Share

Bab 8

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 11:42:16

Embun pun pergi bersama Mbak Nuri menuju kediaman mewah Danar Yudistira. Dalam waktu empat puluh menit, akhirnya mereka tiba di sana. Kedatangan mereka disambut oleh pemandangan yang luar biasa indahnya. Sebuah hunian berlantai tiga yang menampilkan desain modern-kontemporer. Rumah mewah itu dibangun dengan perpaduan beberapa unsur di antaranya material kayu, material non finish dan material batu alam. Hingga tanpa sàdar, Embun menganga melihatnya.

Belum lagi pemandangan hamparan taman yang luas mirip permadani karena ditumbuhi rumput gajah yang estetis. Area garasi dan carport yang lengkap diisi oleh mobil-mobil mewah yang berjejer rapi. Ia seperti tengah memasuki negeri dongeng.

Namun hanya dalam hitungan sepersekian detik, senyum Embun memudar setelah mengagumi keindahan yang terpampang di depan matanya. Hatinya merasa teriris. Rupanya, suaminya itu bukan orang sembarangan. Suaminya seorang sultan dengan harta kekayaan yang melimpah. 

Ironis, baginya ia tidak peduli asal usul siapa suaminya itu. Ia sangat kecewa jika suaminya ternyata menganggapnya sebagai istri kontrak untuk melahirkan seorang bayi lelaki tampan demi hak waris! 

Kesimpulannya, ia hanyalah alat bagi Danar untuk menggapai impiannya. 

Mereka pun berjalan bersisian. Embun yang murah tangan dengan mudahnya membantu Mbak Nuri membawakan barang bawaannya. Padahal Mbak Nuri terlihat menolak karena merasa iba pada Embun yang dikira masih gadis itu. 

“Mbak Nuri masih ingat jalan pulang?” celetuk Gilang saat melihat salah satu art senior Danar baru saja tiba di sana. Ia melewati pintu khusus untuk para art. Namun saat mereka lewat, Mbak Nuri sempat-sempatnya bertanya pada Gilang karena melihat ada keramaian yang tercipta di halaman rumah dan ruang tamu. 

Ada beberapa dokter, perawat dan tiga pelamar yang lolos seleksi menjadi ibu susu untuk Sagara.

“Pak Gilang! Ada apa? Tumben rame!” imbuh Mbak Nuri karena saking penasaran. Embun pun ikut berhenti saat Mbak Nuri yang berjalan di depannya juga berhenti. 

“Ini Nyonya ‘kan baru melahirkan. Tapi … ASI Nyonya tidak lancar, jadi Tuan memintaku untuk membuka lamaran untuk ibu susu.”

Gilang bingung menjelaskan proses kehadiran bayi itu. Mungkin bayi itu terlahir dari rahim Pengganti, pikirnya. Atau, bayi itu lahir melalui proses bayi tabung. Yang pasti itu bayinya Tuan Danar dan Nyonya Mita. Nyonya Mita pulang dari luar negeri dengan membawa bayinya. 

‘ibu susu?’ batin Embun dengan perasaan yang berkecamuk. Ia berusaha mengendalikan diri untuk tidak menunjukan perasaannya saat ini. Sungguh, ia tak sabar ingin melihat bayinya. 

“Saya ingin melamar menjadi ibu susu,”

Dari belakang Mbak Nuri, Embun memberanikan diri berkata. 

Seketika tatapan Gilang beralih pada sosok Embun ketika Mbak Nuri menggeser tubuhnya dan muncullah sesosok wanita bertubuh jangkung.

“Cantik!” gumam Gilang dengan tak berkedip. Pemuda flamboyan itu menjadi salah tingkah melihat gadis bermata almond dengan wajah yang polos. Beberapa kali ia mengusai rambutnya dengan gaya khas-nya.

Mbak Nuri hanya mendecak pelan melihat reaksi Gilang yang terkenal playboy itu. Ia mengenal betul pemuda itu yang memiliki hobi gonta ganti pacar. 

“Saya mau melamar pekerjaan, Tuan!” jawab Embun sembari mendongak takut-takut, menatap pemuda tampan di depannya. Meskipun Embun terlahir cantik alami namun ia merasa rendah diri setiap kali bertemu dengan orang lain. Perlakuan Bagas dan Indira berhasil membuat mentalnya jatuh. Bahkan mereka sering merendahkan Embun dan mengejeknya si buruk rupa.  

