Mendengar ini, Lillia mengernyit dan bertanya, "Apa yang terjadi?"Moonela menjawab dengan murung, "Hari ini, Stella mengundangku untuk bertemu seseorang. Ternyata orang itu pembawa acara, mereka menginterogasiku habis-habisan. Kamu lihat saja di trending topic."Lillia mengiakan, lalu mulai mencari di internet. Dalam sekejap, dia menemukan nama Moonela di daftar trending topic ke-6.[ Moonela Membantah Dirinya Adalah Lorraine, Kejadian Ini Sungguh Menarik dan di luar Nalar! ]Lillia mengeklik berita tersebut. Begitu melihat videonya, alisnya pun makin berkerut. Kenapa Stella seperti itu? LMOON membantunya mendesain gaun untuk karpet merah, tetapi wanita ini malah bekerja sama dengan tim produksi untuk melawan mereka?"Kenapa Stella menjatuhkan kita seperti ini?" tanya Lillia dengan geram."Entahlah. Supaya LMOON nggak dicurigai, aku terpaksa menyangkal diriku bukan Lorraine. Lillia, maafkan aku. Aku benar-benar nggak bisa merahasiakannya lagi," sahut Moonela dengan menyesal dan sedih.
Seluruh tamu di acara itu juga tertegun. Kemudian, mereka mengikuti arah pandang pembawa acara itu.Setelah merapikan gaunnya, Lillia perlahan-lahan menaiki panggung dengan sepatu hak tingginya. Begitu dia muncul, pembawa acara yang diatur oleh Hans menyerahkan mikrofon kepadanya dan orang lainnya pun sibuk bergosip.Lillia tersenyum kepada Moonela yang membelalak terkejut, lalu berjalan ke tengah panggung. Dia berkata, "Halo, semuanya. Aku Lillia yang biasanya dikenal dengan asisten Studio LMOON. Aku juga desainer Studio LMOON, Lorraine."Perkenalan ini tidak membuat ekspresi Stella membaik. Sementara itu, para pembawa acara sontak bereaksi kembali dan segera bertepuk tangan untuk menyambut. Akan tetapi, para netizen tidak bisa menerima pengakuan ini.[ Kalau dia desainernya, kenapa menyembunyikan identitas? Memangnya seru mempermainkan kita seperti ini? LMOON benar-benar studio yang sangat menjijikkan! ][ Pasti supaya terkenal, 'kan? Ya ampun, apa serunya menipu semua orang? ][ Aku
"Kamu keren banget!" puji Moonela. Dia benar-benar mengagumi Lillia.Lillia melepaskan rangkulannya, lalu berujar dengan ekspresi yang lebih serius, "Reputasi kita di internet lagi nggak bagus, jadi kamu hindari internet dulu untuk sementara waktu. Tunggulah sampai Stella berjalan di karpet merah."Moonela mengangguk dan menyahut, "Oke, aku mengerti.""Nggak ada yang bisa disalahkan atas situasi ini. Dengan popularitas Studio LMOON yang makin meningkat di internet, cepat atau lambat hal seperti ini pasti terjadi," hibur Lillia pada Moonela yang terlihat sedikit frustrasi.Moonela mengiakan."Hans akan menangani sisanya. Sekarang, ayo pergi ke hotel! Aku mau ganti baju, lalu jalan-jalan," ujar Lillia sambil tersenyum tipis dan merangkul bahu Moonela.Masalah sudah terlanjur terjadi. Tidak artinya terus-menerus menyesal dan bersikap negatif."Oh iya, ini pertama kalinya kamu ke ibu kota, 'kan?" tanya Moonela.Mereka diam-diam sepakat untuk tidak memikirkan kejadian hari ini, lalu menguba
Setelah saling memperkenalkan diri, Emma menggandeng lengan Moonela dan berucap, "Warna rambutmu keren sekali.""Kamu juga bisa mengikuti gaya rambutku," ujar Moonela sambil tersenyum.Emma dan Moonela langsung menjadi akrab. Emma membawa Moonela dan Lillia masuk ke ruang privat. Lillia mengernyit saat melihat Liman dan Louis yang duduk di dalam ruang privat.Emma yang merasa canggung menjelaskan, "Lillia, tadi aku terlalu gembira saat melihatmu. Jadi, aku lupa bilang aku makan bersama Liman dan Kak Louis."Moonela tidak terkejut saat melihat Liman, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Louis. Liman berdiri dan menyapa dengan ramah, "Halo, Lillia."Louis juga berdiri, lalu menarik 2 kursi. Saat ini, Lillia tidak mungkin pergi lagi. Sekalipun hubungan mereka agak canggung, Lillia tetap harus menahannya. Lillia berkata, "Halo, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini.""Iya," sahut Liman yang duduk kembali. Ekspresinya tetap terlihat ramah.Emma yang berdiri
