Nessa kembali duduk di kursi nya tadi.Semuanya terlihat sudah selesai makan.
"Udah pada selesai ya?" tanya nya seraya duduk di kursi meja makan."Iya, kamu lanjut aja makannya" jawab Melda."Owh,ya udah kalau gitu!" ucap Nessa mengangguk."Punggung kamu gimana udah di kasih salep?" tanya Melda."Udah Ma, besok-besok Aku nggak mau pakai baju itu lagi gatal banget rasanya!" jawab Nessa."Iya ini salah Mama karena salah pilih butik besok pasti nggak akan terulang lagi!" ucapnya mengusap kepala Nessa.Semuanya meninggalkan meja makan, Arga juga ikut berdiri hendak pergi dari sana."Kamu di sini dulu Ga temani Nessa!" ujar Rossy.Arga yang tadinya berdiri memilih duduk kembali walaupun dengan berat hati."Pergi aja kalau mau pergi!" ucap Nessa."Udah makan,jangan banyak omong!" balas Arga membuat Nessa mengerucutkan bibirnya.Nessa kembali melanjutkan makannya sementara Arga terlihBunyi alarm yang memekakkan telinga dapat membangun kan siapa saja,namun tidak dengan gadis yang usianya sebentar lagi menginjak 20 tahun.Dia masih setia bergelung di balik selimut tebal miliknya."Nessa!"Bangun!Teriak Melda memenuhi setiap penjuru rumah,bahkan asisten rumah tangga mereka sudah memaklumi hal itu.Mereka sudah terbiasa mendengar drama Ibu dan anak itu setiap paginya.Nessa yang kaget segera bangun dan mematikan weker yang tidak berfungsi sama sekali bagi nya.Entah untuk apa Dia menyetel alarm setiap malamnya kalau suara mamanya lebih bermanfaat dari jam weker tersebut.Melda masuk ke dalam kamar Nessa sambil berkacak pinggang."Kamu ya,apa nggak capek kesiangan terus tiap hari!alarm kamu itu tidak berfungsi sama sekali hanya mengganggu telinga orang rumah saja!"Aku nggak dengar Ma!"jawab Nessa sambil menguap besar."Lihat sekarang jam berapa!"ucap Melda.Nessa melihat jam dan ternyata benar sekarang sudah jam 9,itu artinya Dia sudah telat.Hari ini Dia ada mata kuliah
Sementara itu di sebuah perusahaan seorang pria baru saja selesai meeting dengan kliennya.Dia adalah Arga Dewantara CEO sekaligus penerus satu-satunya dari PT.Kencana Abadi.Arga adalah Pria dingin dan keras dalam bekerja,Dia tidak pandang bulu dalam berbisnis.Wataknya yang keras dan berkharisma di tambah memiliki wajah yang sangat tampan membuat banyak wanita menggilainya.Bahkan tak jarang mereka rela melemparkan tubuh nya untuk Pria kaya seperti Arga."Saya sudah menghubungi gadis itu Pak!"ucap Ray asisten sekaligus sahabat dekat Arga."Temui dirinya!"Baik Pak,kalau begitu saya permisi!"jawab Ray dan segera keluar dari Ruangan CEO tersebut.****************Nessa tengah menunggu seseorang di sebuah cafe,sebelumnya mereka sudah berjanji untuk bertemu di sana."Mana sih ini orang?"gerutu Nessa,hari ini benar-benar membuat moodnya berantakan."Permisi Nona,maaf saya sedikit terlambat!"ucap seorang pria membuat Nessa menoleh."Ah iya,silahkan duduk!"balas Nessa.Ray duduk di hadapan Ne
Arga pulang dari kantor pukul 6 sore,perawakannya yang dingin membuat para pekerja di rumah mewah tersebut begitu menghormatinya. "Arga, besok Papa ingin mengenalkan kamu dengan sahabat Papa!"Siapa Pa?"tanya Arga."Dia sahabat Papa dari SMP,karena kesibukan masing-masing membuat kita jarang bertemu!"jawab Surya.Selesai makan malam Arga menuju ruang kerjanya,ada beberapa pekerjaan yang belum sempat ia periksa saat di kantor tadi.****************Sementara itu di kediaman orang tua Nessa,gadis itu tengah mengerjakan tugas tambahan yang di berikan oleh dosennya."Dasar Dosen killer,ngasih tugas nggak kira-kira!"gerutu Nessa.Walaupun Nessa kurang disiplin waktu namun dirinya adalah anak yang cerdas dan pintar.Terbukti nilai IPK nya di setiap semester selalu saja bagus.Itu lah kadang yang membuat orang tuanya bangga namun terkadang juga suka membuat mamanya darah tinggi dengan kelakuan nya.Pukul 02.00 dini hari Nessa baru selesai dengan tugasnya,alhasil membuatnya tidur larut malam d
