"Gue jahat nggak sih kalau tiba-tiba minta jatah sama Nessa?"tanya Arga membuat Ray terkejut mendengarnya."Hahahah Sange-an Lo sekarang?"tanya Ray tertawa membuat Arga menendang kursi yang di duduki Ray."Diam Lo bangsat!"umpat Arga kesal."Heheh sorry Bro,lagian sih Lo ada-ada aja! Bini cantik gitu di anggurin mana pakai perjanjian kontrak segala lagi, konyol banget!" ucap Ray."Lo nggak ngerti gimana rasanya jadi Gue Ray,di saat masa lalu Lo belum selesai tapi Lo udah ada hubungan baru dengan orang lain!" jawab Arga frustasi."Dia yang menghilang sendiri Ga,Dia yang pergi ninggalin Lo tanpa kejelasan!""Setidaknya kasih Gue satu alasan kenapa Dia pergi!""Gue nggak tahu lagi apa yang ada di otak Lo sekarang,Lo emang pintar dalam dunia bisnis tapi Lo bodoh dalam percintaan!"ucap Ray."Udah kayak paling bener aja Lo!"balas Arga kesal."Setidaknya Gue nggak menunggu sesuatu yang nggak pasti!"telak Ray membuat Arga terdiam.Mobil Ray sampa
"Ness,Lo nggak ngabarin suami Lo dulu?"tanya Sonya saat mereka sudah sampai kamar."Apa perlu ya Nya?"tanya Nessa membuat Sonya menghela nafasnya menatap sahabatnya itu."Kalau udah menikah kunci keharmonisan rumah tangga itu adalah komunikasi. Ngasih kabar ke suami itu juga penting Ness!""Tapi kita kan cuma nikah kontrak Nya!"jawab Nessa."Mau nikah kontrak atau nggak kontrak sekali pun, pernikahan kalian udah sah secara agama dan negara!"Jadi kudu hargain juga yang namanya suami,hormati Dia juga walau modelan nya kayak kulkas 12 pintu!"ucap Sonya."Kok Lo tahu hal ini sih,Lo kan belum nikah?"tanya Nessa."Gue belajar dari pengalaman Nyokap Bokap Gue, gara-gara Miss komunikasi mereka hampir aja cerei!"jawab Sonya tersenyum."Nggak ada salahnya juga buat Lo buka diri sama Arga,Gue yakin hatinya yang se-beku kutup itu akan mencair sama Lo!"Itu artinya Lo nggak ingin Gue cerai nantinya?"Gue berharap nya sih jangan,karena bagi Gue nikah cuma
Nessa yang baru saja selesai pembinaan dengan Dosen dan yang lainnya, segera kembali ke kamar."Ness,Lo udah ngabarin Arga?"tanya Sonya."Udah,tapi nggak di balas di baca aja kagak chat Gue!"jawab Nessa mengerucutkan bibirnya."Sibuk kerja kali!"Bisa jadi,Dia emang sibuk banget sih orangnya!"Btw Dia tetap ngasih Lo nafkah kan?"Kasih lah,tapi nggak pernah Gue pakai!"Kenapa?"Ya nggak papa,uang Gue masih adalah buat memenuhi kebutuhan Gue sendiri!"Anjir,suami kaya tapi nggak di manfaatin!"ucap Sonya,namun hanya di balas Nessa dengan senyuman.Setelah sampai di kamar,Sonya memilih masuk ke kamar mandi sementara Nessa memilih santai sebentar dengan mencabut handphonenya yang sedari tadi di charge.Saat di buka,ternyata ada panggilan tak terjawab 2 kali dari Arga."Si Om nelpon Gue?"gumamnya tersenyum."Kenapa rasanya senang gini ya,padahal cuma nelpon doang paling nanti cuma ngomel-in Gue doang!"ucap Nessa dan lebih memilih scrolling sosmed miliknya.Namun tak berselang lama Arga kem
