ini Nessa baru saja selesai dengan masakannya, Omelette berisi sayuran sudah tersaji dibatas meja makan. Tak lama Arga muncul dengan stelan kantornya,aroma masakan Nessa benar-benar membuat perutnya merasa lapar. "Mau sarapan sekarang?"tanya Nessa menatap Arga. "Iya,saya mau meeting pagi ini!"jawab Arga. "Oh ya udah kamu sarapan dulu aja,Aku mau mandi!"ucap Nessa. "Nanti saja mandinya,temani saya sarapan!"jawab Arga. "Nanti di katain bau bawang lagi?"cebik Nessa. "Ngikut aja apa susahnya sih Ness? "Iya iya!"balas Nessa duduk di kursinya. Mereka sarapan bersama,apa yang di buat Nessa tidak pernah gagal di lidah Arga. "By,Aku dua hari lagi ada study tour dari kampus!"ucap Nessa. "Terus?"tanya Arga "Cuma bilang doang!"jawab Nessa. "Ke mana?"
Nessa sampai apartemen jam 6 sore, bersamaan dengan Arga yang juga baru pulang kantor. "Baru pulang By?"tanya Nessa. "Humm!"jawab Arga berlalu masuk ke kamarnya. Nessa hanya mengangguk dan masuk ke kamarnya juga.Nessa mengeluarkan barang-barang yang Ia beli tadi lalu mencobanya.Setelah puas Nessa memilih mandi karena tubuhnya merasa lengket seharian jalan bersama Sonya. Selesai mandi dan berpakaian Nessa keluar kamar menuju memasak untuk makan malam.Selesai masak Nessa memanggil Arga untuk malam. "By! "Makan malam nya udah jadi!"teriak Nessa di depan pintu kamar Arga. Arga yang baru saja selesai mandi membuka pintu kamar,Nessa yang melihat tubuh Arga segera memalingkan wajahnya. "Kenapa?"tanya Arga yang masih memakai handuk saja di bagian bawahnya. "Makan malamnya udah siap!"jawab Nessa tanpa menatap Arga. Arga menyeringai melihat Nessa yang mengalihkan pandangannya.Arga menarik tangan Nessa dengan sengaja hingga masuk ke dalam kamarnya. "By,kamu ngapain?"tanya Ne
"Gue jahat nggak sih kalau tiba-tiba minta jatah sama Nessa?"tanya Arga membuat Ray terkejut mendengarnya."Hahahah Sange-an Lo sekarang?"tanya Ray tertawa membuat Arga menendang kursi yang di duduki Ray."Diam Lo bangsat!"umpat Arga kesal."Heheh sorry Bro,lagian sih Lo ada-ada aja! Bini cantik gitu di anggurin mana pakai perjanjian kontrak segala lagi, konyol banget!" ucap Ray."Lo nggak ngerti gimana rasanya jadi Gue Ray,di saat masa lalu Lo belum selesai tapi Lo udah ada hubungan baru dengan orang lain!" jawab Arga frustasi."Dia yang menghilang sendiri Ga,Dia yang pergi ninggalin Lo tanpa kejelasan!""Setidaknya kasih Gue satu alasan kenapa Dia pergi!""Gue nggak tahu lagi apa yang ada di otak Lo sekarang,Lo emang pintar dalam dunia bisnis tapi Lo bodoh dalam percintaan!"ucap Ray."Udah kayak paling bener aja Lo!"balas Arga kesal."Setidaknya Gue nggak menunggu sesuatu yang nggak pasti!"telak Ray membuat Arga terdiam.Mobil Ray sampa
"Ness,Lo nggak ngabarin suami Lo dulu?"tanya Sonya saat mereka sudah sampai kamar."Apa perlu ya Nya?"tanya Nessa membuat Sonya menghela nafasnya menatap sahabatnya itu."Kalau udah menikah kunci keharmonisan rumah tangga itu adalah komunikasi. Ngasih kabar ke suami itu juga penting Ness!""Tapi kita kan cuma nikah kontrak Nya!"jawab Nessa."Mau nikah kontrak atau nggak kontrak sekali pun, pernikahan kalian udah sah secara agama dan negara!"Jadi kudu hargain juga yang namanya suami,hormati Dia juga walau modelan nya kayak kulkas 12 pintu!"ucap Sonya."Kok Lo tahu hal ini sih,Lo kan belum nikah?"tanya Nessa."Gue belajar dari pengalaman Nyokap Bokap Gue, gara-gara Miss komunikasi mereka hampir aja cerei!"jawab Sonya tersenyum."Nggak ada salahnya juga buat Lo buka diri sama Arga,Gue yakin hatinya yang se-beku kutup itu akan mencair sama Lo!"Itu artinya Lo nggak ingin Gue cerai nantinya?"Gue berharap nya sih jangan,karena bagi Gue nikah cuma
