Share

BAB DUA PULUH SEMBILAN

Nadine memejamkan mata, menahan diri untuk tidak terpancing oleh ucapan Sita. Deru napasnya dia atur. Sebisa mungkin jadi tenang. "Kamu ini bicara apa? Kakakmu tidak salah, kenapa kamu marahi. Sita, kamu itu harusnya sadar ...."

"Belain terus! Belain! Semua yang Sita kerjakan selalu salah di mata Bapak. Sedang kakak, akan selalu benar meski jelas salah." Sita berucap lantang.

Hermawan melebarkan mata. Tidak paham dengan cara berpikir putri bungsunya. "Bapak tidak belain kakakmu. Kenyataannya kakakmu tidak buat salah."

"Tidak buat salah? Dia tidur sama suaminya sebelum nikah, Pak. Kata Bapak itu benar. Hebat sekali."

"Sita, kalau kamu tidak tahu kejadian sebenarnya jangan asal bicara," desis Nadine penuh peringatan.

"Kenapa? Mau cari pembenaran diri. Sita pusing dengar semua orang menggunjingkan kita. Jangan sok benar, sok suci, Kak. Kalau kenyataannya Kakak sama saja dengan mereka."

"Mereka? Mereka siapa? Kamu mau sebut Kakak sama dengan pelacur di luar sana? Asal kamu tahu ya, Kakak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status