Gilang mengernyitkan keningnya sejenak. Tunggu, ia seorang gadis tetapi ia melamar menjadi seorang ibu susu?

‘Argh, ternyata ia sudah punya anak,’ batin Gilang merasa kecewa. 

Pemuda itu pun berdehem pelan, berusaha menormalkan perasaannya. Ia harus bersikap profesional. “Baiklah, Anda akan mengikuti sesi wawancara dan pemeriksaan kesehatan oleh dokter kami. Silahkan mengikuti prosedur.”

Mendengar jawaban Gilang, Embun mengangguk pelan. 

“Neng, memang kau punya anak?” tanya Mbak Nuri dilanda penasaran. Seperti halnya Gilang, Mbak Nuri mengira jika Embun masih gadis. 

“Punya, Mbak. ASI saya melimpah. Jadi, saya akan melamar menjadi ibu susu saja kalau begitu,” jawabnya dengan apa adanya. Mengabaikan Mbak Nuri, Embun langsung mengikuti arahan Gilang. Ia mengikuti tahapan interview dan cek kesehatan. Ia pun bisa lolos semua proses hingga tiba saatnya ia akan menggendong bayi Sagara.

Gilang dan Maya menggiring Embun untuk melihat bayi Sagara yang saat ini tengah tidur pulas sehabis menangis kejer tadi. Ke tiga pelamar yang sudah lolos ternyata tak bisa menenangkan Sagara, alhasil, Gilang dan Maya pun menyerah. Mereka berencana akan membicarakan hal tersebut dengan Danar. 

Namun ketika masih ada pelamar yang kebetulan datang. Mereka masih memiliki harapan dan memberikan kesempatan itu padanya.

“Mbak Embun, silahkan mari ikut saya ke kamar Tuan Sagara.”

Maya berkata dengan sopan padanya. Ia sebetulnya pesimis melihat Embun. Ia takut jika Embun sama seperti pelamar yang lain di mana tak bisa menyentuh Sagara.

Setelah drama menangis, Sagara ditidurkan oleh Maya di kamarnya. Ia sempat kewalahan menenangkannya. 

Embun hanya tersenyum tipis menanggapi Maya.

Mereka berjalan bersisian. Embun diapit oleh Maya dan Gilang. Bahkan hanya untuk mencapai kamar Sagara, mereka harus melewati elevator hingga melalui lorong panjang. 

Mereka pun tiba di depan pintu kamar bayi Sagara. Linda-babysitter lain langsung membukakan pintu untuk mereka.

Embun, Gilang dan Maya pun memasuki kamar Sagara yang terlihat indah dengan warna pastel dan mural gambar kartun yang teramat lucu pada dindingnya.

Hati Embun kembali mencelos mengingat kamar yang ditempatinya di villa. Pantas saja, Danar tidak pernah berniat membuat kamar bayi. Ternyata, memang bayi itu akan langsung diboyong olehnya. Segala keperluan bayi dibeli oleh Embun.

“Tuan Sagara tidur, Maya,” imbuh Linda yang mengetahui tujuan kedatangan mereka.

Maya mendesah pelan mendengar perkataan Linda kemudian menjawabnya. “Lin, kita tunggu aja Tuan Sagara bangun,”

Kemudian Maya menoleh ke arah Embun. “Mbak Embun tunggu saja ya,”

Embun sama sekali tidak mendengar perkataan Maya dan Linda. Tatapannya tertuju pada box bayi. Sungguh, ia tak sabar ingin melihat bayinya. Bayi yang begitu dirindukannya.

Seketika cairan bening menggenang di sudut matanya ketika ia melihat dengan kepala sendiri, bayi tampan yang baru berusia dua mingguan itu tengah memejamkan mata.

Maya, Linda dan Gilang hanya melihat tingkah Embun tanpa protes. Entahlah, mereka merasa mungkin saja Embun calon ibu susu yang tepat untuk tuan muda mereka.

Satu detik, dua detik, tiga detik 

Tubuh Sagara menggeliat. Tangan dan kaki mungil itu melakukan pergerakan kecil. Sungguh, terlihat menggemaskan. Tak lama kemudian matanya perlahan membuka. Hal tersebut membuat Embun melengkungkan senyum yang begitu indah saat menyambutnya.

