Setelah kembali ke mobil, Louis menerima telepon dari Liman. Liman bertanya dengan cemas, "Gimana?""Lillia hanya punya nenek, nggak ada kerabat lain lagi. Neneknya ngotot Lillia adalah cucunya, apa mungkin kita sudah salah?" sahut Louis yang mulai merasa ragu. Lillia juga mengatakan bahwa Ohara adalah neneknya secara tegas."Tapi, dia anak yang tenggelam di desa waktu itu, 'kan? Bukannya kamu menolongnya?" tanya Liman. Menurut informasi yang mereka dapatkan, Keluarga Sentana tinggal di Desa Nova selama ini tanpa pernah pindah.Dua puluh tahun lalu, Desa Nova adalah lokasi wisata yang terkenal. Banyak orang kaya yang datang, lalu menyewa atau membeli rumah di sana karena harus memulihkan diri dari penyakit.Sementara itu, Keluarga Jaspal juga pernah datang ke Desa Nova untuk berlibur. Nahasnya, mereka malah kehilangan putri mereka.Belasan tahun kemudian, Desa Nova memerosot karena lokasi wisata yang makin berkembang. Kini, Desa Nova telah menjadi desa biasa. Tidak ada lagi pantai di s
Lillia menghampiri neneknya dan berjongkok, lalu menjulurkan tangan untuk menyentuh kucing kecil itu. Kucing itu ketakutan hingga buru-buru bersembunyi.Lillia pun tertawa melihatnya. Sementara itu, Ohara mengalihkan tatapannya yang terlihat agak sedih dan bertanya, "Kamu bakal tinggal di sini sampai kapan?""Seharusnya besok sudah harus kembali. Setelah kerjaan kali ini selesai, aku akan membawamu ke Kota Pinang. Jangan menolak lho!" ujar Lillia dengan serius sambil duduk di kursi.Begitu mendengarnya, Ohara langsung menolak, "Sudah kubilang, jangan beli rumah untukku. Kamu ini keras kepala sekali!"Ohara tahu seberapa mahal rumah di Kota Pinang, dia tidak ingin Lillia merasa tertekan. Lillia segera membalas, "Nggak apa-apa, uang tabunganku sudah hampir cukup. Aku nggak akan meminjam dari bank. Kenapa Nenek nggak mau tinggal di kota?"Lillia tentu tahu Ohara sudah terbiasa tinggal di desa, tetapi dia tidak mungkin membiarkan neneknya terus tinggal di sini."Nenek, ayolah, dengarkan ak
Claude berbalik, mengernyit menatap Lillia. "Apa maksudmu?" Terdengar kekesalan dari nada bicaranya."Nggak ada maksud apa-apa, hanya bertanya," sahut Lillia segera.Claude tiba-tiba tersenyum mengejek, lalu bertanya, "Kamu merasa aku akan menipumu demi Nikita, 'kan?""Cepat pergi ke dapur." Lillia berjalan melewatinya, tidak ingin meneruskan topik pembicaraan itu.Claude hendak berbicara, tetapi Ohara tiba-tiba menyela, "Claude, kamu masih ingin makan apa? Katakan saja."Claude segera merespons, "Sudah cukup, Nek. Kalau kebanyakan, kamu bakal makan makanan sisa besok."Orang tua selalu berhemat, Claude juga sudah sering melihat Ohara makan makanan sisa. Sesudah selesai makan, Lillia pergi ke kamarnya untuk tidur. Sementara itu, Claude pun tidak mengajaknya mengobrol lagi.Lantaran tidak bisa tidur, Claude pergi ke halaman untuk merokok dan bukan memaksakan diri untuk tidur. Dia masih memikirkan Lillia yang begitu tidak percaya padanya.Keesokan pagi, Lillia sudah berangkat pagi-pagi.
Mendengar ini, Lillia mengernyit dan bertanya, "Apa yang terjadi?"Moonela menjawab dengan murung, "Hari ini, Stella mengundangku untuk bertemu seseorang. Ternyata orang itu pembawa acara, mereka menginterogasiku habis-habisan. Kamu lihat saja di trending topic."Lillia mengiakan, lalu mulai mencari di internet. Dalam sekejap, dia menemukan nama Moonela di daftar trending topic ke-6.[ Moonela Membantah Dirinya Adalah Lorraine, Kejadian Ini Sungguh Menarik dan di luar Nalar! ]Lillia mengeklik berita tersebut. Begitu melihat videonya, alisnya pun makin berkerut. Kenapa Stella seperti itu? LMOON membantunya mendesain gaun untuk karpet merah, tetapi wanita ini malah bekerja sama dengan tim produksi untuk melawan mereka?"Kenapa Stella menjatuhkan kita seperti ini?" tanya Lillia dengan geram."Entahlah. Supaya LMOON nggak dicurigai, aku terpaksa menyangkal diriku bukan Lorraine. Lillia, maafkan aku. Aku benar-benar nggak bisa merahasiakannya lagi," sahut Moonela dengan menyesal dan sedih.
