Arga melajukan mobilnya meninggalkan villa tersebut.Selama di dalam mobil Nessa tidak bertanya apapun lagi,diri nya dalam mode silent karena merasa percuma bila bertanya pada pria yang ada di sebelahnya saat ini.Arga mengajak Nessa ke salah satu tempat wisata malam yang ada di Bandung.Tempat tersebut di namai "Puncak Bintang".Arga keluar dari mobil lebih dulu,di ikuti oleh Nessa setelahnya.Mereka berjalan sedikit mendekati puncak yang menyajikan keindahan kota Bandung dari atas nya.Mata Nessa berbinar begitu melihat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang.Nessa memejamkan matanya sesaat,menghirup udara segar yang begitu menenangkan.Namun Nessa terkejut saat merasakan sebuah tangan mendekapnya dari belakang dengan begitu eratnya.Nessa membuka matanya perlahan,Dia melihat tangan Arga yang tengah memeluknya dengan hangat."By!"lirih Nessa."Sebentar saja!"ucap Arga yang membuat Nessa membiarkan Arga memeluknya.Arga mendekap erat Nessa dengan me
"Hoam!"Nessa tak berhenti menguap sedari tadi yang membuat Sonya merasa heran melihat nya."Lo ngapain nguap terus sih dari tadi?"bisik Sonya."Ngantuk Gue!"jawab Nessa dengan mata yang sudah 5 Watt."Emangnya semalam Lo ngapain?"Nggak bisa tidur Gue Nya, gara-gara mikirin tuh Om-om!"jawab Nessa tanpa sadar."Hah? Maksud Lo Arga?"tanya Sonya tak percaya."Arga? Maksud Lo apa sih?"tanya Nessa balik, tidak sadar dengan apa yang Ia katakan.Sonya yang melihat kebingungan Nessa memutar bola matanya malas."Nggak connect nih anak!"gumamnya kesal.********Sementara itu Arga dan Ray sudah sampai di lokasi proyek yang akan mereka jalankan.Arga terlihat memijit pelipisnya karena perdebatan dengan para penduduk sekitar cukup alot.Akhirnya mau tak mau Arga harus turun tangan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.Dengan penjelasan yang di berikan Arga, para penduduk yang terdiri dari 30 KK itu akhirnya mau dengan negosiasi yang Arga buat."Baik Pak,kami akan memberikan lahan kami kepada Bapa
Arga baru saja bangun setelah tidur dari siang.Arga bangun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.Selesai dengan rutinitas di kamar mandi Arga mengambil handphone-nya untuk menghubungi Ray."Ke kamar Ku sekarang!"ucap Arga begitu Ray mengangkat panggilannya.Ray yang berada di sebelah kamar Arga hanya mendengus kesal.Namun Dia tetap melaksanakan perintah Arga untuk segera datang ke kamarnya.Ray masuk saat Arga sudah membukakan pintu."Ada yang bisa saya bantu Pak?"tanya Ray."Apa jadwal kita sudah selesai di sini?"tanya Arga."Sudah Pak!"Kita pulang sekarang!"perintah Arga yang membuat Ray mau tak mau mengiyakan.Setidaknya Dia sudah cukup seharian tadi istirahat,jadi setidaknya malam ini matanya akan kuat untuk menyetir.Setelah selesai berkemas,mereka segera meninggalkan hotel.Namun sebelum itu mereka makan malam terlebih dahulu di sebuah restauran."Ray?"panggil Arga membuat Ray menoleh."Humm?"jawab Ray dalam mode