“Sayang, Mama datang,” imbuh Embun dengan suara lirih. Air matanya seketika luruh saat tatapan mereka bertemu. Sagara menatap wanita yang melahirkannya dengan lekat. 

Tak ingin mengambil tempo, Embun merengkuh bayi mungil itu dan memangkunya dengan hati-hati.

Seketika suasana di kamar tersebut terasa hening. Gilang, Maya dan Linda tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutan mereka saat menyaksikan pemandangan tersebut.

Bagaimana bisa Sagara yang tidak bersedia disentuh oleh orang asing, bersedia disentuh dan digendong oleh wanita berwajah lugu itu?

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 9

    Tak lama, senyum kelegaan terbit di wajah mereka yang seharian letih mencari ibu susu untuk Tuan muda itu.Di sisi lain, Embun menatap bayinya dengan penuh kasih sayang dan rindu.‘Sayang, jadi selama ini kau hanya minum susu formula? Betapa tega Papamu, Nak. Tapi tenang saja, mulai saat ini Mama akan merawatmu. Apapun yang terjadi.’Masih menggendong Sagara, Embun pun memilih duduk. Ia akan menyusui bayinya. Namun seketika tatapannya tertuju pada Gilang yang masih berada di kamar itu.Menyadari tatapan Embun tertuju padanya, Gilang berkata padanya. “Hum, maaf ya Mbak Embun, Tuan Danar meminta saya untuk tetap mengawasi Tuan Sagara saat Anda menyusuinya. Tidak selamanya, hanya saat masa training. Ya begitu,” katanya dengan sedikit sungkan. Embun merasa kecewa karena ia merasa risih jika harus menyusui di depan orang lain baik itu wanita maupun pria. Ia pun berinisiatif memunggungi Gilang dan ke dua babysitter Sagara. Ia segera melepas empat kancing kemeja teratas yang dipakainya. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 10

    Saat hendak pulang dari kantor, tiba-tiba saja Danar mendengar kabar buruk yang menimpa istri tercinta. Mita mengalami kecelakaan. Ia pun segera pergi ke rumah sakit.Awalnya, Danar akan segera pulang karena harus mengurus perihal calon ibu susu untuk anaknya. Namun saat yang sama Gilang pun mengabarinya bahwa ia sudah mendapatkan ibu susu yang tepat untuk Sagara.Danar pun merasa lega dan memutuskan untuk melihat istrinya ke rumah sakit. Mita tertabrak motor saat pulang dari kantornya. Ke dua suami istri tersebut memang memiliki perusahaan masing-masing. Sehingga mereka memiliki kantor yang jelas berbeda tempat. Mereka hanya bertemu saat jam makan siang. Itupun ketika ke duanya tidak sibuk.“Sayang, kenapa kau tidak hati-hati!” imbuh Danar membelai lembut pipi istrinya. Ia sangat syok saat mendengar kabar tentang istrinya yang tertabrak motor ketika ia sedang menepikan kendaraan beroda empat miliknya di depan sebuah restoran.Area parkir restoran itu penuh sehingga dengan terpaksa, Mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 11

    Setelah sedikit berdebat dengan Yasmin, akhirnya Embun bisa pergi dari apartemennya. Kali ini Embun membuat sebuah penolakan. Yasmin sampai tidak percaya akan keputusan kakak sambungnya itu. Embun mengatakan padanya bahwa ia bekerja menjadi seorang art di salah satu perumahan elit di sana.Embun pun tiba kembali di kediaman mantan suaminya hampir larut malam. Sebelum diantar menuju paviliun yang akan ditempatinya, Maya meminta Embun untuk memompa susunya dan menyimpannya dalam botol. Sagara terbiasa bangun malam dan pasti akan meminta susu. Tak mungkin ‘kan Maya menyuruh Embun datang malam-malam ke sana. Mengingat aturan yang dibuat oleh Danar untuk ibu susu Sagara.Embun memompa ASI nya dengan senang hati. Setelahnya, ia pun diantara Mbak Nuri menuju ke paviliun di mana ia akan tinggal di sana bersama beberapa art wanita lainnya. Berbeda dengan Mbak Nuri yang sudah mendapat kepercayaan penuh dari Danar hingga ia bisa menempati rumah utama.“Makasih, Mbak Nuri,” kata Embun menatap wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 12