Arga melajukan mobilnya meninggalkan villa tersebut.Selama di dalam mobil Nessa tidak bertanya apapun lagi,diri nya dalam mode silent karena merasa percuma bila bertanya pada pria yang ada di sebelahnya saat ini.Arga mengajak Nessa ke salah satu tempat wisata malam yang ada di Bandung.Tempat tersebut di namai "Puncak Bintang".Arga keluar dari mobil lebih dulu,di ikuti oleh Nessa setelahnya.Mereka berjalan sedikit mendekati puncak yang menyajikan keindahan kota Bandung dari atas nya.Mata Nessa berbinar begitu melihat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang.Nessa memejamkan matanya sesaat,menghirup udara segar yang begitu menenangkan.Namun Nessa terkejut saat merasakan sebuah tangan mendekapnya dari belakang dengan begitu eratnya.Nessa membuka matanya perlahan,Dia melihat tangan Arga yang tengah memeluknya dengan hangat."By!"lirih Nessa."Sebentar saja!"ucap Arga yang membuat Nessa membiarkan Arga memeluknya.Arga mendekap erat Nessa dengan me
"Hoam!"Nessa tak berhenti menguap sedari tadi yang membuat Sonya merasa heran melihat nya."Lo ngapain nguap terus sih dari tadi?"bisik Sonya."Ngantuk Gue!"jawab Nessa dengan mata yang sudah 5 Watt."Emangnya semalam Lo ngapain?"Nggak bisa tidur Gue Nya, gara-gara mikirin tuh Om-om!"jawab Nessa tanpa sadar."Hah? Maksud Lo Arga?"tanya Sonya tak percaya."Arga? Maksud Lo apa sih?"tanya Nessa balik, tidak sadar dengan apa yang Ia katakan.Sonya yang melihat kebingungan Nessa memutar bola matanya malas."Nggak connect nih anak!"gumamnya kesal.********Sementara itu Arga dan Ray sudah sampai di lokasi proyek yang akan mereka jalankan.Arga terlihat memijit pelipisnya karena perdebatan dengan para penduduk sekitar cukup alot.Akhirnya mau tak mau Arga harus turun tangan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.Dengan penjelasan yang di berikan Arga, para penduduk yang terdiri dari 30 KK itu akhirnya mau dengan negosiasi yang Arga buat."Baik Pak,kami akan memberikan lahan kami kepada Bapa
Arga baru saja bangun setelah tidur dari siang.Arga bangun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.Selesai dengan rutinitas di kamar mandi Arga mengambil handphone-nya untuk menghubungi Ray."Ke kamar Ku sekarang!"ucap Arga begitu Ray mengangkat panggilannya.Ray yang berada di sebelah kamar Arga hanya mendengus kesal.Namun Dia tetap melaksanakan perintah Arga untuk segera datang ke kamarnya.Ray masuk saat Arga sudah membukakan pintu."Ada yang bisa saya bantu Pak?"tanya Ray."Apa jadwal kita sudah selesai di sini?"tanya Arga."Sudah Pak!"Kita pulang sekarang!"perintah Arga yang membuat Ray mau tak mau mengiyakan.Setidaknya Dia sudah cukup seharian tadi istirahat,jadi setidaknya malam ini matanya akan kuat untuk menyetir.Setelah selesai berkemas,mereka segera meninggalkan hotel.Namun sebelum itu mereka makan malam terlebih dahulu di sebuah restauran."Ray?"panggil Arga membuat Ray menoleh."Humm?"jawab Ray dalam mode
"Ya ampun sayang,kamu kenapa?"tanya Rossy terkejut melihat kaki Nessa yang di perban. Nessa yang kaget dengan kedatangan mertuanya hanya bisa tersenyum. "Kaki kamu kenapa? Apa Arga menyakiti kamu?"tanya Rossy membuat Arga hanya bisa menghela nafasnya. "Nggak kok Ma,ini nggak sengaja kena batu pas studi tour kemarin!"jawab Nessa. "Ya ampun kasihan sekali kamu,tapi udah di obati kan? "Udah kok Ma!"jawab Nessa tersenyum. "Ya sudah,kalian belum sarapan kan?"tanya Rossy. "Baru juga di pesan Ma!"jawab Arga. "Ini Mama udah bawain kalian sarapan, makan ini aja" ucap Rossy, yang membuat Nessa tersenyum. "Benar kamu habis dari bandung juga?" tanya Bram menatap Arga. "Iya, ada yang berkhianat Pa!" jawab Arga. "Siapa,apa proyeknya gagal?"tanya Bram. Arga menceritakan semua yang terjadi yang membuat Surya ikut kesal mendengarnya. "Tapi semuanya sekarang