"Ya ampun sayang,kamu kenapa?"tanya Rossy terkejut melihat kaki Nessa yang di perban. Nessa yang kaget dengan kedatangan mertuanya hanya bisa tersenyum. "Kaki kamu kenapa? Apa Arga menyakiti kamu?"tanya Rossy membuat Arga hanya bisa menghela nafasnya. "Nggak kok Ma,ini nggak sengaja kena batu pas studi tour kemarin!"jawab Nessa. "Ya ampun kasihan sekali kamu,tapi udah di obati kan? "Udah kok Ma!"jawab Nessa tersenyum. "Ya sudah,kalian belum sarapan kan?"tanya Rossy. "Baru juga di pesan Ma!"jawab Arga. "Ini Mama udah bawain kalian sarapan, makan ini aja" ucap Rossy, yang membuat Nessa tersenyum. "Benar kamu habis dari bandung juga?" tanya Bram menatap Arga. "Iya, ada yang berkhianat Pa!" jawab Arga. "Siapa,apa proyeknya gagal?"tanya Bram. Arga menceritakan semua yang terjadi yang membuat Surya ikut kesal mendengarnya. "Tapi semuanya sekarang
Begitu selesai meeting dengan klien dari Jerman,Arga dan Ray segera menuju Surabaya sore itu juga.Ray sebelumnya sudah memesan tiket pesawat untuk keberangkatan mereka.Perjalanan kali ini terasa begitu lama bagi Arga.Terlihat Arga beberapa kali menghela nafasnya, raganya mungkin ada di sini tapi pikiran dan hatinya sudah sampai di tempat yang mereka tuju."Lo nggak ngabarin Nessa dulu?"tanya Ray memecah kesunyian di antara mereka."CK,Gue sampai lupa!"decak Arga yang segera menuliskan pesan singkat untuk Nessa.Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam 40 menit akhirnya mengantarkan mereka di kota tujuan.Ray dan Arga segera menuju mobil yang sudah menunggu mereka, sebelumnya Ray sudah menghubungi orang mereka yang ada di Surabaya untuk memudahkan mereka selama di sana.Mobil Ray berhenti tepat di sebuah rumah sakit ternama di kota tersebut.Arga segera keluar dari mobil tanpa menunggu Ray terlebih dahulu.Melihat hal itu Ray hanya bisa menghela nafasnya.Arga menuju resepsionis
"Tapi Gue harus di sini,menemani Hana melewati rasa sakit nya!"jawab Arga kekeuh."Terus Nessa gimana?"Kita sudah sepakat dari awal,kalau hubungan ini hanya satu tahun! Dan Lo tahu isi kontraknya kan!"jawab Arga membuat Ray terdiam."Gue minta tolong sama Lo untuk urus Perusahaan sementara waktu!"Kalau Nessa tanya Gue musti jawab apa?"tanya Ray."Lo tinggal bilang Gue ada kerjaan di Surabaya!"Kenapa Lo nggak mau jujur aja soal Hana ke Dia?"Belum waktunya Ray!"Gue tahu hubungan kalian tak lepas dari ikatan kontrak pernikahan,tapi satu hal yang harus Lo tahu, insting seorang istri lebih kuat dari seorang Detektif!"ucap Ray bangun dari sofa."Kalau pun Nessa tahu,Dia nggak bakal sakit hati juga karena kita sudah sepakat untuk jangan saling jatuh cinta!"jawab Arga masih melakukan pembelaan."Bulshit kalau nggak ada perasaan apa-apa di antara kalian selama ini!"sinis Ray membuat Arga terdiam.Entahlah Dia juga tidak tahu apa yang Ia rasaka
Sementara itu di Kampus Nessa terlihat lebih banyak diam dari biasanya."Lo kenapa Ness? Lagi ada masalah?"tanya Sonya."Dari semalam Arga nggak ngabarin Gue sama sekali!"jawab Nessa."Memangnya Arga ke mana?"Bilangnya ke Surabaya!"Ngapain? Soal kerjaan?"Katanya sih gitu,tapi setelah itu Dia nggak ngabarin Gue sama sekali!"Lo udah coba hubungi Arga?"Belum!"jawab Nessa menggeleng."Lo coba telpon Dia deh,biar hati Lo lebih tenang!"saran Sonya yang di angguki oleh Nessa.Ness menghubungi Arga melalui panggilan telepon,satu kali Nessa menelpon namun tidak ada jawaban."Coba sekali lagi deh!"ucap Sonya.Nessa kembali menghubungi Arga,namun tetap sama Arga masih tidak mengangkatnya."Mungkin sibuk kali,siapa tahu lagi ada meeting atau apa gitu!"hibur Sonya."Bisa jadi sih!"jawab Nessa menyimpan kembali handphonenya."Ness?"Humm?"jawab Nessa menoleh."Kenapa tiba-tiba Lo kepikiran soal Arga?"tanya Sonya."Gue juga nggak tahu nya,kenapa Gue kepikiran sama tuh orang!"jawab Nessa menyeru
