Share

BAB SERATUS DELAPAN PULUH TIGA

"Ibu tetap tidak setuju!"

"Tidak setujunya di mana?"

Sandy memijat pelipisnya, bersamaan dengan Nadine dan Rafael yang muncul dari arah depan.

"Kenapa?" Nadine berbisik, menilik orang tuanya yang tampak berdebat sendiri.

"Soal mahar," balas Sandy dengan wajah mendung.

"Ibu tidak mau yang mencolok, sederhana tapi bernilai," tambah Sandy tak lama kemudian.

"Emang mau kamu kasih apa?"

"Rumah itu mau aku kasihkan atas nama Sita, tapi ibu bilang berlebihan."

Percakapan bisik-bisik Rafael, Nadine dan Sandy terjeda ketika dari arah Hermawan dan Heni ketegangan perdebatan keduanya makin meningkat. Sita yang sejak tadi mencoba menengahi tidak berhasil melerai adu argumen dua orang tuanya.

"Ehem, makan dulu, Pak, Bu."

Kalimat Rafael sontak membuat dua orang itu menoleh, baru sadar akan kedatangan putri dan menantunya.

"Cicipi dulu, ini enak. Aman buat jantung, Bapak dan darah tinggi Ibu." Nadine meletakkan seporsi seblak di depan Hermawan dan Heni. Juga martabak serta siomay yang sudah dipinda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status