Begitu selesai meeting dengan klien dari Jerman,Arga dan Ray segera menuju Surabaya sore itu juga.Ray sebelumnya sudah memesan tiket pesawat untuk keberangkatan mereka.Perjalanan kali ini terasa begitu lama bagi Arga.Terlihat Arga beberapa kali menghela nafasnya, raganya mungkin ada di sini tapi pikiran dan hatinya sudah sampai di tempat yang mereka tuju."Lo nggak ngabarin Nessa dulu?"tanya Ray memecah kesunyian di antara mereka."CK,Gue sampai lupa!"decak Arga yang segera menuliskan pesan singkat untuk Nessa.Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam 40 menit akhirnya mengantarkan mereka di kota tujuan.Ray dan Arga segera menuju mobil yang sudah menunggu mereka, sebelumnya Ray sudah menghubungi orang mereka yang ada di Surabaya untuk memudahkan mereka selama di sana.Mobil Ray berhenti tepat di sebuah rumah sakit ternama di kota tersebut.Arga segera keluar dari mobil tanpa menunggu Ray terlebih dahulu.Melihat hal itu Ray hanya bisa menghela nafasnya.Arga menuju resepsionis
Setelah pembicaraan mereka sore itu, Arga dan Nessa memberitahu kabar tersebut kepada kedua orang tua mereka."akhirnya kalian mempublikasikan nya juga, Mama sangat senang mendengarnya" ucap Mama Nessa tersenyum."Iya Ma, dalam bulan ini kita akan mengadakan resepsi" jawab Arga."oke, kalau begitu Mama dan Mama kamu akan persiapkan semuanya. Kalian tinggal duduk manis dan produksi cucu yang banyak buat kita" seloroh Ratna.Arga terkekeh mendengar perkataan mertuanya, namun begitu ia juga merasa senang karena tidak perlu mengurus semuanya. Biar Mama mereka saja yang mengurus semuanya."Dimas mana Ma?" tanya Nessa, karena tidak melihat keberadaan adiknya itu."Lagi di kamar, seminggu lagi kan mau ujian akhir""Oh" jawab Nessa mengangguk.******2 Minggu kemudian, satu kantor di kejutkan dengan kabar pernikahan CEO mereka. Tak ada angin tak ada hujan, sudah menggelar resepsi saja. Mereka bertanya-tanya siapa wanita yang sudah berhasil menaklukkan hati pria dingin itu."OMG, diam-diam uda
Seminggu berlalu, hubungan Arga dan Nessa semakin terlihat harmonis dan romantis. "sayang?" "dapur By!" jawab Nesaa sedikit berteriak. Nessa saat ini tengah masak untuk makan malam mereka, Arga yang baru saja pulang dari kantor segera menghampiri istrinya. Nessa sedikit terkejut saat Arga langsung saja memeluknya dari belakang."duduk dulu, aku lagi masak" ucap Nessa."sebentar saja" jawab Arga meletakkan kepalanya di bahu Nessa."selalu saja wangi" gumam Arga, menikmati aroma wangi dari tubuh istrinya."nanti malah di katai bau bawang lagi" cebik Ness a.Arga membalikkan tubuh Nessa agar menghadapnya."aku butuh di charge" ucap Arga memeluk Nessa dengan eratnya.Nessa tersenyum dan membalas pelukan hangat suaminya. Cukup lama mereka saling berpelukan, hingga akhirnya Arga melayangkan satu ciuman singkat di bibir Nessa."kenapa By? apa ada masalah di kantor?" tanya Nessa menatap wajah Arga yang tampak lelah."semuanya baik-baik aja sayang, aku hanya kangen kamu aja" jawab Arga ters
