Seluruh tamu di acara itu juga tertegun. Kemudian, mereka mengikuti arah pandang pembawa acara itu.Setelah merapikan gaunnya, Lillia perlahan-lahan menaiki panggung dengan sepatu hak tingginya. Begitu dia muncul, pembawa acara yang diatur oleh Hans menyerahkan mikrofon kepadanya dan orang lainnya pun sibuk bergosip.Lillia tersenyum kepada Moonela yang membelalak terkejut, lalu berjalan ke tengah panggung. Dia berkata, "Halo, semuanya. Aku Lillia yang biasanya dikenal dengan asisten Studio LMOON. Aku juga desainer Studio LMOON, Lorraine."Perkenalan ini tidak membuat ekspresi Stella membaik. Sementara itu, para pembawa acara sontak bereaksi kembali dan segera bertepuk tangan untuk menyambut. Akan tetapi, para netizen tidak bisa menerima pengakuan ini.[ Kalau dia desainernya, kenapa menyembunyikan identitas? Memangnya seru mempermainkan kita seperti ini? LMOON benar-benar studio yang sangat menjijikkan! ][ Pasti supaya terkenal, 'kan? Ya ampun, apa serunya menipu semua orang? ][ Aku
"Kamu keren banget!" puji Moonela. Dia benar-benar mengagumi Lillia.Lillia melepaskan rangkulannya, lalu berujar dengan ekspresi yang lebih serius, "Reputasi kita di internet lagi nggak bagus, jadi kamu hindari internet dulu untuk sementara waktu. Tunggulah sampai Stella berjalan di karpet merah."Moonela mengangguk dan menyahut, "Oke, aku mengerti.""Nggak ada yang bisa disalahkan atas situasi ini. Dengan popularitas Studio LMOON yang makin meningkat di internet, cepat atau lambat hal seperti ini pasti terjadi," hibur Lillia pada Moonela yang terlihat sedikit frustrasi.Moonela mengiakan."Hans akan menangani sisanya. Sekarang, ayo pergi ke hotel! Aku mau ganti baju, lalu jalan-jalan," ujar Lillia sambil tersenyum tipis dan merangkul bahu Moonela.Masalah sudah terlanjur terjadi. Tidak artinya terus-menerus menyesal dan bersikap negatif."Oh iya, ini pertama kalinya kamu ke ibu kota, 'kan?" tanya Moonela.Mereka diam-diam sepakat untuk tidak memikirkan kejadian hari ini, lalu menguba
Setelah saling memperkenalkan diri, Emma menggandeng lengan Moonela dan berucap, "Warna rambutmu keren sekali.""Kamu juga bisa mengikuti gaya rambutku," ujar Moonela sambil tersenyum.Emma dan Moonela langsung menjadi akrab. Emma membawa Moonela dan Lillia masuk ke ruang privat. Lillia mengernyit saat melihat Liman dan Louis yang duduk di dalam ruang privat.Emma yang merasa canggung menjelaskan, "Lillia, tadi aku terlalu gembira saat melihatmu. Jadi, aku lupa bilang aku makan bersama Liman dan Kak Louis."Moonela tidak terkejut saat melihat Liman, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Louis. Liman berdiri dan menyapa dengan ramah, "Halo, Lillia."Louis juga berdiri, lalu menarik 2 kursi. Saat ini, Lillia tidak mungkin pergi lagi. Sekalipun hubungan mereka agak canggung, Lillia tetap harus menahannya. Lillia berkata, "Halo, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini.""Iya," sahut Liman yang duduk kembali. Ekspresinya tetap terlihat ramah.Emma yang berdiri
Emma dan Moonela sedang berbincang dengan asyik. Tiba-tiba, ponsel Emma berdering. Melihat manajer yang meneleponnya, Emma langsung berkata kepada Moonela, "Aku mau jawab panggilan telepon dulu."Emma keluar dari ruang privat, lalu menjawab panggilan telepon dengan kesal, "Ada apa? Apa susahnya mengusir orang? Beraninya kamu menggangguku makan!"Setelah mendengar laporan manajer, Emma berteriak, "Apa? Dia mau membongkar restoran? Biarkan saja. Setelah dia membongkar restoran, Keluarga Jaspal akan membayar kerugiannya! Sok hebat sekali dia! Kalau dia berani, bongkar saja restorannya!"Lillia samar-samar mendengar perkataan Emma di luar. Dia melihat Liman seraya bertanya, "Emma nggak apa-apa, 'kan? Kenapa restoran tiba-tiba dibongkar?"Liman yang kebingungan menyahut, "Aku nggak tahu. Nanti kamu tanya Emma saja."Louis tidak berbicara saat makan. Dia juga tidak membicarakan identitas Lillia, seolah-olah dia hanya datang untuk makan.Moonela juga tidak bodoh. Sekarang, kru Liman sangat me
