Share

BAB DUA PULUH TUJUH

Nadine menghela napas begitu masuk ke dalam kamar. Peliknya persoalan keluarga yang dia hadapi semua berujung perkara uang. Dia tidak masalah jika harus kehilangan tabungannya, yang sejatinya ingin dia gunakan untuk menyambung pendidikannya. Jika itu bisa membuat keluarganya harmonis.

Namun seringkali sudah habis-habisan, sikap tidak menghargai yang dia terima. Seolah dia hanyalah pion yang dibutuhkan saat keadaan terdesak. Jika tidak begitu, ibu dan adiknya mungkin tak pernah menganggapnya ada.

Seperti hari ini, dia selesai mengirim sejumlah uang ke rekening sang ibu. Saat uang masuk, Heni tersenyum manis, sambil mengatakan terima kasih. Kamu yang terbaik, kamu memang yang paling bisa diandalkan. Memuji setingi langit pada Nadine.

Namun besok, lihat saja sikap Heni akan kembali ke mode asal. Menganggap Nadine cuma orang yang hanya diperlukan saat situasi genting. Kadang wanita itu berpikir dia ini anak kandung Heni atau bukan, kenapa perlakuannya berbeda sekali dengan Sita.

"Jangan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status