Share

Bab 5

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-09-04 22:39:09

Dua pekan sudah Embun berusaha menegarkan dirinya. Ia bertekad akan melanjutkan hidupnya. Ia akan mencoba mencari pengalaman baru bekerja di luar kota. Selain itu, ada hal yang mendesak pula sebagai alasan yaitu sang ayah yang ternyata masih terlilit hutang pada beberapa orang rentenir. 

Oleh karena itu, Embun akan mencoba peruntungan bekerja di kota kendati tidak memiliki pengalaman sedikit pun. Nyaris dua puluh satu tahun, Embun Ganita hanya menghabiskan waktunya di kota kembang. Setelah lulus sekolah menengah atas, Embun hanya menghabiskan waktunya di rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga, sejak dini hari hingga malam menjemput. Adapun Bibik Lilis mulai bekerja di rumahnya ketika Embun dinikahi oleh Danar. 

Sebetulnya, Bagas tidak memberikan ijin Embun pergi keluar kota. Ia sudah memiliki rencana lain setelah putrinya itu berhenti nifas. Namun untuk mengendalikan kondisi psikis Embun yang tengah hancur akibat kehilangan bayinya, ia mengijinkannya. Ia yakin, Embun tidak akan bertahan bekerja di kota. Tak mungkin!

Embun hanya lulusan SMA di kampung dan anak rumahan yang tidak mengenal dunia luar. Sebagian besar waktunya ia habiskan untuk berbakti pada ke dua orang tuanya. Berbeda dengan Yasmin-adik sambungnya. Ia bahkan bisa belajar hingga ke perguruan tinggi di ibukota.

Embun tidak pernah iri pada adiknya. Ia hanya tidak ingin merepotkan ke dua orang tuanya. 

“Dengar, Embun! Ini ponsel barumu! Kau harus menggantinya saat kau mendapat gaji pertama dari Tuan Raymond!”

Yasmin menyerahkan sebuah ponsel android pada Embun. Wanita bermata almond itu tidak menerima ponsel itu. Ia hanya menyematkan senyuman tipis pada adik sambungnya.

“Aku masih punya ponsel ini!” jawab Embun menunjukan sebuah ponsel model lama yang diperolehnya dari Bagas.

Yasmin meringis melihat ponsel milik Embun lalu ia menggeleng pelan.

“Kau sekarang pake ponsel ini! Ingat, ini tidak gratis! Kau harus membayarnya saat kau sudah mendapat gaji pertamamu! Kau bisa menyicilnya!”

Embun mengangguk pelan. Setelah dipikir-pikir, memang betul perkataan adiknya. Ponsel lamanya sudah jadul dan kurang berfungsi. Ia pun menerima ponsel itu. Di sana ada beberapa aplikasi yang bisa Embun gunakan untuk memesan kendaraan secara online.

Setelah berpamitan pada Bagas dan Indira, kini mereka pun berangkat bersama ke ibukota. Embun seketika terkejut saat tahu jika Yasmin tinggal di sebuah unit apartemen meskipun berbentuk studio. 

Pertanyaannya dari manakah Yasmin bisa mendapatkan uang untuk membeli apartemen itu?

“Biasa saja lihatnya! Kau tahu, aku sekarang bekerja freelance sebagai model iklan ya meski belum terkenal!” seru Yasmin yang kesal atas kehadiran saudarinya yang kampungan. Ia merutuki ke dua orang tuanya yang menyuruhnya membawa Embun serta merta di sana.

“Kau tidur di situ! Nanti kau bisa cari kontrakan! Aku tak mau kita serumah. Nanti teman-teman kampusku tahu, aku ‘kan malu punya saudara kampungan!” ucap Yasmin berhasil membuat hati Embun teriris sembilu. 

 Seburuk itukah dia di mata Yasmin?

Yasmin menudingkan jarinya ke arah ruang tamu minimalis itu. Ia menyuruh Embun tidur di atas karpet. 