Sementara itu Arga tengah menunggui Hana yang masih tertidur.Namun Arga tidak berhenti mengajak Hana untuk berbicara."Hana?"Apa Kamu tidak merindukan Ku?"Sudah seminggu Aku di sini,apa Kamu tidak bosan tidur terus?"Bangunlah Hana,Aku sangat merindukanmu!"ucap Arga menggenggam sebelah tangan Hana.Ia asyik bicara sendiri sedari tadi, berharap kalau Hana mendengarnya.Tanpa di duga,jari Hana mulia bergerak perlahan yang membuat Arga mengangkat kepalanya menatap wajah pucat itu."Hana?"Apa Kamu mendengar Ku?"tanya Arga tak percaya.Mata Hana mulai mengerjab perlahan,hingga akhirnya terbuka sempurna.Melihat hal itu membuat Arga tersenyum lebar.Arga lantas menekan tombol darurat agar Dokter segera datang.Tak lama Dokter pun datang dan memeriksa kondisi Hana."Bagaimana Dok?"tanya Arga tak sabar."Pasien sudah sadar dari komanya,ini suatu mukjizat yang di berikan Tuhan!" jawab Dokter tersebut tersenyum.Arga merasa senang mendengar
Arga memperhatikan wajah Nessa dengan lamat,hatinya merasa senang di perhatikan Nessa seperti ini."Nggak ganti baju aja?"tanya Nessa karena kemeja yang di pakai Arga sudah basah oleh keringat."Aku mau mandi aja!"jawab Arga hendak turun dari ranjang."Nggak usah mandi,di lap pakai handuk ini aja!"jawab Nessa."Tapi ini nggak nyaman banget!"Ganti baju aja biar lebih nyaman!"jawab Nessa berlalu mengambil koper Arga dan membukanya.Nessa mengambil kaos lengan pendek agar Arga kebih leluasa dan nyaman.Nessa kembali menuju ranjang,namun langkahnya seketika berhenti saat melihat Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya."Kenapa bengong?ayo bantu lap-in !"ucap arga membuyarkan lamunan Nessa.Dengan perasaan campur aduk Nessa mengelap tubuh Arga yang basah oleh keringat,moment itu di manfaatkan Arga untuk melihat wajah dengan begitu dekatnya.Andai saja tidak demam mungkin Dia sudah menarik nessa dalam kungkungannya saat ini."udah,pakai lagi baju kamu!"ucap Nessa berlalu ke kamar man
"Apa yang di katakan Nessa,hingga tubuhnya bergetar seperti itu?"Mungkin Nessa merasa bersalah dengan kepergian Hana!"Ini takdir Ray,Gue nggak mau Nessa nyalahin dirinya karena hal ini!"ucap Arga."Tapi bagi Nessa lain Ga,lebih baik kalian obrolin ini nanti di waktu yang tepat!"ucap Ray karena Nessa sudah akan memasuki mobil.Nessa masuk mobil dan duduk di sebelah Arga,Nessa tidak melepaskan kaca matanya karena tidak ingin Arga dan Ray tahu kalau dirinya baru saja menangis."Jalan Ray!"ucap Arga membuat Ray mengangguk dan segera meninggalkan pemakaman umum tersebut.Nessa menatap keluar jendela,melihat ke arah nisan Hana yang semakin jauh semakin mengecil hingga akhirnya tak terlihat lagi.Nessa menoleh saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan hangat.Hanya sebuah senyuman yang di berikan Arga padanya,Nessa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan kembali menatap lurus ke depan.Ray hanya diam melihat Nessa yang berbeda dari biasanya,namun jujur saja Ray tidak suka bila Ness
