Share

BAB SERATUS TUJUH PULUH EMPAT

"Aku akan menyembuhkan traumamu, kita sama-sama menyembuhkan."

Kalimat itu terngiang di telinga Sita ketika dia duduk di teras belakang rumah mereka. Bukannya segera mengangkat jemuran, Sita justru melamun di sana. Helaan napas terdengar dari bibir adik Nadine.

Dia tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Kenapa dia menerima lamaran Sandya hari itu, tapi sekarang dia ragu ketika kakak Melani kian menunjukkan keseriusannya.

"Jangan kelamaan mikir."

Sita tersentak oleh dorongan kaki Rafael yang lewat kemudian mengambil jemuran miliknya dan istrinya. Sita terkekeh melihat aksi Rafael. "Cuma di sini CEO DA Grup ternistakan. Bener kata bapak."

"Mulutmu!"

Rafael makin hari makin lancar mengikuti ritme kehidupan di keluarga Nadine. Bukan bermaksud kasar, tapi kadang candaan seperti tadi justru bisa mengakrabkan. Coba di rumah orang kaya, mana ada yang berucap seperti barusan. Bisa dipelototi orang banyak. Tapi sebab itulah kehidupan kaum kelas atas terkesan kaku. Tidak easy going macam k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status