Emma dan Moonela sedang berbincang dengan asyik. Tiba-tiba, ponsel Emma berdering. Melihat manajer yang meneleponnya, Emma langsung berkata kepada Moonela, "Aku mau jawab panggilan telepon dulu."Emma keluar dari ruang privat, lalu menjawab panggilan telepon dengan kesal, "Ada apa? Apa susahnya mengusir orang? Beraninya kamu menggangguku makan!"Setelah mendengar laporan manajer, Emma berteriak, "Apa? Dia mau membongkar restoran? Biarkan saja. Setelah dia membongkar restoran, Keluarga Jaspal akan membayar kerugiannya! Sok hebat sekali dia! Kalau dia berani, bongkar saja restorannya!"Lillia samar-samar mendengar perkataan Emma di luar. Dia melihat Liman seraya bertanya, "Emma nggak apa-apa, 'kan? Kenapa restoran tiba-tiba dibongkar?"Liman yang kebingungan menyahut, "Aku nggak tahu. Nanti kamu tanya Emma saja."Louis tidak berbicara saat makan. Dia juga tidak membicarakan identitas Lillia, seolah-olah dia hanya datang untuk makan.Moonela juga tidak bodoh. Sekarang, kru Liman sangat me
Setelah menyuruh Hans untuk mengantar Moonela ke hotel, Claude menarik Lillia untuk berjalan-jalan."Kenapa kamu ke sini?" kata Lillia dengan nada yang membuat Claude sebal seperti biasanya.Claude mengernyitkan alisnya dan ekspresinya terlihat tidak senang. "Menurutmu, kenapa aku ke sini?""Kalau kamu ke sini karena hal aku adalah Lorraine, nggak perlu dibahas lagi." Lillia sama sekali tidak ingin membahas tentang hal ini. Sebenarnya, hari ini dia mengajak Moonela untuk berkeliling ibu kota juga karena tidak ingin memikirkan identitasnya yang sudah terungkap lagi. Dia tidak ingin Cluade bertanya mengapa dia menyembunyikan identitasnya."Bukan. Aku sudah bilang, aku mengkhawatirkanmu," kata Claude.Lillia terkejut. Dia menatap mata Claude dan bertanya, "Sepertinya kamu sudah tahu aku adalah Lorraine.""Nggak semua orang akan tertarik dengan identitasmu. Siapa pun kamu, nggak mengubah kenyataan bahwa kamu adalah istriku." Cara Claude merayu memang membuat orang terharu."Saat merayu Nik
Dari wajah Claude terlihat sedang merenungkan hal itu. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, "Saat ini, hal ini masih belum bisa dipastikan. Tapi, kalau Lillia adalah anggota Keluarga Jaspal, aku mengerti kenapa Keluarga Jaspal membantu Liman. Kamu selidiki lebih detail lagi hubungan antara Keluarga Jaspal dan Keluarga Widodo, makin detail makin bagus."Claude berpikir meskipun Keluarga Jaspal ingin mencari anggota keluarganya, harusnya bukan Liman yang bertindak juga. Oleh karena itu, dia menebak Liman pasti memiliki rencana yang lain, sehingga dia baik terhadap Lillia.Keesokan harinya, Lillia berencana untuk berkeliling ibu kota, lalu pergi ke Kota Joran. Namun, pagi-pagi, neneknya sudah meneleponnya."Di mana kamu sekarang?" kata Ohara dengan nada yang serius dan terdengar agak marah.Lillia segera berkata, "Sedang mengurus sesuatu di ibu kota ....""Kamu bisa pulang hari ini? Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu," kata Ohara dengan nada yang tiba-tiba menjadi lebih lemb
Saat melihat Priya tidak segan dengan Ohara, Lillia langsung berkata, "Nenekku juga nggak merasa kita sedang bermain-main. Bisakah bicara dengan baik-baik?""Kalau bicara baik-baik, kalian pasti berencana untuk menunda-nunda! Aku tahu kamu sedang mencari rumah, kamu ingin mengambil uang Keluarga Hutomo untuk membeli rumah bagus untuk nenekmu! Kalian berdua ini adalah parasit yang menempel ke Claude!" Priya juga tidak ingin segan dengan Lillia dan Ohara lagi."Menjual rumah itu salahku, nggak ada hubungannya dengan nenekku. Aku juga akan memberikan uangnya kepadamu, kamu nggak perlu bicara begitu kasar!" Lillia merasa dia tidak pernah memiliki niat buruk hanya karena Claude kaya. Dia hanya mengambil uang hasil penjualan rumah ini saja, tidak sebanding dengan uang yang Claude habiskan untuk Nikita. Namun, dia merasa akan lebih menghancurkan martabatnya jika mengatakan ini. Istri sah bahkan kalah dengan selingkuhan yang dipelihara Claude, martabat siapa yang tidak hancur jika hal ini ters