Share

Bab 198

Lillia dipukul hingga matanya buram, telinganya berdengung, dan pipinya sangat sakit seolah-olah kulitnya pecah. Saat kepalanya diangkat dengan paksa, terlihat darah mengalir dari sudut bibirnya. Dia melihat tatapan pria itu terlihat sangat muram. Saat pria itu mengangkat tangan dan hendak menamparnya lagi, telepon pria itu berdering. Pria itu langsung melemparnya ke lantai dengan keras, sehingga kepalanya terhantam dan merasa kesakitan hingga pandangannya menjadi gelap. Lillia hampir kehilangan semua kemampuannya untuk bergerak.

"Halo! Aku nggak tahu kapan wanita jalang ini memberikan sinyal minta tolong kepada temannya itu, dia sudah menipuku!" Pria itu berjalan keluar sambil menggenggam ponselnya.

"Orang di sana bilang tiga hari, nggak ada cara lain. Aku akan menghubungi pembeli lain. Tenang saja, aku pasti akan mengirimnya ke Taman Y agar nggak ada yang bisa membantunya." Setelah mengatakan itu, pria itu menutup teleponnya, lalu berbalik dan meraih Lillia.

Lillia diseret pria itu k
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status