Sebetulnya tujuan Embun pergi ke sana bukan untuk mencari kerja saja. Ia memiliki niat lain!

Berbekal ongkos dua ratus ribu rupiah yang diberikan Bagas padanya, siang itu Embun pergi ke sebuah cafe kopi atas rekomendasi Yasmin. Di sana Embun akan bekerja sebagai seorang pramusaji. Cafe kopi itu milik om-nya teman kampus Yasmin.

Yasmin memesankan ojek online untuk mengantar Embun ke sana. Bukan tanpa alasan, meskipun ia sebenarnya malas berhubungan dengan kakak sambungnya, ia hanya tak ingin Embun tersesat selama berada di sana dan merepotkannya.

Embun pun lolos wawancara dan langsung dapat bekerja di sana karena memang cafe kopi itu sedang membutuhkan pramusaji di sana. Wawancara itu dianggap formalitas belaka.

Naasnya, jarang ada karyawan atau staf yang betah bekerja lama di sana. Tuan Raymond-pemilik cafe itu sangat galak dan tak ayal memperlakukan karyawannya dengan sangat buruk. Pria tua itu sangat perfeksionis dan tidak memiliki toleransi pada kesalahan apapun!

“Kau bisa langsung bekerja di sini! Dengan satu syarat!”

Seorang manajer cafe, wanita seksi dalam balutan seragam rapi, kemeja berwarna gading ketat dan rok sepan selutut berwarna hitam memperingati Embun soal jobdesk dan tata tertib selama bekerja di sana.

Embun menyimak betul perkataan sang manajer cantik nan seksi itu. Ia adalah tangan kanan Raymond-pemilik Cafe. Namun saat Embun menatap wanita itu, sebaliknya wanita itu memindai penampilan Embun dari atas hingga bawah dengan sorot ingin tahu.

Embun memiliki tubuh yang bagus dengan buah dada yang besar. Jelas saja, ia tengah menyusui hingga ukuran asetnya lebih besar dari biasanya. Pun, ia diberkati kulit yang bersih meski tanpa polesan makeup. Namun sayangnya, cara berpakaian Embun terlihat sangat kampungan. 

Embun menundukan pandangannya saat menyadari tatapan ngeri dari atasannya. Ia menjadi gamang, apakah penampilannya sangat buruk hingga ia ditatap dengan cara seperti itu.

“Jangan membusungkan dada begitu!” bentak wanita berambut sebahu berwarna brunette itu. Ia menatap bengis ke arah Embun. Ia tengah berpikir jika Embun seorang wanita penggoda dengan berpura-pura polos padahal aslinya binal.

“A-aku tidak membusungkan dadaku, Bu.”

Embun berkelit mendengar ucapan wanita itu. Untuk apa ia membusungkan dadanya. Dadanya memang besar setelah melahirkan.

Dari pada kena marah terus, Embun pun memilih membungkukan tubuhnya agar dadanya tidak terlihat besar. Mungkin besok Embun akan memakai korset atau pakaian yang ketat di balik kemejanya agar bentuk tubuhnya tidak terlihat seperti sedang menggoda. 

“Lupakan! Cepat kau kenakan seragam!” titah Manajer kafe.

Tanpa banyak kata, Embun langsung mengganti pakaiannya yang sederhana dengan seragam pramusaji cafe di sana. Ia pun mulai mengerjakan tugasnya melayani pengunjung cafe. Selain itu, ia juga mengerjakan tugas dishwasher atau tukang cuci piring. Para karyawan senior semena-mena menyuruh Embun.

Wanita yang baru saja kehilangan bayinya itu hanya bisa pasrah menerima perlakuan mereka. Yang terpenting ia bisa mendapatkan upah.

Prang,

Tak sengaja, Embun memecahkan gelas ketika ia sedang merapikan salah satu meja. Lekas, Embun buru-buru membereskan pecahan gelas itu. Pasti, manajer bernama Nita akan marah padanya.