"Ga,Ness kalian harus lihat Hana sekarang!"ucap Ray dengan nafas ngos-ngosan."Ada apa Ray?"tanya Saga berdiri."Hana kritis!"jawab Ray yang membuat Arga dan Nessa segera berlari menuju kamar Hana.Begitu sampai di kamar Hana,mereka begitu terkejut melihat kondisi Hana yang tengah di tangani oleh Dokter dan beberapa orang perawat."Ada apa Om? apa yang terjadi dengan Hana?"tanya Arga beruntun pada Indra."Om juga tidak tahu,tiba-tiba saja Hana mengalami kejang lagi!"jawab Indra dengan wajah sedih."Ya Tuhan,tolong selamatkan Hana bagaimanapun juga Dia adalah wanita yang baik!"batin Nessa menatap Dokter yang terus bekerja membantu Hana.Namun kondisi Hana semakin memburuk,denyut jantungnya mulai melemah,hingga satu garis panjang berbunyi yang membuat Dokter menghentikan semua aktivitasnya."Tolong selamatkan putri saya Dokter!"ucap Indra yang terdengar begitu pilu."Maaf Pak,kami sudah berusaha semampunya tapi Tuhan berkehendak lain!"jawab Dokter tersebut yang membuat tangis Indra peca
Hana merasa sangat lelah saat ini, tubuhnya terasa sakit semua. Namun hatinya merasa lega karena sekarang Arga sudah menemukan cintanya kembali.Melihat Hana yang sudah kembali tertidur,Arga mengajak Nessa untuk keluar dari kamar Hana.Namun sebelumnya mereka sudah berpamitan pada Indra,karena bagaimanapun juga Arga merasa tidak enak hati dengan papanya Hana.Karena seperti memberi harapan palsu kepada mereka,namun bagaimana lagi Arga tidak bisa membohongi perasaannya lagi.Benar yang di katakan Hana,kalau dirinya hanya penasaran kenapa Hana pergi meninggalkannya.Dan setelah tahu semuanya,dirinya sadar kalau Nessa tidak pernah berhenti dari pikirannyaArga memang sengaja tidak membalas semua pesan Nessa,karena merasa yakin kalau Hana tetaplah cinta pertamanya.Namun semakin Ia mencoba mengelak,Nessa justru semakin memenuhi isi kepalanya.Saat ini ke-duanya tengah duduk di bangku taman rumah sakit.Sudah 10 menit mereka duduk,namun tidak ada kata yang keluar dari bibir ke-duanya.Hingga Ray
"Lalu kenapa Kamu berhenti?"tanya Nessa."Karena ada Hana yang lebih dari segalanya bagi Arga! Aku nggak bisa menjadi penghalang hubungan mereka! Aku tahu Hana akan jauh lebih sakit kalaupun Arga memeprtahankan Aku,dan Aku nggk mau Hana semkain buruk kondisinya!"Aku akan merelakan Arga untuknya,karena dari awal hanya Hana lah yang Arga cintai!"jawab Nessa membuat Ray terdiam.Rasa Nessa ke Arga begitu dalam,Ia rela mengorbankan perasaanya sendiri demi wanita di masa lalu Arga."Gue nggak tahu lagi musti ngomong apa Ga,istri Lo benar-benar mencintai Lo!"batin Ray."Kita pergi sekarang?"tanya Ray."Oke!"jawab Nessa tersenyum.Nessa bernajak dari duduknya,dan segera keluar membayar tagihan makanan mereka."Biar Aku saja!"ucap Ray mengeluarkan kartu miliknya."Jangan Kak biar Aku saja,anggap saja sebagai ucapan terimaksih ku karena udah nemenin Aku selama di sini!"ucap Nessa tersenyum."Kalau tahu gitu kenapa nggak Aku porotin aja dari kemarin!"canda Ray."Hahaha resek!"balas Nessa terta
Arga mentap Hana yang tengah tertidur,ada perasaan bersalah di dalam hatinya saat ini.Bagaimana bisa Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka saat ini.Namun Arga juga sudah mulai sadar dengan perasaanya sendiri,kalau Nessa berhasil menggoyahkan pertahanan hatinya yang tidak akan jatuh hati pada istri kecilnya itu.Namun meninggalkan Hana untuk saat ini juga tidak mungkin.Mengingat kegigihan wanita ini untuk sembuh semenjak kedatangan dirinya. "Gue harus gimana?"gumam Arga mengusap wajahnya kasar."Gue nggak bisa nyakitin salah satu di antara mereka!"Arga!"Indra menepuk pundak Arga dari belakang yang membuatnya terkejut."Eh iya Om!"jawab Arga berdiri."Apa kamu baik-baik saja?"tanya Indra yang tidak sengaja mendengar gumaman Arga sebelumnya."Iya Om,Aku baik-baik aja kok!"jawab A