Nessa yang baru saja selesai pembinaan dengan Dosen dan yang lainnya, segera kembali ke kamar."Ness,Lo udah ngabarin Arga?"tanya Sonya."Udah,tapi nggak di balas di baca aja kagak chat Gue!"jawab Nessa mengerucutkan bibirnya."Sibuk kerja kali!"Bisa jadi,Dia emang sibuk banget sih orangnya!"Btw Dia tetap ngasih Lo nafkah kan?"Kasih lah,tapi nggak pernah Gue pakai!"Kenapa?"Ya nggak papa,uang Gue masih adalah buat memenuhi kebutuhan Gue sendiri!"Anjir,suami kaya tapi nggak di manfaatin!"ucap Sonya,namun hanya di balas Nessa dengan senyuman.Setelah sampai di kamar,Sonya memilih masuk ke kamar mandi sementara Nessa memilih santai sebentar dengan mencabut handphonenya yang sedari tadi di charge.Saat di buka,ternyata ada panggilan tak terjawab 2 kali dari Arga."Si Om nelpon Gue?"gumamnya tersenyum."Kenapa rasanya senang gini ya,padahal cuma nelpon doang paling nanti cuma ngomel-in Gue doang!"ucap Nessa dan lebih memilih scrolling sosmed miliknya.Namun tak berselang lama Arga kem
Arga memperhatikan wajah Nessa dengan lamat,hatinya merasa senang di perhatikan Nessa seperti ini."Nggak ganti baju aja?"tanya Nessa karena kemeja yang di pakai Arga sudah basah oleh keringat."Aku mau mandi aja!"jawab Arga hendak turun dari ranjang."Nggak usah mandi,di lap pakai handuk ini aja!"jawab Nessa."Tapi ini nggak nyaman banget!"Ganti baju aja biar lebih nyaman!"jawab Nessa berlalu mengambil koper Arga dan membukanya.Nessa mengambil kaos lengan pendek agar Arga kebih leluasa dan nyaman.Nessa kembali menuju ranjang,namun langkahnya seketika berhenti saat melihat Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya."Kenapa bengong?ayo bantu lap-in !"ucap arga membuyarkan lamunan Nessa.Dengan perasaan campur aduk Nessa mengelap tubuh Arga yang basah oleh keringat,moment itu di manfaatkan Arga untuk melihat wajah dengan begitu dekatnya.Andai saja tidak demam mungkin Dia sudah menarik nessa dalam kungkungannya saat ini."udah,pakai lagi baju kamu!"ucap Nessa berlalu ke kamar man
"Apa yang di katakan Nessa,hingga tubuhnya bergetar seperti itu?"Mungkin Nessa merasa bersalah dengan kepergian Hana!"Ini takdir Ray,Gue nggak mau Nessa nyalahin dirinya karena hal ini!"ucap Arga."Tapi bagi Nessa lain Ga,lebih baik kalian obrolin ini nanti di waktu yang tepat!"ucap Ray karena Nessa sudah akan memasuki mobil.Nessa masuk mobil dan duduk di sebelah Arga,Nessa tidak melepaskan kaca matanya karena tidak ingin Arga dan Ray tahu kalau dirinya baru saja menangis."Jalan Ray!"ucap Arga membuat Ray mengangguk dan segera meninggalkan pemakaman umum tersebut.Nessa menatap keluar jendela,melihat ke arah nisan Hana yang semakin jauh semakin mengecil hingga akhirnya tak terlihat lagi.Nessa menoleh saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan hangat.Hanya sebuah senyuman yang di berikan Arga padanya,Nessa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan kembali menatap lurus ke depan.Ray hanya diam melihat Nessa yang berbeda dari biasanya,namun jujur saja Ray tidak suka bila Ness