Benar saja, Manajer cafe itu langsung berjalan ke arah Embun. Embun sudah menyiapkan hatinya dimaki-maki oleh wanita seksi itu. Ia hanya menundukan kepalanya kemudian berkata mendahuluinya. “Maaf, Bu, saya tak sengaja menjatuhkan gelas. Saya akan segera membersihkannya sekarang. Saya juga akan mengganti rugi gelas yang pecah ini,”

Plak!

Sebelum ucapan Embun selesai, sebuah tamparan mendarat sempurna di wajah mulusnya. Embun menganga mendapat tamparan yang menyakitkan itu. Tangannya reflek menyentuh pipinya yang terasa panas dan kebas. Lidahnya seketika terasa asin. Sungguh, tenaga wanita itu sangat kuat hingga membuat sudut bibirnya berdarah akibat tamparan itu.

“Kau menghinaku? Aku tidak buta! Aku bisa lihat kau menjatuhkan gelas bukan panci!” salak Nita dengan dengusan kesal. Telunjuknya yang kurus kering teracung- acung di depan muka Embun. Embun sampai mengerjapkan matanya beberapa kali karena takut jika telunjuk wanita menor itu mencolok matanya.

“Bu, maaf, saya akan menggantinya.”

Embun kembali memelas. Ia beringsut mundur.

Alih-alih menanggapi permintàan maaf dan bentuk tanggung jawab Embun, Nita langsung memekik.

"Keluar cepat!”

Nita menudingkan jari telunjuknya ke arah pintu hingga Embun pun mengikuti arah telunjuknya. 

Embun terperangah. Ia tidak percaya di hari pertama dirinya bekerja, ia langsung dipecat. Mengapa kesialan selalu mengikutinya?

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Naih Rita
Mangat thor
goodnovel comment avatar
Naih Rita
Yang kuat Embun ayo bangkit
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampus ajalah kau mbun. koq bego betul jadi orang. tamat sma kau jadi babu dari pagi sampai malam di rumah ortu mu. setahun jd istri orkay kau ngapain aja? cuman ngangkang? dasar kau goblok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 6

    Barangkali bukan rezeki Embun untuk bekerja di cafe milik saudara temannya Yasmin?Ibu satu anak itu pun menghela napas.Digantinya seragam cafe dengan pakaian sebelumnya. Ia memutuskan berjalan keluar kafe dan berdiri mematung di tepi jalan dengan perasaan yang runyam. Ia bingung harus pulang ke apartemen Yasmin. Yasmin pasti marah padanya karena ia sudah merusak kepercayaan Yasmin. Padahal adik sambungnya itu sudah bersusah payah mencarikannya pekerjaan. “Ternyata, benar apa kata Ayah. Mencari kerja di kota sangat sulit. Apalagi aku hanya lulusan SMA di kampung.”Embun menghela nafas panjang. Tatapannya menyapu seluruh sudut jalan. Ia merasa dunianya kosong. Tangannya begitu saja mengusap perutnya. Lupa jika ia telah melahirkan. Mengingat bayinya yang tampan, dada Embun merasa sesak sekali. Hatinya terasa perih. Namun ia berusaha menegarkan dirinya kendati merasa hidup tidak adil baginya! Mengapa ia harus menanggung masalah ke dua orang tuanya?Jangan tanyakan perasaannya saat in

    Last Updated : 2024-09-06
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 7

