Share

BAB 103

Harapan 2

Mas Rafli menuntun tanganku untuk melingkar di lengannya. Dengan gerakan cukup cepat kami berjalan ke arah mobil. Teriakan Mbak Wita sama sekali tak menyurutkan langkah kami agar segera meninggalkan tempat itu.

Umpatan-umpatan kasar keluar berlarik-larik dari bibir cantik wanita itu. Sungguh sangat disayangkan. Dia yang amat berkelas itu menjatuhkan harga diri serendah-rendahnya demi laki-laki yang sudah sah menjadi milik orang lain.

Aku mengeratkan peganganku. Bahkan setelah di dalam mobil, aku merebahkan diri di lengan Mas Rafli hingga dia berkali-kali harus memastikan aku baik-baik saja.

"Kamu sakit?" tanyanya khawatir. Aku tak menjawab, memang rasanya kepalaku mendadak pusing. Pandangan mataku berkunang-kunang. Aku sendiri tak yakin apakah efek serangan dari Mbak Wita atau bukan.

Karena sore tadi saat aku berada di kamar mandi, kepalaku tiba-tiba terasa berat seperti ini. Bahkan aku sempat duduk beberapa saat di atas kloset duduk demi meredakan nyeri yang menyerang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status