"Ga,Ness kalian harus lihat Hana sekarang!"ucap Ray dengan nafas ngos-ngosan."Ada apa Ray?"tanya Saga berdiri."Hana kritis!"jawab Ray yang membuat Arga dan Nessa segera berlari menuju kamar Hana.Begitu sampai di kamar Hana,mereka begitu terkejut melihat kondisi Hana yang tengah di tangani oleh Dokter dan beberapa orang perawat."Ada apa Om? apa yang terjadi dengan Hana?"tanya Arga beruntun pada Indra."Om juga tidak tahu,tiba-tiba saja Hana mengalami kejang lagi!"jawab Indra dengan wajah sedih."Ya Tuhan,tolong selamatkan Hana bagaimanapun juga Dia adalah wanita yang baik!"batin Nessa menatap Dokter yang terus bekerja membantu Hana.Namun kondisi Hana semakin memburuk,denyut jantungnya mulai melemah,hingga satu garis panjang berbunyi yang membuat Dokter menghentikan semua aktivitasnya."Tolong selamatkan putri saya Dokter!"ucap Indra yang terdengar begitu pilu."Maaf Pak,kami sudah berusaha semampunya tapi Tuhan berkehendak lain!"jawab Dokter tersebut yang membuat tangis Indra peca
Hana merasa sangat lelah saat ini, tubuhnya terasa sakit semua. Namun hatinya merasa lega karena sekarang Arga sudah menemukan cintanya kembali.Melihat Hana yang sudah kembali tertidur,Arga mengajak Nessa untuk keluar dari kamar Hana.Namun sebelumnya mereka sudah berpamitan pada Indra,karena bagaimanapun juga Arga merasa tidak enak hati dengan papanya Hana.Karena seperti memberi harapan palsu kepada mereka,namun bagaimana lagi Arga tidak bisa membohongi perasaannya lagi.Benar yang di katakan Hana,kalau dirinya hanya penasaran kenapa Hana pergi meninggalkannya.Dan setelah tahu semuanya,dirinya sadar kalau Nessa tidak pernah berhenti dari pikirannyaArga memang sengaja tidak membalas semua pesan Nessa,karena merasa yakin kalau Hana tetaplah cinta pertamanya.Namun semakin Ia mencoba mengelak,Nessa justru semakin memenuhi isi kepalanya.Saat ini ke-duanya tengah duduk di bangku taman rumah sakit.Sudah 10 menit mereka duduk,namun tidak ada kata yang keluar dari bibir ke-duanya.Hingga Ray
"Lalu kenapa Kamu berhenti?"tanya Nessa."Karena ada Hana yang lebih dari segalanya bagi Arga! Aku nggak bisa menjadi penghalang hubungan mereka! Aku tahu Hana akan jauh lebih sakit kalaupun Arga memeprtahankan Aku,dan Aku nggk mau Hana semkain buruk kondisinya!"Aku akan merelakan Arga untuknya,karena dari awal hanya Hana lah yang Arga cintai!"jawab Nessa membuat Ray terdiam.Rasa Nessa ke Arga begitu dalam,Ia rela mengorbankan perasaanya sendiri demi wanita di masa lalu Arga."Gue nggak tahu lagi musti ngomong apa Ga,istri Lo benar-benar mencintai Lo!"batin Ray."Kita pergi sekarang?"tanya Ray."Oke!"jawab Nessa tersenyum.Nessa bernajak dari duduknya,dan segera keluar membayar tagihan makanan mereka."Biar Aku saja!"ucap Ray mengeluarkan kartu miliknya."Jangan Kak biar Aku saja,anggap saja sebagai ucapan terimaksih ku karena udah nemenin Aku selama di sini!"ucap Nessa tersenyum."Kalau tahu gitu kenapa nggak Aku porotin aja dari kemarin!"canda Ray."Hahaha resek!"balas Nessa terta
Arga mentap Hana yang tengah tertidur,ada perasaan bersalah di dalam hatinya saat ini.Bagaimana bisa Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka saat ini.Namun Arga juga sudah mulai sadar dengan perasaanya sendiri,kalau Nessa berhasil menggoyahkan pertahanan hatinya yang tidak akan jatuh hati pada istri kecilnya itu.Namun meninggalkan Hana untuk saat ini juga tidak mungkin.Mengingat kegigihan wanita ini untuk sembuh semenjak kedatangan dirinya. "Gue harus gimana?"gumam Arga mengusap wajahnya kasar."Gue nggak bisa nyakitin salah satu di antara mereka!"Arga!"Indra menepuk pundak Arga dari belakang yang membuatnya terkejut."Eh iya Om!"jawab Arga berdiri."Apa kamu baik-baik saja?"tanya Indra yang tidak sengaja mendengar gumaman Arga sebelumnya."Iya Om,Aku baik-baik aja kok!"jawab A