    Di sisi lain, Danar langsung menyuruh asisten pribadinya--Gilang--untuk mencarikan ibu susu yang cocok untuk putranya. Untungnya, ia pun langsung membuka lowongan kerja untuk ibu susu anak tuannya dengan syarat yang ketat.Calon ibu susu untuk Sagara harus berasal dari wanita yang bertubuh sehat, resik dan berusia di bawah tiga puluh tahun. Selain itu, wanita itu juga harus mengikuti pemeriksaan medis oleh tim dokter yang khusus diundang datang ke sana.Saat Danar dan Mita berada di kantor masing-masing, di kediaman mewah Danar, Gilang dan Maya-babysitter mendadak menjadi Tim HRD yang tengah melakukan interview pada calon ibu susu untuk Sagara.Tak butuh waktu lama, para pelamar pun berdatangan. Hal pertama yang akan mereka jalani yakni proses interview. Bukan tanpa alasan, Gilang harus memastikan jika asal usul keluarga calon ibu susu jelas. Setelah itu, tahap ke dua yakni mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu oleh tim dokter spesialis. Barulah di tahap terakhi

    Last Updated : 2024-09-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 8

    Embun pun pergi bersama Mbak Nuri menuju kediaman mewah Danar Yudistira. Dalam waktu empat puluh menit, akhirnya mereka tiba di sana. Kedatangan mereka disambut oleh pemandangan yang luar biasa indahnya. Sebuah hunian berlantai tiga yang menampilkan desain modern-kontemporer. Rumah mewah itu dibangun dengan perpaduan beberapa unsur di antaranya material kayu, material non finish dan material batu alam. Hingga tanpa sàdar, Embun menganga melihatnya.Belum lagi pemandangan hamparan taman yang luas mirip permadani karena ditumbuhi rumput gajah yang estetis. Area garasi dan carport yang lengkap diisi oleh mobil-mobil mewah yang berjejer rapi. Ia seperti tengah memasuki negeri dongeng.Namun hanya dalam hitungan sepersekian detik, senyum Embun memudar setelah mengagumi keindahan yang terpampang di depan matanya. Hatinya merasa teriris. Rupanya, suaminya itu bukan orang sembarangan. Suaminya seorang sultan dengan harta kekayaan yang melimpah. Ironis, baginya ia tidak peduli asal usul siapa

    Last Updated : 2024-09-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 9

    Tak lama, senyum kelegaan terbit di wajah mereka yang seharian letih mencari ibu susu untuk Tuan muda itu.Di sisi lain, Embun menatap bayinya dengan penuh kasih sayang dan rindu.‘Sayang, jadi selama ini kau hanya minum susu formula? Betapa tega Papamu, Nak. Tapi tenang saja, mulai saat ini Mama akan merawatmu. Apapun yang terjadi.’Masih menggendong Sagara, Embun pun memilih duduk. Ia akan menyusui bayinya. Namun seketika tatapannya tertuju pada Gilang yang masih berada di kamar itu.Menyadari tatapan Embun tertuju padanya, Gilang berkata padanya. “Hum, maaf ya Mbak Embun, Tuan Danar meminta saya untuk tetap mengawasi Tuan Sagara saat Anda menyusuinya. Tidak selamanya, hanya saat masa training. Ya begitu,” katanya dengan sedikit sungkan. Embun merasa kecewa karena ia merasa risih jika harus menyusui di depan orang lain baik itu wanita maupun pria. Ia pun berinisiatif memunggungi Gilang dan ke dua babysitter Sagara. Ia segera melepas empat kancing kemeja teratas yang dipakainya. Ia

    Last Updated : 2024-09-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 10

    Saat hendak pulang dari kantor, tiba-tiba saja Danar mendengar kabar buruk yang menimpa istri tercinta. Mita mengalami kecelakaan. Ia pun segera pergi ke rumah sakit.Awalnya, Danar akan segera pulang karena harus mengurus perihal calon ibu susu untuk anaknya. Namun saat yang sama Gilang pun mengabarinya bahwa ia sudah mendapatkan ibu susu yang tepat untuk Sagara.Danar pun merasa lega dan memutuskan untuk melihat istrinya ke rumah sakit. Mita tertabrak motor saat pulang dari kantornya. Ke dua suami istri tersebut memang memiliki perusahaan masing-masing. Sehingga mereka memiliki kantor yang jelas berbeda tempat. Mereka hanya bertemu saat jam makan siang. Itupun ketika ke duanya tidak sibuk.“Sayang, kenapa kau tidak hati-hati!” imbuh Danar membelai lembut pipi istrinya. Ia sangat syok saat mendengar kabar tentang istrinya yang tertabrak motor ketika ia sedang menepikan kendaraan beroda empat miliknya di depan sebuah restoran.Area parkir restoran itu penuh sehingga dengan terpaksa, Mi

