Share

BAB SERATUS TUJUH PULUH LIMA

Bisikan kalimat Sita terus terngiang di telinga Nadine. Mengoyak keyakinan perempuan itu soal apa yang dia lakukan adalah benar. Nadine terus mendoktrin dirinya, kalau kemarahannya adalah wajar. Karena Rafael sudah membohonginya.

Boleh to dia marah. Itu yang dipikirkan Nadine, tanpa dia sadari kalau sikapnya justru menunjukkan betapa kekanak-kanakkannya dirinya dalam menghadapi kebohongan Rafael.

Seperti kata Sita, Nadine beruntung bersuamikan Rafael yang dengan sabar meladeni tingkah sang istei kalau sedang tantrum. Pribadi Nadine memang sering berubah layaknya penyandang kepribadian ganda.

Tapi tidak, Nadine hanya terlalu menuruti emosi tanpa dibarengi logika untuk menelaah sebuah masalah lebih dalam. Itulah salah satu kekurangan Nadine. Ingat, tidak ada yang sempurna di dunia, sebab kesempurnaan hanya milik sang pencipta.

"Nad, mau ikut tidak? Pulang."

Nadine hampir menyahut tidak, ketika kemudian teringat nasihat Sita, "Coba kurangi sikapmu yang seperti bocil itu. Jangan sampai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status