Seluruh tamu di acara itu juga tertegun. Kemudian, mereka mengikuti arah pandang pembawa acara itu.Setelah merapikan gaunnya, Lillia perlahan-lahan menaiki panggung dengan sepatu hak tingginya. Begitu dia muncul, pembawa acara yang diatur oleh Hans menyerahkan mikrofon kepadanya dan orang lainnya pun sibuk bergosip.Lillia tersenyum kepada Moonela yang membelalak terkejut, lalu berjalan ke tengah panggung. Dia berkata, "Halo, semuanya. Aku Lillia yang biasanya dikenal dengan asisten Studio LMOON. Aku juga desainer Studio LMOON, Lorraine."Perkenalan ini tidak membuat ekspresi Stella membaik. Sementara itu, para pembawa acara sontak bereaksi kembali dan segera bertepuk tangan untuk menyambut. Akan tetapi, para netizen tidak bisa menerima pengakuan ini.[ Kalau dia desainernya, kenapa menyembunyikan identitas? Memangnya seru mempermainkan kita seperti ini? LMOON benar-benar studio yang sangat menjijikkan! ][ Pasti supaya terkenal, 'kan? Ya ampun, apa serunya menipu semua orang? ][ Aku
"Kamu keren banget!" puji Moonela. Dia benar-benar mengagumi Lillia.Lillia melepaskan rangkulannya, lalu berujar dengan ekspresi yang lebih serius, "Reputasi kita di internet lagi nggak bagus, jadi kamu hindari internet dulu untuk sementara waktu. Tunggulah sampai Stella berjalan di karpet merah."Moonela mengangguk dan menyahut, "Oke, aku mengerti.""Nggak ada yang bisa disalahkan atas situasi ini. Dengan popularitas Studio LMOON yang makin meningkat di internet, cepat atau lambat hal seperti ini pasti terjadi," hibur Lillia pada Moonela yang terlihat sedikit frustrasi.Moonela mengiakan."Hans akan menangani sisanya. Sekarang, ayo pergi ke hotel! Aku mau ganti baju, lalu jalan-jalan," ujar Lillia sambil tersenyum tipis dan merangkul bahu Moonela.Masalah sudah terlanjur terjadi. Tidak artinya terus-menerus menyesal dan bersikap negatif."Oh iya, ini pertama kalinya kamu ke ibu kota, 'kan?" tanya Moonela.Mereka diam-diam sepakat untuk tidak memikirkan kejadian hari ini, lalu menguba
Setelah saling memperkenalkan diri, Emma menggandeng lengan Moonela dan berucap, "Warna rambutmu keren sekali.""Kamu juga bisa mengikuti gaya rambutku," ujar Moonela sambil tersenyum.Emma dan Moonela langsung menjadi akrab. Emma membawa Moonela dan Lillia masuk ke ruang privat. Lillia mengernyit saat melihat Liman dan Louis yang duduk di dalam ruang privat.Emma yang merasa canggung menjelaskan, "Lillia, tadi aku terlalu gembira saat melihatmu. Jadi, aku lupa bilang aku makan bersama Liman dan Kak Louis."Moonela tidak terkejut saat melihat Liman, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Louis. Liman berdiri dan menyapa dengan ramah, "Halo, Lillia."Louis juga berdiri, lalu menarik 2 kursi. Saat ini, Lillia tidak mungkin pergi lagi. Sekalipun hubungan mereka agak canggung, Lillia tetap harus menahannya. Lillia berkata, "Halo, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini.""Iya," sahut Liman yang duduk kembali. Ekspresinya tetap terlihat ramah.Emma yang berdiri
Emma dan Moonela sedang berbincang dengan asyik. Tiba-tiba, ponsel Emma berdering. Melihat manajer yang meneleponnya, Emma langsung berkata kepada Moonela, "Aku mau jawab panggilan telepon dulu."Emma keluar dari ruang privat, lalu menjawab panggilan telepon dengan kesal, "Ada apa? Apa susahnya mengusir orang? Beraninya kamu menggangguku makan!"Setelah mendengar laporan manajer, Emma berteriak, "Apa? Dia mau membongkar restoran? Biarkan saja. Setelah dia membongkar restoran, Keluarga Jaspal akan membayar kerugiannya! Sok hebat sekali dia! Kalau dia berani, bongkar saja restorannya!"Lillia samar-samar mendengar perkataan Emma di luar. Dia melihat Liman seraya bertanya, "Emma nggak apa-apa, 'kan? Kenapa restoran tiba-tiba dibongkar?"Liman yang kebingungan menyahut, "Aku nggak tahu. Nanti kamu tanya Emma saja."Louis tidak berbicara saat makan. Dia juga tidak membicarakan identitas Lillia, seolah-olah dia hanya datang untuk makan.Moonela juga tidak bodoh. Sekarang, kru Liman sangat me
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per