    Last Updated : 2024-09-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 11

    Setelah sedikit berdebat dengan Yasmin, akhirnya Embun bisa pergi dari apartemennya. Kali ini Embun membuat sebuah penolakan. Yasmin sampai tidak percaya akan keputusan kakak sambungnya itu. Embun mengatakan padanya bahwa ia bekerja menjadi seorang art di salah satu perumahan elit di sana.Embun pun tiba kembali di kediaman mantan suaminya hampir larut malam. Sebelum diantar menuju paviliun yang akan ditempatinya, Maya meminta Embun untuk memompa susunya dan menyimpannya dalam botol. Sagara terbiasa bangun malam dan pasti akan meminta susu. Tak mungkin ‘kan Maya menyuruh Embun datang malam-malam ke sana. Mengingat aturan yang dibuat oleh Danar untuk ibu susu Sagara.Embun memompa ASI nya dengan senang hati. Setelahnya, ia pun diantara Mbak Nuri menuju ke paviliun di mana ia akan tinggal di sana bersama beberapa art wanita lainnya. Berbeda dengan Mbak Nuri yang sudah mendapat kepercayaan penuh dari Danar hingga ia bisa menempati rumah utama.“Makasih, Mbak Nuri,” kata Embun menatap wan

    Last Updated : 2024-09-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 12

    “Sayang, aku mencarimu. Ternyata kau di sini rupanya.”Suara yang lembut merambat di telinga Danar Yudistira. Ia pun menoleh ke arah istrinya yang tengah memeluknya dari belakang.“Lihatlah! Anak kita sekarang sudah bisa tenang dan mendapatkan ASI.”Danar berbisik lirih pada istrinya dengan perasaan membuncah bahagia.Tatapan Mita pun tertuju pada wanita yang kini tengah menyusui bayi mereka. Namun ia tidak bisa melihat wajahnya karena posisi Embun yang membelakangi mereka. “Tidur yuk! Biarin Gara tidur. Biasanya kalau kenyang bayi suka langsung tidur,”Mita merangkul lengan suaminya dengan mesra. Tatapan yang bikin jengkel bagi Maya dan Linda yang masih jomblo. Ke dua babysitter Tuan muda itu saling lirik penuh arti.Sebetulnya mereka kurang menyukai kepribadian majikan wanitanya yang manja dan sedikit menyebalkan. Mereka terkadang melihat wanita itu seperti memiliki dua kepribadian. Di depan Danar, Mita selalu bersikap lemah lembut dan manja. Namun di belakang suaminya, wanita itu t

    Last Updated : 2024-09-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 13

    Malam itu, Embun hanya bisa memejamkan matanya sebentar. Dini hari ia sudah bangun. Ia tidak terbiasa tidur di tempat asing. Ia begitu kesulitan ketika menemukan tempat baru dan beradaptasi dengan lingkungannya.Masalahnya Embun itu seorang introvert. Ia tidak terbiasa bergaul dengan orang lain. Kehidupannya berkutat di sekitar rumah. Ia pun segera mandi dan berganti pakaian. Kemudian ia menghidupkan ponselnya. Ada banyak pesan sms yang masuk ke dalam ponselnya. Ia pun membukanya satu per satu. Ia mendesah pelan saat melihat ternyata pesan itu berasal dari saudarinya-Yasmin yang memintanya pulang ke apartemennya.Setelah membaca pesan itu, Embun menaruh kembali ponselnya di atas ranjang. Ia mengabaikan pesan Yasmin. Embun tak ingin pulang kampung. Ia hanya ingin berada di sisi putranya bagaiamanapun caranya. Senyum kecil terbit di wajahnya. Bukankah ada kamera di ponselnya. Ponselnya terbilang bagus berarti kameranya juga bagus. Sebuah ide cemerlang muncul di kepalanya. Ia akan men