    “Sayang, aku mencarimu. Ternyata kau di sini rupanya.”Suara yang lembut merambat di telinga Danar Yudistira. Ia pun menoleh ke arah istrinya yang tengah memeluknya dari belakang.“Lihatlah! Anak kita sekarang sudah bisa tenang dan mendapatkan ASI.”Danar berbisik lirih pada istrinya dengan perasaan membuncah bahagia.Tatapan Mita pun tertuju pada wanita yang kini tengah menyusui bayi mereka. Namun ia tidak bisa melihat wajahnya karena posisi Embun yang membelakangi mereka. “Tidur yuk! Biarin Gara tidur. Biasanya kalau kenyang bayi suka langsung tidur,”Mita merangkul lengan suaminya dengan mesra. Tatapan yang bikin jengkel bagi Maya dan Linda yang masih jomblo. Ke dua babysitter Tuan muda itu saling lirik penuh arti.Sebetulnya mereka kurang menyukai kepribadian majikan wanitanya yang manja dan sedikit menyebalkan. Mereka terkadang melihat wanita itu seperti memiliki dua kepribadian. Di depan Danar, Mita selalu bersikap lemah lembut dan manja. Namun di belakang suaminya, wanita itu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 13

    Malam itu, Embun hanya bisa memejamkan matanya sebentar. Dini hari ia sudah bangun. Ia tidak terbiasa tidur di tempat asing. Ia begitu kesulitan ketika menemukan tempat baru dan beradaptasi dengan lingkungannya.Masalahnya Embun itu seorang introvert. Ia tidak terbiasa bergaul dengan orang lain. Kehidupannya berkutat di sekitar rumah. Ia pun segera mandi dan berganti pakaian. Kemudian ia menghidupkan ponselnya. Ada banyak pesan sms yang masuk ke dalam ponselnya. Ia pun membukanya satu per satu. Ia mendesah pelan saat melihat ternyata pesan itu berasal dari saudarinya-Yasmin yang memintanya pulang ke apartemennya.Setelah membaca pesan itu, Embun menaruh kembali ponselnya di atas ranjang. Ia mengabaikan pesan Yasmin. Embun tak ingin pulang kampung. Ia hanya ingin berada di sisi putranya bagaiamanapun caranya. Senyum kecil terbit di wajahnya. Bukankah ada kamera di ponselnya. Ponselnya terbilang bagus berarti kameranya juga bagus. Sebuah ide cemerlang muncul di kepalanya. Ia akan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 14

    Seketika jantung Bu Neli berdenyut lebih cepat. Ia begitu tegang saat dipanggil oleh Danar ke ruang makan. Danar bertanya padanya siapakah yang membuat salad sayur untuknya?Sial, pasti saladnya tidak enak. Bu Neli sudah berburuk sangka. Ia menyesal telah menyuruh Embun untuk membuat salad. ‘Aduh, aku bilang jujur gak ya? Tapi kalo jujur, kasihan anak itu nanti kena marah. Tidak apa-apalah, aku yang akan mengaku. Setidaknya aku sudah bekerja lama di rumah Tuan Danar. Paling kena marah atau hukuman potong gaji gak masalah.’Pikiran Bu Neli sudah berkecamuk. Sungguh, ia begitu takut melihat kemarahan majikannya.“Hum, maaf, Tuan, saya yang membuat salad sayur itu. Maaf, jika …” ucapan Bu Neli menggantung sebab Danar langsung menyelanya.“Aku suka salad sayur ini, Bu Neli! Aku ingin kau membuatnya lagi nanti. Soalnya saya sekarang harus menjenguk Eyang.”Danar Yudistira berkata dengan santai. Ia melanjutkan lagi menyendok salad sayur itu dengan antusias. Ia begitu lahap memakannya.Bu Ne