"Apa kau tidak punya mata?"maaf Om,Aku nggak sengaja!"ucap Nessa sekali lagi yang membuat pria itu semakin marah."Kau!"tunjuk Arga marah,ya pria itu adalah Arga."Apa?saya kan udah bilang nggak sengaja Om,dan saya juga sudah minta maaf!"jawab Nessa tidak ada rasa takut sama sekali."Udah Ness,kita ke kampus sekarang yuk ngeri Gue liat tatapannya!"bisik Sonya."Maaf Pak,saya baru dari toilet!"ucap Ray yang baru saja sampai dan melihat Boss nya sedang berbicara dengan seseorang wanita."Minta orang mengantar pakaian saya sekarang!"perintah Arga marah."Loh,Anda bukannya yang kemarin ya?"tunjuk Nessa saat melihat Ray.Ray menoleh,dirinya cukup terkejut dengan kehadiran gadis yang di temui nya kemarin.Dahi Arga berkerut saat melihat gadis menyebalkan ini kenal dengan asistennya."Apa kau mengenalnya Ray?"tanya Arga."Iya Pak,Dia gadis yang saya temui kemarin!"jawab Ray membuat Arga seketika teringat dengan foto yang di perlihatkan Ray kemarin."Jadi Kau orangnya!"ucap Arga menatap sinis
"Lo kenal sama cowok yang di cafe tadi?"tanya Sonya."Nggak!"jawab Nessa menatap jalanan di depannya."Kok lo bisa kenal sama cowok yang satunya lagi?"tanya Sonya heran."Gue belum cerita ya ke lo?"Cerita apa?lo nggak ad cerita apa-apa sama Gue!"jawab Sonya."Lupa gara-gara Dosen killer narsis itu hukum Gue kemarin!"ucap Nessa."Ya udah gimana ceritanya lo kenal sama asistennya tapi nggak kenal sama Boss nya?"tanya Sonya."Kemarin itu Gue nggak sengaja nabrak mobil tuh orang,karena buru-buru takut telat Gue sama si killer,eh nggak tahunya telat juga!"cerita Nessa."Terus?Nessa menceritakan semuanya pada Sonya tanpa ada yang di tutupi.Mulai dari minta ganti rugi sampai Dia mengatai Arga di telepon waktu itu."Gila sih lo menurut Gue!"ucap Sonya."Dia tu yang gila,minta ganti rugi seenak jidatnya aja!"kesal Nessa."Tapi walaupun begitu Dia ganteng banget loh Ness!"puji Sonya."Turun udah sampai!"balas Nessa yang tidak menghiraukan ucapan sahabatnya itu."Asistennya juga ganteng tapi l
"Ck, dasar bocah pembawa petaka!" kesal Arga berlalu dari sana namun Nessa malah dengan beraninya menarik lengan Arga. "Apa Om bilang? pembawa petaka? yang ada Om tuh yang pembawa petaka! setiap Aku ketemu Om selalu saja membuat Aku sial!" balas Nessa tak mau kalah. "Eh bocah, bukankah Kau yang menabrak mobil Ku? Kau juga yang mengata-ngatai Ku di telepon, dan sekarang Kau juga yang menumpahkan minuman ke celana ku! apa lagi namanya kalau bukan pembawa petaka?" sarkas Arga menatap tajam Nessa. "Tapi itu kan nggak sengaja!" jawab Nessa tak mau kalah yang membuat Arga semakin gregetan dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini. Orang tua mereka yang tengah berada di ruang tamu mendengar keributan tersebut dari arah dapur. Mereka segera melihatnya dan terkejut saat menyaksikan ke-dua nya tengah perang mulut. "Kalian sudah saling kenal?" tanya Surya membuat kedua nya menoleh. "Nggak!" jawab mereka serentak. "Terus kenapa kalian ribut?" tanya Irawan bingung. "Om ini yang mulai du
"Dim, kamu berasa liat orang nggak sih?" tanya Melda pada puteranya yang baru saja sampai di meja makan."Liat Ma, kenapa emangnya?" tanya Dimas."Tapi kenapa dari tadi nggak kedengaran suaranya ya?" tanya Melda yang lagi-lagi menyindir puteri nya itu."Lagi sariawan kali Ma, atau lagi puasa ngomong!" jawab Dimas ikut memojokkan Nessa.Nessa yang merasa jengah segera berdiri dari posisinya, menyandang tas kuliahnya dan segera pergi dari sana."Nessa!" panggil Melda membuat langkahnya terhenti, lalu menoleh kebelakang menatap mamanya dengan wajah datar."Lebih baik kamu pikirkan soal perjodohan itu, kalau kamu nggak setuju menikah dengan Arga maka semua fasilitas akan Papa Mama sita!" ancam Melda."Mama sama Papa tuh kenapa sih? kenapa pakai acara jodoh-jodohin segala?" kesal Nessa akhirnya bersuara."Itu semua demi kebaikan kamu, Mama sama Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu!" jawab Melda."Terbaik buat Aku atau terbaik buat Mama sama Papa?" tanya Nessa sinis."Apapun alasannya kam
"Orang seperti saya? memangnya saya seperti apa?" tanya Arga menatap tajam Nessa. "Om adalah orang yang paling nyebelin yang pernah aku temuin!" ketus Nessa. "Dan kamu orang ter-aneh yang pernah saya temui!" balas Arga tak mau kalah. "Terserah!" jawab Nessa pergi meninggalkan Arga. "Tunggu!" "Apa?" tanya Nessa berbalik menatap Arga. "Saya mau bicara sama kamu!" jawab Arga serius. "Ya udah bicara aja kalau gitu!" "Jangan di sini!" jawab Arga berjalan kembali ke kursi taman yang Ia tempati tadi. Nessa yang penasaran memilih mengikuti Arga walaupun sebenarnya Dia juga malas. Nessa ikut duduk di sebelah Arga namun sedikit berjarak agar tidak berdekatan. "Mau ngomong apa sih Om?" tanya Nessa setelah mereka duduk. "Saya mau bikin kesepakatan sama kamu!" jawab Arga yang membuat Nessa mengernyitkan dahinya. "Kesepakatan apa?" "Saya mau ki