    Last Updated : 2024-09-29

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 215

    [Pak, pengawal Nona Jeena pulang. Tapi sepertinya, Nona Jeena tidak mengatakan pada siapapun. Terbukti ibunya juga tidak tahu kalau pengawalnya pulang.][Apa? Jadi dia sendirian di apartemen?][Iya, Pak.]Manggala mengepalkan ke dua tangannya erat. Mengapa Jeena berdusta padanya? Mungkin Jeena tidak ingin membuatnya khawatir. Namun sikapnya seperti itu justru semakin membuat Manggala khawatir. [Pak, satu lagi, hari ini mobil Nona ada yang mencorat coret. Maaf, saya tidak menyaksikan langsung. Soalnya saya tidak bisa masuk ke kampus begitu saja. Saya hanya mengamati Nona Jeena dari kejauhan. Nona Jeena naik mobil seorang pria bernama Dion. Mobilnya dibawa ke bengkel oleh orang suruhannya.]Manggala semakin geram mendengar laporan dari anak buahnya. Pasti ada orang yang berusaha mengganggu Jeena atau bahkan mencelakainya. [Kamu lihat siapa pelakunya?]Manggala mulai menginterogasi anak buahnya.[Maaf, Pak. Saya tadi sempat buang air kecil. Jadi, saya buru-buru cari toilet. Kejadiannya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 214

    Jeena mulai latihan kembali di kampus. Sore itu ia berlatih piano dengan Dion. Hampir dua jam lamanya mereka berlatih dengan keras di bawah bimbingan Laura.Clap, clap, clap,Beberapa anak mahasiswa yang ikut masuk untuk melihat latihan bertepuk tangan. Mereka menatap pertunjukan Jeena dan Dion dengan penuh takjub.Tak lama kemudian Laura mengangkat ke dua tangannya dan meminta Jeena dan Dion berhenti.“Cukup untuk hari ini!” pekik Laura dengan mengusap keningnya dengan yang basah karena keringat. Wanita yang sudah tidak lagi muda itu harus segera pulang. Sore sudah menjelang dan ia tidak ingin pulang kemalaman karena jarak rumah dan kampus sangat jauh, berbeda dengan Jeena dan Dion.Jeena dan Dion saling tatap dan melempar senyum. Mereka cukup puas latihan hari itu. Mereka merasa sudah berusaha menampilkan Performa yang maksimal. Selanjutnya, mereka akan mencari dress code untuk dipakai saat acara nanti. Mereka harus berpenampilan sempurna dengan pakaian yang senada.“Makasih buat har

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 213

    Jam terasa merangkak lama. Setelah mengakhiri panggilan dari Manggala, Jeena pasrah untuk tidak menelepon yang lain. Ia sudah keburu ngantuk dan kesal.Nada bicara Manggala terdengar marah dan cemburu. Ia selalu memperingati Jeena untuk menjauhi Dion. Namun ia juga tidak memberikan alasannya. Jeena merasa pikiran Manggala itu terlalu dibuat-buat. Padahal Jeena hanya berurusan dengan Dion terkait dengan persiapan debut. Selebihnya ia tidak pernah berhubungan secara langsung. Mungkin satu-satunya alasan Manggala menyuruhnya menjauhi Dion hanyalah karena cemburu buta.“Mas Gala berlebihan,” gumam Jeena yang mulai menguap. Sebetulnya Jeena ingin mengadu soal ia menemukan sebuah surat misterius dari seseorang pada Manggala. Namun pasti Manggala akan semakin cemas padanya. Semua akan semakin rumit bagi wanita bermanik almond itu. Terlebih ia merasa sangat lelah. Biarlah besok ia akan membahasnya dengan Rosa.Jeena pun pergi ke kamar tidur setelah mematikan lampu seluruh ruangan apartemen.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 212