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 15

    “Mbak Embun, sebelum Tuan Danar pergi ke Jogja, beliau telah berpesan. Mohon maaf sebelumnya, ada beberapa perubahan poin penting tentang kontrak sebagai ibu susu Tuan muda.”Gilang mengeluarkan surat dari dalam tas miliknya.Embun mengangkat mata untuk menatap berkas itu. Namun ia pun segera menunduk lagi saat tatapan mereka bertemu. Setelah apa yang dialaminya, Embun menjadi pribadi yang tak mudah percaya. Ia membangun sebuah jarak dengan orang lain.“Tuan Danar meminta Mbak Embun tinggal di kamar atas. Lebih tepatnya kamar yang berada di sebelah Tuan muda agar memudahkan akses untuk menyusui Tuan muda.”Gilang berkata dengan serius. Ia pun menunjukan berkas perjanjian itu ke atas meja. Ia bekerja secara profesional. Ia tidak ingin dianggap membuat sebuah keputusan sepihak yang merugikan salah satu pihak.“Saya sudah tahu, Pak Gilang. Tadi Mbak Maya sudah menyampaikannya. Bahkan saya sudah memindahkan barang milik saya ke sana.”Embun menjawab apa adanya. Ia sempat berpikir jika Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 16

    “Mas Danar, aku mau lihat Gara,” kata Mita menggeser tubuhnya dan mencoba mengintip ponsel yang saat ini tengah dipegang oleh suaminya. Mita pun penasaran dan ingin melihat foto bayi mereka. Danar buru-buru mengusap layar ponselnya dan membuka aplikasi galeri. Mita jangan sampai tahu siapa ibu susu anak mereka. Ia pasti akan marah dan cemburu padanya. “Lucu ya, Gara! Wajahnya mirip …” ucap Mita di mana tenggorokannya langsung tercekat. Sial, baby Sagara makin ke sini makin mirip perpaduan Danar dan wanita bernama Embun. Meskipun hanya pernah sekali melihat Embun, namun Mita bisa mengingat wajahnya. Ia tidak menampik jika Embun itu wanita cantik dan kulitnya putih nan bersih. Hanya saja, ia tidak mengikuti serangkaian perawatan kecantikan saja seperti dirinya. Tubuhnya juga bagus, tinggi mirip model. Mungkin di bawah dirinya lima sentimeter-an. “Sayang, Gara adalah anak kita. Dia mirip kita.”Danar menghibur suasana hati istrinya yang tiba-tiba murung saat menelisik wajah Sagara. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 299

    Di tengah pesta pernikahan Jeena dan Manggala yang meriah, semua orang tampak berbahagia. Tawa dan musik memenuhi ruangan, para tamu menikmati hidangan lezat, dan pasangan pengantin tersenyum bahagia di pelaminan. Namun, di sudut ruangan yang lebih sepi, Beryl duduk diam, matanya kosong menatap gelas di tangannya. Alby, yang memperhatikan saudara kembarnya itu sejak tadi, akhirnya mendekat. “Beryl, lo kenapa? Harusnya kita ikut senang buat Jeena dan Manggala.”Beryl menghela napas panjang, lalu tertawa hambar. “Senang? Lo pikir semua orang bisa ikut bahagia?” Ia mendesis pelan. Tatapannya bertemu dengan Yuda yang melewatinya. Pria itu berjalan terburu-buru diikuti oleh istrinya menuju tempat parkir. Sementara itu di belakang mereka, Dania bergandengan tangan dengan tunangannya. Menyadari tatapan Beryl ke arah Yuda, Alby menatap saudara kembarnya. Ia mengernyit. “Lo masih kepikiran Laila?”Seketika rahang Beryl mengeras. Ia meneguk minumannya, lalu bangkit berdiri. “Gue butuh udara.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 298

    Beberapa bulan kemudian,Di sebuah ballroom hotel bintang lima, pernikahan Manggala dan Jeena berlangsung dengan kemewahan yang luar biasa. Langit-langit ballroom dihiasi lampu kristal raksasa yang memancarkan cahaya lembut ke seluruh ruangan, menciptakan suasana romantis dan elegan. Dinding-dinding berlapis marmer berkilau, dengan hiasan bunga segar dalam nuansa putih, emas, dan merah muda, menambah keindahan dekorasi. Di tengah ruangan, sebuah pelaminan tinggi berdiri megah, dihiasi dengan rangkaian mawar putih, anggrek eksotis, dan lilin-lilin yang menyala lembut di dalam kaca kristal. Karpet merah membentang dari pintu masuk hingga pelaminan, di mana pasangan pengantin akan berjalan diiringi alunan musik klasik yang dimainkan oleh orkestra live. Pemain musik klasik dipimpin oleh Mrs Laura, dosen musik yang mengajar Jeena di Manhattan.Manggala, mengenakan setelan tuksedo hitam dengan detail emas, berdiri dengan gagah menanti kedatangan Jeena. Senyumnya merekah saat melihat Jeena