"Kak Ra--"Arga?"gumam Nessa yang Ia kira adalah Ray."Boleh Aku masuk?"Maaf,Aku lagi nggak nerima tamu!"ucap Nessa menutup pintu namun di tahan oleh Arga."Pergi,Aku nggak mau ketemu kamu!"ucap Nessa berusaha mendorong pintu agar Arga segera pergi.Namun tenaga Arga tidak sebanding dengan dirinya, pintu akhirnya terbuka yang membuat Nessa segera menjauh dari Arga.Namun tangan Nessa berhasil di cekal oleh Arga."Lepasin!"ucap Nessa berusaha melepaskan tangannya dari Arga.Saat ini Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Arga,matanya yang sembab pasti akan menjadi bahan tertawaan oleh pria yang ada di hadapannya saat ini."Lepas!"berontak Nessa yang membuat Arga menyudutkan Nessa ke dinding,mengunci ke-dua tangan Nessa di atas kepalanya."Lepasin nggak!"kesal Nessa menatap tajam Arga."Nggak!"jawab Arga."Pergi,sebelum Han--"Mmhh!"Arga membungkam mulut Nessa dengan bibirnya.Arga melumat bibir Nessa dengan sedikit kasar,entah mengapa Dia begitu kesal saat Nessa mengusirnya.Arga te
Mobil Arga sudah sampai di tempat yang di kunjungi Ray dan Nessa sebelumnya."Shit! Ke mana si Ray bawa Nessa!"umpat Arga mencari keberadaan Nessa di sepanjang jembatan kayu tersebut.Arga kembali menghubungi Ray yang langsung di angkat oleh nya."Ke mana Lo bawa istri Gue?"cecar Arga marah."Masih ingat kalau Lo punya isteri?"sinis Ray."Jawab Gue bangsat!"kesal Arga membuat Ray akhirnya memberi tahu keberadaan mereka sekarang.Arga segera memutuskan panggilnya dan bergegas menuju tempat yang di katakan Ray.Sekitar 30 menit akhirnya Arga sampai di tempat tujuan.Arga segera menghampiri Ray yang baru saja keluar dari kamar Nessa,lebih tepatnya membantu Nessa membawa barang-barangnya ke kamar hotel yang akan Ia tempati."Bugh!"sebuah pukulan mendarat tepat di wajah Ray."Shit! Lo kenapa muku--"Bugh!"pukulan Arga kembali mendarat,namun sekarang di bagian perutnya.Nessa yang mendengar suara ribut-ribut diluar segera membuka pintu kamarnya."Kak!"ucap Nessa membantu Ray yang sudah tersu
"Aku mau pulang!"ucap Nessa berbalik dan meninggalkan Ray. "Nessa tunggu!"panggil Ray, namun tidak di hiraukan nya.Dia masih terus berjalan dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir. "Shit! ini air mata kenapa keluar terus sih dari tadi!"kesal Nessa menghapus air matanya dengan kasar. Ray melajukan mobil dan berhenti tepat di samping Nessa. "Ayo masuk!"ucap Ray dari dalam mobil. Nessa yang capek berjalan dan tak tentu arah memilih masuk ke dalam mobil Ray. Selama di dalam mobil Nessa hanya menatap keluar jendela,hatinya hancur dalam sekejap di saat menyaksikan pria yang berstatuskan suaminya tengah berpelukan dengan wanita lain.Bahkan ada cerita di antar mereka yang Nessa tidak tahu selama ini. Ray,membawa Nessa ke sebuah tempat wisata yang ada di Surabaya.Ekowisata Mangrove menjadi pilihan Ray kali ini. "Kita ngapain ke sini?"tanya Nessa. "Turun dulu,biar hati kamu lebih tenang!"jawab Ray keluar dari mobil. Nessa mengikuti Ray yang berjalan lebih dulu.Suasan