Setelah menyuruh Hans untuk mengantar Moonela ke hotel, Claude menarik Lillia untuk berjalan-jalan."Kenapa kamu ke sini?" kata Lillia dengan nada yang membuat Claude sebal seperti biasanya.Claude mengernyitkan alisnya dan ekspresinya terlihat tidak senang. "Menurutmu, kenapa aku ke sini?""Kalau kamu ke sini karena hal aku adalah Lorraine, nggak perlu dibahas lagi." Lillia sama sekali tidak ingin membahas tentang hal ini. Sebenarnya, hari ini dia mengajak Moonela untuk berkeliling ibu kota juga karena tidak ingin memikirkan identitasnya yang sudah terungkap lagi. Dia tidak ingin Cluade bertanya mengapa dia menyembunyikan identitasnya."Bukan. Aku sudah bilang, aku mengkhawatirkanmu," kata Claude.Lillia terkejut. Dia menatap mata Claude dan bertanya, "Sepertinya kamu sudah tahu aku adalah Lorraine.""Nggak semua orang akan tertarik dengan identitasmu. Siapa pun kamu, nggak mengubah kenyataan bahwa kamu adalah istriku." Cara Claude merayu memang membuat orang terharu."Saat merayu Nik
Dari wajah Claude terlihat sedang merenungkan hal itu. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, "Saat ini, hal ini masih belum bisa dipastikan. Tapi, kalau Lillia adalah anggota Keluarga Jaspal, aku mengerti kenapa Keluarga Jaspal membantu Liman. Kamu selidiki lebih detail lagi hubungan antara Keluarga Jaspal dan Keluarga Widodo, makin detail makin bagus."Claude berpikir meskipun Keluarga Jaspal ingin mencari anggota keluarganya, harusnya bukan Liman yang bertindak juga. Oleh karena itu, dia menebak Liman pasti memiliki rencana yang lain, sehingga dia baik terhadap Lillia.Keesokan harinya, Lillia berencana untuk berkeliling ibu kota, lalu pergi ke Kota Joran. Namun, pagi-pagi, neneknya sudah meneleponnya."Di mana kamu sekarang?" kata Ohara dengan nada yang serius dan terdengar agak marah.Lillia segera berkata, "Sedang mengurus sesuatu di ibu kota ....""Kamu bisa pulang hari ini? Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu," kata Ohara dengan nada yang tiba-tiba menjadi lebih lemb
Saat melihat Priya tidak segan dengan Ohara, Lillia langsung berkata, "Nenekku juga nggak merasa kita sedang bermain-main. Bisakah bicara dengan baik-baik?""Kalau bicara baik-baik, kalian pasti berencana untuk menunda-nunda! Aku tahu kamu sedang mencari rumah, kamu ingin mengambil uang Keluarga Hutomo untuk membeli rumah bagus untuk nenekmu! Kalian berdua ini adalah parasit yang menempel ke Claude!" Priya juga tidak ingin segan dengan Lillia dan Ohara lagi."Menjual rumah itu salahku, nggak ada hubungannya dengan nenekku. Aku juga akan memberikan uangnya kepadamu, kamu nggak perlu bicara begitu kasar!" Lillia merasa dia tidak pernah memiliki niat buruk hanya karena Claude kaya. Dia hanya mengambil uang hasil penjualan rumah ini saja, tidak sebanding dengan uang yang Claude habiskan untuk Nikita. Namun, dia merasa akan lebih menghancurkan martabatnya jika mengatakan ini. Istri sah bahkan kalah dengan selingkuhan yang dipelihara Claude, martabat siapa yang tidak hancur jika hal ini ters
Saat menerima telepon dari Lillia, Claude mengira Lillia inisiatif mengakui kesalahannya. Begitu menjawab panggilan itu, dia berkata dengan nada malas, "Meskipun kamu sudah tahu bersalah, aku juga nggak akan langsung pulang."Mendengar perkataan itu, Lillia terdiam sejenak."Nenekmu datang ke rumahku, kamu pulanglah sebentar," kata Lillia dengan nada yang sangat dingin.Senyuman di wajah Claude langsung menghilang dan berkata dengan nada dingin, "Apa yang dikatakan nenekku di sana?""Kamu pulang dulu baru bahas lagi .... Nenek!" Setelah menjerit, Lillia langsung menutup teleponnya.Claude menggenggam ponselnya dan pikirannya langsung kosong. Dia tentu saja memahami kepribadian neneknya, tetapi mengapa dia harus pergi ke rumah Keluarga Sentana untuk mencari masalah dengan mereka?Lillia tidak menyangka neneknya yang baik-baik saja akan tiba-tiba pingsan. Priya juga terkejut melihat kejadian itu."Nenek!" Lillia memeluk Ohara yang terjatuh ke lantai dan segera menelepon ambulans."Setela
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per