Pemandangan pagi ini sungguh memanjakan mata, Arga tampak tersenyum saat menatap wajah Nessa yang masih nyenyak dalam mimpi indahnya. Tangan Arga terulur mengusap wajah cantik itu, yang membuat sang empu menggeliat. Arga tidak pernah membayangkan akan jatuh cinta seperti ini dengan istri kontraknya. Ia mengira tidak akan pernah menikah jika bukan dengan Hana. Tapi takdir justru membawanya ke dalam perjodohan yang di lakukan oleh orang tuanya.Nessa mengerjabkan matanya perlahan, menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam matanya. Setelah terbuka sempurna, Nessa kaget saat mendapati Arga di depannya. Bahkan pria itu terlihat tersenyum lebar saat melihatnya. Nessa mencoba mengingat kembali kenapa dia bisa berada di sini. Wajahnya memerah seketika saat mengingat permainan panas mereka semalam. Bahkan tubuhnya masih polos tidak memakai sehelai benangpun, kecuali selimut tebal yang menyelimutinya sekarang.Nessa menenggelamkan kepalanya di balik selimut, ia sangat malu malihat Arga saat
Arga mencium pucuk kepala Nessa beberapa kali,tubuh Nessa yang hanya sebatas dadanya membuatnya merasa seperti memeluk guling."Kenapa Kamu pendek sekali!"ucap Arga membuat Nessa mendongkkan kepalanya menatap Arga."Kamu nya aja yang ketinggian seperti tiang listrik!"cebik Nessa membuat Arga terkekeh."Cup!"Arga melayangkan ciuman singkat di bibir Nessa yang membuatnya terkejut."Hehehe sekarang udah boleh dong?"tanya Arga terkekeh."No kiss-kiss!"jawab Nessa menggeleng."Cup!"Arga justru kembali mencium bibir Nessa yang membuatnya melotot."Arga!"kesal Nessa."Cup!"Ih Arga!"Apa? kamu panggil aku apa?"Arga!"Cup!"Ih ngapa--Ucapan Nessa terhenti saat bibirnya kembali di cium oleh Arga namun sekarang lebih lama.Arga mengulum dan menyecap bibir manis itu dengan lembutnya yang membuat Nessa terbuai.Semakin lama ciuman Arga semakin menuntut,Nessa membuka sedikit mulutnya agar Arga bisa mengakses setiap inci isi mulutnya.Arga membelit lidah Nessa dengan begitu lihainya,mengangkat tubuh
"Kamu ngindarin Aku?"Nggak!"jawab Nessa menggeleng."Kenapa dari tadi diam aja?"tanya Arga."Lalu apa yang harus kita bicarakan?bukankah memang seharusnya seperti itu?"tanya Nessa berlalu ke balkon aparteman.Arga mengikuti Nessa dari belakang,malam ini fia harus menyelesaikan semuanya.Karena Ia tidak ingin kehilangan Nessa."Kenapa kamu berbicara seperti itu?"tanya Arga berdiri tepat di samping Nessa."Aku nggak mau terlibat lebih jauh lagi dengan kamu,sebaiknya kita kembali ke kesepakatan awal!"Apa maksud kamu Ness?"Kamu paham maksud Aku!"jawab Nessa menatap Arga."Kita pisah aja!"ucap Nessa setelahnya yang membuat Arga terkejut mendengarnya."Nggak! "Kenapa nggak? nantinya juga bakal pisah jadi sebelum kontraknya selesai lebih baik kita pisah aja dari sekarang!"ucap Nessa menatap Arga dalam,hatinya begitu sakit saat mengatakan hal itu.Namun bagaiman pun juga Ia tidak ingin hidup di bayang-bayangi masa lalu Arga."Nggak Ness! sampai kapanpun kita nggak bakal pisah!""Jangan egoi
"Saat itu Gue cuma mau menghibur Hana,perasaan Gue dilema banget waktu itu!"Gue tahu Gue juga udah jahat sama Hana karena mengatakan kalau Gue bakal selalu mencintainya,tapi Gue juga nggak bisa menyingkirkan Nessa di hidup Gue Ray!"jelas Arga membuat Ray mengangguk mengerti."keputusan yang Lo ambil sekarang udah tepat,setidaknya Hana udah tahu semuanya sebelum Dia pergi!"ucap Ray."Iya,tapi Gue masih merasa bersalah sama mereka ber-dua!""Gue ngerti perasaan Lo,tapi sekarang Hana sudah tenang di sana! waktunya Lo memulai kehidupan yang baru bersama Nessa!"ucap Ray membuat Arga tersenyum tipis."Lo benar Ray,thank's udah jaga Nessa selama Gue pergi""Kayak sama siapa aja Lo,sekarang Nessa itu adek Gue awas aja kalau Lo berani nyakitin Dia lagi!"ancam Ray."Sejak kapan Nessa manggil Lo Kakak?"Sejak kita di surabaya!"jawab ray santai."Pasti Lo yang minta kan?"Ya iyalah,masak dia panggil Gue Mas!"Mending Lo di panggil Mas,Gue malah di panggil Om!"kesal Arga membuat Ray terkekeh."He