"Kak Ra--"Arga?"gumam Nessa yang Ia kira adalah Ray."Boleh Aku masuk?"Maaf,Aku lagi nggak nerima tamu!"ucap Nessa menutup pintu namun di tahan oleh Arga."Pergi,Aku nggak mau ketemu kamu!"ucap Nessa berusaha mendorong pintu agar Arga segera pergi.Namun tenaga Arga tidak sebanding dengan dirinya, pintu akhirnya terbuka yang membuat Nessa segera menjauh dari Arga.Namun tangan Nessa berhasil di cekal oleh Arga."Lepasin!"ucap Nessa berusaha melepaskan tangannya dari Arga.Saat ini Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Arga,matanya yang sembab pasti akan menjadi bahan tertawaan oleh pria yang ada di hadapannya saat ini."Lepas!"berontak Nessa yang membuat Arga menyudutkan Nessa ke dinding,mengunci ke-dua tangan Nessa di atas kepalanya."Lepasin nggak!"kesal Nessa menatap tajam Arga."Nggak!"jawab Arga."Pergi,sebelum Han--"Mmhh!"Arga membungkam mulut Nessa dengan bibirnya.Arga melumat bibir Nessa dengan sedikit kasar,entah mengapa Dia begitu kesal saat Nessa mengusirnya.Arga te
Mobil Arga sudah sampai di tempat yang di kunjungi Ray dan Nessa sebelumnya."Shit! Ke mana si Ray bawa Nessa!"umpat Arga mencari keberadaan Nessa di sepanjang jembatan kayu tersebut.Arga kembali menghubungi Ray yang langsung di angkat oleh nya."Ke mana Lo bawa istri Gue?"cecar Arga marah."Masih ingat kalau Lo punya isteri?"sinis Ray."Jawab Gue bangsat!"kesal Arga membuat Ray akhirnya memberi tahu keberadaan mereka sekarang.Arga segera memutuskan panggilnya dan bergegas menuju tempat yang di katakan Ray.Sekitar 30 menit akhirnya Arga sampai di tempat tujuan.Arga segera menghampiri Ray yang baru saja keluar dari kamar Nessa,lebih tepatnya membantu Nessa membawa barang-barangnya ke kamar hotel yang akan Ia tempati."Bugh!"sebuah pukulan mendarat tepat di wajah Ray."Shit! Lo kenapa muku--"Bugh!"pukulan Arga kembali mendarat,namun sekarang di bagian perutnya.Nessa yang mendengar suara ribut-ribut diluar segera membuka pintu kamarnya."Kak!"ucap Nessa membantu Ray yang sudah tersu
"Aku mau pulang!"ucap Nessa berbalik dan meninggalkan Ray. "Nessa tunggu!"panggil Ray, namun tidak di hiraukan nya.Dia masih terus berjalan dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir. "Shit! ini air mata kenapa keluar terus sih dari tadi!"kesal Nessa menghapus air matanya dengan kasar. Ray melajukan mobil dan berhenti tepat di samping Nessa. "Ayo masuk!"ucap Ray dari dalam mobil. Nessa yang capek berjalan dan tak tentu arah memilih masuk ke dalam mobil Ray. Selama di dalam mobil Nessa hanya menatap keluar jendela,hatinya hancur dalam sekejap di saat menyaksikan pria yang berstatuskan suaminya tengah berpelukan dengan wanita lain.Bahkan ada cerita di antar mereka yang Nessa tidak tahu selama ini. Ray,membawa Nessa ke sebuah tempat wisata yang ada di Surabaya.Ekowisata Mangrove menjadi pilihan Ray kali ini. "Kita ngapain ke sini?"tanya Nessa. "Turun dulu,biar hati kamu lebih tenang!"jawab Ray keluar dari mobil. Nessa mengikuti Ray yang berjalan lebih dulu.Suasan