    Saat ini Laila seperti seekor kerbau yang dicucuk hidungnya. Ia tidak bisa maju maupun mundur. Jika ia mengundurkan diri dari pekerjaan, maka ia akan mendapatkan penalti karena gadis itu sudah menandatangani surat perjanjian kontrak kerja. Ia tidak bisa mengundurkan diri dari pekerjaan apapun yang terjadi dalam kurung waktu satu tahun jabatannya.Sebaliknya, jika ia terus bekerja, ia akan terus merasa menderita. Karena kesalahan yang tidak dilakukannya akhirnya jabatannya di kantor diturunkan menjadi seorang staf. Otomatis gaji yang diperolehnya tiap bulan lebih kecil dari sebelumnya. Namun gadis bercadar itu tidak punya pilihan. Ia pasrah sampai ia bisa bekerja di sana selama setahun sesuai perjanjian kontrak.“Laila, aku turut prihatin. Aku gak tahu kenapa Pak Beryl sampai marah besar padamu gara-gara Pak Surya. Tapi kamu masih beruntung lo. Soalnya waktu itu Pak Beryl pernah pecat manajer SDM dan gak ada drama jabatannya turun. Padahal kesalahannya kecil banget.”Serina menepuk-nep

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 211

    “Panggil Laila!"Beryl membentak Zuned sesaat mereka telah melakukan meeting internal para petinggi di kantornya. Semua peserta rapat terdiri dari pemimpin di semua divisi. Zuned tergugu kaget mendengar bentakan Beryl padanya. Pemuda itu memang pemarah mirip seperti ayahnya. Namun ia lebih pemarah karena sering memecat pegawai dengan seenaknya jika melakukan hal sepele.“Maaf, Pak Beryl. Kalau boleh saya tahu mengapa Bapak meminta saya untuk memanggil Laila? Apa Laila berbuat kesalahan?” tanya Zuned sangat berhati-hati. Ia sangat ketat dalam mengajari Laila. Laila juga cepat menguasai pekerjaannya. Selama dalam masa probation, kinerja Laila cukup memuaskan.Mengapa Beryl semarah itu pada Laila? Pasti Laila telah berbuat kesalahan."Pak Surya membatalkan kerjasama!" lanjut Beryl bernada emosi.Setelah dipanggil oleh Beryl, Zuned segera menuju ruangannya dengan wajah merah karena kesal. Baru saja ia menikmati euforia karena menenangkan pesanan yang banyak dari India melalui Surya Pradi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 210

    Jeena terperanjat saat melihat siapa yang menolongnya, memungut buku-buku miliknya yang berserakan. Mungkin jika dalam kondisi normal reaksinya biasa saja. Namun, karena melihat pemuda yang menolongnya Dion, reaksinya terlihat euforia. Dion bisa berjalan tanpa tongkat kruk. Jeena baru menyadarinya. “Dion? Kamu udah bisa jalan?” Jeena menerima buku miliknya dari tangan Dion. Mereka pun berdiri dan saling tatap.Dion mengulum senyum melihat reaksinya. Pantas tadi saat berada di cafetaria kampus, Alice terlihat bahagia dan terus mengucapkan terima kasih pada Jeena karena telah menjadi salah satu teman yang memotivasinya agar tetap masuk kuliah.“Kamu senang gak aku udah sembuh?” tanya Dion gantian.Jeena kembali tersenyum. Namun ia merasa pertanyaan Dion seperti pertanyaan seseorang pada kekasihnya.“Senang, Dion. Kita senang lihat kamu sembuh. Aku kaget aja soalnya kamu mengalami kemajuan pesat.”Jeena menambahkan kalimatnya. Ia memperhatikan ke dua kakinya yang jenjang.Dion berjalan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 209