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 297

    Di tempat lain, Serina tersenyum puas saat mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Laila. Namun, di lubuk hatinya, ada kegelisahan yang tak bisa ia jelaskan—karena tanpa ia sadari, ia telah mencelakai saudara kandungnya sendiri.Dengan uang dan kuasa yang dimilikinya, Serina berani membayar seseorang untuk melukai Laila dengan begitu mudah tanpa meninggalkan jejak. Rahes tidak tahu apa kegiatan Serina akhir-akhir ini karena ia sibuk dengan pekerjaannya. Andai ia tahu apa yang dilakukan oleh Serina, ia pasti akan menegurnya sebab perbuatannya sudah termasuk percobaan pembunuhan berencana.Serina bangun dari tidurnya karena bermimpi buruk. Rahes menggandeng seorang gadis seumuran dirinya lalu mengabaikannya. Ia tidak terima jika ia diabaikan. Ia tahu, Rahes pernah bercerita jika ia masih memiliki putri lainnya yang hilang dari pernikahannya yang ke dua. Meskipun itu hanya mimpi, Serina tidak ingin Rahes berbagi kasih sayang dengan putrinya yang lain.Selain itu, dalam mimpi tersebut, te

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 296

    Beryl menatap surat pengunduran diri di tangannya dengan ekspresi muram. Sebelumnya ia tampak biasa saja saat melihat ada surat pengunduran diri dari Serina yang mendadak. Namun kali ini ia merasa tak terima!Tulisan tangan rapi itu milik Laila, sekretaris kompeten yang baru beberapa bulan ini bekerja dengan penuh dedikasi. Ia membaca ulang surat itu, berharap menemukan alasan yang masuk akal. Namun, Beryl tidak menemukan apapun alasan mengapa Laila ingin mengundurkan diri. Seharusnya ia lebih nyaman bekerja di sana sebab Serina juga sudah tidak menganggunya lagi. Belakangan Beryl sering mengawasi rekaman CCTV di kantornya. Ia baru tahu jika selama ini Serina yang selalu menganggu Laila dengan berbagai cara. Namun Laila tidak terlalu terganggu dan selalu fokus pada pekerjaannya. Beryl menatap surat pengunduran diri itu. Dan, hanya ada pernyataan singkat bahwa Laila ingin mengundurkan diri, bahkan ia bersedia membayar denda sesuai kontrak. Ia mengangkat wajah, menatap wanita berjilb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 295

    Serina masih merasa seperti bermimpi. Selama ini, ia tumbuh tanpa mengetahui siapa ayah kandungnya. Hidup berpindah-pindah dari satu panti asuhan ke yang lain, lalu berjuang sendiri di tengah kerasnya hidup. Namun kini, ia duduk di dalam mobil mewah, di samping seorang pria yang baru saja mengungkapkan kebenaran mengejutkan—bahwa ia adalah putri dari Rahes, seorang pengusaha properti kaya raya di Malaysia. Mereka baru saja tiba di salah satu perumahan elit di Jakarta Pusat. Rahes mengajak Serina untuk mengunjungi salah satu rumahnya yang berada di Indonesia, rumah yang paling sering ditempati olehnya saat pulang ke tanah air. Karena Rahes adalah seorang pengusaha terkenal, ia memiliki banyak aset baik di Malaysia maupun di Indonesia. Ia memiliki banyak rumah dan tanah selain perusahaan.Sepanjang perjalanan, Serina menatap keluar jendela, mencoba mencerna semuanya. Ia merasa apa yang terjadi pada hidupnya ialah mimpi. Ia merasa terharu sekali dan bersyukur. Selama ini ia hidup mender

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 294

    Manggala tersenyum tipis, tapi tatapan matanya kejam. Ia tidak pernah menyangka jika seorang mantan pengusaha terkenal, Danar Yudistira yang arogan bersimpuh di hadapannya. Sebuah pertunjukan menarik bukan!Dalam lubuk hati yang terdalam, Manggala merasa jijik melihat sikap Danar yang memelas dan merendahkan dirinya atas kejahatan yang ibunya perbuat. Pemuda tampan itu berhati lembut. Namun ia tetap berusaha tenang, bukan tanpa alasan, saat ini ia harus bertindak tegas terhadap siapapun—yang berusaha mengusik hidupnya.Dampak fatal dari tindakan Diajeng ialah bukan karena reputasi perusahaan yang dikelola oleh Manggala itu hancur. Namun hubungan percintaan Manggala dan Jeena yang nyaris hancur. Itulah alasan mengapa Manggala sampai marah besar. Manggala bersandar pada kursi dengan ke dua tangan yang menyilang di dada. “Kau ingin ibumu bebas? Maka kau harus membayar harganya. Akui bahwa kaulah dalang di balik fitnah itu. Akui di depan hukum bahwa semua ini idemu. Dengan begitu, ibumu b