"Hah?"ucap Nessa segera bangun,dirinya terkejut saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09:15. "Kenapa nggak bangunin Aku dari tadi sih?"gerutu Nessa segera turun dari ranjang dan berlalu masuk ke kamar mandi. Arga hanya terkekeh melihat wajah panik Nessa,dan ikut bersiap-siap setelahnya.Arga memilih mandi di kamar Ray,karena waktu mereka sudah mepet. Tak lama ke-duanya sudah selesai bersiap-siap,Nessa menyeret kopernya keluar kamar.Bertepatan dengan Arga yang juga keluar bersama Ray. "Di kamarnya Kak Ray,Gue pikir udah pergi duluan!"batin Nessa saat melihat Arga karena saat Ia selesai mandi tidak mendapati Arga di kamar. "Nanti aja tatap-tatapannya,kita musti ke bandara sekarang!"ucap Ray membuat Nessa mengalihkan tatapannya dari Arga. Nessa berjalan lebih dulu sambil menyeret kopernya,Arga segera mengambil alih koper Nessa dan memberikannya pada Ray yang membuat pria tampan itu melongo.Arga lantas menggenggam sebelah tangan Nessa hingga membuatnya terkejut dengan ti
Arga memperhatikan wajah Nessa dengan lamat,hatinya merasa senang di perhatikan Nessa seperti ini."Nggak ganti baju aja?"tanya Nessa karena kemeja yang di pakai Arga sudah basah oleh keringat."Aku mau mandi aja!"jawab Arga hendak turun dari ranjang."Nggak usah mandi,di lap pakai handuk ini aja!"jawab Nessa."Tapi ini nggak nyaman banget!"Ganti baju aja biar lebih nyaman!"jawab Nessa berlalu mengambil koper Arga dan membukanya.Nessa mengambil kaos lengan pendek agar Arga kebih leluasa dan nyaman.Nessa kembali menuju ranjang,namun langkahnya seketika berhenti saat melihat Arga yang sudah bertelanjang dada di hadapannya."Kenapa bengong?ayo bantu lap-in !"ucap arga membuyarkan lamunan Nessa.Dengan perasaan campur aduk Nessa mengelap tubuh Arga yang basah oleh keringat,moment itu di manfaatkan Arga untuk melihat wajah dengan begitu dekatnya.Andai saja tidak demam mungkin Dia sudah menarik nessa dalam kungkungannya saat ini."udah,pakai lagi baju kamu!"ucap Nessa berlalu ke kamar man
"Apa yang di katakan Nessa,hingga tubuhnya bergetar seperti itu?"Mungkin Nessa merasa bersalah dengan kepergian Hana!"Ini takdir Ray,Gue nggak mau Nessa nyalahin dirinya karena hal ini!"ucap Arga."Tapi bagi Nessa lain Ga,lebih baik kalian obrolin ini nanti di waktu yang tepat!"ucap Ray karena Nessa sudah akan memasuki mobil.Nessa masuk mobil dan duduk di sebelah Arga,Nessa tidak melepaskan kaca matanya karena tidak ingin Arga dan Ray tahu kalau dirinya baru saja menangis."Jalan Ray!"ucap Arga membuat Ray mengangguk dan segera meninggalkan pemakaman umum tersebut.Nessa menatap keluar jendela,melihat ke arah nisan Hana yang semakin jauh semakin mengecil hingga akhirnya tak terlihat lagi.Nessa menoleh saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan hangat.Hanya sebuah senyuman yang di berikan Arga padanya,Nessa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan kembali menatap lurus ke depan.Ray hanya diam melihat Nessa yang berbeda dari biasanya,namun jujur saja Ray tidak suka bila Ness