    Danar tersedak saat mendengar ide ibunya. Ia menatap tajam Diajeng yang dianggap sedang berbicara ngelantur.“Bu, jangan sembarangan! Embun sudah bertunangan. Dan, Ibu tahu jika tunangannya Embun adalah orang yang telah menyelamatkan perusahaan kita.”Danar tak habis pikir dengan pemikiran ibunya.“Sejak kapan kamu peduli perasaan wanita itu? Bukankah kamu juga menikahinya karena demi mendapatkan anak darinya,” oceh Diajeng seraya mematikan layar televisi yang menayangkan konser Ana.Wanita tua itu menoleh ke arah putranya dan menatapnya dalam. Ke dua tangannya mencengkram pundak Danar.“Kamu bodoh atau dungu? Pak Manggala itu membeli saham perusahaan Yudistira pasti karena disuruh oleh mantan istrimu! Embun pasti adalah dalang di balik akuisisi perusahaan Yudistira.”Diajeng berkata dengan gigi yang gemeretak.Danar hanya menghela nafas sesak mendengar ucapan ibunya yang memang benar adanya. Namun saat ini, ia hanya bisa menerima takdirnya. Ia bankrut dan pesakitan. Ia sudah tidak me

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 208

    Jeena berlatih bermain piano dengan serius untuk persiapan debut pada acara amal. Setiap hari ia bekerja keras berlatih piano, memainkan beberapa lagu yang sukar hingga hari jemarinya yang lentik kapalan. Tidak hanya berlatih piano, Jeena juga berlatih bermain gitar akustik saat ia menciptakan lirik lagu. Ia benar-benar serius dalam kuliah seni musik. Ia ingin segera lulus sebab ia ingin segera kembali ke tanah air. Jeena ingin mengantar sekolah Sagara. Ia ingin menjadi ibu yang teladan karena akan menyiapkan bekal makan untuk putra semata wayangnya.Suara alarm pada jam weker pagi itu terdengar nyaring, membangunkan Jeena yang terlelap dalam tidurnya. Wanita bermanik almond itu gegas mematikan alarm meskipun matanya masih dalam keadaan terpejam.Ia mendengus kesal sebab suara alarm telah merusak acara konser tunggal pertamanya.“Ya Allah, aku cuman mimpi. Tapi, jujur, meskipun cuman mimpi aku senang sekali. Moga aku bisa menjadi pianis terkenal seperti Mami.”Jeena tersenyum di depa

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 207

    “Bagaimana kabarmu sekarang?” tanya Pasha perhatian pada Laila. Pagi itu mereka sedang sarapan bersama di resto hotel.Setelah mendapatkan pengobatan dari seorang dokter, demam Laila langsung turun. Ia sudah berangsur pulih.“Alhamdulillah, baik,” jawab Laila bahkan tak berani menatap Pasha yang berada di depannya. Laila memilih menjatuhkan tatapannya pada spaghetti.Beryl menatap Laila dengan raut wajah dingin. Laila menjadi ketakutan melihat tatapan Beryl terhadapnya. Mungkin pria itu marah karena Laila tidak bisa bekerja dengan baik akibat sakit.Eh hem,Beryl berdehem pelan kemudian berkata. “Tentu saja, dia sudah sembuh. Aku panggilkan dokter untuk mengobatinya. Kalau tidak segera diobati nanti merepotkan,”Mendengar perkataan Beryl, Laila menelan salivanya yang terasa kecut. Ia menjadi kehilangan selera makan. Bukan keinginan dirinya sakit. Ia hanya kelelahan. Biasanya ia cukup tangguh dan tak cepat sakit.Sisi lain, Serina tersenyum mendengar perkataan Beryl. Ia sempat tantrum d

DMCA.com Protection Status