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 293

    Kali ini Ana merasa berat hati melepas kepergian Jeena. Waktunya masih terasa kurang bersamanya. Namun apa boleh buat, Jeena harus pergi kembali terbang ke Manhattan untuk kuliah.Ana memeluk Jeena di bandara sebagai perpisahan. “Mi, aku akan pulang nanti kok. Hum, aku akan pulang saat menjelang hari pernikahan. Aku sering bolos kuliah masalahnya. Untungnya, dosen di sana baik. Aku masih bisa kuliah secara online biar gak ketinggalan.”Jeena menatap ibunya dalam.“Iya, Sayang! Berhati-hati selama di sana, makan yang betul dan jangan pergi sendirian! Kamu tahu, tujuan Mami mengirim Rosa bersamamu?” Jelas Ana yang sangat protektif terhadap putrinya. Rosa tersenyum tipis mendengar penjelasan Ana.“Aku akan menjaga Nona Jeena dengan sangat baik, Nyonya,” sela Rosa berusaha menenangkan Ana.Ana menepuk pundak Rosa. “Terima kasih sudah berbakti pada keluarga Basalamah.”Rosa meneguk salivanya. Ia mengerti betul maksud peringatan Ana yang terdengar halus. Perkataannya berhàsil mengingatkan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 292

    Tak terasa malam pun beranjak. Semua orang satu per satu mulai masuk ke dalam kamar masing-masing. Setelah permainan truth or dare, mereka melepas penat dan rasa letih akibat hiking dengan tidur. Di villa tersebut, orang yang tersisa hanyalah keluarga Basmalah, the Great Duke, dan orang-orang terdekat. Sisanya karyawan lainnya lebih memilih pulang lebih dulu. Semakin larut hujan mulai merintik hingga menderas. Semakin membuat setiap orang terlelap dalam tidur mereka. Kecuali Laila yang tidak bisa tidur nyenyak.Tubuhnya terasa sakit dan suhu tubuhnya naik. Ia diserang demam. Namun gadis itu sama sekali tidak mengeluh. Ia langsung mengambil obat dari dalam tas miliknya. Ia mendapatkan obat itu dari Pasha. Ia pun meminumnya lalu berusaha memejamkan matanya kembali.Saat ia hendak tidur, sekamar dengan Jeena dan Rosa, ia teringat moment saat di mana Beryl menyelamatkannya untuk ke dua kalinya. Senyum terbit di wajahnya saat mengingat pula mendengar pengakuan Beryl saat game berlangsung,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 291

    Setelah insiden hampir jatuhnya Laila ke jurang, suasana pendakian menjadi lebih tenang. Namun, di antara kelompok itu, Jeena mulai memperhatikan sesuatu yang aneh. Kakaknya, Pasha yang biasanya selalu perhatian pada Rosa, kini terlihat begitu cuek. Bahkan, sepanjang perjalanan, Pasha lebih banyak berjalan di depan, seolah menjaga jarak dari pengawal pribadinya. Rosa pun tampak berbeda. Biasanya, ia mengobrol apa saja dengan Pasha dan bercanda. Namun kali ini, Rosa justru lebih sering berjalan bersama anggota lain, menghindari kontak langsung dengan Pasha. Ada ketegangan di antara mereka, dan Jeena bisa merasakannya. Saat rombongan berhenti untuk beristirahat di sebuah dataran lapang, Jeena mendekati kakaknya yang tengah duduk sambil menyesap air minumnya. “Pasha?” tanya Jeena tiba-tiba. Ia menoel lengan saudaranya dengan pelan.Pasha menoleh dengan alis berkerut. “Apa?”“Kalian bertengkar?” Jeena menatapnya penuh selidik. “Kamu sama Rosa lagi berantem ya?”Pasha menghela napas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status